1. Ada kerangka kerja sama antara rumah sakit dan perguruan tinggi dalam pelaksanaan pendidikan klinis yang mencakup pengelolaan, supervisi, dan evaluasi peserta didik.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
221 tayangan29 halaman
1. Ada kerangka kerja sama antara rumah sakit dan perguruan tinggi dalam pelaksanaan pendidikan klinis yang mencakup pengelolaan, supervisi, dan evaluasi peserta didik.
1. Ada kerangka kerja sama antara rumah sakit dan perguruan tinggi dalam pelaksanaan pendidikan klinis yang mencakup pengelolaan, supervisi, dan evaluasi peserta didik.
1. Ada kerangka kerja sama antara rumah sakit dan perguruan tinggi dalam pelaksanaan pendidikan klinis yang mencakup pengelolaan, supervisi, dan evaluasi peserta didik.
Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 29
INPUT
1. Persetujuan Pemilik Untuk PKS Pendidikan
2. Unit Pengelola Pendidikan di RS 3. Rasio Pendidik Klinis dengan peserta 4. Kompetensi Pendidik Klinis PROSES : 5. Supervisi Proses Pendidik (4 tahap) : a. Tinggi b. Moderat Tinggi c. Moderat d. Rendah OUTCOME : 6. Menjaga Mutu dan Keselamatan Pasien REGULASI UU Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Undang-Undangan Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran Undang-Undang 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan PP Nomor 93 tahun 2015 tentang Rumah Sakit Pendidikan PP Nomor 52 Tahun 2017 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013 Tentang Pendidikan Kedokteran PMK Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien PMK No 27 Tahun 2017 tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Permenristekdikti Nomor 18 Tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan Kedokteran Kepmenkes Nomor 30 tahun 2019 tentang Klasifikasi dan Standar RS PROGRAM RS o Kurikulum Pendidikan Klinis o Monitoring Kuota Peserta Didik o Apersepsi Kurikulum Pendidikan o Pembekalan Saat Masuk ke RS o Pemberian Kewenangan Klinis o Pemakaian Tanda Pengenal Identutas dan Tingkat Supervisi o Kepatuhan terhadap Peraturan Rs dan Institusi Pendidikan o Orientasi Pits stop Kemampuan Dasar Akreditasi/IPKP o Survei Kepuasan Pasien o Survei Kepuasan Peserta Didik o Pemantauan Sikap Perilaku Menjaga Mutu dan Keselamatan Pasien Melakukan Identifikasi Pasien secara benar Meningkatkan komunikasi efektif Menerapkan prinsip keamanan pemakaian obat sesuai langkah WHO Menerapkan Pencegahan Resiko Infeksi Mengurangi resiko jatuh Melaporkan insiden keselamatan pasien 1. Ada penetapan rumah sakit pendidikan yang masih berlaku. (D) 2. Ada kerjasama antara rumah sakit dengan institusi pendidikan yang sudah terakreditasi. (D) 3. Jumlah penerimaan peserta didik sesuai dengan kapasitas rumah sakit harus dicantumkan dalam perjanjian kerjasama. (D) Rumah sakit memiliki regulasi yang mengatur : 1. Kapasitas penerimaan peserta didik sesuai dengan kapasitas rumah sakit yang dicantumkan dalam perjanjian kerjasama. 2. Persyaratan kualifikasi pendidik/dosen klinis 3. Peserta pendidikan klinis di rumah sakit Rumah Sakit harus mempunyai dokumentasi : a. Surat keterangan peserta didik dari institusi pendidikan; b. Ijazah, surat tanda registrasi (STR) dan surat izin praktek (SIP) yang menjadi persyaaratan sesuai peraturan perundang- undangan; c. Klasifikasi akademik d. Identifikasi kompetensi pesrta pendidikan klinis dan e. Laporan pencapaian kompetensi 1. Ada regulasi tentang pengelolaan dan pengawasan pelaksanaan pendidikan klinis yang telah disepakati bersama meliputi 1) sampai dengan 3) dimaksud dan tujuan. (R) 2. Ada daftar lengkap memuat nama semua peserta pendidikan klinis yang saaat ini ada di rumah sakit (D) 3. Untuk setiap peserta pendidikan klis, terdapat dokumentasi yang berisi paling sedikit butir a) sampai e) di maksud dan tujuan. ( D) 1. Ada perhitungan rasio peserta pendidiakan dan staf yang memberikan pendidikan klinis untuk seluruh peserta di setiap program pendidikan profesi yang disepakati oleh rumah sakit dan institusi pendidikan sesuai peraturan perundang-undangan. (D) 2. Dokumentasi perhitungan peserta didik yang diterima di rumah sakit per periode untuk proses pendidikan disesuaikan dengan jumlah pasien untuk menjamin mutu dan keselamatan pasien. (D,W) 1. Ada penetapan staf klinis yang memberikan pendidikan klinis dan penetapan penugasan klinis serta kewenangan klinis dari rumah sakit. (R) 2. Ada daftar staf klinis yang memberikan pendidikan klinis secara lengkap (akademik dan profesi) sesuai dengan pendidikan yang dilaksanakan di rumah sakit. (D,W) 3. Ada uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang dan untuk setiap staf yang memberikan pendidikan klinis. (D,W) (lihat juga KKS.10; KKS.13 dan KKS.16) 4. Ada bukti staf klinis yang memberikan pendidikan klinis mengikuti pendidikan keprofesian berkelanjutan. (D) Rumah Sakit memastikan adanya pelaksanaan supervisi yang berlaku untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan klinis di rumah Supervisi dalam pendidikan menjadi tanggung jawab staf klinis yang memberikan pendidikan klinis untuk menjadi acuan pelayanan rumah sakit agar pasien, staf dan peserta didik terllindungi secara hukum. Supervisi diperlukan untuk memastikan asuhan pasien yang aman dan merupakan bagian proses belajar bagi peserta pendidikan klinis, seusai dengan jenjang pembelajaran dan level kompetensinya. Setiap peserta pendidikan klinis di rumah sakit mengerti proses supervisi klinis, meliputi siapa yang melakukan supervisi dan frekuensi supervisi oleh staf klinis yang memberikan pendidikan klinis. Pelaksanaan supervisi didokumentasikan dalam log book peserta didik dan staf klinis yang memberikan pendidikan klinis. Dikenal 4 (empat) tingkatan supervisi yang disesuaikan dengan kompetensi dan kewenangan peserta didik yang ditetapkan oleh institusi pendidikannya sebagai berikut : a. Supervisi Tinggi : Kemampuan asesmen peserta didik belum sahih, sehingga keputusan dalam membuat diagnosa dan rencana asuhan harus dilakukan oleh DPJP. Pencatatan pada berkas rekam medis harus oleh DPJP b. Superivisi Moderat Tinggi : kemampuan asesmen peserta didik sudah dianggap sahih namun kemampuan membuat keputusan belum sahih, sehingga rencana asuhan yang dibuat peserta didik harus disupervisi oleh DPJP. Tindakan media dan operatif dapat dikerjakan oleh peserta didik dengan supervisi langsung (onsite) oleh DPJP. Pencatatan pada berkas rekam medis oleh peserta didik dan diverifikasi dan divalidasi oleh DPJP. SupervisiModerat : kemampuan melakukan asesmen sudah sahih, kemampuan membuat keputusan belum sahih betul, sehingga keputusan rencana asuhan harus mendapat persetujuan DPJP sebelum dijalankan, kecuali pada kasus gawat darurat. Tindakan media dan operatif dapat dilaksanakan oleh peserta didik dengan supervisi tidak langsung oleh DPJP (dialporkan setelah pelaksanaan). Pencatatan pada berkas rekam medis oleh peserta didik dengan verifikasi atau validasi oleh DPJP. d. Supervisi Rendah : kemampuan asesmen dan kemampuan membuat keputusan sudah sahih, sehingga dapat membuat diagnosa dan rencana asuhan, namun karena belum mempunyai legitimasi tetap harus melapor pada DPJP. Tindakan medis dan operatif bisa dilakukan dengan supervisi tidak langsung oleh DPJP. Pencatatan pada berkas rekam medis oleh peserta didik dengan validasi oleh DPJP. Penetapan tingkat supervisi peserta didik dilakukan oleh staf klinis yang memberikan pendidikan klinis, setelah melakukan evaluasi kompetensi peserta didik menggunakan perangkat evaluasi pendidikan yang dibuat oleh institusi pendidikan. Beberapa alat evaluasi antara lain : Bed site teaching Mini Clinical Evaluation Exercise for trainee (Mini-CEX) Case Based Discusion (CBD) Procedure Based Assesment (PBA) 1. Ada tingkat supervisi yang diperlukan oleh setiap peserta pendidikan klinis di rumah sakit untuk setiap jenjang pendidikan (D,O,W) 2. Setiap peserta pendidikan klinis mengetahui tentang tingkat, frekuensi, dan dokumentasi untuk supervisinya. (D,W) 3. Ada format spesifik untuk mendokumentasikan supervisi, yang sesuai dengan kebijakan rumah sakit, sasaran program, serta mutu dan keselamatan asuhan pasien. (D) 4. Ada batasan kewenangan peserta pendidikan yang mempunyai akses dalam mengisi rekam medis. (D) (lihat juga MIRM.13.4) DPJP diharapkan: A. Orientasi Umum Memahami isi orientasi Manajemen RS (akses web) Akreditasi dan IPKP Memantau hasil Pelatihan Dasar orientasi diantara Akreditasi (BHD, Ppi, peserta didik K3, Keselamatan Indikator menjaga Mutu Pasien, Pelayanan dan Keselamatan Pasien Prima dan Zona Survei Kepuasan Pasien Integritas), Akses Atas Keterlibatan Rekam Medis Peserta Peserta Didik Dalam Didik, Manajemen Pelayanan Obat B. Orientasi Khusus KSM masing-masing Empaty yaitu respon efektif dan kognitif peserta didik terhadap distress emosional pasien Responsiveness yaitu kesigapan peserta didik terhadap pasien Assurance yaitu perilaku peserta didik terhadap pasien Reliablity yaitu kinerja dan profesionalisme peserta didik Tangible yaitu penampilan peserta didik USULAN BAGAN ORGANISASI KOMKORDIK.docx 1. Isi PKS 2. Alur Mahasiswa masuk 3. Bahan orientasi 4. Kewenangan Peserta Didik 5. Tingkatan Supervisi 6. Rapat Koordinasi 7. Evaluasi dikirim Ke Institusi 8. Manajemen masalah jika ada