Pre Planning - Komkel Fix
Pre Planning - Komkel Fix
Pre Planning - Komkel Fix
Oleh
Kelompok 5
1
BAB I. LATAR BELAKANG
1
TB merupakan penyakit yang dapat diobati dan disembuhkan. Penting bagi
penderita TB untuk tidak putus obat dan jika penderita putus obat maka bakteri TB
akan mulai berkembang biak lagi yang berarti penderita harus melakukan pengobatan
intensif selama 2 bulan pertama (WHO, 2013). Dukungan dari keluarga ikut
membantu keberhasilan pengobatan pasien TB dengan cara selalu mengingatkan
penderita agar minum obat. Dukungan keluarga diperlukan pasien TB dengan cara
menunjukkan kepedulian dan simpati dalam merawat (Septia, 2014).
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas
Keperawatan Universitas Jember di Sumbersari pada hari Senin, 26 Agustus 2019
pada keluarga Tn.Y didapatkan data bahwa keluhan utama yang dirasakan oleh
keluarga klien yaitu TB dengan keadaan pasien saat ini sering batuk dan malas untuk
minum obat.
2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
2
Kegiatan pendidikan kesehatan ini bertujuan untuk memberi
pengetahuan pada keluarga tentang penyakit TBC dan mendorong keluarga
untuk merawat dan memberikan dukungan kepada anggota keluarga yang
menderita TBC..
2.2 Manfaat
Untuk menambah pengetahuan kelurga tentang konsep dasar dan pencegahan
penyakit TBC.
3
Directly Observed Treatment Short-course). DOTS adalah salah satu strategi untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai TB paru melalui penyuluhan sesuai
dengan budaya setempat, mengenai TB paru pada masyarakat miskin,
memberdayakan masyarakat dan pasien TB paru, serta menyediakan akses dan
standar pelayanan yang diperlukan bagi seluruh pasien TB paru. Akan tetapi, menurut
penelitian sebelumnya, pelayanan kesehatan khususnya pelayanan untuk penyakit
tuberculosis tidak efektif dan terbatas. Petugas kesehatan baik dari pemerintah atau
swasta kurang dilatih dalam diagnosis dan pengobatan tuberculosis serta kurangnya
keterampilan komunikasi yang dibutuhkan untuk memotivasi pasien guna
meningkatkan kepatuhan dalam upaya penyembuhan tuberkulosis (Astutidkk, 2014)
4
penularan tuberkulosis paru dibandingkan dengan keluarga yang tidak diberi
pendidikan kesehatan.
5
mencapai kesehatan secara optimal. Pendidikan kesehatan ini dilakukan agar keluarga
mampu mengaplikasikan di kehidupan kesehariannya.
Pendidikan kesehatan juga merupakan upaya untuk memberikan pengetahuan
pada keluarga dengan penderita TBC agar dapat menerapkan gaya hidup sehat yang
dapat mengurangi penyebaran TBC. Pendidikan kesehatan dilakukan kepada keluarga
diharapkan dapat mengubah persepsi keluarga dan sikap keluarga yang kurang peduli
terhadap penderita TBC. Realisasi penyelesaian masalah mengenai TBC pada
keluarga yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pendidikan kesehatan
tentang gaya hidup sehat dan demonstrasi batuk efektif serta penggunaan alat
pelindung diri yang tepat pada keluarga dengan TBC yaitu pada keluarga Tn.X.
pendidikan kesehatan ini diharapkan dapat memotivasi keluarga untuk meningkatkan
dukungan koping keluarga kepada penderita TBC.
= Sasaran
= Pemateri
6
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, R. 2017. Analisis pengaruh supervisi kepala ruangan, beban kerja, dan
motivasi terhadap kinerja erawat dalam pendokumentasian asuhan keperaatan
di rumah sakit bhayangkara makassar. Jurnal Mirai Management. 2(2):369–
385.
Astuti, S. (2014). Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Terhadap
Upaya Pencegahan Penyakit Tuberkulosis di RW 04 Kelurahan Lagoa Jakarta
Utara Tahun 2013. Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7
Depkes RI. 2002. Pedoman Pemberantasan Penyakit Saluran Pernapasan Akut.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Donna L. Wong (et al). 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong.Alih bahasa:
Agus Sutarna, Neti Juniarti, H.Y. kuncoro. Editor edisi bahasa Indonesia: Egi
Komara Yudha (et al). Edisi 6. Jakarta: EGC
Septia. 2014. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat pada
Penderita TB Paru. JOM. 1(2): 1-10
Sitorus, R. dan R. Panjaitan. 2011. Manajemen Keperawatan: Manajemen
Keperawatan Di Ruang Rawat. Jakarta: CV Sagung Seto.
WHO. 2013. Defenition and Diagnosis of Pulmonari Tuberculosis.
https://mdgsgoals.com.who.int/sree/ [Diakses pada 24 Agustus 2019 pukul
20.20]
WHO. 2015. Global Tuberculosis Report. France: World Health Organization
8
Lampiran:
Lampiran 1 : Berita Acara
Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 : Standar Operasional Prosedur (SOP) bila ada
Lampiran 5 : Materi
Lampiran 6 : Media Flipchart
9
Jember, 26 Agustus 2019
Pemateri
Mahasiswa Fakultas
Keperawatan Universitas
Jember
Pada hari ini, Senin 26 Agustus 2019 pukul 08.00 s/d 08.30 WIB bertempat di Lab 2A
Fakultas Keperawatan Universitas Jember, telah dilaksanakan kegiatan pendidikan
10
kesehatan tentang “Penyakit TBC dan pentingnya Dukungan koping Keluarga
Terhadap Penderita TBC”. Kegiatan ini diikti oleh….orang.
DAFTAR HADIR
11
No. NAMA ALAMAT TANDA
TANGAN
1.
2.
3.
4.
12
Hari/Tanggal : Senin, 26 Agustus 2019
Tempat: Lab 2A Fakultas Keperawatan Universitas Jember
Penyuluh : Mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Jember
I. Analisa Data
1. Kebutuhan peserta didik
Masyarakat kelurahan Sumbersari Kabupaten Jember merupakan salah
satu kelurahan yang warganya mayoritas suku Madura. Kelurahan tersebut
memiliki prevalensi penderita TBC yang cukup tinggi. Pada keluarga tuan
X terdapat anggota keluarganya yang menderita TBC yaitu tuan X. Tuan
X merasa tidak pernah diperdulikan oleh keluarganya dan dikucilkan
karena terdapat stigma bahwa penyakit TBC sangat menular dan penderita
harus dijauhi. Sehingga perlu dilakukan pendidikan kesehatan tentang
penyakit TBC dan pentingnya dukungan koping keluarga agar penderita
TBC merasa termotivasi untuk berobat.
2. Karakteristik peserta didik
Penderita TBC dan keluarga penderita TBC.
II. Tujuan Instruksi Umum (TIU)
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, penderita, keluarga serta masyarakat
dapat memahami penyakit TBC, bagaimana proses penularannya, cara
mencegahnya, perawatannya (batuk efektif), dan pentingnya dukungan koping
keluarga pada penderita TBC.
13
7. Menjelaskan manfaat teknik batuk efektif
8. Mempraktekkan teknik batuk efektif
9. Keluarga dapat memberikan perawatan dan dukungan koping kepada
penderita TBC
V. Metode
Ceramah, diskusi Tanya jawab dan demonstrasi
VI. Media
Flipchart
14
tentang : masih ada yang
a. Menjelaskan definisi
belum jelas
TBC
b. Menjelaskan penyebab
TBC
c. Menjelaskan tanda
gejala TBC
d. Menjelaskan
pencegahan TBC
e. Menjelaskan
pengobatan penderita
TBC
f. Menjelaskan definisi
teknik batuk efektif
g. Menjelaskan Manfaat
teknik batuk efektif
h. Menjelaskan langkah-
langkah teknik batuk
efektif
i. Mempraktekan terapi
teknik batuk efektif
j. Menjelaskan
pentingnya dukungan
keluarga dan perawatan
pada penderita TBC
15
salam
VIII. Evaluasi
1. Pasien dan keluarga dapat menjelaskan definisi TBC
2. Pasien dan keluarga dapat menjelaskan Penyebab TBC
3. Pasien dan keluarga dapat menjelaskan Tanda dan gejala TBC
4. Pasien dan keluarga dapat menjelaskan Pencegahan TBC dengan memakai
APD
5. Pasien dan keluarga dapat menjelaskan Pengobatan TBC
6. Pasien dan keluarga dapat mengetahui definisi, manfaat dan langkah-langkaj
batuk efektif
7. Pasien dapat mempraktekkan teknik batuk efektif
8. Keluarga dapat memberikan dukungan koping keluarga dan perawatan pada
penderita TBC
16
Batuk Efektif
FKEP
UNIVERSITAS
JEMBER
1. PENGERTIAN Cara batuk yang efektif mengeluarkan mucus dari
saluran pernapasan
2. TUJUAN 1. Mengeluarkan mucus dari saluran nafas
2. Mencegah penumpukan mucus dan komplikasinya
3. INDIKASI 1. Pasien dengan penumpukan mukus di jalan napas
2. Pasien dengan batuk berdahak
4. KONTRAINDIKASI 1. Kondisi akut medis dan bedah
2. Nyeri berat
3. Pasien hemaptoe
4. Pasien dengan gangguan kardiovaskuler
5. PERSIAPAN KLIEN Berikan penjelasan pada klien tentang tindakan yang
akan dilakukan dan jelaskan alasan tindakan dilakukan
17
9. minta klien menarik napas perlahan melalui hidung
10. minta klien menekan perut dengan tanagn dan
sedikit mencondongkan tubuh ke depan
11. minta klien batuk 2-3 kali
12. jika sputum keluar tampung di wadah sputum
13. istirahat
14. ulangi prosedur 7 s/d 10 beberapa kali
15. lakukan latihan sampai sputum bersih/berkurang
16. beritahu bahwa tindakan sudah selesai
17. bereskan alat-alat yang telah digunakan
18. beri posisi nyaman pada klien
19. kaji respon klien (subyektif dan obyektif)
20. berikan reinforcement positif pada pasien
21. buat kontrak pertemuan selanjutnya
22. lepas lepas sarung tangan dan masker
23. cuci tangan
18
Laporan Pre-Planning Prakepanitraan Komunitas 2019
Keluarga –FKEP Universitas Jember
Lampiran 5: Materi
Lampiran Materi Penyuluhan
19
Laporan Pre-Planning Prakepanitraan Komunitas 2019
Keluarga –FKEP Universitas Jember
rumah atau lingkungan yang lembab dan gelap sampai berbulan-bulan, tetapi
bakteri ini tidak tahan atau bisa mati apabila terkena cahaya matahari atau
aliran udara ( Widoyono, 2011). Penyebaran mycobacterium tuberculosis yaitu
melalui droplet nukles, kemudian dihirup oleh manusia dan menginfeksi
(Depkes RI, 2002).
Menurut Donna L. Wong, et.al. 2008 tanda dan gejala tuberkulosis antara lain.
a. Demam
Umumnya subfebris (37,5oC – 38oC), kadang-kadang hiperpireksia (40oC
-41oC), keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien dan
berat ringannya infeksi kuman tuberculosis yang masuk. Biasanya terjadi
demam persisten yang pada kasus ini terjadi akibat adanya infeksi saluran
pernanfasan.
b. Malaise
Penyakit TBC paru bersifat radang yang menahun. Gejala malaise sering
ditemukan anoreksia, berat badan makin menurun, sakit kepala, meriang,
nyeri otot dan keringat malam. Gejala semakin lama semakin berat dan hilang
timbul secara tidak teratur
c. Anoreksia
d. Penurunan berat badan
e. Batuk ada atau tidak
Terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk
membuang produk radang. Sifat batuk dimulai dari batuk kering (non
produktif). Keadaan setelah timbul peradangan menjadi produktif
(menghasilkan sputum atau dahak). Keadaan yang lanjut berupa batuk kering
20
Laporan Pre-Planning Prakepanitraan Komunitas 2019
Keluarga –FKEP Universitas Jember
F. Modifikasi Lingkungan
Penyakit TBC sangat penting untuk untuk dicegah agar tidak terjadi penularan
ke anggota keluarga lainnya. Tindakan yang dilakukan untuk mencegah
penularan penyakit TBC ke anggota keluarga dengan memodifikasi lingkungan
mengenai pencahayaan dengan cara membuka jendela kamar dan pintu rumah,
memasang genteng kaca, menjemur kasur yang dipakai penderita TBC secara
21
Laporan Pre-Planning Prakepanitraan Komunitas 2019
Keluarga –FKEP Universitas Jember
H. Pengobatan TBC
22
Laporan Pre-Planning Prakepanitraan Komunitas 2019
Keluarga –FKEP Universitas Jember
1. OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam
jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Jangan
gunakan OAT tunggal (monoterapi) . Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis
Tetap (OAT – KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan.
2. Menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan pengawasan
langsung (DOTS) oleh seorang Pengawas Menelan Obat (PMO).
Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS) adalah nama untuk
suatu strategi yang dilaksanakan di pelayanan kesehatan dasar di dunia
untuk mendeteksi dan menyembuhkan pasien TB (Mansjoer,Arief (ed.)
dkk.2000). Strategi ini terdiri dari lima komponen, yaitu:
a. Dukungan politik para pimpinan wilayah di setiap jenjang sehingga
program ini menjadi salah satu prioritas dan pendanaan pun akan tersedia.
b. Mikroskop sebagai komponen utama untuk mendiagnosa TB melalui
pemeriksaan sputum langsung pasien tersangka dengan penemuan secara
pasif.
c. Pengawas Minum Obat (PMO) yaitu orang yang dikenal dan dipercaya
baik oleh pasien maupun petugas kesehatan yang akan ikut mengawasi
pasien minum seluruh obatnya sehingga dapat dipastikan bahwa pasien
betul minum obatnya dan diharapkan sembuh pada akhir masa
pengobatannya.
d. Pencatatan dan pelaporan dengan baik dan benar sebagai bagian dari
sistem survailans penyakit ini sehingga pemantauan pasien dapat berjalan.
e. Paduan obat TB jangka pendek yang benar, termasuk dosis dan jangka
waktu yang tepat, sangat penting untuk keberhasilan pengobatan.
Termasuk terjaminnya kelangsungan persedian paduan obat ini.
23
Laporan Pre-Planning Prakepanitraan Komunitas 2019
Keluarga –FKEP Universitas Jember
3) Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam 2
bulan.
b. Tahap Lanjutan
1) Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam
jangka waktu yang lebih lama
2) Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister sehingga mencegah
terjadinya kekambuhan
DAFTAR PUSTAKA
Donna L. Wong (et al). 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong.Alih
bahasa: Agus Sutarna, Neti Juniarti, H.Y. kuncoro. Editor edisi bahasa
Indonesia: Egi Komara Yudha (et al). Edisi 6. Jakarta: EGC
Sholikhah, Maula M., Nursasi, Astuti Y., dan Wiarsih, Wiwin. (2019). The
realtionship between family’s informational support and self-efficacy of
pulmonary tuberculosis client. Enfermeria Clinica.
https://doi.org/10.1016/j.enfcti.2019.04.062
24
Laporan Pre-Planning Prakepanitraan Komunitas 2019
Keluarga –FKEP Universitas Jember
25
Laporan Pre-Planning Prakepanitraan Komunitas 2019
Keluarga –FKEP Universitas Jember
26