Model Numerik 1 Dimensi Aliran Di Sungai
Model Numerik 1 Dimensi Aliran Di Sungai
Model Numerik 1 Dimensi Aliran Di Sungai
ISSN.1907-753X
ABSTRAK
Pada suatu sungai dimana penampangnya tidak seragam ( non-uniform ) demikian pula
kemiringan dasar sungainya, kondisi inflow sungai sebagai batas hulu dan adanya pengaruh
pasang surut di hilir sungai. Kondisi aliran di sungai yang demikian ini adalah aliran tak
tunak dan tak seragam (unsteady non-uniform flow). Maka penyelesaian perhitungan aliran
sungai demikian ini adalah menggunakan persamaan kontinuitas dan persamaan
momentum. Namun kedua persamaan ini merupakan persamaan differential partial,
sehingga dapat diselesaikan dengan metode numerik. Demikian halnya pada sungai Kali
Kemuning Sampang-Madura, permasalahan yang terjadi di Kali Kemuning adalah kapasitas
alirannya mengecil sehingga sering terjadi banjir di musim hujan. Persamaan kontinuitas
dan persamaan momentum yang akan diselesaikan adalah persamaan 1-Dimensi aliran.
Methode yang akan digunakan adalah metode differensi hingga skema Staggered Grid.
Model hitungan ini diharapkan dapat menunjukkan / mensimulasikan fenomena aliran yang
akan terjadi di sepanjang sungai dengan kondisi geometrinya, terutama kondisi geometri
rencana. Methode numerik Skema Staggered Grid diharapkan dapat memberikan
pemahaman kondisi aliran sungai. Pada kasus analisa rencana kapasitas normalisasi sungai
Kali Kemuning, dimana direncanakan dua kemiringan dasar sungai, di hulu Io = 0,0004,
sedangkan di hilir Io = 0,000199. lebar sungai direncanakan non-uniform, dari hulu lebar
sungai = 25 m. kemudian ke hilir berangsur-angsur melebar 35 m. kemudian 45 m. dan
sampai hilir melebar hingga 55 m. Batas hilir pasang surut dengan tinggi H = 2.00 m. dan
periode adalah 12 jam, batas hulu hydrograf banjir Kali Kemuning yaitu dengan puncak
banjir sebesar 300 m3/dt. Hasil simulasi telah dapat menggambarkan dengan baik
pemahaman kondisi aliran sungai dan muka air pada setiap jam di sepanjang sungai.
Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini Halaman 27
Volume 7, Nomor 1, Agustus 2009 Jurnal APLIKASI
ISSN.1907-753X
besar dan melebihi kapasitas sungai yang dapat melakukan simulasi pemahaman
ada. Sementara itu bagian hilir Kali kondisi aliran di sungai, sehingga dalam
Kemuning melalui jantung Kota Sampang upaya pengendalian dan pemberdayaan air
dan sekaligus Kali Kemuning ini masih sungai dapat menghasilkan suatu kondisi
difungsikan sebagai pelabuhan dan alur yang optimum yang diharapkan.
pelayaran bagi perahu nelayan. Pada
Tujuannya adalah membangun model
Gambar 1. dapat dilihat situasi Kali
perambatan gelombang di sungai dengan
Kemuning dan Kota Sampang.
methode differensi hingga Skema Staggered
Grid dan aplikasinya pada kasus analisa
kapasitas sungai Kali Kemuning Sampang
Madura.
Sebagai
pelabuhan
2. KAJIAN PUSTAKA
kapal
Persamaan kontinuitas dan persamaan
Momentum aliran masing-masing merupakan
persamaan differensial parsial, oleh karena
itu penyelesaiannya dilakukan dengan
methode numerik.
Wignyosukarto, 1996, telah menyelesaikan
Gambar 1: Situasi Kali Kemuning melalui Kota Sampang dengan baik persamaan kontinuitas dan
dan sebagai pelabuhan persamaan Momentum aliran 1-D dengan
baik yaitu yang telah dipatenkan dengan
Kali Kemuning merupakan kali yang potensi nama GamaFLOW-1D, 1995. penyelesaian
sebagai penyebab terjadinya banjir di Kota persamaan kontinuitas dan persamaan
Sampang dan wilayah sekitarnya, oleh Momentum aliran ini telah diselesaikan
karena itu dilakukan studi dan perencanaan dengan mehode numeric Skema
pengendaliannya. Karakteristik. Pada artikel ini ditunjukkan
penyelesaian persamaan kontinuitas dan
Dalam studi ini, analisa kapasitas sungai
persamaan Momentum aliran dengan
akan dikaji dengan mempertimbangkan
methode differensi hingga Skema Staggered
aliran tak tunak (unsteady flow) dimana
Grid oleh Suharjoko 2009, dan kemudian
batas hulu adalah hydrograf banjir, dan
dikembangkan aplikasinya pada kasus
batas hilir sungai adalah pengaruh pasang
pemahaman kondisi aliran sungai yang akan
surut air laut
disajikan dalam artikel ini. Sebagai
Hasil analisa ini diharapkan dapat penjelasan hasil, diberikan aplikasinya pada
memberikan pertimbangan penting dalam kasus perambatan banjir Kali Kemuning
rangka pengendalian daya rusak air Kali Sampang Madura.
Kemuning, dan mungkin dapat sebagai
pertimbangan pengembangan sumber daya
air sungai. 3. METODOLOGI
Dalam membangun model perambatan
Pemanfaan air sungai yang tepat akan
gelombang, didahului dengan membangun
memberikan peningkatan nilai, sebagai
model aliran. Sehingga dalam membangun
contoh untuk kebutuhan sumber air baku
model ini dilakukan melalui tahapan-
irigasi tambak garam, sumber air baku
tahapan sebagi berikut;
irigasi tambak ikan, sumber air baku irigasi
Pertama; mendapatkan persamaan
sawah dan lain sebagainya. Pemanfaatan air
kontinuitas dan persamaan momentum
sungai yang tidak tepat akan berdampak
sebagai persamaan aliran 1-D, ke dua;
negatif pada lingkungan.
penurunan skema numeris persamaan aliran
1.2 Maksud dan Tujuan 1-D dengan skema Staggered Grid, ke tiga;
penulisan program, ke empat; pengujian dan
Maksud dibangunnya model numerik 1-
Dimensi aliran di sungai ini adalah agar
Halaman 28 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini
Jurnal APLIKASI Volume 7, Nomor 1, Agustus 2009
ISSN.1907-753X
n+ 1 / 2
dimana :
Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini Halaman 29
Volume 7, Nomor 1, Agustus 2009 Jurnal APLIKASI
ISSN.1907-753X
4.00
3.00
2.00
1.00 Dasar
0.00
- 1.00
- 2.00
- 3.00
12 00 0
11 50 0
11 00 0
10 50 0
10 00 0
9 50 0
9 00 0
8 50 0
8 00 0
7 50 0
7 00 0
6 50 0
6 00 0
5 50 0
5 00 0
4 50 0
4 00 0
3 50 0
3 00 0
2 50 0
2 00 0
1 50 0
1 00 0
50 0
Jarak Komulatif ( m )
Halaman 30 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini
Jurnal APLIKASI Volume 7, Nomor 1, Agustus 2009
ISSN.1907-753X
Dengan memberikan batas hulu hydrograf b. Kasus 2, fase pasang surut = 3 jam.
banjir Kali Kemuning yaitu dengan puncak
banjir sebesar 300 m3/dt. yang terjadi
Ba ta s Hilir, Pa sa ng Surut de nga n
f a s e 3 ja m
pada jam ke 3 setelah hujan mulai terjadi. 2
Elevasi ( m )
1
Kemudian untuk mendapatkan hasil yang
baik, dan dengan pertimbangan agar dicapai 0
Ele va si ( m MSL )
4.00 6
12000
11000
10000
9000
8000
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
sebagai berikut :
20
21
Ja ra k Kom ula tif ( m ) 22
23
1
f a se 6 jam
2
0
Elevasi ( m )
1
-1
0
-2
0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 -1
Jam
-2
0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
Gambar 5: Fluktuasi Pasang Surut pada Jam
fase jam ke 0.00.(Kasus 1.)
Gambar 9: Fluktuasi Pasang Surut pada
8.00 fase jam ke 6.00.(Kasus 3.)
0
7.00 1
2
6.00 3
4 8.00
5.00
5
Ele va si ( m MSL )
0
4.00 6 7.00 1
7 2
3.00 8 6.00 3
9 4
2.00 10 5.00
5
Ele va si ( m MSL )
11 4.00 6
1.00
12 7
0.00 13 3.00 8
14 9
-1.00 15 2.00 10
16 11
-2.00 17 1.00
12
-3.00 18 0.00 13
19 14
12000
11000
10000
9000
8000
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
20 -1.00 15
21 16
Ja ra k Kom ula tif ( m ) 22 -2.00 17
23 18
-3.00
19
12000
11000
10000
9000
8000
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
20
Gambar 6: Muka Air Hasil Simulasi pada Setiap Jam Ja ra k Kom ula tif ( m )
21
22
Running, dengan Batas Hilir Kasus 1. 23
Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini Halaman 31
Volume 7, Nomor 1, Agustus 2009 Jurnal APLIKASI
ISSN.1907-753X
d. Kasus 4, fase pasang surut = 9 jam setinggi 0,5 meter dan berangsur-angsur
Bata s Hilir, Pas ang Surut dengan
menipis hingga 0 meter sampai pada jarak
f a se 9 ja m 2.50 km ke arah hulu, lebih jelasnya dapat
2
dilihat pada Gambar 13. berikut.
Elevasi ( m )
1
8.00
0 7.00
Koreksi Tanggul
6.00 Tanggul hasil
-1 analisa Hec-Ras
5.00
Elevasi (m - MSL)
4.00
-2
0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3.00
Ja m 2.00
Muka air hasil analisa
1.00 Unsteady Flow
Gambar 11: Fluktuasi Pasang Surut pada 0.00
fase jam ke 9.00.(Kasus 4.) -1.00
-2.00
8.00
0 -3.00
12000
11400
10800
10200
9600
9000
8400
7800
7200
6600
6000
5400
4800
4200
3600
3000
2400
1800
1200
600
0
7.00 1
2
6.00 3
4 Jarak Komulatif ( m )
5.00
5
Ele va si ( m MSL )
4.00 6
7 Gambar 13: Muka air hasil analisa numerik Unsteady Flow
3.00 8
9 dengan metode DIFFERENSI HINGGA SKEMA STEGERED GRADE
2.00 10
11
6. KESIMPULAN
1.00
12
0.00 13
14
-1.00
Hasil pengukuran sungai Kemuning
15
16
-2.00 17
-3.00 18
19 menunjukkan dasar sungai yang ada tidak
12000
11000
10000
9000
8000
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
Halaman 32 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini
Jurnal APLIKASI Volume 7, Nomor 1, Agustus 2009
ISSN.1907-753X
Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini Halaman 33