Prosedur ini menjelaskan tentang tingkat supervisi bagi peserta pendidikan klinis di rumah sakit untuk memastikan asuhan pasien yang aman dan merupakan bagian dari proses belajar. Ada empat tingkat supervisi yang disesuaikan dengan kompetensi peserta didik, mulai dari supervisi tinggi hingga supervisi rendah. Supervisi dilakukan oleh staf klinis yang memberikan pendidikan berdasarkan evaluasi kompetensi peserta didik.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
94 tayangan3 halaman
Prosedur ini menjelaskan tentang tingkat supervisi bagi peserta pendidikan klinis di rumah sakit untuk memastikan asuhan pasien yang aman dan merupakan bagian dari proses belajar. Ada empat tingkat supervisi yang disesuaikan dengan kompetensi peserta didik, mulai dari supervisi tinggi hingga supervisi rendah. Supervisi dilakukan oleh staf klinis yang memberikan pendidikan berdasarkan evaluasi kompetensi peserta didik.
Prosedur ini menjelaskan tentang tingkat supervisi bagi peserta pendidikan klinis di rumah sakit untuk memastikan asuhan pasien yang aman dan merupakan bagian dari proses belajar. Ada empat tingkat supervisi yang disesuaikan dengan kompetensi peserta didik, mulai dari supervisi tinggi hingga supervisi rendah. Supervisi dilakukan oleh staf klinis yang memberikan pendidikan berdasarkan evaluasi kompetensi peserta didik.
Prosedur ini menjelaskan tentang tingkat supervisi bagi peserta pendidikan klinis di rumah sakit untuk memastikan asuhan pasien yang aman dan merupakan bagian dari proses belajar. Ada empat tingkat supervisi yang disesuaikan dengan kompetensi peserta didik, mulai dari supervisi tinggi hingga supervisi rendah. Supervisi dilakukan oleh staf klinis yang memberikan pendidikan berdasarkan evaluasi kompetensi peserta didik.
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 3
PROSEDUR
TINGKAT SUPERVISI
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
RSUD ENDE 0 1 dari 1 Jl.Prof.W.Z.Yohanes Ende SPO PLY RII 2019
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
RSUD ENDE SPO 02 April 2019 (Standar Prosedur dr. Aries Dwi Lestari, SpPD.FINASIm Operasional) Pembina Tk. I NIP.19…………………. Supervisi diperlukan untuk memastikan asuhan pasien yang aman dan merupakan bagian proses belajar bagi peserta pendidikan klinis sesuai dengan jenjang pembelajaran dan level kompetensinya. Setiap peserta pendidikan klinis di rumah sakit mengerti proses 1. Pengertian supervisi klinis, meliputi siapa saja yang melakukan supervisi dan frekuensi supervisi oleh staf klinis yang memberikan pendidikan klinis. Pelaksanaan supervisi didokumentasikan dalam log book peserta didik dan staf klinis yang memberikan pendidikan klinis.
Metode evaluasi bagi peserta didik dalam melakukan semua proses
2. Tujuan Kegiatan belajar mengajar untuk menunjukkan kompetensi mereka. 3. Kebijakan Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RSUD Ende Nomor : 37/TU.01/UM/IV/2016 Tentang tentang panduan pelaksanaan supervise staf klinis Penetapan tingkat supervisi peserta didik dilakukan oleh staf klinis
4. Prosedur yang memberikan pendidikan klinis, setelah melakukan evaluasi
kompetensi peserta didik menggunakan perangkat evaluasi pendidikan yang dibuat oleh institusi pendidikan.
Dikenal 4 (empat) tingkatan supervisi yang disesuaikan dengan
kompetensi dan juga kewenangan peserta didik sebagai berikut: • supervisi tinggi: kemampuan asesmen peserta didik belum sahih sehingga keputusan dalam membuat diagnosis dan rencana asuhan harus dilakukan oleh dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP). Begitu pula tindakan medis dan operatif hanya boleh dilakukan oleh DPJP. Pencatatan pada berkas rekam medis harus dilakukan oleh DPJP; • supervisi moderat tinggi: kemampuan asesmen peserta didik sudah dianggap sahih, namun kemampuan membuat keputusan belum sahih sehingga rencana asuhan yang dibuat peserta didik harus disupervisi oleh DPJP. Tindakan medis dan operatif dapat dikerjakan oleh peserta didik dengan supervisi langsung (onsite) oleh DPJP. Pencatatan pada berkas rekam medis oleh peserta didik dan diverifikasi dan divalidasi oleh DPJP; • supervisi moderat: kemampuan melakukan asesmen sudah sahih, tetapi kemampuan membuat keputusan belum sahih sehingga keputusan rencana asuhan harus mendapat persetujuan DPJP sebelum dijalankan, kecuali pada kasus gawat darurat. Tindakan medis dan operatif dapat dilaksanakan oleh peserta didik dengan supervisi tidak langsung oleh DPJP (dilaporkan setelah pelaksanaan). Pencatatan pada berkas rekam medis oleh peserta didik dengan verifikasi dan validasi oleh DPJP;
• supervisi rendah: kemampuan asesmen dan kemampuan
membuat keputusan sudah sahih sehingga dapat membuat diagnosis dan rencana asuhan, namun karena belum mempunyai legitimasi tetap harus melapor kepada DPJP. Tindakan medis dan operatif dapat dilakukan dengan supervisi tidak langsung oleh DPJP. 5. Unit Terkait Seluruh Unit Kerja di RSUD Ende