100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
494 tayangan33 halaman

PEDOMAN Cathlab

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 33

DAFTAR ISI

HALAMAN DOKUMEN ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ............................................................................................................1
I. PENDAHULUAN ............................................................................................2
A. Latar Belakang ...........................................................................................2
B. Tujuan ........................................................................................................2
C. Lingkup Area .............................................................................................3
D. Tiga Elemen ...............................................................................................3
II. DEFINISI ..........................................................................................................4
A. Managemen Ruang Kateterisasi / Tempat Tindakan .................................4
B. Managemen Pasien ....................................................................................7
C. Managemen Tim Cathlab ...........................................................................8
III. TATA LAKSANA MANAGEMEN INTRA OPERATIF ...............................9
A. Monitoring Anastesi dan Sedasi ................................................................9
B. Memasukkan Obat ...................................................................................10
C. Menghindari Masalah dalam Ruang Tindakan ........................................11
IV. TATA LAKSANA MANAGEMEN POST OPERASI ..................................13
A. Membersihkan Lingkungan Operasi ........................................................13
B. Post Operatif Care ....................................................................................15
C. Proses Pemulangan Pasien .......................................................................16
V. KESIMPULAN ...............................................................................................18
A. Prinsip Pelayanan Kataterisasi .................................................................18
Lampiran – lampiran ..............................................................................................19

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang
dapat memuaskan setiap pemakai jasa palayanan kesehatan sesuai dengan
tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai
dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran telah menjadikan
tindakan kateterisasi sebagai sesuatu prosedur tindakan khusus yang dapat
diterima secara umum.
Pelayanan professional yang diberikan pada pasien di ruang kateterisasi,
kegiatan mengidentifikasi kebutuhan fisiologis, psikologis, sosial pasien
mengimplementasikan asuhan keperawatan yang bersifat individulistik,
mengkoordinasikan semua kegiatan pelayanan berdasarkan ilmu keperawatan,
biomedis, ilmu perilaku dan ilmu alam dasar dalam rangka memulihkan dan
mempertahankan derajat kesehatan, kesejahteraan klien sebelum selama dan
sesudah tindakan kateterisasi.
Penyusunan buku Panduan Pelayanan Kateterisasi ini sangat penting
pada akhirnya dapat mengurangi atau menurunkan angka kematian akibat
gangguan vaskular seminimal mungkin khususnya, dan peningkatan mutu
pelayanan di ruang kateterisasi pada umumnya.

2
B. Tujuan
1. Meningkatkan keamanan tindakan kateterisasi dengan menciptakan
standardisasi prosedur yang aman.
2. Mengurangi tingkat mortalitas, morbiditas, dan disabilitas/kecacatan
akibat komplikasi prosedur kateterisasi.
3. Me-recall memory, terutama pada hal-hal kecil yang gampang terabaikan
pada keadaan pasien yang kompleks.

C. Lingkup Area
Panduan ini diterapkan kepada semua perawat cathlab, penata/dokter anestesi,
dan dokter operator yang akan menangani pasien dalam suatu prosedur
kateterisasi.

D. Tiga Elemen
Pada setiap prosedur invasif terdapat tiga elemen penting yang harus selalu
berinteraksi dan bekerjasama secara efektif dan efisien yaitu:
1. Ruangan kateterisasi atau ruang prosedur.
2. Pasien itu sendiri.
3. Tim cathlab.

3
BAB II
DEFINISI

A. Manajemen Ruang Kateterisasi / Tempat Tindakan


1. Tujuan
Manajemen ruang kateterisasi atau tempat tindakan ini bertujuan untuk
meningkatkan layanan penanganan pasien, meningkatkan kepuasan pasien,
meningkatkan kepuasan tim cathlab yang mencakup di dalamnya dokter
operator, dokter anestesi, dan perawat.
2. Mengatur Block Time secara efektif
Pengaturan ini dibuat dalam bentuk penyusunan jadwal setiap harinya
bahwa pada periode waktu tententu telah disiapkan ruang tindakan. Dalam
periode waktu itu seorang dokter operator dapat melakukan operasi elektif
atau emergensi, operasi singkat maupun prosedur tindakan yang memakan
waktu lama. Bila tim tidak memenuhi jadwal tersebut, maka mereka akan
kehilangan kesempatan penggunaannya. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam menyusun block time :
a. Tetapkan peraturan yang jelas dan adil
b. Atur penggunaan kamar operasi dalam sebuah guideline
c. Block time di review secara berkala setiap bulannya
d. Buat aturan yang jelas mengenai pembatalan sebelum waktu operasi
yang sudah di jadwalkan (hal ini dapat berbeda disesuaikan dengan
jenis operasi)
Durasi operasi dapat diklasifikasikan sebagai berikui:
a. Urgent : prosedur yang harus dikerjakan dalam 4 jam
sampai 24 jam
b. Non-urgent/elektif : prosedur yang bisa dikerjakan setelah 24 jam
3. Mengatur Penjadwalan Secara Efektif
Jadwal sedapat mungkin diatur agar tidak penuh di awal minggu dan
kosong di hari-hari berikutnya. Pemulangan pasien-pasien postoperatif
dikoordinasikan dengan dokternya agar tidak selalu menunggu waktu visit

4
dokter. Hal ini dimaksudkan untuk mengefisienkan waktu perawatan
pasien dan ranjang pasien tersebut dapat segera dialokasikan untuk pasien
lain yang membutuhkan.
Dalam hal terjadi banyak kasus urgent dalam waktu yang bersamaan,
pasien diprioritaskan berdasarkan kegawatdaruratannya dan
dipertimbangkan berdasarkan masing-masing keilmuan. Ada empat
prinsip dalam menyusun prioritas pasien untuk kamar operasi, yaitu:
keselamatan pasien, akses dokter operator dan pasien ke tempat tindakan,
memaksimalkan efisiensi ruang tindakan, dan meminimalkan waktu
tunggu pasien.
4. Memonitor Performa Ruang Kateterisasi / Tempat Tindakan
Sebelum prosedur dimulai, harus dilakukan persiapan ruangan. Hal ini
meliputi menciptakan lapangan steril, menyiapkan alat-alat, dan
memeriksa kelengkapannya.
a. Penciptaan lapangan steril :
1) Menempatkan duk steril di sekeliling situs operasi dan pada tempat
alat-alat
2) Semua personel harus mengenakan pakaian steril
3) Hanya alat steril dan orang-orang yang telah steril yang
diperbolehkan memasuki lapangan steril
4) Jangan menempatkan alat-alat steril di dekat pintu yang terbuka
5) Jendela harus ditutup
6) Letakkan alat steril hanya pada lapangan steril
7) Pastikan tangan telah discrub sebelum menyentuh alat steril
8) Orang yang telah steril tidak diperkenankan menyentuh alat-alat
tidak steril atau pergi ke tempat yang tidak steril
9) Perlu diingat bahwa ujung kemasan dari alat-alat steril adalah tidak
steril
10) Perlu diingat bahwa sekali batas steril telah dilewati, hal ini telah
dianggap terkontaminasi

5
11) Jika ada keraguan tentang status sterilitas sesuatu alat atau area,
harus dianggap telah terkontaminasi
b. Persiapan alat :
Ada empat tahap proses persiapan alat, yaitu: pencucian dan
dekontaminasi, desinfeksi, sterilisasi, dan penyimpanan atau
pemindahan ke lapangan steril. Ada beberapa jenis sterilisasi yaitu
menggunakan steam, ethylene oxide, ozone, dan gas plasma.
c. Persiapan perlengkapan anestesi.
d. Memastikan kualitas udara dan ventilasi :
1) Ventilasi ruang tindakan harus positive-pressure
2) Udara harus masuk ke ruangan melalui ventilasi langit-langit yang
tinggi dan keluar dari ruangan melalui exhaust air outlet dekat
lantai yang berseberangan dengan ventilasi masuk
3) Mengatur agar sedikitnya terjadi 15 kali pertukaran udara per
jamnya, di mana 3 di antaranya harus udara segar
4) Penyaringan udara yang diresirkulasi dan udara segar melalui filter
yang baik dengan efisiensi minimum 90%
5) Ruangan hanya diijinkan dibuka untuk perpindahan alat, personel
tim cathlab dan pasien; selebihnya pintu dijaga agar selalu tertutup
e. Mengatur lalu-lintas :
Zona dibagi menjadi 3, yaitu:
1) Unrestricted zone : hanya orang-orang yang berkepentingan yang
boleh berada di zona ini, tetapi baju luar biasa diperbolehkan.
2) Semirestricted zone : zona ini adalah area yang terhubung dengan
ruang tindakan (contohnya: lorong, kantor, kamar alat), orang-
orang yang berada di sini harus mengenakan pakaian scrub dengan
lengan panjang, penutup rambut, dan sepatu bersih atau penutup
sepatu.
3) Restricted zone : zona ini terdiri dari tempat tindakan dan area cuci
tangan, orang-orang yang memasuki zona ini harus mengenakan
kostum bedah lengkap termasuk masker. Mereka yang tidak

6
discrub harus mengenakan jaket berlengan panjang lengkap dengan
kancing tertutup. Masker khususnya harus dikenakan di ruangan
dengan peralatan steril yang terbuka.
Pastikan bahwa semua alat-alat yang diperlukan telah siap tersedia di
dalam kamar operasi sebelum prosedur dimulai untuk meminimalkan
lalu-lintas yang tidak perlu dari dan ke dalam ruangan.

B. Manajemen Pasien
Beberapa point penting dalam mengkaji faktor risiko pasien :
1. Alergi
2. Riwayat kesehatan sebelumnya (misalnya tekanan darah tinggi, asma,
masalah jantung atau pernapasan)
3. Penggunaan tembakau (karena rokok meningkatkan risiko infeksi)
4. Penggunaan alkohol dan narkotika
5. Pengalaman pribadi pasien dengan sedasi dan anestesi sebelumnya
6. Berat badan
7. Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini
8. Ada tidaknya risiko untuk anestesi dan sedasi
9. Permintaan khusus dari pasien untuk jenis anestesi dan sedasi
10. Kecemasan pasien
11. Delirium
12. Status nutrisi
13. Risiko potensial untuk deep vein thrombosis
Obat-obatan yang diberikan pada pasien harus dilabel dengan mencakup
informasi seperti di bawah ini:
1. Nama
2. Kekuatan
3. Jumlah/konsentrasi
4. Tanggal kadaluwarsa
5. Pelarut dan volumenya
6. Tanggal diberikan

7
C. Manajemen Tim Cathlab
1. Rekomendasi standar :
a. Kostum petugas harus terbuat dari bahan yang ringan dan
memungkinkan untuk bernapas. Kostum tidak terbuat dari kapas
karena kapas mudah terbakar dan memiliki banyak pori yang bisa
dilewati mikroorganisme.
b. Sepatu proteksi harus tenutup bagian depannya, bertumit rendah,
bersol anti selip, dan dibersihkan secara berkala.
c. Sebelum memegang kostum atau memasuki tempat kostum, semua
personel harus mencuci tangan dengan sabun dan air, antiseptik dan
air, atau antiseptic hand rub.
d. Kostum harus diganti setiap harinya atau setiap kali terkontaminasi
atau basah.
e. Semua personel harus menutupi kepala dan rambut muka
f. Dalam kasus-kasus tertentu yang berisiko terciprat (misalnya kasus
trauma), tim harus mengenakan alat-alat proteksi tambahan
g. Masker harus menutupi seluruh bagian mulut dan hidung
h. Kostum harus dilaundry di fasilitas laundry yang terakreditasi
i. Seluruh personel harus menerima edukasi dan pengarahan perihal
kostum ini
2. Beberapa prinsip penggunaan sarung tangan :
a. Sarung tangan harus menjadi barrier yang efektif terhadap material
infeksius, termasuk darah dan cairan tubuh.
b. Sarung tangan harus diganti setiap habis kontak dengan pasien atau
setiap sarung tangan tersebut rusak
c. Sarung tangan tidak boleh dicuci atau direuse
d. Untuk prosedur invasif tenaga kesehatan harus memakai dua lapis
sarung tangan, satu di atas yang lain.

8
BAB III
TATA LAKSANA MANAGEMEN INTRA OPERATIF

A. Monitoring Anestesi dan Sedasi


Hal-hal yang harus diperhatikan oleh tim anestesi :
1. Mengkomunikasikan risiko sebelum memulai prosedur
2. Memastikan kompetensi yang meliputi : memasukkan obat sesuai level
anestesi yang diminta, memonitor pasien untuk mempertahankan level
anestesinya, memberhentikan anestesi dan menyelamatkan pasien jika
mereka masuk terlalu dalam.
3. Menyiapkan obat-obatan emergensi dan antidotum
4. Mempersiapkan efek-efek samping obat (medication error)
5. Memantau tanda-tanda vital (tekanan darah, frekuensi denyut jantung dan
ritme, frekuensi pemapasan, saturasi oksigen, akses intravena yang
adekuat, nyeri)
6. Mempertimbangkan pemanfaatan teknologi untuk teknik anestesi
7. Menggunakan singkatan :
a. C irculation, capnograph, color (saturasi)
b. O ksigen
c. V entilasi dan vaporisasi
d. E ndotracheal tube
e. R eview monitor dan peralatan
f. A irway
g. B reathing
h. C irculation
i. D rugs
j. A wareness
k. S wift check (pasien, dokter operator, proses, dan respons)

9
8. Awareness anestesi : kasus-kasus di mana pasien bangun di tengah-tengah
anestesi (intra operatif)
a. Mengidentifikasi pasien-pasien berisiko.
b. Perawatan peralatan.
c. Monitoring pasien.

B. Memasukkan Obat
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mengurangi risiko :
1. Mengidentifikasi pasien dan mengkonfirmasi alergi obat yang dimiliki
2. Memverifikasi obat sebelum pemberian obat
3. Menggunakan perintah verbal terstruktur
4. Mengidentifikasi penggunaan obat-obatan high-alert :
a. Menstandardisasi preparasi obat-obat yang dilarutkan agar siap
digunakan
b. Menghindari pelarutan obat di lapangan operasi, pelarutan obat-obat
sebisa mungkin digunakan oleh apoteker terdaftar
c. Menggunakan hanya larutan premixed
d. Klinisi di ruang operasi harus mengkomunikasikan semua dosis obat
yang akan dimasukkan dan mengklarifikasi dosis maksimal dengan
dokter anestesi dan dokter operator
e. Mengedukasi perawat dan anggota lain yang bekerja di ruang operasi
tentang penanganan dan pemberian obat-obat high alert
f. Mengkaji dan memvalidasi kompetensi klinis tentang penggunaan dan
pemberian obat-obat high alert
Hal-hal lain yang perlu dimonitor secara ketat selama operasi :
1. Kadar glukosa
2. Suhu tubuh
3. Penggunaan darah

10
C. Menghindari Masalah Dalam Ruang Tindakan
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menghindari masalah dalam ruang
tindakan :
1. Meminimalkan distraction dan interupsi
2. Mencegah trauma benda tajam
a. Keselamatan alat (skalpel yang terlindung, jarum berujung tumpul, dll)
b. Keselamatan teknik
1) menggunakan zona netral di mana benda-benda tajam ditempatkan
tanpa kontak tangan
2) menggunakan teknik tanpa sentuh
3) menggunakan sarung tangan dua rangkap
4) mempertimbangkan penggunaan sarung tangan anti-robek
5) mengganti sarung tangan secara rutin
6) menggunakan teknik jahit yang mencegah trauma
7) memakai alas kaki yang terlindung
c. Program kontrol pajanan
d. Program edukasi
3. Mencegah tertinggalnya benda-benda di dalam luka operasi dengan
metode penghitungan alat-alat
4. Menangani spesimen secara benar (meliputi kontainer dan alat
pengambilan spesimen, identifikasi spesimen, labeling, tranportasi
spesimen, komunikasi, pembuangan spesimen)
5. Mencegah kebakaran
a. Persiapan pasien
b. Penggunaan alat-alat secara aman
c. Persiapan alat-alat
d. Membatasi bahan-bahan yang mudah terbakar
e. Mengkontrol oksigen
f. Membagi tugas di antara anggota tim mengenai pencegahan kebakaran
g. Komunikasi efektif dan kerja tim
h. Merespons bila terjadi kebakaran :

11
1) Bagaimana memadamkan api secepatnya
2) Bagaimana menangani pasien
3) Bagaimana memindahkan pasien secara aman
4) Bagaimana evakuasi ruang operasi secara aman
5) Bagaimana mengaktivasi sistem keamanan kebakaran
6) Bagaimana mencegah penyebaran asap
7) Bagaimana menemukan dan menggunakan alat pemadam
kebakaran
8) Bagaimana peran tim pemadam kebakaran dari luar

12
BAB IV
TATA LAKSANA MANAGEMEN POST OPERATIF

A. Membersihkan Lingkungan Operasi


Hal-hal yang perlu diperhatikan terkait pembersihkan lingkungan operasi :
1. Pembuangan sisa-sisa bekas operasi
a. Sisa patologi manusia yang meliputi jaringan, organ, bagian tubuh, dan
cairan
b. Darah manusia dan komponen darah yang meliputi serum, plasma, dan
komponen darah
c. Benda tajam
d. Sisa-sisa alat atau benda yang terkontaminasi pasien
e. Benda-benda tajam yang tidak terpakai
Ketika menangani sisa-sisa bekas operasi, petugas yang bertugas
mengumpulkan termasuk petugas kebersihan harus memakai alat
pelindung diri untuk mencegah pajanan. Setelah sisa-sisa tersebut
terkumpul, harus ditranspor ke area penyimpanan yang sesuai.
Selama transpor harus diperhatikan bahwa benda terkontaminasi tidak
kontak dengan alat steril. Untuk mencegah penyebaran infeksi, kereta
pembawanya harus dibersihkan dan didesinfeksi sesuai jadwal.
2. Transportasi laundry terkontaminasi
Sebelum membersihkan ruangan, linen kotor harus diangkat terlebih
dahulu. Tekstil, linen, dan kain terkontaminasi harus dipindahkan dengan
kontak seminimal mungkin dengan udara, permukaan, dan personel dalam
ruangan. Sebelum memindahkan laundry dari permukaan, harus dipastikan
benda tajam dan barang nonlaundry lainnya telah dipisahkan untuk
memastikan keamanan transportasi dan trauma benda tajam. Dalam
melipat linen, pastikan bagian terkontaminasi berada di tengah sehingga
bagian yang bersih berperan sebagal barrier terhadap bagian yang kotor.
Laundry terkontaminasi ditempatkan di kontainer berwarna kuning atau
yang bertanda biohazard. Laundry yang basah harus ditempatkan di

13
kantong-kantong yang anti bocor. Dalam transportasi, personel laundry
tidak boleh memegang kantong berisi laundry terkontaminasi dengan
tubuhnya atau meremas kantongnya untuk mencegah tertusuk jarum atau
benda tajam lain yang tanpa sengala tertinggal.
3. Membersihkan area tindakan.
a. Kamar tindakan minimal harus dibersihkan setiap 24 jam bila tidak ada
kegiatan atau ruangan tidak dipakai
b. Bila area terkontaminasi, maka kontaminasi harus dibersihkan/
diangkat terlebih dahulu baru area dibersihkan dengan desinfektan
karena banyak kontaminan menginaktivasi desinfektan
c. Bila kontaminasi basah, luas, dan infeksius, maka harus diletakkan
kain yang bisa menyerap cairan dan desinfektan dituang ke atas kain
tersebut sampai semuanya basah terendam. Dapat juga digunakan
bubuk penyerap yang memadatkan cairan
d. Bahan desinfektan terhadap darah dan cairan tubuh yang
direkomendasikan adalah yang efektif terhadap virus hepatitis B dan
HIV, tuberkulosis, dan yang cocok untuk segala jenis permukaan,
misalnya berpori maupun non-pori
e. Debu harus ditangani dengan menggunakan kain khusus debu atau alat
pel yang mencegah terbangnya debu. Untuk area yang lebih tinggi dari
bahu, petugas kebersihan harus menggunakan alat yang khusus
didesain untuk permukaan tinggi. Alat pembersih debu tidak boleh
digoyang-goyangkan karena spora jamur bisa beterbangan di udara
f. Untuk menghindari terpeleset atau tersandung, ada beberapa hal yang
harus diperhatikan :
1) Area yang licin harus ditutup untuk sementara untuk semua
karyawan, kecuali petugas kebersihan
2) Tutup pintu dan tempatkan tanda dilarang masuk
3) Mulai dari area yang paling bersih ke daerah yang paling kotor
4) Gunakan wax atau alas bergerigi untuk menciptakan permukaan
anti slip.

14
5) Pindahkan penghalang atau tanda-tanda dilarang masuk hanya
setelah lantai kering sempurna
6) Tim harus menggunakan alas kaki anti slip
7) Keset harus tahan slip dan bila keset tersaturasi oleh cairan, harus
segera diganti
8) Pastikan kabel-kabel tidak melintang di tengah jalan. Kabel harus
dibundel sebaiknya di langit-langit jika memungkinkan
9) Alat-alat dan monitor harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga
akses jalan tidak terhalang dan lantai dapat terlihat
10) Pencahayaan harus diatur dengan baik agar dapat melihat dengan
jelas di dalam ruangan

B. Post Operative Care


1. Mengkaji status mental pasien, dapat dilakukan dengan menanyakan
kepada pasien:
a. Tanggal hari ini
b. Hari apa hari ini
c. Nama tempat ia berada saat ini
d. Nomor teleponnya
e. Nama jalan tempat tinggalnya
f. Berapa umurnya
g. Kapan ia dilahirkan
h. Siapa nama gadis ibu kandungnya
i. Berapa hasil 20 dikurang 3, lalu hasilnya dikurang 3 lagi, dst sampai
beberapa kali
2. Mengkaji status fisik pasien, dapat dilakukan dengan memeriksa tanda
vital, derajat nyeri, adanya pembengkakan, fungsi respirasi, drainage luka,
efek samping anestesi, atau deep vein thrombosis
3. Mengkaji obat-obatan yang dibutuhkan, hal ini meliputi obat-obatan apa
yang harus diteruskan dari operasi, atau mana yang harus distop atau obat-
obat baru, termasuk darah dan komponen-komponen darah yang

15
diperlukan. Peresepan dan pemberian obat-obatan tersebut harus dicatat
dengan baik sesuai urutannya, semua perintah verbal diulang kembali, dan
dilabel secara benar. Dapat dipikirkan pemanfaatan teknologi komputer
untuk pendokumentasian maupun pengingat
4. Mencegah infeksi (khususnya dari surgical site, kateter urin, dan akses
intravena)
a. Monitor ketat suhu tubuh dan kadar glukosa darah untuk mengurangi
risiko infeksi postoperatif dari surgical size
b. Gunakan kateter urin hanya bila diperlukan
c. Kurangi waktu penggunaan kateter urin, kateter harus sering diganti
secara berkala
d. Gunakan teknik yang benar untuk insersi dan perawatan
e. Catat semua penggunaan kateter urin

C. Proses Pemulangan Pasien


Beberapa poin kunci dalam pemulangan pasien :
1. Komunikasi sedini mungkin dan sesering mungkin dengan pasien
2. Koordinasi proses pemulangan (bukan hanya di hari terakhir, tetapi selama
perawatan di rumah sakit).
3. Mengatur proses secara sistematik
4. Melibatkan pasien dalam proses perencanaan pemulangan
5. Edukasi pasien dan keluarganya
6. Berbagi sumber dengan pasien, misalnya tentang layanan rumah
pemesanan makanan dan transportasi di komunitas
7. Membuat perjanjian dengan pasien dan keluarganya, bila memungkinkan,
untuk follow up. Berikan catatan berisi nama, alamat, dan telepon yang
bisa dihubungi
8. Rekonsiliasi pengobatan, lakukan double-check untuk obat-obatan terakhir
yang diberikan untuk di rumah. Berikan kepada pasien daftar obat-obat
yang akan ia konsumsi di rumah, daftar tersebut harus mencakup deskripsi
obat, indikasi, dosis, jadwal pemberian, dan efek samping yang mungkin

16
ditimbulkan. Hal ini bersama dengan pengertian pasien harus selalu
direkonfirmasi oleh tenaga kesehatan. Pasien dianjurkan untuk selalu
membawa dafiar obatnya, termasuk ketika kontrol berobat
9. Kolaborasi dengan layanan komunitas
Summary pemulangan :
1. Diagnosis utama dan tambahan
2. Riwayat pengobatan yang temuan fisik yang menunjang
3. Tanggal operasi atau tindakan invasif dan perawatan
4. Prosedur yang dilakukan
5. Hasil prosedur dan hasil laboratorium yang dilakukan
6. Rekomendasi konsultan subspesialis
7. Informasi yang diberikan kepada pasien dan keluarganya
8. Kondisi pasien dan status fungsional saat pemulangan
9. Obat-obat yang diberikan setelah pulang
10. Alasan penggantian obat
11. Janji untuk follow up
12. Hasil tes yang masih menunggu saat pemulangan
13. Detail mengenai rencana follow up
14. Nama dan kontak dokter operator yang bertanggung jawab

17
BAB V
KESIMPULAN

A. Prinsip Pelayanan Kateterisasi


1) Tim melakukan prosedur pada pasien yang benar pada lokasi tubuh (situs)
yang tepat
2) Tim menggunakan cara-cara yang tepat untuk mencegah hal-hal yang
membahayakan yang diakibatkan penggunaan anestesi dalam melindungi
pasien dari nyeri
3) Tim mengenali dan siap secara efektif menangani terhadap keadaan-
keadaan jalan napas atau fungsi respirasi yang mengancam nyawa
4) Tim mengenali dan siap secara efektif menangani risiko pasien kehilangan
darah masif
5) Tim menghindari mencetuskan reaksi alergi atau efek samping obat di
mana pasien telah diketahui memiliki risiko
6) Tim secara konsisten menggunakan cara-cara yang tepat untuk
meminimalisasi risiko infeksi
7) Tim bedah mengkomunikasikan secara efektif segala informasi penting
yang diperlukan demi keamanan penanganan tindakan
8) Rumah sakit dan sistem kesehatan menetapkan surveilans rutin tentang
surgical capacity, volume, dan results

18
Lampiran

A. URAIAN TUGAS STAF ADMIN CATHLAB


1. Unit Organisasi : RS Balimed
2. Unit Kerja : CathLab
3. Nama Jabatan : Staf Administrasi Cathlab
4. Persyaratan Jabatan : Minimal D1 atau Setara
5. Sarana Kerja : Ruang Kerja, Meja, Alat tulis kantor, Komputer
6. Hubungan Kerja Vertikal keatas : menerima pembinaan dari Ka.Unit
Vertikal kebawah : melaksanakan perkerjaan di unit
cathlab
7. Uraian Tugas
a. Tugas Pokok
1. Menyelenggarakan Administrasi Cathlab
2. Menyelenggarakan Persiapan tindakan di Cathlab
b. Fungsi
1. Memberikan informasi mengenai pelayanan Cathlab RS.
Balimed kepada pasien, keluarga dan masyarakat
mengenai:
 Prosedur pelayanan pasien Cathlab,
 Menjelaskan tarif-tarif tindakan cathlab.
 Kontak dokter yang merawat.
 Memberikan Informasi jadwal tindakan cathlab.
 Nama-nama Ruang dan nomor kamar.
 Jadwal praktek dokter Spesialis.
 Memberi Informasi tindakan Kateterisasi ke UGD
dan FO, Kontak dokter MOD untuk tindakan PCI
post tindakannya dirawat di ICCU
2. Jika ada rencana pasien untuk melakukan tindakan maka
koordinasi dengan operator masing-masing tindakan untuk

19
hari dan waktu jam berapa akan diambil tindakan sehingga
diketahui waktu pasien MRS.
3. Koordinasi dengan FO/GRO utk proses registrasi, utk
pasien IKS agar FO/GRO yang mengurus proses
administrasinya seperti LOG dll, sesuai prosedure IKS
masing-masing yang diketahui oleh pihak RS BaliMEd,
meminta agar FO/GRO/ kasir yang menyampaikan
mekanisme tata cara pembayaran pasien ke RS BaIiMed
seperti pemberian deposite utk tindakan 50% dari total
biaya tindakan cathlab, cara menggesek kartu debit/kredit.
4. Booking kamar sesuai tindakan dan ICCU (apabila ada
pasien Intervensi) minimal satu hari sebelumnya jika pasien
terjadwal/ elektif diluar pasien emergency
5. Apabila pasien di rawat di rumah sakit Balimed,konfirmasi
ke FO pasien Umum atau IKS dengan memberikan form
operan pasien ke FO/GRO agar di follow up oleh GRO.
6. Mengamprah/ order obat-obatan (seperti obat chemo
carboplatin, 5FU), BHP/alkes, RS BaliMed ke bagian
farmasi dan konsumsi sejumlah tim yang akan datang, satu
hari sebelumnya jika pasien sudah terjadwal.
7. Mengecek kelengkapan instrument set, doek steril, has
steril, dan seprai(Doek lepas).
8. Mengecek stock Alkes dan kapan masa expired
9. Kontak dr. Spesialis, dr. Anastesi,Perawat cathlab,Perawat
anastesi, dan radiografer apabila ada tindakan cathlab.
10. Menyiapkan form RM ( Rekam Medis) untuk tindakan
cathlab yang terdiri dari:
 Form Laporan Kateterisasi Jantung rangkap 2
 Diagnostik Invansif dan Intervensi non bedah
catatan keperawatan.
 Resume pasien post tindakan rangkap 3

20
 Blangko tindakan dikamar operasi
 Blangko alkes.
 Medical Report (apabila ada pasien ODC)
11. Setelah perawat prepare tindakan cathlab, staf admin
langsung kontak ruangan dimana pasien di rawat dan
langsung informasikan pasien untuk dibawa keruang
Cathlab
12. Kontak petugas farmasi dan informasikan untuk membawa
obat ke ruang cathlab.
13. Petugas admin menginput billing ( nama-nama team
cathlab dan Alkes pada saat tindakan).
14. Mengisi buku pemakaian alkes sesuai data pasien masing-
masing, dan menempel barcode alkes yang terpakai.
15. Kontak perawat ruangan sesuai kelas pasien sete!ah selesai
tindakan.
16. Kontak farmasi (No ext 111) untuk retur/ pengembalian
obat yang tidak terpakai.
17. Kontak housekeeping (No ext 311) untuk melakukan
pembersihan di cathlab apabila selesai tindakan keteterisasi.
18. Kontak laundry ( no ext 151) untuk mengambil doek steril
yang sudah terpakai pada saat tindakan kateterisasi.
19. Kontak CSSD ( No ext 150) untuk pengambilan instrument
set dan ttd buku ekspedisi atau dibawa ke CSSD jika tidak
ada petugas yang datang ke Cathlab
20. Membawa blangko tindakan di kamar operasi , surat
persetujuaan biaya tindakan kateterisasi ke kasir dengan
disertai tanda tangan buku expedisi oleh petugas kasir
21. Pemberian diskon tindakan dilakukan oleh staf admin
cathlab di komputer billing cathlab , blangko tindakan di
cathlab agar diisi keterangan diskon dan konfirmasi ke
bagian kasir

21
22. Membuat laporan jumlah pasien sesuai format yang berlaku
dan mengisi pemakaian alkes baik itu penambahan dan
pengurangan alkes.
23. Melaksanakan tugas lain yang di tugaskan oleh atasan
Seperti Chek stock Fisik alkes tiap minggu untuk alkes
konsinyasi dan tiap akhir bulan untuk semua alkes dan lain-
lain yang diperlukan).
24. Mengadakan koordinasi dengan pihak terkait agar kegiatan
administrasi dan tindakan kateterisasi berjalan dengan baik.

22
B. ALUR PELAYANAN CATH LAB DI RS BALIMED

1. PERSIAPAN KATETERISASI :
a. Ukur Tinggi Badan dan Berat Badan
b. Puasa 6 jam (boleh minum air putih)
c. Pemeriksaan Lab : DL, SGOT, SGPT, BUN, SC, HBsAg, BT, CT,
PTT, APTT
d. Cukur-cukur di daerah :
i. pergelangan tangan kanan sampai siku,
ii. Inguinal kanan dan kiri sampai paha anterior 1/3 bawah regio
femoralis,
iii. Seluruh dada pada pasien laki-laki yang akan tindakan
jantung intervensi
e. Pasang infus NaCI 0,9% 8-10 tts/menit di LENGAN KIRI, dengan
infuse set biasa, IVCath No. 20, pasang 3-way berekor, Fiksasi seperti
persiapan Operasi
f. Pasang kateter : bagi laki-laki kondom kateter dan wanita doewer
kateter

2. Petugas Admin Cath Lab


a. Melakukan koordinasi internal untuk jadwal tindakan dan memberi
kabar ke UGD/Ruangan tentang jadwal tindakannya
b. Memberikan penjelasan biaya kepada keluarga pasien
c. Memberikan informasi kepada FB tentang rencana tindakan dan
meminta disiapkan makanan sesuai dengan jumlah Tim
d. Bila memerlukan baju OK tambahan agar memberi informasi dan
berkoordinasi dengan Tim OK bahwa akan ada peminjaman baju
OK dan pemakaian ruang makan oleh Tim Cath Lab
e. Setelah selesai tindakan menghubungi HK lewat FO untuk
membersihkan Ruang Cath Lab
f. Berkoordinasi dengan CSSD untuk alat-alat yang disterilkan

23
g. Menyiapkan kassa untuk disterilkan dan memesan kassa gulung ke
gudang
h. Memesan Amplop besar untuk tempat hasil fluoruskopi

3. Petugas Penunjang lainnya


a. Tim HK : Melakukan proses pembersihan ruangan Cath Lab
seperti pembersihan Ruang OK
b. Tim CSSD : membantu melakukan sterilisasi dan berkoordinasi
dengan petugas admin Cath Lab
c. Tim FB : menyiapkan makanan untuk tim Cath Lab setelah
berkoordinasi dengan petugas Admin Cath lah

4. Alur Pelayanan Farmasi untuk Cath Lab


a. Petugas Cath Lab memesan obat ke Farmasi dengan
menghubungi no ext. 111
b. Petugas farmasi membawa obat yang dipesan ke CathLab
c. Petugas Cath Lab memeriksa obat yang diterima dari farmasi
d. Setelah selesai tindakan petugas Cathlab menghubungi Farmasi
untuk mengambil retur obat.
e. Bila ada pemakaian obat emergency maka petugas cathlab
menulis resep dengan memo kembali ke stok. Petugas farmasi
menagihkan ke pasien. Kemudian obat yang terpakai diisi
kembali oleh farmasi.

24
5. ALUR PELAYANAN CATH LAB (RUJUKAN/ELEKTIF)
a. Pasien datang ke RS BaliMed membawa surat pengantar dari
dokter operator dimana dalam surat pengantar sudah tercantum
rencana kateterisasi.
b. Pasien diterima oleh petugas FO RSBM, selanjutnya petugas FO
RSBM menghubungi Petugas Admin Cath Lab.
c. Petugas Admin Cath Lab melakukan koordinasi internal dan
menghubungi Dokter Operator untuk jadwal tindakan
d. Petugas FO RSBM mengantar pasien ke UGD
e. Pasien diterima oleh Tim UGD dan dipersilahkan berbaring di
salah satu ruang. DOD melakukan Anamnesa dan Pemeriksaan
Fisik sesuai prosedur, Kemudian DOD membuat form amprahan
tindakan dan memberikan ke keluarga pasien untuk dibawa ke FO.
f. Keluarga pasien memperoleh penjelasan dari FO + Admin tentang
Kamar dan Tindakan, setelah keluarga pasien setuju tentang biaya
maka dilakukan penandatanganan form persetujuan biaya.
g. DOD menghubungi dokter operator untuk memberitahukan bahwa
pasien sudah tiba di UGD.
h. Tim jaga UGD melakukan persiapan kateterisasi.
i. Bila pasien telah membawa hasil lab dan radiologi maka DOD
memeriksa kelengkapan hasil - hasil tersebut.
j. Tim jaga UGD mengantarkan pasien ke Ruangan untuk menunggu
jadwal Tindakan.
k. Petugas admin Cathlab akan memberikan informasi jadwal
tindakan kepada pasien dan perawat (UGD/Ruangan)
l. Bila jadwal tindakan telah tiba, maka perawat Ruangan
mengantarkan pasien ke Ruang CathLab dan melakukan serah
terima pasien kepada perawat CathLab dengan panduan form serah
terima

25
m. Setelah selesai tindakan, perawat cathlab melakukan observasi
pasien 1- 2 jam diruang Cathlab, dan petugas admin memberikan
Blanko tindakan kepada kasir.
n. Bila dokter operator menyatakan stabil maka petugas admin
menghubungi perawat ruangan untuk menjemput pasien
o. Bila dokter operator menyatakan pasien tidak stabil pasien dirawat
di ICU/ICCU dan petugas admin menghubungi perawat ICU untuk
menjemput pasien ke ruang cath lab.
p. Pasien post tindakan dan tidak stabil dirawat di ICU/ICCU oleh
dokter operator sebagai Dokter Penanggung Jawab Pasien

6. ALUR PELAYANAN CATH LAB (PASIEN MRS DI RS


BALIMED)
a. Pasien rawat inap di ICCU atau Ruangan RS BaliMed
b. Dalam perjalanan perawatannya dokter operator menginstruksikan
pasien untuk tindakan kateterisasi
c. Perawat ICCU/Ruangan menghubungi FO bahwa ada rencana
tindakan kateterisasi pada pasien X
d. Perawat ICCU/Ruangan mempersilahkan keluarga pasien ke FO
untuk memperoleh penjelasan biaya
e. Petugas FO dan Admin Cath Lab memberikan penjelasan biaya ke
pada keluarga pasien Setelah keluarga pasien setuju maka
dilakukan tanda-tangan persetujuan biaya
f. Setelah keluarga pasien memberikan persetujuan tertulis maka
pasien dipersiapkan oleh perawat ICCU/ruangan untuk
PERSIAPAN KATETERISASI
g. Petugas Admin memberitahu jadwal tindakan kepada Perawat
Ruangan/ICCU
h. Bila sudah tiba waktu tindakan, Pasien diantar oleh perawat
ICCU/Ruangan ke Ruang Cath Lab dan dilakukan serah terima

26
pasien dari perawat ICCU/ruangan ke perawat CathLab
menggunakan form serah terima pasien.
i. Setelah selesai tindakan, perawat cathlab melakukan observasi
pasien 1- 2 jam di ruang Cathlab, dan petugas admin memberikan
Blanko tindakan kepada kasir.
j. Bila dokter operator menyatakan stabil maka petugas admin
menghubungi perawat ruangan untuk menjemput pasien, Bila
dokter operator menyatakan pasien tidak stabil pasien dirawat di
ICU/ICCU dan petugas admin menghubungi perawat ICU untuk
menjemput pasien ke ruang cath lab.
k. Pasien post tindakan dan tidak stabil dirawat di ICU/ICCU oleh
dokter operator sebagai Dokter Penanggung Jawab Pasien

7. ALUR PASIEN DENGAN SERANGAN JANTUNG


a. Pasien yang mengalami serangan jantung, masuk ke UGD dan
dilayani oleh Tim Jaga UGD sesuai prosedur yang berlaku.
b. Petugas Jaga mempersilakan Keluarga pasien mendaftarkan pasien
ke FO.
c. Pasien di pasangkan infus NaCl 0,9% 8-10 tts/menit di LENGAN
KIRI, dengan infuse set biasa, IV Cath No. 20, pasang 3-way
berekor, Fiksasi seperti persiapan Operasi (Antisipasi seandainya
pasien tindakan Kateterisasi)
d. Pasien dilakukan pemeriksaan
i. EKG,
ii. Lab : DL, SGOT, SGPT, BUN, SC, HBsAg, BT, CT, PTT,
APTT
iii. Radiologi Thorax Foto
e. Pasien dirawat di Ruang ICCU

27
f. Dokter SpJP akan mempertimbangkan penanganan jantung
intervensi dan akan memberikan informasi kepada pasien/keluarga
pasien tentang pilihan-pilihan penanganan.
g. Bila keluarga pasien setuju untuk tindakan jantung intervensi maka
Perawat ICCU menghubungi FO bahwa ada rencana tindakan
Jantung Intervensi pada pasien X
h. Perawat ICCU mempersilakan keluarga pasien ke FO untuk
memperoleh penjelasan biaya
i. Petugas FO dan Admin Cath Lab memberikan penjelasan biaya ke
pada pasien
j. Bila keluarga pasien setuju maka dilakukan tanda-tangan
persetujuan biaya
k. Setelah keluarga pasien memberikan persetujuan tertulis maka
pasien dipersiapkan oleh perawat ICCU untuk persiapan
Kateterisasi Jantung (Cukur-cukur dan Pasang kateter) Setelah
semua siap dan jadwal tindakan telah tiba, pasien diantar oleh
perawat ICCU ke Ruang Cath Lab dan dilakukan serah terima
pasien dari perawat ICCU ke perawat Cath Lab menggunakan form
serah terima pasien
l. Setelah selesai tindakan, perawat Cath Lab melakukan observasi
terhadap pasien 1-2 jam.
m. Setelah dinyatakan BPD oleh dr.SpJP maka petugas admin
menghubungi perawat ICU untuk menjemput pasien kembali ke
ICCU

8. ALUR PASIEN KIRIMAN RS LAIN


a. RS asal menghubungi RS Balimed bahwa akan mengirim pasien
rencana kateterisasi.

28
b. Petugas FO Balimed menyambungkan dengan petugas Admin. Bila
belum bisa tersambung saat itu maka petugas FO mencatat no
telpon yang dapat dihubungi dari RS asal.
c. Petugas Admin memberikan penjelasan kepada RS Asal tentang
persiapan pasien dan sekilas alur pelayanan Cathlab
d. Pasien datang ke RS BaliMed sesuai jadwal dengan membawa
surat pengantar dari RS asal
e. Petugas dari RS asal membawa pasien ke UGD dan melakukan
serah terima pasien kepada DOD saat itu
f. Pasien diterima oleh Tim UGD dan dipersilahkan berbaring di
salah satu ruang. DOD melakukan Anamnesa dan Pemeriksaan
Fisik sesuai prosedur, Kemudian DOD membuat form amprahan
tindakan dan memberikan ke keluarga pasien untuk dibawa ke FO.
g. Keluarga pasien memperoleh penjelasan dari FO + Admin tentang
Biaya Tindakan, setelah keluarga pasien setuju tentang biaya maka
dilakukan penandatanganan form persetujuan biaya
h. DOD menghubungi DOKTER OPERATOR untuk
memberitahukan bahwa pasien sudah tiba di UGD.
i. Tim jaga UGD melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan
persiapan kateterisasi.
j. Bila jadwal tindakan telah tiba, maka perawat UGD mengantarkan
pasien ke Ruang CathLab dan melakukan serah terima pasien
kepada perawat Cath lab dengan panduan form serah terima
k. Setelah selesai tindakan, perawat cathlab melakukan observasi
pasien 1- 2 jam diruang Cathlab, dan petugas admin memberikan
Blanko tindakan kepada kasir.
l. Bila dokter operator menyatakan stabil maka petugas admin
menghubungi perawat RS Asal untuk menjemput pasien dan
perawat Cathlab melakukan serah terima kepada petugas RS asal
untuk DIBAWA KEMBALI KE RS asal

29
30
ALUR PASIEN RUJUKAN/ELEKTIF MASUK CATHLAB DI RS BALIMED

PASIEN
Bawa surat pengantar/rujukan

FO + Admin Cathlab

Pilih kamar
+
Biaya tindakan

UGD

DOD periksa + lapor dokter operator

Persetujuan biaya tindakan

Persiapan tindakan di UGD Tindakan di Cathlab Observasi

Ruangan/ICCU

31
ALUR PASIEN SERANGAN MASUK CATHLAB DI RS BALIMED

PASIEN SERANGAN

UGD

DOD periksa + lapor dokter operator

ICCU

PERAWATAN KONVENSIONAL INTERVENSI

FO + Admin Cathlab

Persetujuan biaya tindakan

Persiapan tindakan di ICCU Tindakan di Cathlab Observasi

ICCU

32
ALUR PASIEN KIRIMAN RS LAIN MASUK CATHLAB DI RS BALIMED

RS ASAL

FO + Admin Cathlab

Biaya tindakan

UGD

DOD lapor dokter operator

Persetujuan biaya tindakan

Persiapan tindakan di UGD Tindakan di Cathlab Observasi

Kembali ke RS Asal

33

Anda mungkin juga menyukai