Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
Fragrance
Klasifikasi Fragrance
2
3
Kegunaan Fragrance
Uji Stabilitas
Bahan baku dalam industry parfum merupakan setiap zat diperoleh dengan
sintesis kimia atau berasal dari sumber alami yang sengaja ditambahkan dalam
pewangi pada konsentrasi lebih dari 0,01% b/b. Penambahan bahan baku tertentu
dapat memberikan aroma khas. Bahan baku pewangi termasuk bahan kimia aroma
dan komponen minyak atsiri.
Bahan baku sintetis adalah bahan yang mudah menguap dan diperoleh dari
proses fisik antara bahan tanaman melalui distilasi yang memodifikasi bahan baku
alami (ARCTANDER, 1960). Menurut CALKIN & JELLINEK (1994),
beberapa senyawa parfum dapat mengalami oksidasi sehingga menyebabkan bahan
baku alami pada parfum akan memburuk saat terpapar di udara.
Metil Sinamat
Metil sinamat merupakan metil ester dari asam sinamat. Metil sinamat
memiliki karakteristik berupa padatan crystal tidak berwarna atau putih, memiliki
bau seperti buah stroberi dan sedikit berbau balsamic. Metil sinamat sangat larut
6
dalam alkohol, eter; larut dalam minyak, gliserin, propilen glikol, pelarut oksigen;
tidak larut dalam air. Massa molekul 162,20 g/mol; densitas 1,042 (36° C); titik
leleh 33,4° C; titik didih 263° C; titik nyala >212° F.
Metil sinamat digunakan untuk pewangi pada kosmetik, pewangi pada
sabun, parfum, sebagai pemberi rasa buatan pada makanan dan obat-obatan, dan
penambah rasa untuh bahan makanan. Metil sinamat dapat disimpan 12 bulan
apabila disimpan pada suhu 40-70° F di dalam wadah asli yang tertutup rapat
dengan headspace minimum. Hindari kontak yang terlalu lama dengan cahaya,
panas, dingin, dan udara (MICHAEL & IRENE, 2006)
Uji Organoleptik
Pengamatan Warna
Menurut ARTENDER (1969) Top note adalah catatan bau pertama yang
nampak jelas saat kesan pertama dari uji bau. Top note sejati dari minyak essensial
dapat ditutupi oleh “still-odors” (tertahan aromanya) yang termasuk catatan yang
tidak diinginkan. Keharuman cenderung lebih keras dan cepat menguap.
Keutamaan dan karakteristik semua jenis bau dari minyak dalam strip berbau
disebut middle note. Middle note memiliki bau yang lebih lama dari pada top note,
namun kurang khasnya bau dari minyak, dan lebih mudah untuk bereproduksi di
tempat kerja. Umumnya mengandung aroma bunga dan herbal seperti mawar dan
lavender.
Dry out sama pentingnya dengan top note dalam evaluasi minyak. Dry out
akan muncul setelah satu jam, beberapa jam, bahkan sampai hari berikutnya. Dry
out sering mengungkapkan pencampuran dari minyak essensial dan harus dipelajari
baunya berulang kali dan hati-hati. Dry out menunjukkan keuletan bahan parfum
dalam hal lamanya keharuman.
9
Kromatografi
Prinsip Kerja
Kromatografi gas
Kondisi contoh yang ideal pada pengujian secara kromatografi gas yaitu
harus mudah menguap dan tidak mengalami peruraian bentuk atau reaksi kimia,
dan harus bergerak cepat bergerak kedalam kolom. Dalam kromatografi gas, fase
gerak adalah gas inert dan fase diam adalah zat padat atau zat cair yang diatur cukup
padat didalam kolom. Intrumentasi kromatografi gas meliputi gas pembawa,
injector port, kolom, oven, detektor, dan rekorder (GRITTER et apl. 1991).
Masing-masing bagian dijelaskan sebagai berikut:
1. Gas Pembawa
Jenis gas pembawa yang umum digunakan harus memiliki kriteria antara
lain :
a. Inert, untuk mencegah interaksi dengan cuplikan yang dianalisis, fase diam
maupun komponen-komponen yang dilewati fase gerak.
b. Memiliki kemurnian yang tinggi
11
c. Mudah didapat
d. Sesuai dengan jenis cuplikan yang dianalisis dan jenis detektor yang
digunakan.
2. Injector Port
Injector port merupakan tempat penyuntikan sampel, baik untuk contoh
yang berupa cairan maupun padatan sedangkan contoh yang berupa padatan,
pada bagian ini ditambahkan alat piroliser yang dapat mempirolisis bagian padat
menjadi gas. Sampel padat diinjeksikan menggunakan mikrosyiringe masuk ke
injektor lalu dipanaskan sebagai gas.
Ada dua jenis tipe injektor untuk cairan, yaitu:
a. On-Coloum Injectoin Port
Sampel dalam mikrosyiringe diinjeksikan melalui karet sintetik/polimer yang
mempunyai elastisitas yang sangat tinggi. Injektor tipe ini tidak memerlukan
pemanasan tinggi dan sampel cair bisa langsung masuk kedalam kolom.
Kelemahan tipe injektor ini sering terjadi bloking pada ujung kolom sehingga
menyumbat aliran gas pembawa.
b. Flash Vaporizer Injection Port
Pada tipe injektor ini tidak akan terjadi bloking pada kolom serta bisa
digunakan untuk senyawa-senyawa campuran dengan titik didih tinggi. Pada
tipe ini terpasang flash vaporizer diantara septum dan kolom. Ujung syringe
hanya masuk pada bagian flash vaporizer dan tidak mengenai kolom sehingga
tidak terjadi bloking kolom. Jika ada faktor-faktor pengotor yang dapat
menyambut kolom maka pengotor-pengotor tersebut akan jatuh pada flash
vaporizer sehingga flash vaporozer harus dibersihkan dengan pelarut organik,
kemudian dingin-anginkan sampai kering dan bisa dipasang kembali.
3. Kolom dan Oven
Kolom merupakan bagian yang sangat penting dalam kromatografi gas
sebab proses pemisahan komponen-komponen sampel terjadi di dalam kolom
(berdasarkan perbedaan afinitas). Pipa kolom dapat terbuat dari tembaga, baja
nirkarat, alumunium dan kaca yang berbentuk lurus, lengkung, dan melingkar.
Secara umum kolom pada kromatografi gas dibagi menjadi dua jenis, yaitu
kolom kemas (packed column) dan kolom kapiler (capillary column).
12
4. Kolom
Detektor merupakan alat yang berfungsi untuk mendeteksi senyawa
keluaran dari kolom. Detektor harus mampu mendeteksi senyawa lalu dapat
mengubah senyawa-senyawa tersebut menjadi dapat diukur. Oleh karena itu,
detektor yang ideal dalam kromatografi gas adalah :
a. Sensitif (small dead volume)
Cepat merespon cuplikan gas sekalipun dengan kuantitas yang sangat kecil.
b. Stabil
Detektor dapat merespon secara konstan sekalipun bekerja pada suhu 50400 °C.
c. Mempunyai reproduksibiliti yang baik.
d. Mempunyai respon linier terhadap cuplikan dengan kepeatan yang berbeda.
e. Mudah digunakan semua detektor harus bekerja secara elektrolit (tidak
mekanik) karena jumlah cuplikan yang masuk ke detektor sangat kecil. Terdapat
lima jenis detektor yang lazim digunakan dalam kromatografi gas, antara lain:
a. Thermal Conductivity Detector (TCD)
Thermal Conductivity Detector atau detektor daya hantar panas merupakan
detektor yang pertama kali digunakan pada kromatografi gas dan merupakan
detektor umum (dapat digunakan untuk senyawa-senyawa organik dan sedikit
anorganik).
b. Flame Ionization Detector (FID)
Flame Ionization detector merupakan detektor universal seperti detektor
TCD, namun lebih sensitif dan bersifat destruktif (merusak contoh).