Bab 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

BAB 2

Tinjauan Pustaka

2.1 Kecelakaan Kerja

2.1.1 Pengertian Kecelakaan Kerja

Pengertian kecelakaan berdasarkan Frank Bird Jr adalah kejadian yang tidak

diinginkan yang terjadi dan menyebabkan kerugian pada manusia dan harta

benda. Ada tiga jenis tingkat berdasarkan efek yang ditimbulkan ( Frank

Bird Jr and George L Germain ) , “ Pratical Loss Control Leadership”,

Institute Publishing ,USA 1990) :

1. Accident : adalah kejadian yang tidak diinginkan yang menimbulkan

kerugian baik bagi manusia maupun terhadap harta benda

2. Incident : adalah kejadian yang tidak diinginkan yang belum

menimbulkan kerugian

3. Near miss : Adalah kejadian hamper celaka dengan kata lain kejadian

ini hamper menimbulkan kejadian Incedent ataupun accident

Sedangkan berdasarkan Peraturan Mentri Ketenagakerjaan Republik

Indonesia Nomor 18 Tahun 2018 Tentang Jaminan Sosial pekerja migran

Indonesia menjelaskan bahwa Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang

terjadi pada saat sebelum bekerja, selama bekeija, dan setelah bekeija,

termasuk kecelakaan yang terjadi dalam peijalanan dari rumah menuju tempat

kerja atau sebaliknya.


2.1.2 Penyebab Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja adalah suatu hal yang tidak diinginkan oleh semua pihak.

Kecelakaan kerja merupakan masalah besar bagi perusahaan. Tidak hanya

kerugian materi yang cukup besar, namun juga bisa memakan korban jiwa.

Adapun penyebab kecelakaan kerja itu harus segera kita temui dan atasi agar

nantiknya kita lebih mudah menemukan bagaimana melakukan pencegahan

terhadap suatu penyebab kecelakaan

Mari kita bercerita sedikit mengenai awal mulanya penyebab kecelakaan.

Pada awalnya Heinrich dalam teori dominonya mengemukakan bahwa

penyebab kecelakaan di dasarkan atas kesalahan manusia ( Human Eror )

sebanyak 88% kasus kecelakaan di sebabkan oleh Unsafe Action , 10% di

sebabkan oleh Unsafe Condition, dan 2% merupakan takdir dari Tuhan.

Kemudian teori tersebut di kembangkan oleh Frank Bird Jr yang dalam

bukunya yang berjudul Pratical Loss Control Ledearship, bahwa kecelakaan

disebabkan oleh banyak factor yang mendukung untuk terjadinya kecelakaan.

Berdasarkan teori dari Frank Bird Jr, menyebutkan bahwa kecelakaan

disebabkan atas beberapa factor berikut :

Kurang Kerugian
Penyebab Penyebab Incident
Pengawasan Masalah Langsung Manusia
Kontak
Faktor Properti
Progaram Prilaku Tidak Dengan
Personal& Nyaman
Proses
Standar Energi
Lingkungan
Pemenuhan Faktor Kondisi tidak atau
Standar Pekerjaan nyaman bahan
a. Kurangnya Pengawasan dari pihak manajemen perusahaan terhadap

berjalannya penerapan aspek – aspek keselamatan kerja di lapangan

b. Penyebab Dasar (Basic Causses) adalahfaktor dasar yang menyebabkan

kecelakaan atau factor utama dari terjadinya kecelakaan. Factor dasar

tersebut dibagi menjadi dua factor dasar ( basic factor )

1. Faktor Personal adalah factor yang berasal dari dalam diri

setiap manusia sendiri contohnya : kemampuan yang

manusia itu yang kurang Stres, pengetahuan yang kurang

dan motivasi yang burukuntuk bekerja sesuai dengan

peraturan

2. Factor Pekerjaan adalah factor yang berasal dari pihak

manjemen terhadap jalannya program keselamatan dan

kesehatan kerja

c. Penyebab Langsung adalah factor kecelakaan yang secara langsung

bersinggungan dengan manusia dan kondisi lingkungan kerja. Factor

penyebab langsung dibagi menjadi 2 faktor

1. Faktor prilaku tidak nyaman penyebab yang didasarkan

pada prilaku manusia yang tidak mengikuti peraturan

keselamatan kerja serta bertindak tidak nyaman.

2. Factor Kondisi yang tidak nyaman adalah dimana

lingkungan kerja, peralatan kerja yang mendukung

terjadinya kecelakaan kerja.


d. Inciden/accident adalah terjadinya kontak dengan suatu benda, enegy, dan

atau bahan berhazard sebagai efek dari ketiga penyebab diatas yang tidak

dapat dikendalikan

e. Trreshold limit adalah nilai ambang batas dimana ketika seluruh penyebab

tadi sudah melebihi nilai yang sudah ditentukan

f. Kerugian, konsekuensi dari terjadinya inciden/accident baik terhadap

manusia sebagai pekerja dan atau kerugian terhadap peralatanyang di

gunakan untuk menunjang pekerjaan.

2.1.3 Teori-Teori Kecelakaan Kerja

Teori kecelakaan kerja adalah suatu kejadian tiba-tiba yang tidak diinginkan

yang mengakibatkan kematian, luka-luka, kerusakan harta milik atau

kerugian waktu. Salah satu teori yang berkembang untuk menjelaskan

terjadinya kecelakaan kerja menurut H.W. Heinrich yang dikenal

sebagai teori Domino Heinrich.

Dalam teori tersebut dijelaskan bahwa kecelakaan terdiri atas lima faktor

yang saling berhubungan, yaitu:

1. Kondisi kerja,

2. Kelalaian manusia,

3. Tindakan tidak aman,

4. Kecelakaan, dan

5. Cedera.

Kelima faktor ini tersusun seperti kartu domino yang diberdirikan. Jika satu

kartu jatuh, maka kartu ini akan menimpa kartu lain hingga kelimanya akan
roboh secara bersama. Ilustrasi ini mirip dengan efek domino, jika satu

bangunan roboh, kejadian ini akan memicu peristiwa beruntun yang

menyebabkan robohnya bangunan lain.

Menurut Heinrich, kunci untuk mencegah kecelakaan adalah dengan

menghilangkan tindakan tidak aman yang merupakan poin ketiga dari

lima faktor penyebab kecelakaan kerja yang menyumbang 98% terhadap

penyebab kecelakaan.

Jika dianalogikan dengan kartu domino, maka jika kartu nomor 3 tidak ada

lagi, seandainya kartu nomor 1 dan 2 jatuh maka tidak akan menyebabkan

jatuhnya semua kartu. Dengan adanya jarak antara kartu kedua dengan kartu

keempat, maka ketika kartu kedua terjatuh tidak akan sampai menimpa kartu

nomor 4. Akhirnya kecelakaan pada poin 4 dan cedera pada poin 5 dapat

dicegah.

Teori Frank E. Bird Petersen, mendefinisikan kecelakaan sebagai suatu

kejadian yang tidak dikehendaki, dapat mengakibatkan kerugian jiwa serta

kerusakan harta benda dan biasanya terjadi sebagai akibat dari adanya kontak

dengan sumber energi yang melebihi ambang batas atau struktur. Teori ini

memodifikasi teori Domino Heinrich dengan mengemukakan teori manajemen

yang berisikan lima faktor dalam urutan suatu kecelakaan, antara lain:

1. Manajemen kurang control

2. Sumber penyebab utama

3. Gejala penyebab langsung


4. Kontak peristiwa

5. Kerugian gangguan (tubuh maupun harta benda)

2.1.4 Pencegahan Kecelakaan Kerja

Pencegahan kecelakaan berdasarkan pengetahuan tentang penyebab

kecelakaan. Sebab-sebab kecelakaan pada suatu perusahaan diketahui dengan

mengadakan analisis setiap kecelakaan yang terjadi. Metode analisis

penyebab kecelakaan harus benar-benar diketahui dan diterapkan

sebagaimana mestinya. Selain analisis mengenai penyebab terjadinya suatu

peristiwa kecelakaan, untuk pencegahan kecelakaan kerja sangat penting

artinya dilakukan identifikasi bahaya yang terdapat dan mungkin

menimbulkan insiden kecelakaan di perusahaan serta mengases besarnya

risiko bahaya.

Pencegahan kecelakaan kerja Suma’mur. (2009) ditujukan kepada

lingkungan, mesin, peralatan kerja, perlengkapan kerja dan terutama faktor

manusia.

1. Lingkungan

Syarat lingkungan kerja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

a. Memenuhi syarat aman, meliputi higiene umum, sanitasi, ventilasi

udara, pencahayaan dan penerangan di tempat kerja dan pengaturan

suhu udara ruang kerja

b. Memenuhi syarat keselamatan, meliputi kondisi gedung dan tempat

kerja yang dapat menjamin keselamatan


c. Memenuhi penyelenggaraan ketatarumahtanggaan, meliputi

pengaturan penyimpanan barang, penempatan dan pemasangan mesin,

penggunaan tempat, dan ruangan

2. Mesin dan peralatan kerja

Mesin dan peralatan kerja harus didasarkan pada perencanaan yang baik

dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku. Perencanaan yang baik terlihat

dari baiknya pagar atau tutup pengaman pada bagian-bagian mesin atau

perkakas yang bergerak, antara lain bagian yang berputar. Bila pagar atau tutup

pengaman telah terpasang, harus diketahui dengan pasti efektif tidaknya pagar

atau tutup pengaman tersebut yang dilihat dari bentuk dan ukurannya yang

sesuai terhadap mesin atau alat serta perkakas yang terhadapnya keselamatan

pekerja dilindungi.

3. Perlengkapan kerja

Alat pelindung diri merupakan perlengkapan kerja yang harus terpenuhi

bagi pekerja. Alat pelindung diri berupa pakaian kerja, kacamata, sarung

tangan, yang kesemuanya harus cocok ukurannya sehingga menimbulkan

kenyamanan dalam penggunaannya.

Faktor manusia

Pencegahan kecelakaan terhadap faktor manusia meliputi peraturan kerja,

mempertimbangkan batas kemampuan dan ketrampilan pekerja, meniadakan

halhal yang mengurangi konsentrasi kerja, menegakkan disiplin kerja,

menghindari perbuatan yang mendatangkan kecelakaan serta menghilangkan

adanya ketidakcocokan fisik dan mental.

2.2 Pengertian Bahaya


Bahaya Adalah segala termasuk situasi atau tindakan yang

berpotensi menimbulkan kecelakanatau cidera pada manusia,kerusakan dan

gangguan lainnya.karena hadirnya bahaya maka diperlukanlah suatu

pengendalian agar bahaya tersebut tidak menimbulkan akibat yang

merugikan ( Ramli,2010)

2.2.1 Jenis Jenis Bahaya

Ditempat umum banyak terdapat sumber bahaya seperti perkantoran, tempat

rekraasi, mal, jalan raya, sarana olahraga dan lain-lain. Di tempat kerja juga

banyak jenis bahaya seperti di pertambangan, pabrik kimia, kilang minyak,

pengecoran logam dan lainnya.

Kika tidak dapat mencegah kecelakaan jika tidak dapat mengenal bahaya

dengan baik dan seksama. Jenis bahaya dapat diklasifikasikan antara lain.

Ramli, (2010).

a) Bahaya Mekanis

Bahaya mekanis bersumber dari peralatan mekanis atau benda

bergerak dengan gaya mekanika baik yang digerakkan secara menual

maupun dengan penggerak. Misalnya mesin gerinda, bubut, potong,

press, tempat, pengaduk, mesin pengecekan ban, alat berat.

b) Bahaya Listrik

Sumber bahaya yang berasal dari energy listrik. Energi listrik dapat

mengakibatkan berbagai bahaya seperti kebakaran, sengat listrik, dan

hubungan arus pendek. Dilingkungan kerja banyak ditemukan bahaya

listrik, baik dari jaringan listrik, maupun peralatan kerja atau mesin
yang menggunakan energi listrik.

c) Bahaya Kimiawi

Bahan kimia mengandung berbagai potensi bahaya sesuai dengan

sifat dan kandungannya. Banyak kecelakaan terjadi akibat bahan

kimiawi.

d) Bahaya Fisik

Bahaya yang berasal dari faktor fisik diantaranya: karena getaran,

tekanan, gas, kebisingan, suhu panas atau dingin, cahaya penerangan,

radiasi dari bahan radioaktif.

2.3 Produktivitas Kerja

Produktivitas kerja karyawan merupakan alat pengukur keberhasilan

dalam menjalankan setiap usaha . Produktivitas kerja yang tinggi akan

meningkatkan laba perusahaan dan produktivitas akan meningkat. setiap

perusahaan akan berusaha memberikan peluang bagi karyawannya untuk

berprestasi agar memberikan produktivitas kerja yang maksimal.

International Labour Organization (ILO) menjelaskan bahwa

produktivitas merupakan perbandingan secara ilmu hitung antara jumlah yang

dihasilkan dan jumlah setiap sumber yang dipergunakan selama produksi

berlangsung.

Produktivitas kerja merupakan pengelolaan sumber daya manusia

dalam memperbaiki kehidupan tenaga kerja untuk menjadi lebih baik dari

hari sebelumnya dengan menggunakan keterampilan, teknologi serta

manajemen yang baik dapat menjadikan tenaga kerja yang produktif serta
mampu menghasilkan jumlah produk yang lebih banyak dari tenaga kerja

dalam waktu yang sama

Pengukuran produktivitas ini juga dapat dijadikan acuan bagi

manajer perusahaan dalam meningkatkan produktivitas kerja sesuai dengan

yang diharapkan oleh perusahaan. Produktivitas kerja juga merupakan suatu

perbandingan antara besarnya keluaran dengan besaran masukan.

Hubungan ini dapat digambarkan dengan persamaan sebagai berikut :

P = Output

Input

Keterangan :

P = produktivitas Output = keluaran Input = masukan

Angka absensi tenaga kerja sangat berpengaruh terhadap produktivitas

kerja karena semakin banyaknya tenaga kerja yang tidak masuk bekerja maka

akan menimbulkan beban kerja bagi tenaga kerja yang lainnya sebagai

pengganti, dan dapat mengakibatkan turunnya produktivitas kerja. Penurunan

produktivitas ini juga dapat mengakibatkan adanya tenaga kerja yang bekerja

melebihi jam kerja nya yaitu lembur dalam bekerja atau double sift . Hal ini

juga mengakibatkan kurangnya istirahat tenaga kerja sehingga resiko

terjadinya kecelakaan kerja juga besar.

Setiap tenaga kerja yang sakit atau mengalami kecelakaan kerja akibat

kurangnya istirahat tenaga kerja akibat menggantikan tenaga kerja yang tidak

masuk bekerja maka akan ada disetiap bulannya tenaga kerja yang tidak

masuk bekerja karena sakit atau izin maka akan menurunkan produktivitas
kerja, jika sebalik nya tidak ada nya tenaga kerja yang sakit atau izin setiap

bulannya maka akan meningkatkan produktivitas kerja karena tidak adanya

kehilangan jam kerja dan sesuai dengan aturan jam kerja 8 jam/hari. Namun

apabila banyaknya tenaga

2.3 Fault Tree Analysis (FTA)

Fault Tree Analysis adalah suatu teknik yang digunakan untuk

mengidentifikasi risiko yang berperan terhadap terjadinya kegagalan.

Metode ini dilakukan dengan pendekatan yang bersifat top down,

yang diawali dengan asumsi kegagalan atau kerugian dari kejadian puncak

(Top Event) kemudian merinci sebab-sebab suatuTop Event sampai pada

suatu kegagalan dasar (root cause).

FTA merupakan teknik untuk mengindentifikasi kegagalan (failure)

dari suatu system. FTA berorientasi pada fungsi atau yang lebih dikenal

dengan ‘’top down approach” karena analisa ini berawal dari system level

(top) dan meneruskannnya ke bawah (Priyanta,2000:112).

Fault Tree Analysis (FTA) adalah sebuah teknik untuk

menghubungkan beberapa rangkaian kejadian yang menghasilkan sebuah

kejadian lain.metode ini menggunakan pendekatan deduktif yang mencari

penyebab dari sebuah kejadian. Metode ini dipakai untuk investigasi

kecelakaan kerja itu sendiri.(katigaku.com)

Fault Tree Analysis merupakan sebuah analytical tool yang

menerjemahkan secara grafik kombinasi-kombinasi dari kesalahan yang

menyebabkan kegagalan dari system. Teknik ini berguna mendeskripsikan

dan menilai kejadian di dalam hsystem (Foster, 2004). FTA menggunakan 2


simbol utama yang disebut events dan gates. Ada tiga tipe event yaitu:

1. Primary event

Primary event adalah sebuah tahap dalam proses penggunaan produk yag

mungkin saat gagal. Sebagai contoh saat memasukkan kunci kedalam gembok,

kunci tersebut mungkin gagal untuk pas/sesuai dengan gembok. Primary event

lebih lanjut dibagi menjadi tiga kategori yaitu:

a. Basic event

b. Undeveloped events

c. External events

2. Intermediate event

Intermediate event adalah hasil dari kombinasi kesalahan-kesalahan,

beberapa diantaranya mungkin primary event. Intermediate event ini

ditempatkan di tengah-tengah sebuah fault tree.

3. Expanded Event
Expanded Event membutuhkan sebuah fault tree yang terpisah dikarenakan
kompleksitasnya. Untuk fault tree yang baru ini, expanded event adalah undesired
event dan diletakkan pada bagian atas fault tree.
Tahapan Analisa FTA (Fault Tree Analysis)
Menurut Priyanti (2000: 113), terdapat 5 tahapan untuk melakukan analisa
dengan Fault Tree Analysis (FTA), yaitu sebagai berikut:
1. Mendefinisikan masalah dan kondisi batas dari suatu system yang ditinjau
2. Penggambaran model grafis Fault Tree
3. Mencari minimal cut set dari analisa Fault Tree
4. Melakukan analisa kualitatif dari Fault Tree
5. Melakukan analisa kuantitatif dari fault Tree
Langkah pertama diatas bertujuan untuk mencari top event yang merupakan
definisi dari kegagalan suatu system, ditentukn terlebih dahulu dalam
menentukan sebuah model grafis FTA.
Tahapan kedua membuat model grafis Fault Tree. Aturan dalam membuat
FTA adalah:
1. Mendeskripsikan fault event (kejadian gagal)
2. Mengevaluasi fault event (kejadian gagal)
3. Melengkapi semua gerbang logika (logical gate)
Model grafis FTA memuat beberapa symbol, yaitu symbol kejadian, symbol
gerbang dan symbol transfer. Simbol kejadian adalah symbol yang berisi
kejadian pada system yang dapat digambarkan dengan bentuk lingkaran,
persegi dan yang lainnya, yang mempunyai arti masing-masiing. Contoh dari
symbol kejadian adalah intermediate event dan basic event. Sedangkan untuk
symbol gerbang, menyatakan hubungan kejadian input yang mengarah pada
kejadian output. Hubungan tersebut dimulai dari top event sampai ke event yang
paling mendasar. Contoh dari symbol gerbang adalah AND dan OR.
Tahapan ketiga yaitu mencari minimal cut set. Mencari minimal cut
set merupakan analisa kualitatif yang mana dipakai Aljabar Boolen. Aljabar
Boolen merupakan aljabar yang dapat digunakan untuk melakukan
penyederhanaan atau menguaraikan rangkaian logika yang rumit dan kompleks
menjadi rangkaian yang lebih sederhana (widjanarka, 2006:73)
Langkah terakhir yaitu melalukan analisa kuantitaif, yang mana dipakai
teori realibilitas untuk menyelesaikannya. Keandalan/Realibility dapat
didefinisikan sebagai nilai probabilitas bahwa suatu komponen atau suatu
system akan sukses menjalani fungsinya, dalam jangka waktu dan kondisi
operasi tertentu. Keandalan bernialai antara 0-1, dimana nilai 0 menunjukkan
system gagal menjalankan fungsi dan 1 menunjukkan siatem 100% berfungsi
Penyelesaian analisa pohon kegagalan. Di dalam menyelesaikan analisa pohon
kegagalan dilakukan dialkukan tahapan sebagai berikut :
a. Mengubah logika pohon kegagalan menjadi persamaan Boolen
b. Menyederhanakan (mereduksi) persamaan Boolen menjadi bentuk
sederhana aturan seperti table di bawah ini
Manfaat metode Fault Tree Analysis (FTA)
1. Dapat menetukan faktor penyebab yang kemungkinan besar menimbulkan
kegagalan.
2. Menetukan tahapan kejadian yang kemungkinan besar sebagai penyebab
kegagalan.
3. Menganalisa kemungkinan sumber-sumber risiko sebelum kegagalan
timbul.
4. Menginvestigasi suatu kegagalan.
Kelebihan dari metode fault tree analysis adalah :
1. Mudah menjelaskan semua perbedaan interaksi penyebab untuk
menghasilkan kerugian.
2. Penyebab dasar dan logis dalam penyebab kerugian bisa dimengerti.
3. Dapat membuat tindakan pencegahan yang tepat untuk mengeliminir
penyebab dasar sehingga kerugian yang sama tidak akan muncul lagi.
4. Dapat menghitung evaluasi kualitatif dan kuantitatif dari kerugian.
Adapun hal-hal penting yang perlu diperhatikan dari analisa fault tree
sederhana ini adalah:
1. Analisa dimulai dari atas dan diakhiri di kotak paling bawah (top down).
2. Kotak paling atas adalah kotak yang menggambarkan kerugian yang di
dapat setiap kotak dihubungkan oleh garis yang berarti disebabkan “kotak
di atas disebabkan oleh kotak yang di bawah).
3. Apabila ada satu kotak di atas yang disebabkan oleh lebih dari satu kotak di
bawah maka hubungan antara kotak-kotak itu adalah “dan
2.4 Task Demand Asessment (TDA)
Task Demand Asessment (TDA) adalah teknik baru untuk mengukur risiko

keselamatan kegiatan konstruksi dan menganalisis bagaimana perubahan dalam

parameter operasi dapat mempengaruhi potensi kecelakaan. TDA serupa dengan

metode ergonomis pengamatan ia tidak menghasilkan perkiraan probabilitas

insiden, tetapi mengukur "permintaan tugas" dari operasi aktual berdasarkan

karakteristik aktivitas dan tidak tergantung pada kemampuan pekerja. Permintaan

tugas mencerminkan kesulitan untuk melakukan aktivitas dengan aman.


Hal ini didasarkan pada (1) paparan terhadap bahaya dan (2) keberadaan dan

tingkat faktor permintaan tugas yang dapat diamati yaitu, faktor risiko yang dapat

meningkatkan potensi kecelakaan dan TDA dapat membandingkan berbagai

skenario produksi dan pengukuran.

Metode Task Demand Asessment (TDA) atay yang di sebut juga penilaian

risiko aktivitas yang bersifat kuantitatif dan objective. Methode TDA hamper sama

dengan methode pengamatan ergonomis dimana, metode tersebut tidak

menghasilkan perkiraan probabilitas dan dampak risiko tetapi mengkuantifikasikan

kemungkinan potensi terjadinya risiko kecelakaan kegiatan sebenarnya di lapangan

berdasarkan factor karakteristik kegiatan pekerjaan proyek dan kemampuan prilaku

pekerjanya ( ergonomic )

Langkah – Langkah yang digunakan untunk menganalisa dari setiap kegiatan

yang ada pada proyek tersebut menggunakan metode TDA adalah sebagai berikut

1. Mengetahui jenis – jenis aktivitas atau kegiatan proyek yang akan di

mulai

2. Menentukan aktivitas yang dinilai mempunyai kemungkinan akan

menimbulkan potensi risiko kecelakaan kerja

3. Mengidentifikasi factor – factor yang menyebabkan terjadinya

potensi risiko kecelakaan yang diidentifikasi dan ditinjau berdasarkan

karakteristik kegiatan proyek dan factor ergonomic atau prilaku dari

para pekerja dengan mengunakan metode FTA

4. Menghitung nilai potensi risiko dari masing – masing penyebab risiko

dengan menggunakan rumus:


∑ % Duration x Level Value

Ap(Accident Point) = ∑ % x i ……..pers 1

5. Mengakumulasikan nilai dari seluruh potensi risiko dari diagram

penilaian potensi risiko kecelakaan tersebut.

Total AP=∑ AP1+AP2+APn ………… pers 2


2.5 Telah Sistematis

No Nama Peneliti Judul Desain Hasil Komentar

1 Albertus patrickson, Tri Joko Wahyu Adi, Identifikasi Dan Analisis Risiko Kuantitatif

Yusronia Eka Putir Konstruksi dengan Metode

Faulth Tree Analysis pada

Proyek Jembatan Kapuk Indah

2 Taufik Junaedi, Tri Joko Wahyu Adi, Cahyono Analisis Dan pengukuran Kualitatif

Bintang Nurcahyo Potensi Risiko Kecelakaan

Kerja Dengan Menggunakan

Metode APMM (Accident

Potensial Measurement

Method) pada Proyek

Pembangunan Dormitory 5
Lantai Akademik Teknik

Keselamatan dan Penerbangan

Surabaya

3 Delvi Kusuma Fibia Rindika, Galih Anindita, Identifikasi Bahaya Kualitatif Hasil identifikasi

Novi Eka Mayangsari Menggunakan ETBA Dan sebanyak 78 sumber

Penetuan Probabilitas Dengan energi yang melewati

FTA pada Unit Ammonia feed gas compressor dan

air compressor, dimanadi

peroleh 11 risiko yang

tergolong tinggi dan 13

risiko yang tergolong

rendah

4 Reny Indrayani Analisis Risiko Keselamatan Kualitatif Hasil penelitiannya

Kerja Pada Proyek adalah seluruh kegiatan

PembangunanPengembangan atau aktivitas konstruksi

Bandara Internasional Juanda yang di lakukan pada

Terminal 2 Surabaya proyek pengembangan

Bandara Internasional
Juanda Terminal 2

Surabaya
2.6 Kerangka Teori

Identifikasi Jenis Potensi


RIsiko Kecelakaan

Faktor Sumber Penyebab Potensi Risiko Pengukuran Potensi


Risiko Kecelakaan Kecelakaan Risiko Kecelakaan
2.7 Alur Pikir

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Studi Literatur

Data Proyek
Primer/Sekunder

Identifikasi Jenis Potensi Bahaya

Metode Faulth Tree Analysis (FTA)

Identifikasi Faktor Penyebab Risiko


Kecelakaan
Karakteristik Kegiatan Proyek
Ergonomi Prilaku Pekerja

Metode Task Demand Asessment (TDA)


Kuantifikasi Potensi Risiko Kecelakaan
Menghitung & Mengakumulasikan Nilai
Potensi Risiko Kecelakaan

Kesimpulan dan Saran

Anda mungkin juga menyukai