PEDOMAN Cathlab
PEDOMAN Cathlab
PEDOMAN Cathlab
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang
dapat memuaskan setiap pemakai jasa palayanan kesehatan sesuai dengan
tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai
dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran telah menjadikan
tindakan kateterisasi sebagai sesuatu prosedur tindakan khusus yang dapat
diterima secara umum.
Pelayanan professional yang diberikan pada pasien di ruang kateterisasi,
kegiatan mengidentifikasi kebutuhan fisiologis, psikologis, sosial pasien
mengimplementasikan asuhan keperawatan yang bersifat individulistik,
mengkoordinasikan semua kegiatan pelayanan berdasarkan ilmu keperawatan,
biomedis, ilmu perilaku dan ilmu alam dasar dalam rangka memulihkan dan
mempertahankan derajat kesehatan, kesejahteraan klien sebelum selama dan
sesudah tindakan kateterisasi.
Penyusunan buku Panduan Pelayanan Kateterisasi ini sangat penting
pada akhirnya dapat mengurangi atau menurunkan angka kematian akibat
gangguan vaskular seminimal mungkin khususnya, dan peningkatan mutu
pelayanan di ruang kateterisasi pada umumnya.
2
B. Tujuan
1. Meningkatkan keamanan tindakan kateterisasi dengan menciptakan
standardisasi prosedur yang aman.
2. Mengurangi tingkat mortalitas, morbiditas, dan disabilitas/kecacatan
akibat komplikasi prosedur kateterisasi.
3. Me-recall memory, terutama pada hal-hal kecil yang gampang terabaikan
pada keadaan pasien yang kompleks.
C. Lingkup Area
Panduan ini diterapkan kepada semua perawat cathlab, penata/dokter anestesi,
dan dokter operator yang akan menangani pasien dalam suatu prosedur
kateterisasi.
D. Tiga Elemen
Pada setiap prosedur invasif terdapat tiga elemen penting yang harus selalu
berinteraksi dan bekerjasama secara efektif dan efisien yaitu:
1. Ruangan kateterisasi atau ruang prosedur.
2. Pasien itu sendiri.
3. Tim cathlab.
3
BAB II
DEFINISI
4
dokter. Hal ini dimaksudkan untuk mengefisienkan waktu perawatan
pasien dan ranjang pasien tersebut dapat segera dialokasikan untuk pasien
lain yang membutuhkan.
Dalam hal terjadi banyak kasus urgent dalam waktu yang bersamaan,
pasien diprioritaskan berdasarkan kegawatdaruratannya dan
dipertimbangkan berdasarkan masing-masing keilmuan. Ada empat
prinsip dalam menyusun prioritas pasien untuk kamar operasi, yaitu:
keselamatan pasien, akses dokter operator dan pasien ke tempat tindakan,
memaksimalkan efisiensi ruang tindakan, dan meminimalkan waktu
tunggu pasien.
4. Memonitor Performa Ruang Kateterisasi / Tempat Tindakan
Sebelum prosedur dimulai, harus dilakukan persiapan ruangan. Hal ini
meliputi menciptakan lapangan steril, menyiapkan alat-alat, dan
memeriksa kelengkapannya.
a. Penciptaan lapangan steril :
1) Menempatkan duk steril di sekeliling situs operasi dan pada tempat
alat-alat
2) Semua personel harus mengenakan pakaian steril
3) Hanya alat steril dan orang-orang yang telah steril yang
diperbolehkan memasuki lapangan steril
4) Jangan menempatkan alat-alat steril di dekat pintu yang terbuka
5) Jendela harus ditutup
6) Letakkan alat steril hanya pada lapangan steril
7) Pastikan tangan telah discrub sebelum menyentuh alat steril
8) Orang yang telah steril tidak diperkenankan menyentuh alat-alat
tidak steril atau pergi ke tempat yang tidak steril
9) Perlu diingat bahwa ujung kemasan dari alat-alat steril adalah tidak
steril
10) Perlu diingat bahwa sekali batas steril telah dilewati, hal ini telah
dianggap terkontaminasi
5
11) Jika ada keraguan tentang status sterilitas sesuatu alat atau area,
harus dianggap telah terkontaminasi
b. Persiapan alat :
Ada empat tahap proses persiapan alat, yaitu: pencucian dan
dekontaminasi, desinfeksi, sterilisasi, dan penyimpanan atau
pemindahan ke lapangan steril. Ada beberapa jenis sterilisasi yaitu
menggunakan steam, ethylene oxide, ozone, dan gas plasma.
c. Persiapan perlengkapan anestesi.
d. Memastikan kualitas udara dan ventilasi :
1) Ventilasi ruang tindakan harus positive-pressure
2) Udara harus masuk ke ruangan melalui ventilasi langit-langit yang
tinggi dan keluar dari ruangan melalui exhaust air outlet dekat
lantai yang berseberangan dengan ventilasi masuk
3) Mengatur agar sedikitnya terjadi 15 kali pertukaran udara per
jamnya, di mana 3 di antaranya harus udara segar
4) Penyaringan udara yang diresirkulasi dan udara segar melalui filter
yang baik dengan efisiensi minimum 90%
5) Ruangan hanya diijinkan dibuka untuk perpindahan alat, personel
tim cathlab dan pasien; selebihnya pintu dijaga agar selalu tertutup
e. Mengatur lalu-lintas :
Zona dibagi menjadi 3, yaitu:
1) Unrestricted zone : hanya orang-orang yang berkepentingan yang
boleh berada di zona ini, tetapi baju luar biasa diperbolehkan.
2) Semirestricted zone : zona ini adalah area yang terhubung dengan
ruang tindakan (contohnya: lorong, kantor, kamar alat), orang-
orang yang berada di sini harus mengenakan pakaian scrub dengan
lengan panjang, penutup rambut, dan sepatu bersih atau penutup
sepatu.
3) Restricted zone : zona ini terdiri dari tempat tindakan dan area cuci
tangan, orang-orang yang memasuki zona ini harus mengenakan
kostum bedah lengkap termasuk masker. Mereka yang tidak
6
discrub harus mengenakan jaket berlengan panjang lengkap dengan
kancing tertutup. Masker khususnya harus dikenakan di ruangan
dengan peralatan steril yang terbuka.
Pastikan bahwa semua alat-alat yang diperlukan telah siap tersedia di
dalam kamar operasi sebelum prosedur dimulai untuk meminimalkan
lalu-lintas yang tidak perlu dari dan ke dalam ruangan.
B. Manajemen Pasien
Beberapa point penting dalam mengkaji faktor risiko pasien :
1. Alergi
2. Riwayat kesehatan sebelumnya (misalnya tekanan darah tinggi, asma,
masalah jantung atau pernapasan)
3. Penggunaan tembakau (karena rokok meningkatkan risiko infeksi)
4. Penggunaan alkohol dan narkotika
5. Pengalaman pribadi pasien dengan sedasi dan anestesi sebelumnya
6. Berat badan
7. Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini
8. Ada tidaknya risiko untuk anestesi dan sedasi
9. Permintaan khusus dari pasien untuk jenis anestesi dan sedasi
10. Kecemasan pasien
11. Delirium
12. Status nutrisi
13. Risiko potensial untuk deep vein thrombosis
Obat-obatan yang diberikan pada pasien harus dilabel dengan mencakup
informasi seperti di bawah ini:
1. Nama
2. Kekuatan
3. Jumlah/konsentrasi
4. Tanggal kadaluwarsa
5. Pelarut dan volumenya
6. Tanggal diberikan
7
C. Manajemen Tim Cathlab
1. Rekomendasi standar :
a. Kostum petugas harus terbuat dari bahan yang ringan dan
memungkinkan untuk bernapas. Kostum tidak terbuat dari kapas
karena kapas mudah terbakar dan memiliki banyak pori yang bisa
dilewati mikroorganisme.
b. Sepatu proteksi harus tenutup bagian depannya, bertumit rendah,
bersol anti selip, dan dibersihkan secara berkala.
c. Sebelum memegang kostum atau memasuki tempat kostum, semua
personel harus mencuci tangan dengan sabun dan air, antiseptik dan
air, atau antiseptic hand rub.
d. Kostum harus diganti setiap harinya atau setiap kali terkontaminasi
atau basah.
e. Semua personel harus menutupi kepala dan rambut muka
f. Dalam kasus-kasus tertentu yang berisiko terciprat (misalnya kasus
trauma), tim harus mengenakan alat-alat proteksi tambahan
g. Masker harus menutupi seluruh bagian mulut dan hidung
h. Kostum harus dilaundry di fasilitas laundry yang terakreditasi
i. Seluruh personel harus menerima edukasi dan pengarahan perihal
kostum ini
2. Beberapa prinsip penggunaan sarung tangan :
a. Sarung tangan harus menjadi barrier yang efektif terhadap material
infeksius, termasuk darah dan cairan tubuh.
b. Sarung tangan harus diganti setiap habis kontak dengan pasien atau
setiap sarung tangan tersebut rusak
c. Sarung tangan tidak boleh dicuci atau direuse
d. Untuk prosedur invasif tenaga kesehatan harus memakai dua lapis
sarung tangan, satu di atas yang lain.
8
BAB III
TATA LAKSANA MANAGEMEN INTRA OPERATIF
9
8. Awareness anestesi : kasus-kasus di mana pasien bangun di tengah-tengah
anestesi (intra operatif)
a. Mengidentifikasi pasien-pasien berisiko.
b. Perawatan peralatan.
c. Monitoring pasien.
B. Memasukkan Obat
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mengurangi risiko :
1. Mengidentifikasi pasien dan mengkonfirmasi alergi obat yang dimiliki
2. Memverifikasi obat sebelum pemberian obat
3. Menggunakan perintah verbal terstruktur
4. Mengidentifikasi penggunaan obat-obatan high-alert :
a. Menstandardisasi preparasi obat-obat yang dilarutkan agar siap
digunakan
b. Menghindari pelarutan obat di lapangan operasi, pelarutan obat-obat
sebisa mungkin digunakan oleh apoteker terdaftar
c. Menggunakan hanya larutan premixed
d. Klinisi di ruang operasi harus mengkomunikasikan semua dosis obat
yang akan dimasukkan dan mengklarifikasi dosis maksimal dengan
dokter anestesi dan dokter operator
e. Mengedukasi perawat dan anggota lain yang bekerja di ruang operasi
tentang penanganan dan pemberian obat-obat high alert
f. Mengkaji dan memvalidasi kompetensi klinis tentang penggunaan dan
pemberian obat-obat high alert
Hal-hal lain yang perlu dimonitor secara ketat selama operasi :
1. Kadar glukosa
2. Suhu tubuh
3. Penggunaan darah
10
C. Menghindari Masalah Dalam Ruang Tindakan
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menghindari masalah dalam ruang
tindakan :
1. Meminimalkan distraction dan interupsi
2. Mencegah trauma benda tajam
a. Keselamatan alat (skalpel yang terlindung, jarum berujung tumpul, dll)
b. Keselamatan teknik
1) menggunakan zona netral di mana benda-benda tajam ditempatkan
tanpa kontak tangan
2) menggunakan teknik tanpa sentuh
3) menggunakan sarung tangan dua rangkap
4) mempertimbangkan penggunaan sarung tangan anti-robek
5) mengganti sarung tangan secara rutin
6) menggunakan teknik jahit yang mencegah trauma
7) memakai alas kaki yang terlindung
c. Program kontrol pajanan
d. Program edukasi
3. Mencegah tertinggalnya benda-benda di dalam luka operasi dengan
metode penghitungan alat-alat
4. Menangani spesimen secara benar (meliputi kontainer dan alat
pengambilan spesimen, identifikasi spesimen, labeling, tranportasi
spesimen, komunikasi, pembuangan spesimen)
5. Mencegah kebakaran
a. Persiapan pasien
b. Penggunaan alat-alat secara aman
c. Persiapan alat-alat
d. Membatasi bahan-bahan yang mudah terbakar
e. Mengkontrol oksigen
f. Membagi tugas di antara anggota tim mengenai pencegahan kebakaran
g. Komunikasi efektif dan kerja tim
h. Merespons bila terjadi kebakaran :
11
1) Bagaimana memadamkan api secepatnya
2) Bagaimana menangani pasien
3) Bagaimana memindahkan pasien secara aman
4) Bagaimana evakuasi ruang operasi secara aman
5) Bagaimana mengaktivasi sistem keamanan kebakaran
6) Bagaimana mencegah penyebaran asap
7) Bagaimana menemukan dan menggunakan alat pemadam
kebakaran
8) Bagaimana peran tim pemadam kebakaran dari luar
12
BAB IV
TATA LAKSANA MANAGEMEN POST OPERATIF
13
kantong-kantong yang anti bocor. Dalam transportasi, personel laundry
tidak boleh memegang kantong berisi laundry terkontaminasi dengan
tubuhnya atau meremas kantongnya untuk mencegah tertusuk jarum atau
benda tajam lain yang tanpa sengala tertinggal.
3. Membersihkan area tindakan.
a. Kamar tindakan minimal harus dibersihkan setiap 24 jam bila tidak ada
kegiatan atau ruangan tidak dipakai
b. Bila area terkontaminasi, maka kontaminasi harus dibersihkan/
diangkat terlebih dahulu baru area dibersihkan dengan desinfektan
karena banyak kontaminan menginaktivasi desinfektan
c. Bila kontaminasi basah, luas, dan infeksius, maka harus diletakkan
kain yang bisa menyerap cairan dan desinfektan dituang ke atas kain
tersebut sampai semuanya basah terendam. Dapat juga digunakan
bubuk penyerap yang memadatkan cairan
d. Bahan desinfektan terhadap darah dan cairan tubuh yang
direkomendasikan adalah yang efektif terhadap virus hepatitis B dan
HIV, tuberkulosis, dan yang cocok untuk segala jenis permukaan,
misalnya berpori maupun non-pori
e. Debu harus ditangani dengan menggunakan kain khusus debu atau alat
pel yang mencegah terbangnya debu. Untuk area yang lebih tinggi dari
bahu, petugas kebersihan harus menggunakan alat yang khusus
didesain untuk permukaan tinggi. Alat pembersih debu tidak boleh
digoyang-goyangkan karena spora jamur bisa beterbangan di udara
f. Untuk menghindari terpeleset atau tersandung, ada beberapa hal yang
harus diperhatikan :
1) Area yang licin harus ditutup untuk sementara untuk semua
karyawan, kecuali petugas kebersihan
2) Tutup pintu dan tempatkan tanda dilarang masuk
3) Mulai dari area yang paling bersih ke daerah yang paling kotor
4) Gunakan wax atau alas bergerigi untuk menciptakan permukaan
anti slip.
14
5) Pindahkan penghalang atau tanda-tanda dilarang masuk hanya
setelah lantai kering sempurna
6) Tim harus menggunakan alas kaki anti slip
7) Keset harus tahan slip dan bila keset tersaturasi oleh cairan, harus
segera diganti
8) Pastikan kabel-kabel tidak melintang di tengah jalan. Kabel harus
dibundel sebaiknya di langit-langit jika memungkinkan
9) Alat-alat dan monitor harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga
akses jalan tidak terhalang dan lantai dapat terlihat
10) Pencahayaan harus diatur dengan baik agar dapat melihat dengan
jelas di dalam ruangan
15
diperlukan. Peresepan dan pemberian obat-obatan tersebut harus dicatat
dengan baik sesuai urutannya, semua perintah verbal diulang kembali, dan
dilabel secara benar. Dapat dipikirkan pemanfaatan teknologi komputer
untuk pendokumentasian maupun pengingat
4. Mencegah infeksi (khususnya dari surgical site, kateter urin, dan akses
intravena)
a. Monitor ketat suhu tubuh dan kadar glukosa darah untuk mengurangi
risiko infeksi postoperatif dari surgical size
b. Gunakan kateter urin hanya bila diperlukan
c. Kurangi waktu penggunaan kateter urin, kateter harus sering diganti
secara berkala
d. Gunakan teknik yang benar untuk insersi dan perawatan
e. Catat semua penggunaan kateter urin
16
ditimbulkan. Hal ini bersama dengan pengertian pasien harus selalu
direkonfirmasi oleh tenaga kesehatan. Pasien dianjurkan untuk selalu
membawa dafiar obatnya, termasuk ketika kontrol berobat
9. Kolaborasi dengan layanan komunitas
Summary pemulangan :
1. Diagnosis utama dan tambahan
2. Riwayat pengobatan yang temuan fisik yang menunjang
3. Tanggal operasi atau tindakan invasif dan perawatan
4. Prosedur yang dilakukan
5. Hasil prosedur dan hasil laboratorium yang dilakukan
6. Rekomendasi konsultan subspesialis
7. Informasi yang diberikan kepada pasien dan keluarganya
8. Kondisi pasien dan status fungsional saat pemulangan
9. Obat-obat yang diberikan setelah pulang
10. Alasan penggantian obat
11. Janji untuk follow up
12. Hasil tes yang masih menunggu saat pemulangan
13. Detail mengenai rencana follow up
14. Nama dan kontak dokter operator yang bertanggung jawab
17
BAB V
KESIMPULAN
18
Lampiran
19
hari dan waktu jam berapa akan diambil tindakan sehingga
diketahui waktu pasien MRS.
3. Koordinasi dengan FO/GRO utk proses registrasi, utk
pasien IKS agar FO/GRO yang mengurus proses
administrasinya seperti LOG dll, sesuai prosedure IKS
masing-masing yang diketahui oleh pihak RS BaliMEd,
meminta agar FO/GRO/ kasir yang menyampaikan
mekanisme tata cara pembayaran pasien ke RS BaIiMed
seperti pemberian deposite utk tindakan 50% dari total
biaya tindakan cathlab, cara menggesek kartu debit/kredit.
4. Booking kamar sesuai tindakan dan ICCU (apabila ada
pasien Intervensi) minimal satu hari sebelumnya jika pasien
terjadwal/ elektif diluar pasien emergency
5. Apabila pasien di rawat di rumah sakit Balimed,konfirmasi
ke FO pasien Umum atau IKS dengan memberikan form
operan pasien ke FO/GRO agar di follow up oleh GRO.
6. Mengamprah/ order obat-obatan (seperti obat chemo
carboplatin, 5FU), BHP/alkes, RS BaliMed ke bagian
farmasi dan konsumsi sejumlah tim yang akan datang, satu
hari sebelumnya jika pasien sudah terjadwal.
7. Mengecek kelengkapan instrument set, doek steril, has
steril, dan seprai(Doek lepas).
8. Mengecek stock Alkes dan kapan masa expired
9. Kontak dr. Spesialis, dr. Anastesi,Perawat cathlab,Perawat
anastesi, dan radiografer apabila ada tindakan cathlab.
10. Menyiapkan form RM ( Rekam Medis) untuk tindakan
cathlab yang terdiri dari:
Form Laporan Kateterisasi Jantung rangkap 2
Diagnostik Invansif dan Intervensi non bedah
catatan keperawatan.
Resume pasien post tindakan rangkap 3
20
Blangko tindakan dikamar operasi
Blangko alkes.
Medical Report (apabila ada pasien ODC)
11. Setelah perawat prepare tindakan cathlab, staf admin
langsung kontak ruangan dimana pasien di rawat dan
langsung informasikan pasien untuk dibawa keruang
Cathlab
12. Kontak petugas farmasi dan informasikan untuk membawa
obat ke ruang cathlab.
13. Petugas admin menginput billing ( nama-nama team
cathlab dan Alkes pada saat tindakan).
14. Mengisi buku pemakaian alkes sesuai data pasien masing-
masing, dan menempel barcode alkes yang terpakai.
15. Kontak perawat ruangan sesuai kelas pasien sete!ah selesai
tindakan.
16. Kontak farmasi (No ext 111) untuk retur/ pengembalian
obat yang tidak terpakai.
17. Kontak housekeeping (No ext 311) untuk melakukan
pembersihan di cathlab apabila selesai tindakan keteterisasi.
18. Kontak laundry ( no ext 151) untuk mengambil doek steril
yang sudah terpakai pada saat tindakan kateterisasi.
19. Kontak CSSD ( No ext 150) untuk pengambilan instrument
set dan ttd buku ekspedisi atau dibawa ke CSSD jika tidak
ada petugas yang datang ke Cathlab
20. Membawa blangko tindakan di kamar operasi , surat
persetujuaan biaya tindakan kateterisasi ke kasir dengan
disertai tanda tangan buku expedisi oleh petugas kasir
21. Pemberian diskon tindakan dilakukan oleh staf admin
cathlab di komputer billing cathlab , blangko tindakan di
cathlab agar diisi keterangan diskon dan konfirmasi ke
bagian kasir
21
22. Membuat laporan jumlah pasien sesuai format yang berlaku
dan mengisi pemakaian alkes baik itu penambahan dan
pengurangan alkes.
23. Melaksanakan tugas lain yang di tugaskan oleh atasan
Seperti Chek stock Fisik alkes tiap minggu untuk alkes
konsinyasi dan tiap akhir bulan untuk semua alkes dan lain-
lain yang diperlukan).
24. Mengadakan koordinasi dengan pihak terkait agar kegiatan
administrasi dan tindakan kateterisasi berjalan dengan baik.
22
B. ALUR PELAYANAN CATH LAB DI RS BALIMED
1. PERSIAPAN KATETERISASI :
a. Ukur Tinggi Badan dan Berat Badan
b. Puasa 6 jam (boleh minum air putih)
c. Pemeriksaan Lab : DL, SGOT, SGPT, BUN, SC, HBsAg, BT, CT,
PTT, APTT
d. Cukur-cukur di daerah :
i. pergelangan tangan kanan sampai siku,
ii. Inguinal kanan dan kiri sampai paha anterior 1/3 bawah regio
femoralis,
iii. Seluruh dada pada pasien laki-laki yang akan tindakan
jantung intervensi
e. Pasang infus NaCI 0,9% 8-10 tts/menit di LENGAN KIRI, dengan
infuse set biasa, IVCath No. 20, pasang 3-way berekor, Fiksasi seperti
persiapan Operasi
f. Pasang kateter : bagi laki-laki kondom kateter dan wanita doewer
kateter
23
g. Menyiapkan kassa untuk disterilkan dan memesan kassa gulung ke
gudang
h. Memesan Amplop besar untuk tempat hasil fluoruskopi
24
5. ALUR PELAYANAN CATH LAB (RUJUKAN/ELEKTIF)
a. Pasien datang ke RS BaliMed membawa surat pengantar dari
dokter operator dimana dalam surat pengantar sudah tercantum
rencana kateterisasi.
b. Pasien diterima oleh petugas FO RSBM, selanjutnya petugas FO
RSBM menghubungi Petugas Admin Cath Lab.
c. Petugas Admin Cath Lab melakukan koordinasi internal dan
menghubungi Dokter Operator untuk jadwal tindakan
d. Petugas FO RSBM mengantar pasien ke UGD
e. Pasien diterima oleh Tim UGD dan dipersilahkan berbaring di
salah satu ruang. DOD melakukan Anamnesa dan Pemeriksaan
Fisik sesuai prosedur, Kemudian DOD membuat form amprahan
tindakan dan memberikan ke keluarga pasien untuk dibawa ke FO.
f. Keluarga pasien memperoleh penjelasan dari FO + Admin tentang
Kamar dan Tindakan, setelah keluarga pasien setuju tentang biaya
maka dilakukan penandatanganan form persetujuan biaya.
g. DOD menghubungi dokter operator untuk memberitahukan bahwa
pasien sudah tiba di UGD.
h. Tim jaga UGD melakukan persiapan kateterisasi.
i. Bila pasien telah membawa hasil lab dan radiologi maka DOD
memeriksa kelengkapan hasil - hasil tersebut.
j. Tim jaga UGD mengantarkan pasien ke Ruangan untuk menunggu
jadwal Tindakan.
k. Petugas admin Cathlab akan memberikan informasi jadwal
tindakan kepada pasien dan perawat (UGD/Ruangan)
l. Bila jadwal tindakan telah tiba, maka perawat Ruangan
mengantarkan pasien ke Ruang CathLab dan melakukan serah
terima pasien kepada perawat CathLab dengan panduan form serah
terima
25
m. Setelah selesai tindakan, perawat cathlab melakukan observasi
pasien 1- 2 jam diruang Cathlab, dan petugas admin memberikan
Blanko tindakan kepada kasir.
n. Bila dokter operator menyatakan stabil maka petugas admin
menghubungi perawat ruangan untuk menjemput pasien
o. Bila dokter operator menyatakan pasien tidak stabil pasien dirawat
di ICU/ICCU dan petugas admin menghubungi perawat ICU untuk
menjemput pasien ke ruang cath lab.
p. Pasien post tindakan dan tidak stabil dirawat di ICU/ICCU oleh
dokter operator sebagai Dokter Penanggung Jawab Pasien
26
pasien dari perawat ICCU/ruangan ke perawat CathLab
menggunakan form serah terima pasien.
i. Setelah selesai tindakan, perawat cathlab melakukan observasi
pasien 1- 2 jam di ruang Cathlab, dan petugas admin memberikan
Blanko tindakan kepada kasir.
j. Bila dokter operator menyatakan stabil maka petugas admin
menghubungi perawat ruangan untuk menjemput pasien, Bila
dokter operator menyatakan pasien tidak stabil pasien dirawat di
ICU/ICCU dan petugas admin menghubungi perawat ICU untuk
menjemput pasien ke ruang cath lab.
k. Pasien post tindakan dan tidak stabil dirawat di ICU/ICCU oleh
dokter operator sebagai Dokter Penanggung Jawab Pasien
27
f. Dokter SpJP akan mempertimbangkan penanganan jantung
intervensi dan akan memberikan informasi kepada pasien/keluarga
pasien tentang pilihan-pilihan penanganan.
g. Bila keluarga pasien setuju untuk tindakan jantung intervensi maka
Perawat ICCU menghubungi FO bahwa ada rencana tindakan
Jantung Intervensi pada pasien X
h. Perawat ICCU mempersilakan keluarga pasien ke FO untuk
memperoleh penjelasan biaya
i. Petugas FO dan Admin Cath Lab memberikan penjelasan biaya ke
pada pasien
j. Bila keluarga pasien setuju maka dilakukan tanda-tangan
persetujuan biaya
k. Setelah keluarga pasien memberikan persetujuan tertulis maka
pasien dipersiapkan oleh perawat ICCU untuk persiapan
Kateterisasi Jantung (Cukur-cukur dan Pasang kateter) Setelah
semua siap dan jadwal tindakan telah tiba, pasien diantar oleh
perawat ICCU ke Ruang Cath Lab dan dilakukan serah terima
pasien dari perawat ICCU ke perawat Cath Lab menggunakan form
serah terima pasien
l. Setelah selesai tindakan, perawat Cath Lab melakukan observasi
terhadap pasien 1-2 jam.
m. Setelah dinyatakan BPD oleh dr.SpJP maka petugas admin
menghubungi perawat ICU untuk menjemput pasien kembali ke
ICCU
28
b. Petugas FO Balimed menyambungkan dengan petugas Admin. Bila
belum bisa tersambung saat itu maka petugas FO mencatat no
telpon yang dapat dihubungi dari RS asal.
c. Petugas Admin memberikan penjelasan kepada RS Asal tentang
persiapan pasien dan sekilas alur pelayanan Cathlab
d. Pasien datang ke RS BaliMed sesuai jadwal dengan membawa
surat pengantar dari RS asal
e. Petugas dari RS asal membawa pasien ke UGD dan melakukan
serah terima pasien kepada DOD saat itu
f. Pasien diterima oleh Tim UGD dan dipersilahkan berbaring di
salah satu ruang. DOD melakukan Anamnesa dan Pemeriksaan
Fisik sesuai prosedur, Kemudian DOD membuat form amprahan
tindakan dan memberikan ke keluarga pasien untuk dibawa ke FO.
g. Keluarga pasien memperoleh penjelasan dari FO + Admin tentang
Biaya Tindakan, setelah keluarga pasien setuju tentang biaya maka
dilakukan penandatanganan form persetujuan biaya
h. DOD menghubungi DOKTER OPERATOR untuk
memberitahukan bahwa pasien sudah tiba di UGD.
i. Tim jaga UGD melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan
persiapan kateterisasi.
j. Bila jadwal tindakan telah tiba, maka perawat UGD mengantarkan
pasien ke Ruang CathLab dan melakukan serah terima pasien
kepada perawat Cath lab dengan panduan form serah terima
k. Setelah selesai tindakan, perawat cathlab melakukan observasi
pasien 1- 2 jam diruang Cathlab, dan petugas admin memberikan
Blanko tindakan kepada kasir.
l. Bila dokter operator menyatakan stabil maka petugas admin
menghubungi perawat RS Asal untuk menjemput pasien dan
perawat Cathlab melakukan serah terima kepada petugas RS asal
untuk DIBAWA KEMBALI KE RS asal
29
30
ALUR PASIEN RUJUKAN/ELEKTIF MASUK CATHLAB DI RS BALIMED
PASIEN
Bawa surat pengantar/rujukan
FO + Admin Cathlab
Pilih kamar
+
Biaya tindakan
UGD
Ruangan/ICCU
31
ALUR PASIEN SERANGAN MASUK CATHLAB DI RS BALIMED
PASIEN SERANGAN
UGD
ICCU
FO + Admin Cathlab
ICCU
32
ALUR PASIEN KIRIMAN RS LAIN MASUK CATHLAB DI RS BALIMED
RS ASAL
FO + Admin Cathlab
Biaya tindakan
UGD
Kembali ke RS Asal
33