Jurnal BTX
Jurnal BTX
Jurnal BTX
Abstrak
Campuran Benzene Toluene dan Xyelene dalam sampel dapat dianalisis
menggunakan kromatografi gas 2014 secara internal standard. Pertama, dibuat standar
tunggal dari masing-masing senyawa yaitu benzena, toluena, dan xylena, dengan volume
masing-masing senyawa sebesar 2 ml. Sedangkan sampel yang diukur merupakan
sampel sintesis yang dibuat dengan mencampurkan 1 ml toluena, 1 ml xylena, dan 1 ml
benzena. Standar tunggal dan sampel,diinjeksikan ke dalam kolom dengan suhu injektor
170 C , suhu detektor 200 C, inisial temperatur 80 C, waktu inisial 10 menit, rate 10 C/
menit, temperatur akhir 150 C, dan waktu akhir 10 menit. Dengan melakukan
pengukuran standar tunggal didapatkan waktu retensi dari masing-masing senyawa
sehingga dapat diidentifikasi puncak dari masing-masing senyawa pada sampel. Dengan
membandingkan luas ara puncak standar campuran dan sampel maka kadar senyawa
benzena, toluena, dan xylena dalam sampel dapat diketahui. Didapatkan kadar benzena
sebesar 0,41 , toluena sebesar 0,20 dan xylena sebesar 0,39.
Abstrack
Mixed sample that contains Tolluene, Benzene, and Xylene had been analyzed
with normalization internally by GC 2014. Firstly, individual standard from each; Tolluene,
Benzene, and Xylene was made (each compounds 2 ml). Used synthesized sample by
mixed 1 ml Tolluene, 1 ml Xylene, and 1 ml Benzene; as sample that would be measure.
Individual standard and sample injected into column at injector temperature 170 C ,
detector temperature 200 C, initial temperature 80 C, initial time 10 minute, rate 10 C/
minutes, final temperature 150 C, final time 10 minute. By doing the individual standard
measuring could known th time retention from each compounds in standard. By
comparing the peaks area from mixed standard and sample therefore could known the
percentage of Tolluene, Benzene, and Xylene. Based on the analyzed known benzene
0,41 tolluene 0,20 and xylene 0,39.
I.
Pendahuluan
A. Benzene (C6H6)
C. Xylene (C6H4(CH3)2)
II.
Tinjauan Pustaka
A. Kromatografi Gas
Kromatografi gas adalah salah
salah satu teknik pemisahan komponenkomponen dalam campuran di antara
fase diam (kolom) dan fase gerak (gas).
Ruang lingkup aplikasi kromatografi gas
adalah sampel sampel yang mudah
menguap,mudah diuapkan dan tidak
rusak
karena
panas
(thermallystable).Untuk
sampel
yang
tidak
memenuhi
syarat
tersebut
masih
memungkinkan untuk dianalisis dengan
menggunakan metode kromatografi gas
melalui perlakuan tertentu seperti
derivatisasi dan penggunaan teknik
tambahan
(metode
headspace,pyrolizer,dll).Saat
ini
GC
merupakan salah satu instrumen utama
dalam aplikasi laboratorium.
Secara
umum,konfigurasi
kromatografi gas meliputi bagian-bagian
sebagai berikut:
1. Gas Pembawa
Gas pembawa berfungsi sebagai fase
gerak.Gas pembawa adalah gas inert
yang
memiliki
kemurnian
tinggi
(direkomendasikan grade Ultra High
Purity atau UHP).Gas pembawa ini yang
akan membawa uap sampel masuk ke
dalam
kolom
untuk
dipisahkan
komponen-komponen
dalam
2. Injektor
4. Oven
Injektor
memiliki
fungsi
untuk
memasukkan
sampel,menguapkan
sampel,dan mencampur uap sampel
dengan
gas
pembawa.
Dalam
kromatografi gas,semua sampel dari fase
asal harus diubah menjadi fase
gas/uap.Untuk sampel larutan bisa
langsung diinjeksikan menggunakan
microsyringe biasa,sementara untuk
sampel gas bisa menggunakan gas-tight
syringe. Injektor dilengkapi dengan blok
pemanas
(heater
block)
yang
memungkinkan pengaturan suhu injektor
untuk
menguapkan
sampel.Untuk
sampel-sampel
yang
memerlukan
perlakuan khusus bisa menggunakan
opsi tambahan,misalnya Pyrolizer (untuk
sampel seperti ban,kayu,dll),Headspace
(untuk sampel film atau kemasan
plastik,cat,dll)
atau
Programmable
Temperature Vaporizer (untuk sampel
biodiesel yang memiliki range titik didih
lebar).
3. Kolom
Kolom berfungsi sebagai fase diam.
Dalam kolom terjadi proses pemisahan
komponen-komponen dalam campuran
berdasarkan perbedaan afinitas masingmasing komponen terhadap fase diam
dan fase gerak yang dipengaruhi oleh
banyak faktor seperti sifat kimia-fisika
dari sampel, dimensi kolom, laju alir gas
pembawa, suhu oven kolom,dll. Semakin
mirip polaritas komponen sampel dengan
fase diam,maka semakin kuat interaksi
antara keduanya sehingga komponen
akan tertahan lebih lama dalam kolom
(waktu retensi makin lama). Semakin
panjang kolom,semakin panjang jarak
lintasan yang harus dilalui oleh
komponen.
Mekanisme-nya
berdasarkan teori Jembatan
Wheatstone.
Detektor
TCD
banyak digunakan untuk analisis
gas.
c.
organik.
Prinsipnya
adalah
pembakaran
senyawaan
komponen
sehingga
mengemisikan energi tertentu
yang akan dilewatkan ke filter
tertentu (filter S,P atau Sn)
kemudian akan dideteksi oleh
Photomultiflier.
e.
Metoda Penelitian
IV.
Flame
Thermionic
Detector(FTD) adalah detektor
khusus
untuk
mendeteksi
senyawaan nitrogen dan atau
posfor organik.Prinsipnya adalah
pembakaran
senyawaan
komponen kemudian direaksikan
dengan garam Rubidium dan
respon listrik yang dihasilkan
akan diperkuat dan dikonversi
menjadi satuan tegangan.
dari
No.
Nama
V (ml)
% V (Vx / V)
tR
Area
1.
2.
3.
Toluena
Xylena
Benzena
1
1
1
33,3 %
33,3 %
33,3 %
2,642
3,121
2,340
111665130
86776627
110815733
% Area
(Ax /A )
36,11 %
28,06 %
35,83 %
RFx
(%V / % Area)
0,92
1,19
0,93
Fx
(RFx /
0,77
1,00
0,78
Nama
tR
Area
Fx
A terkoreksi
(Area x Fx)
Toluena
2,602
74826184
0,77
57616161,68 0,20
Xylena
3,101
113626410 1,00
113626410
Benzena
2,301
153619144 0,78
119822932,3 0,41
342071738
291065504
Jumlah
V.
Toluena :
Atx = Area x Fx = 74826184 x 0,77
57616161,68
Cx =
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil
analisis
penetapan kadar Benzene, Toluena dan
Xylena
dengan
internal
standar,
diperoleh konsentrasi sebagai berikut :
Benzena : 0,41
0,20
Toluena : 0,39
Xylena :
Xylena : 0,20
Cx =
0,39
0,41
Cx
(Atx/ At)
0,39
VI.
Daftar Pustaka
Rohman, Abdul. 2009. Kromatigrafi Untuk Analisis Obat. Yogyakarta: Graha Ilmu.