Laporan Praktikum 6 Fix
Laporan Praktikum 6 Fix
Laporan Praktikum 6 Fix
PEMULIAAN TANAMAN
ACARA VI
DESKRIPSI VARIETAS
Semester:
Genap 2019
Oleh :
Muhammad Hiban Abimanyu
A1D017006/1
PJ Acara : Nisrina Nur A. & Dinar Dityas R.
A. Latar Belakang
pangan sangat tinggi. Salah satu faktor yang dapat mendukung tingginya hasil
adalah penggunaan varietas yang unggul. Varietas unggul bisa didapat dengan
menyeleksi sifat kedua tetua sesuai dengan karakteristik yang dituju, untuk
mengetahui bagaimana sifat dan karakter dari tetua yang akan digunakan, maka
akan lebih baik jika telah diketahui deskripsi varietas tanaman tersebut.
tentang sejarah, asal usul, sifat morfologi, reaksi ketahanan terhadap hama dan
penyakit serta anjuran tanam yang tepat. Deskripsi varietas digunakan sebagai
meningkatkan produksi tanaman merupakan usaha yang paling mudah diserap oleh
petani. Penggunaan varietas unggul harus disertai tersedianya benih yang bermutu
terhadap sifat-sifat yang dimiliki oleh setiap varietas, oleh karena itu, sangat
diperlukan adanya pemahaman yang baik mengenai sifat-sifat morfologi yang
adalah yang paling mudah diserap petani dewasa ini. Penggunaan varietas unggul
harus disertai dengan tersedianya benih bermutu tinggi yang dinilai secara genetis
melalui sifat morfologi yang tampak. Maka dari itu deskripsi variasi yang berisi
sifat-sifat morfologis dapat membantu untuk menilai kemurnian benih. Oleh karena
itu sangat diperlukan adanya pemahaman yang baik mengenai sifat morfologi yang
tipe tumbuh, warna hipokotil, warna bunga, warna bulu, umur berbunga, dan sifat
unggul adalah suatu teknik untuk menentukan kebenaran suatu varietas unggul
Praktikum acara enam ini akan dilakukan kegiatan deskripsi varietas terhadap
pada suatu tanaman secara lengkap, maka akan memudahkan dalam melakukan
pemilihan tanaman yang tepat yang kemudian akan digunakan untuk keperluan
pemuliaan tanaman dan hal lain yang bermaksud untuk mendapatkan keturunan
yang unggul.
B. Tujuan
keaneka ragaman plasma nutfah yang banyak tetapi potensi tersebut belum
tetap harus dilakukan. Salah satu upaya realistis yang dapat dilakukan aalh dengan
cara menekan biaya input misalnya mengahasklkan benih lokal unggul dengan
harga relatif murah, sehingga keuntungan yang diperoleh petani lebih besar.
Pengembangan plasma nutfah juga bertujuan untuk melestarikan padi varietas lokal
sebagai gen ban untk kepetingan pemuliaan tanaman (Subantoro et al., 2008).
Pemuliaan tanaman menurut Nuraida (2012), dapat diartikan sebagai ilmu dan
seni yang mempelajari adanya pertukaran dan perbaikan karakter tanaman yang
diwariskan pada suatu populasi baru dengan sifat genetik yang baru. Pemuliaan
Pemuliaan tanaman ini penting adanya agar didapatkan varietas unggul baru dari
suatu tanaman.
tanaman, yaitu warna daun, warna batang, warna biji, bentuk batang, bentuk daun,
dan masih banyak lagi sifat morfologi yang lainnya. Sifat-sifat morfologis yang
disajikan dalam deskripsi sebagian besar merupakan sifat yang diatur secara
morfologi yang tampak. Deskripsi varietas ini merupakan langkah awal di dalam
terhadap hama dan penyakit dan mampu beradaptasi terhadap lingkungan tumbuh
Menurut Badan Litbang Pertanian (2012), telah melapas lebih dari 200
varietas padi sejak tahun 1930an. Varietas padi yang dilepas mempunyai
tahan terhadap hama dan penyakit tertentu dan karakter unggul lainnya. Lebih dari
90% areal persawahan di Indonesia telah ditanami VUB yang dihasilkan oleh
Badan Litbang Pertanian. beberapa VUB yang tidak asing bagi masyarakat seperti
: IR-64, Ciherang, Cibogo, Cigeulis dan Ciliwung merupakan yang paling banyak
varietas yang ada. Terbukti pada tahun 2011, VUB yang dilepas mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya terutama dari jenis padi sawah irigasi dan padi
hibrida. Setiap varietas yang dilepas mempunyai keunggulan dan karakteristik yang
beragam.
Setiap individu memiliki gen-gen yang berbeda sehingga fenotipenya berbeda
walaupun penampilannya relatif seragam. Selain itu, karena jenis tanaman ini
terbentuk dalam kurun waktu yang lama, maka terjadi persilangan antara tanaman
Pencampuran genotipe selain akibat persilangan, juga akibat tercampur dengan biji-
biji gulma maupun jenis yang lain sehingga berpenampilan berbeda dengan aslinya.
Menurut Iswanto, et al. (2015), varietas lokal telah terbentuk dalam kurun waktu
Intercrossing yang terjadi antara tanaman dalam populasi atau antarpopulasi akan
dalam peningkatan produktivitas padi. Manfaat dari keunggulan suatu varietas akan
dapat dirasakan oleh produsen padi maupun konsumen beras bila tersedia benih
bermutu dalam jumlah yang mencukupi untuk ditanam oleh petani dalam skala luas.
tercapai, maka benih yang sampai ke tangan petani harus bermutu. Mutu benih
tersebut mencakup kemampuan tumbuh (mutu fisiologis), bersih dan sehat (mutu
dengan varietas tamanan lain. Sifat-sifat suatu tanaman dapat dipelajari melalui
langsung mengenai morfologi tanaman, yaitu warna daun, warna batang, warna biji,
bentuk batang, bentuk daun, dan masih banyak lagi sifat morfologi yang lainnya.
Deskripsi dapat membantu dalam menguji kemurnian suatu benih. Kemurnian
suatu benih dinilai berdasarkan sifat-sifat morfologi yang tampak, ini langkah awal
tahan terhadap hama dan penyakit dan adaptif terhadap lingkungan tumbuh.
Varietas yang dipilih sebaiknya yang paling menguntungkan dan sesuai lokasi
produksi optimal jika ditanam di daerah geografis yang sesuai (Syukur, 2009).
Petani juga harus jeli dalam penentuan lokasi penanaman karena setiap varietas
adalah spesifik dimana dapat menghasilkan produksi optimal jika ditanam di daerah
geografis yang sesuai. Hal ini karena suatu varietas tanaman yang ditanam pada
kondisi lingkungan yang berbeda akan memberikan respons fenotipe yang berbeda
fisiologis, dan perilaku) yang dapat diamati dari suatu organisme yang diatur oleh
fenotipe pada setiap tanaman. Dari penampilan fenotipe tanaman dapat dihitung
pemulia untuk melakukan proses seleksi setiap fenotipe untuk mengetahui genotipe
alat dalam pelaksanaannya. Bahan digunakan yaitu tanaman padi dari varietas yang
akan dicandra. Alat yang digunakan yaitu alat ukur yang terdiri dari penggaris dan
busur derajat.
C. Prosedur Kerja
1. Bahan dan alat yang akan digunakan dalam praktikum acara enam disiapkan.
A. Hasil
B. Pembahasan
Deskripsi varietas mempunyai manfaat bagi petani yaitu untuk membantu dan
mempermudah para petani untuk mengetahui varietas tanaman mana saja yang
bagi pemulia adalah membantu dan mempermudah pemulia untuk merakit suatu
varietas yang baru sesuai dengan karakter dari varietas lain yang akan disilangkan
dengan varietas yang lainnya pula. Manfaat mendeskripsikan varietas bagi petani
adalah dapat ditentukannya varietas yang tepat untuk ditanam pada lahan
pertanaman agar dapat berproduksi tinggi (Sunarto, 1997). Sementara itu, manfaat
bagi pemulia adalah dapat ditentukannya varietas baru yang ingin dirakit dengan
sumber genetik dari varietas yang telah lebih dahulu dilepas (Syukur et al., 2009).
Deskripsi varietas ini dapat membantu para petani untuk membedakan suatu
untuk terbentuknya pola seleksi. Seleksi yang dimaksud adalah seleksi untuk
penanaman yang baik, padi yang dapat menghasilkan sesuai yang diinginkan dan
sampai bentuk maupun tekstur nasi nanti yang dipilih. Deskripsi dapat membantu
dalam menguji kemurnian suatu benih. Kemurnian suatu benih dinilai berdasarkan
sifat-sifat morfologi yang tampak, ini langkah awal di dalam penyediaan benih
bermutu yang bertujuan mendapatkan varietas unggul tahan terhadap hama dan
variasi fisik. Variasi antar varietas dapat dilihat dari morfologi maupun
genetikanya. Keragaman ciri dan sifat tiap varietas dapat di deskripsikan sebagai
hal yang obyektif mengenai sifat kuantitatif seperti tinggi, bobot, bentuk tanaman,
dan sebagainya. Manfaat deskripsi varietas bagi petani yaitu dengan adanya
deskripsi varietas petani dapat memilih benih yang akan digunakan dalam usaha
tani, hal ini sesuai dengan pendapat Pinem, et al (2013) deskripsi varietas
khususnya bobot 100 biji, tinggi tanaman, bentuk daun akan mempengaruhi
kebutuhan benih dan jarak tanam. Bagi pemulia deskripsi varietas ini sangat
berguna dalam merakit varietas baru, sehingga pemulia dengan mudah
Hal-hal utama yang harus tercantum dalam penulisan deskripsi varietas padi
1. Nomer seleksi, merupakan nomor urut persilangan yang pernah dilakukan dan
atau cara persilangan yang telah dilakukan dalam perakitan varietas yang
bersangkutan.
3. Golongan, merupakan kondisi bulu yang terdapat pada ujung gabah, dibedakan
4. Umur tanaman, merupakan umur varietas sejak sebar sampai matang fisiologis
atas besar sudut yang dibentuk antara batang-batang anakan dengan garis
imaginer yang berada ditengah-tengah rumpun dan tegak lurus dengan bidang
d. Berserak : Jika rumpun dengan garis tegak lurus dengan bidang permukaan
6. Tinggi tanaman, merupakan tinggi dari permukaan tanah sampai ujung malai
8. Warna kaki, merupakan warna dasar bagian luar pelepah daun rumpun tanaman
9. Warna batang, merupakan warna dasar ruas batang padi yang terletak antara
10. Telinga daun (auricule), merupakan organ tanaman padi yang bentuknya
11. Warna daun telinga, merupakan warna yang terdapat pada telinga daun
12. Lidah daun (ligula), merupakan organ tanaman padi yang bentuknya
putih.
14. Warna daun, merupakan warna helaian daun pertama setelah daun bendera
dikelompokan menjadi hijau pucat, hijau, hijau tua, ungu pada bagian ujung,
ungu pada bagian garis tepi daun, campuran antara ungu dan hijau, ungu
daun yang didasarkan pada hasil perabaan daun secara cermat menggunakan
ibu jari dan telunjuk. Permukaan daun dapat dibedakan atas: (a) halus termasuk
16. Posisi daun, merupakan sudut yang tebentuk pada titik pelekatan helaian daun
yaitu: (a) tegak (sudut <45°); (b) sudut daun mendekati 90° dan (c) terkulai
17. Daun bendera, merupakan daun yang terakhir keluar dari batang, membungkus
18. Sudut daun bendera, merupakan sudut daun yang diukur dari perlekatan daun
bentuk gabah dikelompokan berdasarkan raio antara panjang dan lebar gabah,
dapat dikelompokan menjadi : (a) bulat; ratio p/l = 1; (b) agak bulat, rationya
antara 1,1-2,0; (c) sedang, rationya antara 2,1-3,0; (c) ramping atau panjang,
20. Warna gabah, merupakan warna palea dan lemma pada saat biji masak. Warna
keemasan dengan latar belakang warna jerami, kuning jerami bercak coklat,
21. Kerontokan, merupakan ukuran mudah tidaknya gabah rontok ketika malai
22. Kerebahan, diukur pada fase masak biji untuk melihat posisi ketegakan
23. Tekstur nasi, umumnya dinyatakan dalam bentuk pernyataan pulen atau pera.
24. Rasa nasi, sifat ini ditentukan secara subjektif dengan uji organoleptic dengan
26. Rata-rata hasil, merupakan hasil rata-rata dari berbagai lokasi pengujian yang
pernah dilaksanakan.
27. Potensi hasil, merupakan hasil tertinggi yang pernah dicapai pada suatu daerah
tertentu.
28. Gabah kering giling, merupakan kondisi gabah saat proses penggilingan.
terhadpa serangan hama dan penyakit yang saat ini diklasifikasikan sebagai
jumlah gabah per malai, rata-rata hasil, potensi hasil, berat 1000 buti, tekstur nasi,
nama pemulia.
Setiap varietas padi memiliki persamaan berbagai sifat, tetapi juga memiliki
perbedaan karakter yang bersifat unik. Adanya persamaan dan perbedaan tersebut
antara varietas padi. Semakin banyak persamaan karakter tanaman padi semakin
individu dengan hubungan kekerabatan yang dekat karena adanya pengaruh faktor
lingkungan (Hartati et al., 2010). Suatu varietas tanaman yang ditanam pada kondisi
lingkungan yang berbeda akan memberikan respon fenotip yang berbeda pula.
Karakter fenotip adalah suatu karakter (baik struktural, biokimiwi, fisiologis, dan
perilaku) yang dapat diamati dari suatu organisme yang diatur oleh genotip dan
fenotip tanaman dapat dihitung suatu nilai yang menentukan apakah perbedaan
fenotip untuk mengetahui genotip yang lebih baik pada suatu daerah (Nilahayati
disajikan dalam deskripsi varietas sebagian besar merupakan sifat yang diatur
tersebut dapat terjadi pada semua varietas terutama jika ditanam pada lokasi dan
musim tanam yang berbeda (Sunarto, 1997). Deskripsi varietas tanaman tertentu
dapat berbeda-beda dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang mempengaruhi
beberapa sifat morfologi akan menimbulkan variasi pada struktur tanaman. Variasi
yang timbul tersebut menyulitkan penilaian karena dapat berbeda dengan deskripsi
Varietas padi yang digunakan saat praktikum adalah varietas Inpago Unsoed
1 yang mana padi varietas tersebut berasal dari persilangan antara padi varietas Polo
dan padi varietas Mentik wangi (Litbang, 2011). Padi varietas Inpago Unsoed 1
yang digunakan pada saat praktikum termasuk ke golongan cere (ujung gabah tidak
berbulu atau kadang- kadang berbulu terutama gabah yang terletak di ujung malai,
agak mudah rontok) yang mana hal tersebut sesuai dengan literatur Litbang (2011)
yang menyatakan bahwa varietas Inpago Unsoed 1 termasuk varietas padi dengan
golongan cere. Bentuk tanaman dari varietas tersrbut termasuk tegak dengan sudut
30° yang mana sesuai dengan literatur Litbang (2019) yang menyatakan bahwa padi
varietas tersebut termasuk ke bentuk tanaman yang tegak. Tinggi tanaman dari
varietas yang di praktikumkan adalah setinggi 90 cm yang mana tidak sesuai dengan
literatur Litbang (2011) yang menyatakan bahwa tinggi tanaman dari varietas
tersebut ± 107 cm, hal tersebut dikarenakan padi yang digunakan pada saat
praktikum masih dapat tumbuh dan belum masak secara fisiologis. Anakan
produktif dari padi varietas pada saat praktikum sebanyak 18 anakan, hal tersebut
sesuai dengan literatur Litbang (2019) yang menyatakan bahwa anakan produktif
dari varietas tersebut sebanyak ± 16 anakan. Warna kaki dan warna batang dari
varietas padi pada praktikum berwarna hijau tua yang mana hal tersebut sesuai
dengan literatur Litbang (2011) yang menyatakan bahwa warna kaki dan warna
batang varietas padi tersebut berwarna hijau. Posisi daun pada varietas yang
dipraktikumkan termasuk kedalam intermediet dengan sudut 40°, hal tersebut tidak
sesuai dengan literatur Litbang (2011) yang menyatakan bahwa posisi daun dari
varietas tersebut termasuk ke golongan tegak. Posisi daun bendera varietas padi
pada saat praktikum termasuk ke golongan miring dengan sudut 40°, hal tersebut
tidak sesuai dengan literatur Litbang (2011) yang menyatakan bahwa posisi daun
bendera dari varietas padi tersebut termasuk ke golongan tegak. Bentuk gabah dari
varietas padi pada saat praktikum termasuk ke golongan sedang dengan ratio 1:3,
hal tersebut sesuai dengan literatur Litbang (2011) yang menyatakan bahwa bentuk
gabah dari varietas tersebut termasuk ke golongan sedang. Warna gabah dari
varietas padi pada saat praktikum berwarna hijau tua, sedangkan di dalam literatur
Litbang (2011) menyatakan bahwa warna gabah dari varietas padi tersebut
Varietas padi lain yang digunakan saat praktikum adalah inpari 31 yang mana
Menurut observasi varietas padi tersebut memiliki golongan cere atau ujung gabah
tidak berbulu atau kadang- kadang berbulu terutama gabah yang terletak di ujung
malai, agak mudah rontok. Hal tersebut sesuai dengan literatur Balitbang (2019)
yang menyatakan bahwa padi varietas Inpari 31 termasuk golongan cere yang
mempunyai ujung gabah yang kadang berbulu pendek. Varietas padi Inpari 31
menurut Balitbang (2019) berumur ± 119 hari setelah sebar. Menurut observasi
bentuk tanaman pada padi varietas Inpari 31 adalah tegak dengan sudut 11°. Hal
tersebut sesuai dengan literatur BB padi (2018) yang menyatakan bahwa padi
varietas Inpari 31 memiliki bentuk tanaman yang tegak. Menurut observasi pada
tinggi tanaman padi varietas Inpari 31, memiliki tinggi 85 cm yang mana di dalam
tinggi ± 104 cm. Varietas padi Inpari 31 yang digunakan pada praktikum memiliki
jumlah anakan produktif sebanyak 14 anakan yang mana hal tersebut tidak sesuai
produktif pada padi varietas Inpari 31 sebanyak ± 17 malai. Warna kaki dan warna
batang dari varietas padi tersebut berwarna hijau kekuningan, hal ini sesuai dengan
literatur Jamil, et al (2016) yang menyatakan bahwa warna kaki dan warna batang
dari varietas tersebut berwarna hijau. Posisi daun dan posisi daun bendera dari
varietas padi yang di praktikumkan tergolong pada kriteria miring dengan sudut
posisi daun yaitu 34° dan posisi daun bendera yaitu 35, yang mana hal tersebut tidak
sesuai dengan pernyataan Jamil, et al (2016) yang menyatakan bahwa posisi daun
dan posisi daun bendera dari varietas tersebut tergolong tegak. Bentuk gabah yang
lebar 2 ml, panjang 1 cm, dan rationya 1:5, hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Jamil, et al (2016) yang menyatakan bahwa bentuk gabah dari varietas padi Inpari
31 termasuk ramping. Warna dari gabah varietas padi yang digunakan pada saat
praktikum adalah hijau kekuningan yang mana hal tersebut tidak sesuai dengan
pernyataan Balitbang (2019) yang menyatakan bahwa warna gabah dari varietas
padi tersebut berwarna kuning bersih, hal ini dapat terjadi karena tanaman padi yang
dan Angke (Litbang, 2015). Padi varietas tersebut menurut pengamatan termasuk
golongan bulu. Hal ini tidak sesuai menurut Sing dan Kush (2004), yang
menyatakan bahwa varietas delta termasuk ke golongan gundil atau ujung gabah
pendek dan keras, tahan rontok. Bentuk tanaman dari padi varietas tersebut pada
saat praktikum termasuk tegak dengan sudut 30o, hal tersebut tidak sesuai dengan
literatur Sing dan Kush (2004) yang menyatakan bahwa bentuk tanaman dari padi
tersebut termasuk tegak. Tinggi tanaman pada padi varietas tersebut pada saat
praktikum setinggi 107 cm sedangkan dalam literatur Litbang (2015), padi varietas
tersebut memiliki tinggi tanaman setinggi 140-160 cm. Anakan produktif dari padi
varietas pada saat praktikum sebanyak 17 anakan, sedangkan dalam literatur Sing
dan Kush (2004) menyatakan bahwa anakan produktif dari padi varietas tersebut
memiliki sebanyak 8 anakan. Warna kaki pada pada padi varietas pada saat
praktikum berwarna hijau kecoklatan, warna batang pada padi varietas tersebut
berwarna hijau, sedangkan dalam literatur Sing dan Kush (2004) menyatakan
bahwa warna kaki dari padi varietas tersebut berwarna hijau kekuningan dan warna
batang yaitu hijau muda. Posisi daun dan posisi daun bendera dari padi varietas
pada saat praktikum termasuk kategori tegak, hal tersebut sesuai dengan literatur
Shiddiqui, et al (2007) yang menyatakan bahwa posisi daun dan posisi daun
bendera dari padi varietas tersebut termasuk ke kategori tegak. Bentuk gabah dari
padi varietas pada saat praktikum termasuk ke kategori ramping dengan rasio 1:3,
hal tersebut tidak sesuai dengan literatur Purwani dan Wardana (2018) yang
menyatakan bahwa bentuk gabah dari padi varietas tersebut termasuk ke kategori
sedang/lonjong. Warna gabah pada saat praktikum yaitu hijau kekuningan, hal
antara IR5657 dengan IR2061 (Suprihatno et al., 2010). Padi varietas IR-64
termasuk ke dalam golongan bulu yang mana hal tersebut tidak sesuai dengan
pernyataan Suprihatno et al. (2010) yang menyatakan bahwa varietas padi tersebut
termasuk ke dalam golongan cere. Bentuk tanaman dari padi varietas tersebut pada
saat praktikum termasuk tegak dengan sudut 25°, hal tersebut sesuai dengan
varietas tersebut termasuk tegak. Tinggi tanaman dari varietas padi pada saat
praktikum setinggi 154 cm, hal tersebut tidak sesuai dengan pernyataan Suprihatno
et al (2010) yang menyatakan bahwa tinggi tanaman dari padi varietas IR-64
setinggi 115-126 cm. Jumlah anakan produktif pada padi varietas tersebut pada saat
Suprihatno et al.(2010) yang menyatakan bahwa jumlah anakan dari padi varietas
terebut sebanyak 20-35 anakan. Warna kaki dari padi varietas pada saat praktikum
berwarna coklat dan warna batang yaitu hijau yang mana hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Suprihatno et al.(2010) yang menyatakan bahwa warna kaki dan warna
batang dari padi varietas tersebut berwarna hijau. Posisi daun dan posisi daun
bendera dari padi varietas tersebut termasuk tegak dengan sudut 29° untuk posisi
daun dan sudut 20° untuk posisi daun bendera, hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Suprihatno et al (2010) yang menyatakan bahwa posisi daun dan posisi
daun bendera dari padi varietas tersebut termasuk tegak. Bentuk gabah dari padi
varietas pada saat praktikum termasuk ke kategori ramping dengan rationya 1:3, hal
bentuk gabah dari padi varietas tersebut termasuk ke kategori ramping, panjang.
Warna gabah dari padi varietas pada saat praktikum berwarna hijau muda, hal
bahwa warna gabah dari padi varietas tersebut berwarna kuning bersih.
V. SIMPULAN
merupakan informasi karakter tentang morfologi suatu tanaman, anjuran tanam dan
tanaman), yang meliputi asal, golongan, umur tanaman, bentuk tanaman, tinggi
tanaman, anakan produktif, warna kaki, warna batang, posisi daun, posisi daun
bendera, bentuk gabah, warna gabah, tekstur nasi, bobot 1000 butir, kadar amilosa
dan ketahanan terhadap hama dan penyakit. Deskripsi varietas tanaman padi
varietas Inpari 31 adalah golongan cere, bentuk tanaman yang tegak, tinggi tanaman
yaitu 85 cm, jumlah anakan produktif sebanyak 14 anakan, warna kaki berwarna
hijau kekuningan, warna batang berwarna hijau, posisi daun dan posisi daun
bendera adalah miring, bentuk gabah yaitu ramping, serta warna gabah yaitu hijau
kekuningan.
DAFTAR PUSTAKA
Andrianto, T. Taufiq dan N. Indarto. 2004. Budidaya dan Analisis Usaha Tani
Kedelai Kacang Hijau Kacang Panjang. Absolut, Yogyakarta.
Atman. 2007. Varietas unggul baru padi sawah batang lembang : deskripsi dan
teknologi budidaya. Jurnal Ilmiah Tambua. 6(2): 153-162.
Badan Litbang Pertanian. 2011. Varietas Inpago Unsoed 1. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, Jakarta.
Badan Litbang Pertanian. 2012. Varietas Padi Unggulan Badan Litbang Pertanian.
Agroinovasi Edisi 25-31 No. 3441 Tahun XI_II.
Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2019. Varietas Inpari 31. Online.
Diakses www.litbangpertanian.go.id/varietas/1023/ pada 14 Mei 2019.
Pinem, A. H., A. Barus, dan C. Hanum. 2013. Efektifitas jarak tanam dan jumlah
benih per lubang tanam terhadap pertumbuhan dan produksi padi gogo.
Jurnal Online Agroekoteknologi. 1(4): 23-31.
Mulsanti, I. W. 2014. Hasil padi dari empat kelas benih yang berbeda. Jurnal
Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. 33(3): 18-26.
Nilahayati dan Putri, L. A. P. 2015. Evaluasi keragaman karakter fenotipe beberapa
varietas kedelai (Glycine max L.) di daerah Aceh Utara. Jurnal Floratek.
10(3): 36-45.
Nuraida, D. 2012. Pemuliaan tanaman cepat dan tepat melalui pendekatan marka
molekuler. Jurnal El-Hayah. 2(2): 97-103.
Shiddiqui, S. U. T., Kumomun dan H. Salih. 2007. Paksitan rice genetic resources-
I grain morphological diversity and it’s distribution. Journal Botani. 29(3):
841-848.
Sing, R. K. Dan G. S. Khush. 2004. Aromatic Rices. Oxford dan IBH Publishing,
New Delhi.
Subantoro, R., S. Wahyuni dan R. Prabowo. 2008. Pemuliaan tanaman padi (Oryza
sativa L.) varietas lokal menjadi varietas lokal yang unggul. Jurnal Ilmu-Ilmu
Pertanian.4(2): 62-74.
Suhartini dan I. P. Wardana. 2011. Mutu beras padi aromatik dan pertanaman di
lokasi ketinggian berbeda. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. 30(2):
101-106.
Zhao, H. 2007. Correlation analysis of rice seed setting rate and weight of 1 000-
grain and agro-meteorology over the middle and lower reaches of the Yangtze
River, China. Agricultural Sciences in China, 6(4): 430-436.
LAMPIRAN