BAB I Inetgrasi 2 Teknik Industri
BAB I Inetgrasi 2 Teknik Industri
BAB I Inetgrasi 2 Teknik Industri
PENDAHULUAN
Hasil dari pengukuran akan diperoleh waktu baku yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan siklus pekerjaan, dimana waktu ini digunakan untuk standard
penyelesaian pekerjaan bagi semua pekerja (Sudjoko dan Sutapa, 2019).
Peramalan (forecasting) dapat diartikan sebagai proses untuk
memperkirakan beberapa kebutuhan dimasa datang yang meliputi kebutuhan
dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu, dan lokasi yang dibutuhkan dalam
rangka memenuhi permintaan barang dan jasa (Marlina dkk, 2018).
Peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara
sistematis dan jelas. Melalui peta kerja kita dapat melihat semua langkah atau
proses yang dialami oleh suatu benda kerja kemudian menggambarkan semua
langkah yang dialami benda kerja (Erliana, 2015).
Perencanaan agregat merupakan perencanaan produksi yang meliputi
jumlah unit dan tingkat tenaga kerja yang diperlukan dan diharap dapat memenuhi
angka permintaan yang bervariasi pada suatu periode tertentu. Dalam perencanaan
agregat ada dua strategi yang dapat digunakan yaitu level strategy dan chase
strategy. Dalam Aggregat Planning terdapat MPS (master production
schedulling) dan MRP (material requirement planning). Master production
schedule didefinisikan sebagai jadwal dari perencanaan produksi mengenai jenis,
kuantitas dan waktu pelaksanaan produksi. Material requirement planning
merupakan suatu teknik untuk merencanakan kebutuhan bahan baku dengan cara
mengidentifikasi apa saja bahan baku yang perlu dipesan, berapa banyak yang
harus dipesan dan kapan waktu pemesanan dilakukan (Kurniawan, 2017).
Methods Time Measurement adalah prosedur yang menganalisis setiap
rangkaian operasi manual sesuai dengan gerakan dasar yang diperlukan.
Pengamatan yang dilakukan maynard operation sequence technique yaitu
menentukan suatu model urutan dasar setelah itu menambahkan semua nilai
indeks untuk tiap parameter, kemudian menjumlahkan semua nilai indeks dengan
mengkalikan 10 dan mengubah nilai ke dalam TMU (Febriana Dkk, 2015) .
Keseimbangan lintasan atau line balancing adalah suatu metode
penugasan sejumlah pekerjaan ke dalam stasiun kerja yang saling berkaitan dalam
(forecasting), dan untuk mengetahui rencana produksi pada produksi meja belajar
dapat diketahui dengan aggregat planning serta MPS dan MRP. Untuk
menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas digunakan peta-peta
kerja, lewat peta-peta kerja kita bisa melihat semua langkah atau kejadian yang
dialami oleh suatu benda kerja. Dan penerapan Line Balancing untuk mengetahui
jumlah stasiun optimal dalam pembuatan meja belajar, kemudian melakukan
pengendalian kualitas terhadap produk yang diproduksi dan menerapkan metode 7
waste dan 5S Tujuan dari hal-hal tersebut adalah untuk menciptakan meja belajar
yang berkualitas dan baik sesuai dengan kebutuhan pelanggan.