Bab 7 - Perencanaan Situ
Bab 7 - Perencanaan Situ
Bab 7 - Perencanaan Situ
BAB VII
PERENCANAAN SITU
1. Situ Pangkalan direncanakan dengan total luas areal 6,8 ha, dimana luas kolam tampungan
adalah 4,5 ha, sedangkan sisanya 2,3 ha untuk areal green belt dan areal fasilitas umum
obyek wisata.
2. Jika ditinjau dari kondisi topografi eksisting, lokasi rencana danau merupakan daerah dataran
dengan kemiringan 0,3%. Maka untuk pembuatan kolam tampungan memerlukan penggalian
tanah 1 s/d 3 meter.
3. Rencana sumber air Situ Pangkalan berasal dari Sungai Cikaro yang mengalir dari sisi selatan
lokasi site. Luas DAS pada titik tinjau lokasi adalah 1,92 Km2 dan lebar sungai 2 m dan
kedalaman air rata-rata 30 cm. Potensi supplai air yang dapat diandalkan secara kontinyu
berdasarkan hasil analisis hidrologi adalah sebesar 58 liter/detik.
4. Tanggul keliling direncanakan dengan konstruksi urugan tanah, bahan urugan diambil dari
hasil penggalian. Tanah galian yang memenuhi syarat digunakan sebagai timbunan tanggul,
sedangkan tanah yang tidak memenuhi syarat di buang ke disposal area.
5. Tanah merupakan bahan alami yang sangat mudah penggarapannya dan setelah menjadi
tanggul sangat mudah pula menyesuaikan diri dengan lapisan tanah pondasi yang
mendukungnya. Tanah juga mudah menyesuaikan dengan kemungkinan penurunan yang
tidak rata, sehingga perbaikan yang disebabkan oleh penurunan tersebut mudah dikerjakan.
6. Bangunan pelimpah yang juga berfungsi sebagai bendung diletakkan di bagian utara site,
tepat pada as sungai Cikaro. Mengingat lokasi tersebut merupakan daerah rawa, untuk
mengantisipasi adanya penurunan akibat kurangnya daya dukung tanah, maka diperkuat
dengan pancang minipile.
7. Bangunan pengambilan (intake) diletakkan tepat di sebelah kiri pelimpah agar mudah dalam
pelaksananaan operasi dan pemeliharaannya. Intake direncanakan dengan cara menyadap
melalui pipa, kemudian dialirkan ke hilir secara gravitasi.
8. Situ Pangkalan direncanakan akan menjadi pusat wisata air di kawasan Desa Wisata
Kamojang. Untuk itu, perencanaan Situ Pangkalan dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas: tempat
parkir, jogging track, taman, areal green belt yang dapat menunjang kegiatan pariwisata di
kemudian hari.
7-1
Laporan Akhir Sementara Detail Desain Revitalisasi Situ Pangkalan di Kecamatan Ibun
7-2
Laporan Akhir Sementara Detail Desain Revitalisasi Situ Pangkalan di Kecamatan Ibun
K .( L1 + L2 )
V=
2
dimana :
V : volume tampungan
K : beda kontur
L1 : luas genangan untuk elevasi 1
L2 : luas genangan untuk elevasi 2
7-3
Laporan Akhir Sementara Detail Desain Revitalisasi Situ Pangkalan di Kecamatan Ibun
1,474.50
Luas Genangan Volume Tampungan
1,474.00
Elevasi (m)
1,473.50
1,473.00
1,472.50
1,472.00
0 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 80,000 90,000 100,000 110,000 120,000 130,000
7-4
Laporan Akhir Sementara Detail Desain Revitalisasi Situ Pangkalan di Kecamatan Ibun
Elevasi Hd = h P Hd/P Cd
MAB Tinggi MAB Tinggi Mercu Koefisien Debit
(m) (m) (m)
1 2 3 4 = 2/3 5 = 2.2-0.0416*(4)0.99
Elevasi H C L Q
No.
(m) (m) (m 0.5/detik) (m) (m 3/detik)
1 1472.00 0.00 1.60000 6.00 0.000
2 1472.10 0.10 1.68588 6.00 0.320
3 1472.20 0.20 1.76301 6.00 0.946
4 1472.30 0.30 1.83266 6.00 1.807
5 1472.40 0.40 1.89587 6.00 2.878
6 1472.50 0.50 1.95349 6.00 4.144
7 1472.60 0.60 2.00624 6.00 5.595
8 1472.70 0.70 2.05471 6.00 7.220
9 1472.80 0.80 2.09939 6.00 9.013
10 1472.90 0.90 2.14072 6.00 10.967
11 1473.00 1.00 2.17906 6.00 13.074
Sumber : Hasil Perhitungan
7-5
Laporan Akhir Sementara Detail Desain Revitalisasi Situ Pangkalan di Kecamatan Ibun
7-6
Laporan Akhir Sementara Detail Desain Revitalisasi Situ Pangkalan di Kecamatan Ibun
7-7
Laporan Akhir Sementara Detail Desain Revitalisasi Situ Pangkalan di Kecamatan Ibun
5.00
t Qin Qout
4.50
(jam) (m3/dt) (m3/dt)
0.00 0.020 0.020 4.00
1.00 4.680 0.733
3.50
2.00 2.445 1.881
inflow pond
3.00 1.643 1.494 3.00
Debit (m3/dt)
4.00 1.219 1.143
outflow pond
5.00 0.971 0.918 2.50
6.00 0.816 0.792
2.00
7.00 0.265 0.604
8.00 0.115 0.391 1.50
9.00 0.058 0.283
10.00 0.035 0.226 1.00
11.00 0.026 0.179
0.50
12.00 0.022 0.142
13.00 0.021 0.113 0.00
14.00 0.020 0.091 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00 20.00 22.00 24.00
15.00 0.020 0.074 Jam ke-
16.00 0.020 0.061
17.00 0.020 0.051
18.00 0.020 0.044
19.00 0.020 0.038
20.00 0.020 0.034
21.00 0.020 0.030
22.00 0.020 0.028
23.00 0.020 0.026
24.00 0.020 0.025
Sumber : Hasil Perhitungan
Berdasarkan hasil penelusuran banjir melalui tampungan, didapatkan bahwa debit banjir yang
melewati pelimpah sebelum ada masuk situ adalah sebesar 4,68 m3/dt setelah keluar dari
pelimpah situ menjadi 1,88 m3/dt dengan tinggi muka air banjir dari puncak pelimpah adalah
0,31 m atau pada elevasi +1472,31.
7.3.3. Saluran Pengarah
Kecepatan air yang melewati ambang tidak boleh lebih dari 4 m/dt. Kedalaman dasar saluran
pengarah diambil > 0,2 H, tinggi air di atas mercu ambang pelimpah, dengan angka Froude = q/g
(H + P)3 0,4.
7-8
Laporan Akhir Sementara Detail Desain Revitalisasi Situ Pangkalan di Kecamatan Ibun
v2/2g 1/2H1
H1
h1
Z P v12/2g H2
y2
y1
DIRENCANAKAN
h1 = 0.31 m (Tinggi Muka Air Banjir Rencana)
P atau W = 3.2 m (Tinggi Mercu Pelimpah dari dasar sal. pengarah)
z = 3 m (Tinggi Jatuh)
g = 9.81 (Percepatan Gravitasi)
Q = 1.88 m3/dt (Debit Spillout Rencana)
B = 6.00 m (Lebar Pelimpah Rencana)
X 1,85 = 2.H d
0 ,85
Y
dimana :
Hd = tinggi tekanan rencana
X = jarak horisontal dari titik tertinggi mercu bendung ke titik di permukaan mercu di
sebelah hilirnya.
Y = jarak vertikal dari titik tertinggi mercu bendung ke titik di permukaan mercu di
sebelah hilirnya.
7-9
Laporan Akhir Sementara Detail Desain Revitalisasi Situ Pangkalan di Kecamatan Ibun
X Y
Elevasi
(m) (m)
1470.00
0.0 0.000 1474.000
0.5 0.375 1473.625 1465.00
v1 = 2 g (0,5H 1 + z )
di mana: v1 = kecepatan awal loncatan, m/dt
g = percepatan gravitasi, m/dt2 ( 9,8)
H1= tinggi energi di atas ambang, m
z = tinggi jatuh, m.
Dengan q = v1y1, dan rumus untuk kedalaman konjugasi dalam loncat air adalah:
y2
= ½ ( 1 + 8 Fr −1)
2
yu
7-10
Laporan Akhir Sementara Detail Desain Revitalisasi Situ Pangkalan di Kecamatan Ibun
v1
di mana : Fr =
gyu
di mana :
y2 = kedalaman air di atas ambang ujung, m
yu = kedalaman air di awal loncat air, m
Fr = bilangan Froude
v1 = kecepatan awal loncatan, m/dt
g = percepatan gravitasi, m/dt2 ( 9,8)
v2/2g 1/2H1
H1
h1
Z P v12/2g H2
y2
y1
v1 = 2 g (1 / 2 H 1 + z )
H1 = 0.31 m
z = 3.00 m
V1 = 7.87 m/dt (Kecepatan di kaki pelimpah)
Kedalaman loncatan air di hulu (y 1) dihitung dengan :
3
Q1 = Q = 1.88 m /dt
B1 = B = 6.00 m
y 1 = q1/V1 ----> q1 = Q1/B1
3
q1 = 0.31 m /dt/m (Debit persatuan lebar)
y1 = 0.04 m (Kedalaman loncatan air di hulu)
Bilangan froude di kaki pelimpah diperoleh dengan:
v1
Fr1 =
g .y1
Fr1 = 12.59 Superkritis
7-11
Laporan Akhir Sementara Detail Desain Revitalisasi Situ Pangkalan di Kecamatan Ibun
dengan :
Fz = bilangan froude pada titik z
Vz = kecepatan pada titik z (titik dibagian awal terjadinya loncatan air)
Yz = kedalaman air pada titik z
g = percepatan gravitasi (m/dt2) ~ 9,8
7-12
Laporan Akhir Sementara Detail Desain Revitalisasi Situ Pangkalan di Kecamatan Ibun
= 1 + 8Fr1 − 1
y2 1 2
y1 2
y2 = 1.38 m 0.88
Sehingga Dimensi Kolam Olak
0.82y 2 = 1.13 m (Jarak blok halang)
L = 2.7y 2 = 3.72 m (Jarak kolam olakan)
yu = y 1 = 0.16 m (Tinggi, lebar dan jarak blok muka)
n=( yu(18+Fr))/18 = 0.27 m (Tinggi endsill)
n3=(yu(4+Fr))/6 = 0.44 m (Tinggi blok halang)
0.5yu = 0.08 m (Jarak blok muka dengan dinding)
0.2n3 = 0.09 m (Lebar puncak blok halang)
0.75n3 = 0.33 m (Jarak antar blok halang)
Energi yang yang diredam (∆E) pada olakan
Q = 1.88 m3/dt
B olakan = 6.00 m
A = y 2.B = 8.27 m2
v2 = Q /A = 0.23 m/dt
Fr = 0.06 subkritis
E2 = y 2+(v22/2g) = 1.38
∆E = E 1 - E2 = 3.23 - 1.38
= 1.85
7-13
Laporan Akhir Sementara Detail Desain Revitalisasi Situ Pangkalan di Kecamatan Ibun
Vc = 1,5 c d
Dimana:
Vc = kecepatan kritis (m/dtk)
C = koefisien tingkat material jenis endapan (3,2 – 3,5)
D = diameter ukuran butiran maksimum rencana (m)
Rumus debit yang dapat dipakai untuk pintu pembilas (pintu sorong) adalah :
Q = μ a b 2g h ; V = µ.√2.g.h1
1
Dimana :
Q = debit, (m3/dt)
= koefisien debit (0,75)
a = bukaan pintu, m
b = lebar pintu, m
g = percepatan gravitasi, m/dt2 ( 9,8)
h1 = tinggi air di depan pintu – ½ bukaan pintu, m.
V = kecepatan di bawah pintu air (m/dt)
Lebar pembilas ditambah tebal pilar pembagi sebaiknya < 1/6-1/10 dari lebar bersih
bendung/pelimpah (jarak antara pangkal-pangkalnya), untuk sungai-sungai yang lebarnya kurang
dari 100 m. Lebar pintu dirancang sesuai dengan materil pintu yang akan digunakan. Untuk pintu
dari kayu lebar maksimal = 2,0 m, dan pintu dai besi lebar maksimal = 1,5 m. Lebar pilar antar
pintu dapat digunakan 0,5-1,5 m.
Perhitungan Pintu Pembilas
Direncanakan
b (lebar pintu) = 1.50 m
n (jumlah pintu) = 1.00 bh
µ (koefisien debit) = 0.70
h (tinggi muka air) = 3.20 m
d (diameter butir) = 0.30 m
c (koef. endapan) = 5.50
Perhitungan
Vc = 1,5 c √d
Vc = 1.5 x 5.5 x √ 0.30
= 4.52 m/dt
Vc = V = µ.√2.g.(h-0.5a)
untuk
a (bukaan pintu) = 2.15 m (trial error agar V=Vc)
V = 0.70 x √ 2 x 9.81 x 2.12
V = 4.52 m/dt
V = Vc (ok)
Sehingga bukaan pintu maksimal untuk penggelontoran adalah 2,15 m
7-14
Laporan Akhir Sementara Detail Desain Revitalisasi Situ Pangkalan di Kecamatan Ibun
7-15
Laporan Akhir Sementara Detail Desain Revitalisasi Situ Pangkalan di Kecamatan Ibun
7-16
Laporan Akhir Sementara Detail Desain Revitalisasi Situ Pangkalan di Kecamatan Ibun
7-17
Laporan Akhir Sementara Detail Desain Revitalisasi Situ Pangkalan di Kecamatan Ibun
Hasil Perhitungan
Qa = 0.058 m3/dt
Qs = 1.2 x Qa
= 0.0696 m3/det
El. Muka Air = 1474.00 m dpl
El. Dasar Pipa = 1472.00 m dpl
h1 = El. MAB - El. Dasar Pipa
= 2.00 m
C = 0.80
A = Q. C
(2gh1)1/2
= 0.05568
6.264184
= 0.00889 m2
Diameter Pipa (D)
A = (1/4) x 3,14 x D2
D = 0.106 m
= 10.64 cm
= 4.24 inch
7-18
Laporan Akhir Sementara Detail Desain Revitalisasi Situ Pangkalan di Kecamatan Ibun
7-19
Laporan Akhir Sementara Detail Desain Revitalisasi Situ Pangkalan di Kecamatan Ibun
1
L v +
3
LH
CL =
H
dimana :
CL = angka rembesan Lane
LV = jumlah panjang vertikal (m)
LH = jumlah panjang horisontal (m)
H = beda tinggi muka air (m)
Syarat Aman : C < ∑ (Lv + 1/3.Lh) / ∆H
7.8.1.2. Metode Bligh
Konsep metode Bligh sama dengan metode Lane, namun panjang jalur rembesan di bawah
bangunan tidak dibedakan antara vertical dan horizontal.
dimana :
C = angka rembesan Bligh
L = jumlah panjang lintasan (m)
H = beda tinggi muka air (m)
Syarat Aman : ∑ L > (∆H x C)
Tabel 7.6 Harga-harga Minimum Angka Rembesan Lane (CL) dan Bligh (C)
Macam pondasi CL C
7-20
Laporan Akhir Sementara Detail Desain Revitalisasi Situ Pangkalan di Kecamatan Ibun
Macam pondasi CL C
Kerikil kasar termasuk batu-batu kecil (berangkal) 3.0 8
Bongkah dengan sedikitbatu-batu kecil (berangkal) dan kerikil 2.5 7
Bongkah, batu batu kecil dan kerikil - 4~6
Lempung lunak 3.0 -
Lempung sedang 2.0 -
Lempung keras 1.8 -
Lempung sangat keras 1.6 -
Analisa rembesan dilakukan dengan teori Bligh dan Lane untuk kondisi:
- Selama terjadi debit normal, yaitu elevasi muka air hulu mencapai elevasi mercu bendung dan
pada waktu bak dikeringkan.
- Selama terjadi banjir rencana
Dengan teori yang sama dihitung tekanan air di bawah bendung, dengan asumsi lantai bendung
(apron) hulu kedap air.
7.8.2. Metode Analisa Pembebanan
7.8.2.1. Beban Mati
Beban mati adalah berat sendiri dari stuktur tersebut termasuk berat material-material pengisinya.
Mengacu pada Standar Indonesia, berat jenis dari berbagai material yang biasanya digunakan
untuk penghitungan beban adalah sebagai berikut.
Tabel 7.7 Berat Jenis dari Berbagi Material
No Material Berat Jenis
(t/m3)
1. Baja 7,85
2. Batu galian, batu kali (tidak 1,50
dipadatkan)
3. 0,70
Batu Koral
4. 7,25
Besi Cor
5. 2,20
Beton Polos (tanpa tulangan)
6. 2,40
Beton Bertulang
7. 1,00
Kayu Kelas I
8. 0,80
Kayu Kelas II
9. 1,65
Kerikil
10. 2,15
Adonan Semen (Mortar)
11. 1,70
Pasangan Batu bata
12. 2,20
Pasangan Batu
13. 1,60
Pasir kering
14. 1,80
Pasir basah
15. 1,00
Air
16. 1,70
7-21
Laporan Akhir Sementara Detail Desain Revitalisasi Situ Pangkalan di Kecamatan Ibun
H1
Ea
Ep H2
level
Ph
Muka air bag.
hilir
7-22
Laporan Akhir Sementara Detail Desain Revitalisasi Situ Pangkalan di Kecamatan Ibun
Ph = 0.50 X w X H2
Dimana,
Ph : Total tekana hidrostatik
w : Berat Jenis Air (= 1.00 t/m3 )
H : Kedalaman air (m)
7.8.2.4. Tekanan Uplift (Gaya angkat)
Tekanan uplift diakibatkan oleh tekanan air rembesan pada pondasi batuan atau tanah. Total
tekanan uplift yang bekerja pada suatu bangunan dapat dihitung sebagai berikut :
Muka air bag. hulu
H
A
D Muka air bag. Hilir
B
x
C
Gambar 7.16 Distribusi tekanan Uplift
Ux = Hx - H X L x / L
Dimana :
Ux : Tekanan Uplift pada titik X (t/m2)
Hx : Tinggi tekan dari elevasi muka air bag. Hulu pada titik X (m)
L x : Garis rembesan sampai dengan titik X (m), dihitung berdasarkan
metode Lane’s
L : Total panjang dari garis rembesan (m), diihitung berdasarkan metode
Lane
H : Perbedaan Tinggi tekan (m)
7.8.2.5. Gaya Gempa
Gaya gempa yang bekerja pada suatu bangunan dapat dihitung dengan persamaan berikut .
G E
7-23
Laporan Akhir Sementara Detail Desain Revitalisasi Situ Pangkalan di Kecamatan Ibun
7-24
Laporan Akhir Sementara Detail Desain Revitalisasi Situ Pangkalan di Kecamatan Ibun
Agar aman terhadap guling, maka stabilitas bangunan harus memenuhi persamaan sebagai
berikut:
Sf =
Mv > 1,5 (Kondisi Normal)
Mh
> 1,2 (Kondisi Gempa)
e =
Mv − Mh − B / 2 < B/6 (Kondisi Normal)
V
< B/3 (Kondisi Gempa)
7.8.3.3. Stabilitas Terhadap Geser
Agar aman terhadap geser, maka stabilitas bangunan harus memenuhi persamaan sebagai berikut:
Sf =
V . f > 1,5 (Kondisi Normal)
H
> 1,2 (Kondisi gempa)
Agar aman terhadap daya dukung (tidak terjadi penurunan), maka stabilitas bangunan harus
memenuhi persamaan sebagai berikut:
Untuk e < B/6 → q = V (1 6 . e ) < q ijin
B ..L B
dimana :
Mv = Momen tahan (t.m)
Mh = Momen guling (t.m)
V = Beban Vertikal (ton)
H = Beban Horisontal (ton)
U = Uplift (ton)
f = Koefisien geser antara batu dan tanah (0.75)
B = Lebar konstruksi
L = Panjang konstruksi
7-25