Laporan Field Trip
Laporan Field Trip
Laporan Field Trip
Struktur utama bangunan dari potongan rangka baja sisa pembangunan yang
disambungkan dengan metode pengelasan. Bentuk atap kurva sudah menjadi pilihan karena
potongan rangka besi yang pendek-pendek, tetapi bentuk kurva seperti apa yang paling optimal
membutuhkan eksperimen dan perhitungan dari beragam alternatif desain. Bentuk kurva juga
yang paling optimal memanfaatkan material yang tersedia.
Memiliki cerita yang unik, perjalanan De Tjolomadoe menjadi destinasi wisata melalui rute yang
cukup panjang. Yang awalnya adalah pabrik gula yang berdiri sejak tahun 1861, De Tjolomadoe
sempat tidak beroperasi lagi karena keadaan pabrik yang sudah tidak layak. Tetapi berbagai
upaya renovasi mendorong transformasi pabrik gula ini menjadi tempat wisata yang edukatif juga
menarik untuk diabadikan dengan kamera.
Mesin-mesin pengolahan gula juga dipajang di sepanjang bangunan. Letaknya dapat dibagi
menjadi dua area, atau di sini disebut sebagai stasiun, yaitu stasiun gilingan dan stasiun
penguapan. Stasiun Gilingan dimanfaatkan sebagai ruang pajang yang memuat beberapa foto
pabrik sebelum direnovasi. Sedangkan di stasiun penguapan terdapat beberapa toko dan café,
juga ada ruang serbaguna yang dapat disewakan untuk berbagai acara. Hal ini membuat De
Tjolomadoe memiliki daya tarik tersendiri sebagai tempat wisata.
Tidak ingin mengabaikan estetik, beberapa bagian pabrik tetap dipertahankan misalnya lantai
dengan warna hitam dan kuning. Ada bagian lantai yang tetap dibiarkan seperti aslinya karena
kondisi lantai yang masih utuh. Namun sudah banyak lantai yang rusak maka lantainya direstorasi
sesuai rancangan awal dengan material baru. Dengan menggunakan material baru berupa
keramik tegel, dapat meningkatkan kualitas dari lantai lama, menyajikan visual yang relatif mirip
dengan material sebelumnya, dan lebih awet.
Selain itu, rel di tengah bangunan juga dipertahankan sehingga pengunjung dapat
membayangkan seperti apa sistem distribusi di pabrik saat sedang sibuk-sibuknya.