Pertanyaan Kelompok 2 Revisi 1

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Pertanyaan 1

Apakah PT PP Londom Sumatera Indonesia telah melakukan pelatihan tanggap darurat ?

Jawaban 1

PT PP Londom Sumatera Indonesia telah melakukan pelatihan tanggap darurat


sebagaimana diatur dalam peraturan berikut :

Landasan hukum pelatihan tanggap darurat di Indonesia dapat ditemukan dalam beberapa
peraturan dan undang-undang yang mengatur tentang keselamatan dan kesehatan kerja
(K3), termasuk tanggap darurat di tempat kerja. Beberapa peraturan tersebut antara lain:

1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja - Undang-undang


ini merupakan dasar hukum yang mengatur keselamatan kerja di Indonesia,
termasuk kewajiban perusahaan untuk menyelenggarakan pelatihan keselamatan
kerja bagi pekerjanya.

2. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan - UU ini mengatur


tentang perlindungan bagi pekerja termasuk aspek keselamatan dan kesehatan
kerja, yang mencakup pelatihan dan penanganan situasi darurat.

3. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) - PP ini mengatur tentang penerapan
SMK3 yang efektif di tempat kerja, termasuk pelatihan tanggap darurat sebagai
salah satu elemen penting dalam sistem tersebut.

4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. PER.08/MEN/VII/2010


tentang Alat Pelindung Diri - Peraturan ini mengatur tentang penggunaan alat
pelindung diri yang tepat, yang juga mencakup pelatihan dalam penggunaannya,
termasuk saat situasi darurat.

5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 4 Tahun 1987 tentang Tata Cara Pelatihan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja - Peraturan ini secara khusus mengatur tentang
pelatihan K3, yang bisa mencakup pelatihan tanggap darurat.

6. Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan


Kesehatan Kerja - Standar ini memberikan panduan tentang bagaimana organisasi
dapat mengembangkan dan mengimplementasikan prosedur tanggap darurat yang
efektif.

[internal]
PT PP telah melakaksanakan pelatihan tanggap darurat salah satunya yaitu pelatihan
kebakaran dan sosialisasi bahaya kebakaran lahan. Pelatihan ini menggunkan kombinasi
metode pembelajaran dengan persentase 30% Teori dan 70% Parktik dilapangan dengan
jumlah instruktur atau pelatih sebanyak 5 orang dan telah tersertifikasi pemadam
kebakaran sehingg apelatihan berjalan dnegan efektif dan tepat waktu

Pertanyaan 2

Didalam Video terdapat ruang P3K apakah PT PP memiliki personal yang telah tersertifikasi
sebagai petugas P3K

Jawab :

Benar dikatakan bahwa di dalam area PT PP terdapat ruang P3K sesuai dengan Landasan
hukum yang mengatur tentang ruang Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) dan
petugas P3K di Indonesia tercantum dalam beberapa peraturan Undang-Undang No. 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, UU ini secara umum mengatur tentang
perlindungan bagi pekerja, termasuk aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K3), yang
mencakup penyediaan fasilitas P3K.

Dan landasan hukum lainnya seperti :

1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja: UU ini merupakan


dasar hukum yang mengatur tentang keselamatan kerja di Indonesia, termasuk
pengaturan mengenai fasilitas P3K di tempat kerja.

2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER.15/MEN/VIII/2008


tentang Kewajiban Penyediaan dan Penggunaan Alat Kesehatan di Tempat
Kerja: Peraturan ini secara spesifik mengatur tentang kewajiban perusahaan untuk
menyediakan ruang P3K dan alat-alat kesehatan yang memadai di tempat kerja,
serta pelatihan bagi petugas P3K.

3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER.07/MEN/IV/2014


tentang Tata Cara Pemberian Pelayanan Kesehatan Kerja: Peraturan ini mengatur
tentang tata cara penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja di perusahaan,
termasuk penyediaan ruang P3K dan petugas yang kompeten.

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 56 Tahun 2014 tentang


Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit: Meskipun berfokus pada rumah sakit,

[internal]
peraturan ini juga menyebutkan tentang standar pelayanan gawat darurat yang bisa
relevan dengan pelatihan tanggap darurat.

Untuk Petugas P3K PT PP telah memilikinya yaitu sdri MAS MURNI akan tetapi Lisenesi K3
Petugas P3K ini sduah tidak aktif masa berlaku sesuai dokumen yang kami dapatkan yaitu
sampai dengan 07 April 2024. Sehingga perlu dilakukan perpanjangan karena lisensi
petugas K3 berlaku 3 tahun hal ini dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa
pengetahuan dan keterampilan petugas P3K tetap mutakhir dan sesuai dengan praktik
terbaik.

[internal]
Pertanyaan 3

Di dalam video terdapat tanki besar berwarna kuning, Apakah PT PP telah memiliki
karyawan yang tersertifikasi untuk melakukan pekerjaan di dalam tanki besar ?

Jawaban 3

Berdasarkan hasil penelusuran dokumen yang kami dapatkan PT PP belum memiliki


sertifikasi personal yang dapat melakukan pekerjaan diruang terbatas (Confined space)

Sehingga perlu dilakukan sertfikasi personal sesuai dnegan peraturan berikut :

PETUGAS K3 RUANG TERBATAS

Ruang Terbatas (Confined Space) menurut Permenaker No. 11 Tahun 2023 adalah ruangan
yang cukup luas dan memiliki konfigurasi sedemikian rupa sehingga pekerja dapat masuk
dan melakukan pekerjaan didalamnya, mempunyai akses keluar masuk yang limited dan
tidak dirancang untuk bekerja secara berkelanjutan atau terus-menerus di dalamnya.

Ketika akan melakukan pekerjaan di dalam tanki besar, yang sering kali merupakan ruang
terbatas (confined space), ada beberapa sertifikasi dan persyaratan keselamatan yang
harus dipenuhi oleh pekerja dan perusahaan. Ini termasuk:

1. Sertifikasi Kerja di Ruang Terbatas (Confined Space Entry Training): Pekerja yang
akan masuk dan bekerja di dalam tanki harus memiliki pelatihan dan sertifikasi
khusus yang menunjukkan bahwa mereka telah dilatih untuk bekerja dengan aman
di ruang terbatas. Pelatihan ini biasanya mencakup identifikasi bahaya, penggunaan
peralatan pelindung diri (PPE), prosedur masuk dan keluar yang aman, serta
prosedur darurat.

2. Sertifikasi Gas Tester: Sebelum masuk ke dalam tanki, sering kali diperlukan
pengujian atmosfer di dalam ruang terbatas untuk memastikan bahwa tidak ada gas
beracun atau lingkungan yang berpotensi meledak. Orang yang melakukan
pengujian ini harus memiliki sertifikasi yang relevan.

3. Sertifikasi Pengawas Ruang Terbatas (Confined Space Attendant): Biasanya


diperlukan seorang pengawas yang bertugas di luar tanki untuk memonitor dan
menjaga keselamatan pekerja di dalam tanki. Pengawas ini harus memiliki
pelatihan dan sertifikasi yang sesuai.

4. Sertifikasi Penggunaan Alat Pernapasan: Jika diperlukan penggunaan alat


pernapasan atau SCBA (Self-Contained Breathing Apparatus), pekerja harus

[internal]
memiliki sertifikasi yang menunjukkan bahwa mereka telah dilatih untuk
menggunakan peralatan tersebut secara benar.

5. Sertifikasi Penyelamat Ruang Terbatas (Confined Space Rescue Training): Tim


penyelamat khusus harus siap di tempat jika terjadi keadaan darurat. Tim ini harus
memiliki pelatihan dan sertifikasi dalam penyelamatan dari ruang terbatas.

Di Indonesia, peraturan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) diatur oleh Kementerian
Ketenagakerjaan, dan perusahaan harus mematuhi peraturan yang berlaku sesuai dengan:

• Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

• Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

• Peraturan Menteri Tenaga Kerja (Permenaker) tentang K3

Pertanyaan 4

Didalam video terdapat personal yang bekerja pada ketinggian dan tidak menggunakan
Baju (APD) di menit 31.07. berdasarkan hal tersebut apakah PT PP teah memiliki sertifikasi
personal yang dapat bekerja pada ketingian ?

Jawaban 4

Berdasarkan penelusuran dokumen kami tidak mendapatkan sertfikasi personal bekerja


pada ketinggian di PT PP, hal ini harus menajdi perhatian. Karena menimbulkan resiko
kecelakaan kerja ditambah personal yang melakukan pekerjaan tidak menggunakan Baju
atau APD yang sesuai.

Mengacu pada peraturan berikut :

1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No.


PER.01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pekerjaan
Konstruksi yang mengatur aspek keselamatan kerja pada pekerjaan konstruksi,
termasuk bekerja pada ketinggian.

2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. 8


Tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri, yang mengatur tentang penggunaan alat
pelindung diri yang tepat untuk pekerjaan pada ketinggian, termasuk penggunaan
harness dan peralatan pencegahan jatuh.

[internal]
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. 7
Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja yang juga
mencakup aspek keselamatan bekerja pada ketinggian.

4. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No.
SE.1/MEN/1996 tentang Petunjuk Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pada Pekerjaan Konstruksi, yang memberikan petunjuk lebih lanjut tentang
pelaksanaan K3 di pekerjaan konstruksi, termasuk bekerja pada ketinggian.

5. Standar Nasional Indonesia (SNI) yang relevan dengan pekerjaan pada ketinggian,
seperti SNI tentang sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3).

6. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yang menjadi dasar
hukum keselamatan kerja di Indonesia.

Peraturan-peraturan ini mengatur berbagai aspek keselamatan kerja pada ketinggian,


termasuk pelatihan yang diperlukan untuk pekerja, penggunaan alat pelindung diri,
prosedur kerja yang aman, pengawasan, dan langkah-langkah pencegahan yang harus
diambil untuk menghindari kecelakaan kerja.

Perusahaan yang melakukan pekerjaan pada ketinggian diwajibkan untuk mematuhi


peraturan ini dan memastikan bahwa semua pekerja yang terlibat telah mendapatkan
pelatihan yang memadai, menggunakan peralatan yang sesuai dan terjaga, serta mengikuti
prosedur keselamatan yang telah ditetapkan untuk mengurangi risiko kecelakaan dan
cedera

[internal]

Anda mungkin juga menyukai