Karakteristik Warna Dan Aktivitas Antioksidan Antosianin Ubi Jalar Ungu
Karakteristik Warna Dan Aktivitas Antioksidan Antosianin Ubi Jalar Ungu
Karakteristik Warna Dan Aktivitas Antioksidan Antosianin Ubi Jalar Ungu
[Color Characteristics and Antioxidant Activity of Anthocyanin Extract from Purple Sweet Potato]
ABSTRACT
Anthocyanin is a natural pigment that produces a range of colors, varying from red, purple, blue to yellow. The stability of the anthocyanin color
is affected by pH, temperature, and light. Purple sweet potato is rich in anthocyanin, particularly a stable acylated anthocyanin. This research was
conducted to study the effect of pH on color and antioxidative activity of anthocyanin extracted from purple sweet potatoes, harvested from
Cilembu-Sumedang, Banjaran-Bandung, and Pakembangan-Kuningan. The experiments applied a completely randomized design with two
replicates, analyzed in triplo. The results showed that the total number of monomeric anthocyanin in purple sweet potato harvested from Cilembu
(3.78±0.08 mg cyanidin-3-glucoside/g dry weight, dw) was higher than that of Banjaran (3.18±0.01 mg/g) and Pakembangan (2.25±0.01 mg/g).
The color of purple sweet potato anthocyanin extract was pH dependent. The color changed from red to faded red, purple, blue, green, and yellow
as the pH increased from 1 to 14. The content of anthocyanins from three locations of purple sweet potatoes differed from each other (p<0.05).
Radical scavenging activity and reducing power of purple sweet potato anthocyanins extracted at pH 1 was higher than that at pH 4.5 and pH 7.
ABSTRAK
Antosianin merupakan pewarna alami dengan warna bervariasi dari merah, ungu, biru, dan kuning bergantung pada nilai pH lingkungannya.
Stabilitas warna antosianin dipengaruhi pH, suhu dan cahaya.Ubi jalar ungu mengandung antosianin terasilasi yang bersifat stabil. Penelitian ini
dilakukan untuk mempelajari pengaruh pH terhadap warna, dan aktivitas antioksidan ekstrak antosianin ubi jalar ungu yang dibudidayakan di
Cilembu-Sumedang; Banjaran-Bandung; dan Pakembangan-Kuningan. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan dua ulangan tiga
kali pengukuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah total antosianin monomer dalam ekstrak antosianin ubi jalar ungu yang
dibudidayakan di Cilembu (3.78±0.08 mg setara sianidin-3-glukosida/g berat kering); dan lebih tinggi dibandingkan dari Banjaran (3.18±0.01mg/g)
dan lebih tinggi dibandingkan dari Pakembangan (2.25±0.01 mg/g). Warna ekstrak antosianin ubi jalar ungu berubah dari merah, merah pudar,
ungu, biru, hijau dan kuning seiring dengan meningkatnya pH dari 1 sampai 14. Jumlah antosianin dari ubi jalar ungu yang berasal dari tiga lokasi
berbeda secara nyata (p<0.05). Aktivitas penangkapan radikal bebas dan kekuatan mereduksi ekstrak antosianin ubi jalar ungu pada pH 1 lebih
tinggi dibandingkan pada pH 4.5 dan pH 7.
176
Versi Online: J. Teknol. dan Industri Pangan
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jtip Vol. 25 No. 2 Th. 2014
DOI: 10.6066/jtip.2014.25.2.176 ISSN: 1979-7788
Hasil Penelitian Terakreditasi Dikti: 80/DIKTI/Kep/2012
ungu di Jawa Barat antara lain Cilembu-Sumedang, Banjaran- Whatman No. 1. Endapan diekstrak kembali berulang dua kali
Bandung, dan Pakembangan-Kuningan. Ketiga tempat ini dengan larutan asam-metanol 15%, kemudian supernatan
memiliki karakteristik geografis dan iklim yang relatif berbeda. dikumpulkan dalam botol berkaca gelap. Supernatan diuapkan
Beberapa peneliti sebelumnya menemukan bahwa letak dengan evaporator putar pada suhu 40°C sampai diperoleh
geografis tempat tumbuh dan suhu lingkungan tumbuh mem- ekstrak antosianin pekat. Volume ekstrak antosianin yang
pengaruhi kandungan total antosianin kentang (Reyes et al. diperoleh adalah 4-6.5 mL, kemudian disimpan dalam botol
2004; Brown et al. 2008), bilberries (Burdulis et al. 2007), ceri gelap pada suhu -27°C sampai digunakan untuk analisis.
(Sandra et al. 2010), dan kedelai (Kim et al. 2014).
Belum ditemukan penelitian yang mengkaji pengaruh Analisis antosianin monomerik (Lee et al. 2005)
geografis dan iklim tempat tumbuh terhadap karakteristik warna Sebanyak 1 mL ekstrak antosianin dimasukkan ke dalam
dan aktivitas antioksidan antosianin ubi jalar ungu pada pH 1, labu ukur 5 mL, kemudian ditambah larutan buffer kalium klorida
4.5; dan 7. Penelitian mengenai ubi jalar ungu yang sudah (0.025 M) pH 1 sampai volume menjadi 5 mL. Sebanyak 1 mL
dilakukan peneliti sebelumnya diantaranya adalah optimasi ekstrak antosianin dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL yang
ekstraksi antosianin (Huang et al. 2010; Truong et al. 2012), lain, kemudian ditambah larutan buffer natrium asetat (Sigma-
identifikasi jumlah monomer antosianin (Terahara et al. 2004, Aldrich) (0.4 M) pH 4.5 sampai volume menjadi 5 mL. Kedua
Truong et al. 2010), stabilitas antosianin (Cevallos-Casals dan labu tersebut kemudian ditempatkan di tempat gelap selama 60
Cisneros-Zevallos, 2004; Li et al. 2013), aktivitas antioksidan menit. Penyerapan sinar dari setiap larutan setelah mencapai
(Kano et al. 2005; Takahata et al. 2011; Jiao et al. 2012), kesetimbangan diukur dengan spektrofotometer UV-Vis pada
mencegah kanker usus (Lim, 2012), pengaruh pengolahan ter- panjang gelombang 700 nm dengan blanko air destilasi.
hadap kadar antosianin (Burgos et al. 2013). Hipotesis dari Konsentrasi antosianin monomerik dinyatakan sebagai mg CyE
penelitian ini adalah (1) ubi jalar ungu yang ditanam di lokasi (cyanidin-3-glukosida equivalent) per gram bahan kering
yang berbeda memiliki jumlah antosianin monomerik berbeda sampel. Selanjutnya antosianin monomerik (CyE) dihitung
serta memiliki variasi (2) warna, spektra warna, dan aktivitas dengan menggunakan persamaan (1) dan (2) (Li et al. 2013).
antioksidan. Monomer antosianin dihitung dan dinyatakan sebagai ekuivalen
Penelitian ini mengkaji pengaruh lokasi budidaya ubi jalar sianidin-3-glukosida (CyE, C21H21O11, mg/L).
ungu terhadap kandungan antosianin monomerik dan
perubahan warna dan spektra dari ekstrak antosianin pada pH A= (Aλvis-max- A700 )pH 1.0 - (Aλvis-max - A700 )pH 4.5 ……………………… (1)
1-14, dan aktivitas antioksidan ekstrak antosianin tersebut pada
pH 1, 4.5; dan 7. A x BM x FP x 1000
Antosianin monomeric (CyE, Mg/L) : ………… (2)
εxl
177
Versi Online: J. Teknol. dan Industri Pangan
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jtip Vol. 25 No. 2 Th. 2014
DOI: 10.6066/jtip.2014.25.2.176 ISSN: 1979-7788
Hasil Penelitian Terakreditasi Dikti: 80/DIKTI/Kep/2012
Analisis aktivitas penangkapan radikal DPPH (Jiao et al. (merah) dalam kuadran +a*, diputar berlawanan arah jarum jam
2012) 90° (kuning) untuk +b*, 180° (hijau) untuk –a*, 360° (biru) untuk
Sebanyak 2 µL ekstrak antosianin (7.35 mg/L) dimasukkan –b*. Menurut Montilla et al. (2011) ubi jalar ungu kemerahan,
ke dalam tabung reaksi kemudian ditambah 2 mL DPPH dengan warna dominan biru memiliki antosianin utamanya
(Sigma-Aldrich) 0.2 µM dalam etanol, kemudian divorteks. adalah antosianin 3-glukosida.
Larutan didiamkan di dalam ruang gelap selama 30 menit.
Larutan segera diukur penyerapan sinarnya dengan Tabel 1. Karakteristik warna ubi jalar ungu varietas Ayamurasaki dari
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 517 nm. tiga lokasi penanaman
Sebagai kontrol digunakan larutan DPPH tanpa sampel dan Sampel a* b* Hue
Cilembu- 9.60±0.9 -2.11±0.48 352.63±8.44
tanpa standar. Untuk pembuatan kurva standar digunakan Sumedang
asam askorbat atau kuersetin dengan konsentrasi bertingkat Banjaran-Bandung 29.07±3.59 -1.22±0.08 357.78±1.25
6.25, 12.5, 25, 50, 75, dan 100 ppm. Aktivitas penangkapan Pakembangan- 25.24±1.41 -1.32±0.05 349.43±1.37
terhadap radikal DPPH dinyatakan sebagai sebagai % Kuningan
penghambatan terhadap radikal DPPH. Persentase peng-
hambatan dihitung dengan rumus (3): Kandungan total antosianin monomerik ekstrak ubi jalar
ungu Cilembu, Banjaran, dan Pakembangan berturut-turut
(Ao - As ) adalah 3.78±0.08; 3.18±0.01; dan 2.25±0.01 CyE/g (bk). Total
% Penghambatan : x 100 ………..…….…………….... (3)
Ao antosianin monomerik berbeda secara nyata (p<0.05) antara
sampel dari daerah asal tanam yang diteliti. Kandungan total
Keterangan: antosianin monomerik ini berbeda dengan penelitian yang
Ao = absorbans tanpa penambahan sampel/standar
As = absorbans dengan penambahan sampel/standar
dilaporkan sebelumnya, 1.88 mg sianidin-3-glukosida/g tepung
ubi jalar Ayamurasaki (Husnah, 2010). Perbedaan ini disebab-
Analisis kekuatan mereduksi besi (III) sianida (modifikasi kan oleh perbedaan tempat dan lingkungan tumbuh (Burdulis et
Jiao et al. 2012) al. 2007; Sandra et al. 2010). Biosintesis antosianin di dalam
Sebanyak 1 mL sampel (7.35 mg/L) dicampur dengan 3.0 tumbuhan dipengaruhi oleh suhu lingkungan, intensitas sinar
mL 0.5 M buffer fosfat (pH 6.6) dan 2.5 mL 1% kalium besi (III) ultraviolet, curah hujan dan komposisi zat hara di dalam tanah
sianida diinkubasi pada suhu 50°C selama 20 menit. Sebanyak tempat tumbuh (Delgado-Fargas et al. 2000).
2.5 mL asam trikloroasetat (10% b/v) ditambahkan ke dalam Jumlah antosianin monomerik ubi jalar ungu yang di-
campuran untuk menghentikan reaksi, kemudian disentrifugasi budidayakan di Cilembu-Sumedang adalah yang paling tinggi
pada kecepatan 2.274 g selama 10 menit. Sebanyak 1 mL dibandingkan dengan jumlah antosianin monomerik ubi jalar
supernatan ditambah dengan 1 mL air destilasi dan 0.2 mL ungu yang dibudidayakan di Banjaran-Bandung dan
0.1% (b/v) FeCl3. Campuran larutan didiamkan 10 menit, Pakembangan-Kuningan. Antosianidinyang dominan di dalam
kemudian diukur penyerapan sinarnya dengan spektrofotometer antosianin ubi jalar ungu adalah sianidin yang memberikan
UV-Vis pada panjang gelombang 700 nm. Kekuatan mereduksi warna biru, dan peonidin yang memberikan warna merah
ditandai dengan peningkatan penyerapan sinar. (Montilla et al. 2011). Antosianin yang dominan pada ubi jalar
ungu varietas Ayamurasaki berupa peonidin-3-(6”-caffeol)-
Analisis statistik sophorosida-5-glukosida (Suda et al. 2003). Untuk lebih mem-
Data hasil pengujian dianalisis secara statistik dengan perjelas kandungan antosianin dominan varietas Ayamurasaki
menghitung nilai rata-rata dan standar deviasi dengan Microsoft dalam penelitian ini perlu dilakukan analisa antosianin mono-
Office Excel 2010. Semua data yang diperoleh ditampilkan merik lebih lanjut dengan menggunakan Kromatografi Cair
dalam bentuk nilai rerata ± standar deviasi. Data dianalisis sidik Kinerja Tinggi (KCKT) detector diode array atau KCKT yang
ragamnya dan untuk menetapkan adanya perbedaan antara dihubungkan dengan spektrometer massa.
rerata parameter dilakukan uji jarak berganda Duncan dengan Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa jumlah
menggunakan aplikasi SPSS 16. antosianin dan total fenolat dari kentang yang ditanam pada
suhu rendah dan sinar mataharinya lebih panjang 2.5 dan 1.4
kali lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah keduanya dari
HASIL DAN PEMBAHASAN kentang yang ditanam pada suhu lebih tinggi (Reyes et al.
2004). Hal ini diperkuat oleh laporan Kim et al. (2014) yang
Antosianin monomerik menunjukkan bahwa lingkungan yang dingin lebih cocok untuk
Dalam penelitian ini jumlah antosianin monomerik dinyata- produksi antosinin dan isoflavon kedelai. Menurut Brown et al.
kan dalam mg setara sianidin-3-glukosida, karena sianidin (2008) semakin tinggi dataran tempat tumbuh tanaman semakin
merupakan salah satu antosianidin dominan di dalam ubi jalar tinggi kandungan antosianinnya. Kumar et al. (2013) melapor-
ungu (Montilla et al. 2011). Karakteristik warna ubi jalar ungu kan iklim dan tempat tumbuh mempengaruhi komponen bioaktif
varietas Ayamurasaki yang digunakan dalam penelitian ini dan aktivitas antioksidan dari tapak dara (Catharanthus roseus).
berwarna ungu kemerahan dengan nilai parameter a*, b*, dan Hasil yang berbeda dilaporkan oleh Jansen dan Flamme (2006)
derajat Hue disajikan pada Tabel 1. Makna notasi a* = merah (+) yang menunjukkan bahwa lokasi tempat tumbuh kentang tidak
sampai hijau (-), b* = kuning (+) sampai biru (-) Hue berpengaruh terhadap kandungan antosianin kentang, tetapi
diekspresikan sebagai derajat sudut mulai dari 0–360°. Nilai 0° antosianin lebih dipengaruhi oleh faktor genotif. Dengan
178
Versi Online: J. Teknol. dan Industri Pangan
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jtip Vol. 25 No. 2 Th. 2014
DOI: 10.6066/jtip.2014.25.2.176 ISSN: 1979-7788
Hasil Penelitian Terakreditasi Dikti: 80/DIKTI/Kep/2012
demikian dapat disimpulkan bahwa tempat tumbuh mem- pada pH 1-2 antosianin dominan dalam bentuk kation flavilium
pengaruhi jumlah antosianin monomerik ubi jalar ungu. Untuk yang berwarna merah, pada pH <6 berubah menjadi karbinol
lebih mengetahui pengaruh lingkungan terhadap biosintesis dan sebagian menjadi kuinonoidal yang berwarna biru sehingga
antosianin diperlukan penelitian lebih lanjut dengan mem- berwarna ungu, pada pH 6.5-9 dominan kuinonoidal yang
perhatikan secara seksama komposisi zat hara, intensitas berwarna biru, pada pH >9 kalkon yang berwarna kuning
paparan sinar ultraviolet, suhu siang dan malam, juga curah (Gambar 2).
hujan di lokasi tempat penanaman. Warna ekstrak antosianin pada pH 1-7 relatif memiliki warna
yang berbeda yaitu merah, ungu dan biru (Gambar 1). Warna
Warna ekstrak antosianin ekstrak antosianin pada berbagai pH adalah sebagai berikut: pH
Pola warna ekstrak antosianin pada berbagai pH dari ubi 1-2 (merah), pH 3 (merah memudar), pH 4 (merah keunguan),
jalar ungu yang dipanen dari tiga daerah yang berbeda yaitu pH 5-6 (ungu), dan pH 7 (ungu biru). Menurut Brouillard (1982)
Cilembu-Sumedang, Banjaran-Bandung, dan Pakembangan- antosianin berubah warna dari merah, menjadi berkurang
Kuningan menunjukkan karakteristik warna yang sama. Warna warnanya pada asam lemah. Pada pH rendah antosianin
ekstrak antosianin cenderung berubah seiring dengan kenaikan berada dalam bentuk kation flavilium yang merupakan bentuk
pH 1-14 dari warna merah, ungu, biru, hijau dan kuning. Pola paling stabil (pH 1-2). Pada pH 3 kation flavilium ada yang
perubahan warna sebagai akibat perubahan pH dari ekstrak berubah menjadi karbinol yang tidak berwarna sehingga muncul
antosianin ubi jalar ungu yang dibudidayakan pada tiga daerah warna merah pudar. Pada pH >3 warna merah terang kation
yang berbeda ternyata sama (Gambar 1). flavilium kemudian berubah bentuk menjadi basa kuinonoidal
Pada dasarnya, perubahan warna ini karena perubahan yang berwarna biru atau menjadi karbinol pseudobase yang
struktur antosianin dari kation flavilium menjadi pseudobasa tidak berwarna sejalan dengan naiknya pH sampai pH 7.
hemiketal karbinol, kuinonoidal dan kalkon (Brouillard, 1982; Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tempat tumbuh
Reyes dan Cisneros-Zepallos, 2007; Março et al. 2011). tidak mempengaruhi karakteristik warna ekstrak antosianin ubi
Perubahan struktur antosianin akibat perubahan pH (Março et jalar ungu. Karakteristik warna ekstrak antosianin hanya
al. 2011) yang kemudian dijadikan rujukan untuk mem- dipengaruhi pH.
perkirakan perubahan struktur antosianin ubi jalar ungu
peonidin-3-(6”-kaffeol)-sophorosida-5-glukosida (Suda et al. Spektra ekstrak antosianin
2003) karena pengaruh pH ditunjukkan pada Gambar 2. Spektra penyerapan sinar dari ketiga ekstrak antosianin
menunjukkan pola spektra yang sama yaitu memiliki empat
Cilembu puncak penyerapan sinar maksimum pada empat panjang
gelombang yang berbeda: 220, 290, dan 322 nm pada kisaran
sinar ultraviolet serta 520 nm pada kisaran sinar tampak
(Gambar 3). Peneliti sebelumnya menemukan ekstrak
antosianin bunga teleng memiliki 4 absorbansi maksimum yaitu
pada panjang gelombang 264, 287, 574 dan 519 nm
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
(Marpaung, 2012). Penyerapan sinar ekstrak ubi jalar ungu
Banjaran pada panjang gelombang 322 nm adalah tiga kali lebih besar
(300%) daripada penyerapan sinar pada panjang gelombang
maksimum sinar tampak, menunjukkan adanya antosianin
terasilasi. Peneliti sebelumnya Cevallos-Casals dan Cisneros-
Zevallos (2004) menemukan penyerapan sinar ekstrak ubi jalar
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 merah pada panjang gelombang 330 nm adalah tiga kali lebih
besar (391%) daripada penyerapan sinar pada panjang
Pakembangan gelombang maksimum sinar tampak, menunjukkan adanya
antosianin terasilasi oleh gugus asil asam aromatik.
Sebelumnya ditemukan ubi jalar merah banyak me-
ngandung turunan dari asilasi sianidin dan peonidin 3-glukosida
(Truong et al. 2010). Li et al. (2013) menemukan bahwa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 komponen utama antosianin ubi jalar ungu kultivar Jihei No. 1
adalah 3-sophorosida-5-glukosida turunan dari sianidin dan
Gambar 1. Warna ekstrak antosianin pada pH 1-14 peonidin yang diasilasi dengan asam p-hidroksibenzoat, asam
ferulat, atau asam kafeat. Jika dihubungkan dengan struktur
Keterkaitan Gambar 1 dan Gambar 2 diuraikan berikut ini. antosianin pada Gambar 2, penyerapan pada kisaran ultra violet
Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa ekstrak antosianin ubi jalar 250-275 nm terkait dengan penyerapan cincin A pada struktur
ungu pada pH asam kuat 1-3 berwarna merah, pada asam antosianin. Penyerapan pada kisaran sinar tampak 465-560 nm
lemah pH 4-6 berwarna ungu, pH 7 berwarna biru, pada pH terkait dengan penyerapan cincin B dan C (Delgado-Vargas et
basa lemah 8-9 berwarna hijau, dan pada pH 10, 11, 12, 13 dan al. 2000).
14 berwarna kuning. Março et al. (2011) menyatakan bahwa
179
Versi Online: J. Teknol. dan Industri Pangan
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jtip Vol. 25 No. 2 Th. 2014
DOI: 10.6066/jtip.2014.25.2.176 ISSN: 1979-7788
Hasil Penelitian Terakreditasi Dikti: 80/DIKTI/Kep/2012
OH OH O-
B OH OH OH
HO O+ O O O O
A
OH OH OH
O O O
O
O OH-
O
O OH- O O
OH OH O OH OH
OH O H+ H+ OH O
O OH O O OH O O OH O
OH HO OH HO OH
HO
O O O
OHHO OHHO
OCaf OH- OHHO
OCaf OCaf
pH 1-2 pH 6.5 - 8 pH >8
Kation Flavilium (AH+) OH +H2O Kuinonoidal Anidrobasa(A) OH Ion Kuinonoidal (A-) OH
-H2O
H+ OH- OCH3 OH- OCH3 OCH3
-H2O +H2O O- H+ OH- O-
OH
OH OH OH
OH OH HO O O O
HO O
OH
OH
O OH
O
O O
O
O O O OH O-
O OH
OH O OH OH-
OH O OH- OH O
O OHOH O OH O
O OH O
HO HO O HO OH
HO OH OCaf
OH OHHO O
OHHO O -
OH OH OCaf
OCaf pH > 9 +
pH < 6 H pH > 10
Cis - Kalkon (Cc) OH
Karbinol (B) OH OH Di Ion Kuinonoidal (A2-)
OH
OH OCH3
OH O O-
O -
-
O OH
O O
HO O OH
HO O OH O OH
O
O OH
O OCH3 O
-O
OH HO OCaf
O OCH3 -O O- OH O OH
OH- O
HO OCaf -
HO O + O OH O
O H
HO OH
-O O
O OHHO
OH OCaf
O O O - OH
OH
OH
O - OH HO
OH
HO pH > 12
OH pH > 12 Ion Cis-Kalkon (Cc-)
pH > 9
Trans-Kalkon (Ct) Ion Trans-Kalkon (Ct-)
Gambar 2. Perkiraan perubahan struktur peonidin-3-(6’’-kaffeol)-sophorosida-5-glukosida karena pH (Suda et al. 2003, Março et al. 2011)
180
Versi Online: J. Teknol. dan Industri Pangan
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jtip Vol. 25 No. 2 Th. 2014
DOI: 10.6066/jtip.2014.25.2.176 ISSN: 1979-7788
Hasil Penelitian Terakreditasi Dikti: 80/DIKTI/Kep/2012
Penyerapan Sinar
kisaran panjang gelombang 520-525 nm. Dengan meningkatnya
pH hingga mencapai pH 3, pergeseran hipokromik
1.5
(hypochromic shift) terjadi ditandai dengan penyerapan
maksimumnya menurun. Perubahan spektra ini adalah karena
perubahan struktur antosianin dari bentuk kation flavilium 1
menjadi hemiketal atau kuinonoidal (Brouillard, 1982). Jika pH
dinaikkan dari pH 4 ke pH 7 terjadi pergeseran batokromik 0.5
(bathocromic shift) dari kisaran panjang gelombang 520-525
(pH 3) ke panjang gelombang 535 nm (pH 4), 540 nm (pH 5), 0
582 nm (pH 6) dan 590 nm (pH 7). 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700
Panjang Gelombang (nm)
3 pH 8 pH 9 pH 10 pH 11
pH 12 pH 13 pH 14
2.5
Gambar 5. Spektrum antosianin ubi jalar ungu Cilembu pH 8-14
2
Penyerapan Sinar
181
Versi Online: J. Teknol. dan Industri Pangan
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jtip Vol. 25 No. 2 Th. 2014
DOI: 10.6066/jtip.2014.25.2.176 ISSN: 1979-7788
Hasil Penelitian Terakreditasi Dikti: 80/DIKTI/Kep/2012
bebas DPPH ekstrak antosianin ubi jalar ungu tertinggi pada pH aktivitas penangkapan radikal bebas DPPH asam askorbat dan
1, diikuti oleh aktivitas penangkapan radikal bebas DPPH pada kuersetin.
pH 4.5 dan pH 7. Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelum- Pengujian kekuatan mereduksi dilakukan terhadap ekstrak
nya yang menemukan aktivitas antioksidan ekstrak lowbush ubi jalar ungu pada pH 1, 4.5; dan 7. Sebagai standar kekuatan
blueberry (Kalt et al. 2008), ekstrak bunga teleng (Marpaung, mereduksi digunakan kuersetin dan asam askorbat sehingga
2012) lebih tinggi pada pH 1 dan secara berturut-turut diikuti hasil penelitian ini dinyatakan sebagai setara kuersetin dan
oleh pH 4.5 dan pH 7. Hasil penelitian ini berbeda dengan yang setara asam askorbat. Pada Gambar 7 dapat dilihat bahwa
dilaporkan oleh Ruenroengklin et al. (2008) yang menunjukkan kekuatan mereduksi ekstrak antosianin ubi jalar ungu dari
bahwa aktivitas penangkapan radikal bebas DPPH ekstrak Cilembu, Banjaran, dan Pakembangan tidak berbeda nyata
antosianin kulit litchi pada pH 3-5 jauh lebih tinggi dibandingkan (p>0.05). Kekuatan mereduksi ekstrak antosianin ubi jalar ungu
dengan pH 1 dan 7. Antosianin dari ubi jalar ungu mempunyai hanya dipengaruhi oleh pH. Kekuatan mereduksi ekstrak
aktivitas penangkapan radikal bebas DPPH mendekati antosianin ubi jalar ungu tertinggi pada pH 1, diikuti oleh
kemampuan penangkapan radikal bebas dari asam askorbat kekuatan mereduksi pada pH 4.5 dan pH 7.
(Terahara et al. 2004; Jiao et al. 2012)
114.15a
110.57a 115.35a 109.51a 109.37a
120 108.31a
100.8a 98.23a 94.21a
100 92.41a 89.89a 86.1a 100
80 80
60
60 ppm 40
ppm
Cilembu
Pakembangan
Pakembangan
Banjaran
Banjaran
3.33 3.3 3.37
0
Cilembu
Cilembu
Pakembangan
Pakembangan
Banjaran
Banjaran
182
Versi Online: J. Teknol. dan Industri Pangan
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jtip Vol. 25 No. 2 Th. 2014
DOI: 10.6066/jtip.2014.25.2.176 ISSN: 1979-7788
Hasil Penelitian Terakreditasi Dikti: 80/DIKTI/Kep/2012
Aktivitas penangkapan radikal bebas dan kekuatan me- composition, antimicrobial and antioxidant activity in bilberry
reduksi ekstrak antosianin ubi jalar ungu tertinggi pada pH 1, (Vaccinium myrtillus L.) and blueberry (Vaccinium
diikuti oleh kekuatan mereduksi pada pH 4.5 dan pH 7. Pada pH corymbosum L.) fruits. Acta Pol Pharm 66: 399–408.
1 antosianin dominan dalam bentuk kation flavilium, pada pH Burgos G, Amoros W, Munoa, Sosa P, Cayhualla E, Sanchez C,
4.5 dalam bentuk campuran kation flavilium, karbinol dan Dı´az C, Bonierbale M. 2013. Total phenolic, total
kuinonoidal, dan pada pH 7 antosianin dominan dalam bentuk anthocyanin and phenolic acid concentrations and
kuinonoidal. Aktivitas penangkapan radikal bebas dan kekuatan antioxidant activity of purple-fleshed potatoes as affected by
mereduksi pada pH 1 paling tinggi, dikarenakan struktur boiling. J Food Compos Anal 30: 6–12. DOI: 10.1016/j.
antosianin dominan dalam bentuk kation flavilium sehingga jfca.2012.12.001.
dapat mendonorkan kation hidrogen dengan mudah untuk men- Cevallos-Casals BA, Cisneros-Zevallos L. 2004. Stability of
stabilkan elektron DPPH dan mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+ . anthocyanin based aqueous extracts of Andean purple corn
and red-fleshed sweet potato compared to synthetic and
KESIMPULAN natural colorants. Food Chem 86: 69–77. DOI:
10.1016/j.foodchem.2003.08.011.
Kandungan monomerik antosianin ubi jalar yang berasal Chisté RC, Lopes AS, de Faria LJG. 2010. Thermal and light
dari Cilembu lebih tinggi dibandingkan antosianin ubi yang degradation kinetics of anthocyanin extracts from
berasal dari Banjaran dan Pakembangan. Warna ekstrak mangosteen peel (Garcinia mangostana L.). Int J Food Sci
antosianin ubi jalar ungu secara konsisten hanya dipengaruhi Tech 45: 1902–1908. DOI: 10.1111/j.1365-2621.2010.
oleh pH, yaitu berubah dari merah, merah pudar, ungu, biru, 02351.x.
hijau dan kuning seiring dengan kenaikan pH 1 hingga pH 14. Choi JH, Hwang YP, Choi CY, Chung YC, Jeong HG. 2010.
Aktivitas antioksidasi ekstrak antosianin ubi jalar ungu lebih Anti-fibrotic effects of the anthocyanins isolated from the
tinggi pada pH 1 dibandingkan dengan aktivitas pada pH 4.5 purple-fleshed sweet potato on hepatic fibrosis induced by
dan pH 7. Jumlah monomerik antosianin berbeda dari ubi jalar dimethylnitrosamine administration in rats. Food Chem
yang berasal dari lokasi yang berbeda, tetapi pola warna, Toxicol 48: 3137–3143. DOI: 10.1016/j.fct.2010.08.009.
spektra, dan aktivitas antioksidasi ekstrak antosianin ubi jalar Delgado-Vargas F, Jiménez AR, Paredes-López O. 2000.
ungu relatif sama. Pola warna, spektra, dan aktivitas Natural pigments: carotenoids, anthocyanins, and
antioksidasi ekstrak antosianin ubi jalar ungu secara konsisten Betalains—characteristics, biosynthesis, processing, and
hanya dipengaruhi oleh pH. Untuk mendapatkan aktivitas stability. Crit Rev Food Sci 40: 173–289. DOI: 10.1080/104
antioksidan ekstrak antosianin yang maksimal, disarankan ubi 08690091189257.
jalar ungu dikonsumsi dalam suasana relatif asam. Duangmall K, Saicheua B, Sueeprasan S. 2008. Colour
evaluation of freeze-dried roselle extract as a natural food
UCAPAN TERIMA KASIH colorant in a model system of a drink. LWT-Food Sci
Technol 41: 1437–1445. DOI: 10.1016/j.lwt.2007.08.014.
Terima kasih kepada DIKTI dan Universitas Pendidikan George NA, Pecota KV, Bowen BD, Schultheis JR, Yencho GC.
Indonesia atas dana penelitian Hibah Disertasi Doktor 2014. 2011. Root pieceplanting in sweetpotato–a synthesis of
previous research and directions for the future. Hort
Technology 21: 703–711.
DAFTAR PUSTAKA Huang CL, Liao WC, Chan CF, Lai YC. 2010. Optimization for
extraction anthocyanin from purple sweet potato roots using
Boo HO, Hwang SJ, Bae CS, Park SH, Heod BG, Gorinsteine S. response surface methodology. J Taiwan Agric Res 59:
2012. Extraction and characterization of some natural plant 143-150.
pigments. Ind Crop Prod 40: 129–135. DOI: 10.1016/j.ind Husnah S. 2010. Pembuatan Tepung Ubi Jalar Ungu (Ipomoea
crop.2012.02.042. batatas varietas Ayamurasaki) dan Aplikasinya dalam
Brouillard R. 1982. Chemical Structure of Anthocyanins.In P. Pembuatan Roti Tawar. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi
Markakis (Ed.), Anthocyanins as Food Colours. p. 26–28. Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
New York: Academic Press. Jensen MB, Bergamo CA, Payet RM, Liu X, Konczak I. 2011.
Brown CR, Durst RW, Wrolstad R, De Jong W. 2008. Variability Influence of copigment derived from Tasmannia pepper leaf
of phytonutrient content of potato in relation to growing on Davidson’s plum anthocyanins. J Food Sci 76: C447–
location and cooking method. Potato Res 51: 259–270. DOI: C453. DOI: 10.1111/j.1750-3841.2011.02077.x.
10.1007/s11540-008-9115-0. Jiao Y, Jiang Y, Zhai W, Yang Z. 2012. Studies on antioxidant
Burdulis D, Ivanauskas L, Dirsė V, Kazlauskas S, Ražukas A. capacity of anthocyanin extract from purple sweet potato
2007. Study of diversity of anthocyanin composition in (Ipomoea batatas L.). Afr J Biotechnol 11: 7046-7054. DOI:
bilberry (Vaccinium myrtillus L.) fruits. Medicina (Kaunas, 10.5897/AJB11.3859.
Lithuania) 43: 971-977. Kano M, Takayanagi T, Harada K, Makino K, Ishikawa F. 2005.
Burdulis D, Sarkinas A, Jasutiené I, Stackevicené E, Nikolajevas Antioxidative activity of anthocyanins from purple sweet
L, Janulis V. 2009. Comparative study of anthocyanin
183
Versi Online: J. Teknol. dan Industri Pangan
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jtip Vol. 25 No. 2 Th. 2014
DOI: 10.6066/jtip.2014.25.2.176 ISSN: 1979-7788
Hasil Penelitian Terakreditasi Dikti: 80/DIKTI/Kep/2012
potato, Ipomoea batatas cultivar Ayamurasaki. Biosci extraction yield of phenolics from litchi fruit pericarp tissue
Biotechnol Biochem 69: 979-988. and the antioxidant activity of the extracted anthocyanins.
Kalt W, Blumberg JB, McDonald JE, Vinqvist-Tymchuk MR, Int J Mol Sci 9: 1333-1341. DOI: 10.3390/ijms9071333.
Fillmore SAE, Graf BA, O'Leary JM, Milbury PE. 2008. Sancho RAS, Pastore GM. 2012. Evaluation of the effects of
Identification of anthocyanins in theliver, eye, and brain of anthocyanins in type 2 diabetes. Food Res Int 46: 378–386.
blueberry-fed pigs. J Agr Food Chem 56: 705–712. DOI: DOI: 10.1016/j.foodres.2011.11.021.
10.1021/jf071998l. Sandra P, Verica DU, Branka L, Dubravka S. 2010. Effect of
Kim EH, Lee OK, Kim JK, Kim SL, Lee J, Kim SH, Chung IM. maturity and geographical region on anthocyanin content of
2014. Isoflavones and anthocyanins analysis in soybean sour cherries (Prunus cerasus var. marasca). Food Technol
(Glycine max (L.) Merill) from three different planting Biotechnol 48: 86–93.
locations in Korea. Field Crops Res 156: 76–83. DOI: Sari P, Wijaya CH, Sajuthi D, Supratman U. 2012. Colour
10.1016/j.fcr.2013.10.020. properties, stability, and free radical scavenging activity of
Lee J, Durst W, Wrolstad RE. 2005. Determination of total jambolan (Syzygium cumini) fruit anthocyanins in a
monomeric anthocyanin pigment content of fruit juices, beverage model system: Natural and copigmented
beverages, natural colorants, and wines by the pH anthocyanins. Food Chem 132: 1908–1914. DOI: 10.1016/j.
differential method: Collaborative study. J AOAC Int 88: foodchem.2011.12.025.
1269–1278. Suda I, Oki T, Masuda M, Kobayashi M, Nishiba Y, Furuta S.
Lee J, Rennaker C, Wrolstad RE. 2008. Correlation of two 2003. Physiological functionality of purple-fleshed sweet
anthocyanin quantification methods: HPLC and spectro- potatoes containing anthocyanins and their utilization in
photometric methods. Food Chem 110: 782–786. DOI: foods-Review. Japan Int Res Center Agr Sci 37: 167–173.
10.1016/j.foodchem.2008.03.010. Takahata Y, Kai Y, Tanaka M, Nakayama H, Yoshinaga M.
Li J, Li XD, Zhang Y, Zheng ZD, Qu ZY, Liu M, Zhu SH, Liu S, 2011. Enlargement of the variances in amount and
Wang M, Qu L. 2013. Identification and thermal stability of composition of anthocyanin pigments in sweetpotato
purple-fleshed sweet potato anthocyanins in aqueous storage roots and their effect on the differences in DPPH
solutions with various pH values and fruit juices. Food Chem radical-scavenging activity. Hortic-Amsterdam 127: 469–
136: 1429–1434. DOI: 10.1016/j.foodchem.2012.09.054. 474. DOI: 10.1016/j.scienta.2010.10.010.
Lim S. 2012. Anthocyanin-enriched Purple Sweet Potato for Terahara N, Konczak I, Ono H, Yoshimoto M, Yamakawa O.
Colon Cancer Prevention [Disertasi]. Kansas: Department of 2004. Characterization of acylated anthocyanins in callus
Human Nutrition, Kansas State University Manhattan. induced from storage root of purple-fleshed sweet potato,
Março PH, Poppi RJ, Scarminio IS, Tauler R. 2011. Ipomoea batatas L. J Biomed Biotechnol 2004: 279-286.
Investigation of the pH effect and UV radiation on kinetic Torskangerpoll K, Andersen OM. 2005. Colour stability of
degradation of anthocyanin mixtures extracted from anthocyanins in queous solutions at various pH values.
Hibiscus acetosella. Food Chem 125: 1020–1027. DOI: Food Chem 89: 427–440. DOI: 10.1016/j.foodchem.
10.1016/j.foodchem.2010.10.005. 2004.03.002.
Marpaung AM. 2012. Optimasi Proses Ekstraksi Antosianin Truong VD, Deighton N, Thompson RT, McFeeters RF, Dean
Pada Bunga Teleng (Clitoria ternatea L.) dengan Metode LO, Pecota KV, Yencho GC. 2010. Characterization of
Permukaan Tanggap. [Tesis]. Bogor: Fakultas Teknologi anthocyanins and anthocyanidins in purple-fleshed
Pertanian, Institut Pertanian Bogor. sweetpotatoes by HPLC-DAD/ESI-MS/MS. J Agr Food
Reyes LF, Miller JC, Cisneros-Zevallos L. 2004. Environmental Chem 58: 404–410. DOI: 10.1021/jf902799.
conditions influence the content and yield of anthocyanins Truong VD. Hu Z, Thompson RL, Yencho GC, Pecota KV. 2012.
and total phenolics in purple- and red-flesh potatoes during Pressurized liquid extraction and quantification of
tuber development. Am J Potato Res 81: 187–193. DOI: anthocyanins in purple-fleshed sweet potato genotypes. J
10.1007/BF02871748. Food Compos Anal 26: 96–103. DOI: 10.1016/j.jfca.
Reyes LF, Cisneros-Zevallos L. 2007. Degradation kinetics and 2012.03.006.
colour of anthocyanins in aqueous extracts of purple and Wiczkowski W, Szawara-Nowak D, Topolska J. 2013. Red
red-flesh potatoes (Solanum tuberosum L.). Food Chem cabbage anthocyanins: Profile, isolation, identification, and
100: 885–894. DOI: 10.1016/j.foodchem.2005.11.002. antioxidant activity. Food Res Int 51: 303–309. DOI:
Ruenroengklin N, Zhong J, Duan J, Yang B, Li J, Jiang Y. 2008. 10.1016/j.foodres.2012.12.015.
Effects of various temperatures and pH values on the
184