SAP Kista Ovarium
SAP Kista Ovarium
SAP Kista Ovarium
KISTA OVARIUM
Disusun Oleh:
Nike Desy Tri Indrasari
Oktavianus Bora Bulu
Rafika Sari
Siti Husniah
B. Metode
Ceramah
Tanya Jawab
C. Media
Lefleat
LCD
D. Pengorganisasian
1. Moderator: Rafika Sari
Tugas :
E. Kegiatan Penyuluhan
NO. TAHAP KEGIATAN KegiatanPeserta
Kista Ovarium
A. Pengertian
Kista merupakan penyakit yang halus, rumit dan unik, karena
keberadaannya mirip dengan kehamilan, di mana semua wanita mempunyai
resiko akan hadirnya penyakit ini. Setiap wanita mempunyai 2 indung telur
kanan dan kiri yang ukurannya normalnya sebesar biji kenari. Setiap indung
telur tersebut berisi ribuan telur yang masih muda atau folikel yang setiap
bulannya akan membesar dan satu diantaranya membesar sangat cepat
sehingga menjadi telur yang matang. Pada saat masa subur telur yang
matang ini keluar dari indung telur dan bergerak kerahim melalui saluran
telur. Apabila sel telur yang matang ini dibuahi, Folikel akan mengecil dan
menghilang dalam waktu 2-3 minggu dan akan terus berulang sesuai siklus
haid pada seorang wanita. Namun, jika terjadi gangguan pada proses siklus
ini, maka kista pun akan terjadi (Chyntia, 2010).
B. Proses Terjadinya
Seorang wanita yang sehat biasanya memiliki sepasang ovarium di
kanan dan kiri rahim. Setiap ovarium menghasilkan satu telur setiap
bulannya dan telur itu terbungkus dalam kantong yang bernama folikel.
Setiap bulan folikel tersebut membesar dan satu di antaranya membesar
sangat cepat dan menjadi telur yang matang. Pada peristiwa pembuahan,
telur yang matang ini keluar dari indung telur dan bergerak ke rahim melalui
saluran telur. Apabila sel telur yang matang ini tidak dibuahi, folikel akan
mengecil dan menghilang dalam waktu 2-3 minggu dan akan terus berulang
sesuai siklus haid pada seorang wanita. Jikalau ada gangguan proses siklus
ini maka akan terjadi apa yang disebutkista.
Ketika folikel tidak berhasil pecah untuk mengeluarkan telur di
dalamnya, cairan di dalamnya akan membentuk kista kecil yang tidak lebih
besar dari 4 cm. Kista varium ini disebut kista fungsional yang lumrah
terbentuk pada salah satu ovarium wanita. Setelah beberapa waktu, kista ini
akan menyusut dan hilang dengan sendirinya. Sebenarnya kista dapat hilang
dengan sendirinya, namun pada beberapa kasus justru menimbulkan
masalah kesehatan seperti haid tidak lancar, pendarahan, kista pecah, tidak
bisa hamil, batang ovarium terlilit, dan juga kanker endometrium.
C. Faktor Risiko
1. Riwayat kista ovarium sebelumnya
2. Siklus menstruasi tidak teratur
3. Haid pertama lebih awal, menopause lebih lambat
4. Tidak pernah hamil atau sulit hamil
5. Hipotiroidisme atau ketidakseimbangan hormone
6. Wanita dengan keluarga pernah kanker ovarium
7. Wanita yang pernah menderita kanker payudara atau usus besar
D. Pencegahan
Tidak ada upaya pencegahan yang dapat dilakukan agar terhindar dari
penyakit ini. Upaya yang bisa dilakukan adalah untuk mengetahui secara
dini penyakit ini sehingga pengobatan yang dilakukan member hasil yang
baik dengan komplikasi yang minimal. Upaya yang dilakukan adalah
dengan melakukan pemeriksaan secara berkala yang meliputi :
1. Pemeriksaan klinis ginekologi untuk mendeteksi adanya kista atau
pembesaran ovarium lainnya
2. Pemeriksaan ultrasonografi (USG) bila perlu dengan alat Doppler
untuk mendeteksi aliran darah
3. Pemeriksaan petanda tumor (tumor marker)
4. Pemeriksaan CT-Scan / MRI bila dianggap perlu
E. Penanganan
Menurut Prawirohardjo (2002), menyatakan bahwa dapat dipakai
prinsip bahwa kista ovarium ganas memerlukan operasi dan
kista jinak tidak. Jika menghadapi kista yang tidak memberi gejala atau
keluhan pada penderita dan yang besar kistanya tidak melebihi jeruk nipis
dengan diameter kurang dari 5 cm, kemungkinan besar kista tersebut adalah
kista jinak sehingga tidak membahayakan. Tidak jarang kista-kista tersebut
mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang, sehingga pada
pemeriksaan ulangan setelah beberapa minggu dapat ditemukan ovarium
yang kira-kira besarnya normal.
Oleh sebab itu, dalam hal ini perlu menunggu selama 2 sampai 3
bulan, sementara mengadakan pemeriksaan ginekologik berulang. Jika
selama waktu pengamatan dilihat peningkatan dalam pertumbuhan kista
tersebut, maka dapat mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan besar
kista itu bersifat ganas, dan dapat dipertimbangkan satu pengobatan operatif.
Tindakan operasi kista ovarium ganas ialah pengangkatan kista dengan
mengadakan sayatan pada bagian ovarium yang mengandung kista. Akan
tetapi jika kistanya besar atau ada komplikasi, perlu dilakukan
pengangkatan ovarium, biasanya disertai dengan pengangkatan tuba. Pada
saat operasi kedua ovarium harus diperiksa untuk mengetahui apakah
ditemukan pada satu atau pada dua ovarium. Pada operasi kista ovarium
yang diangkat harus segera dibuka, untuk mengetahui apakan ada keganasan
atau tidak. Jika keadaan meragukan, perlu pada waktu operasi dilakukan
pemeriksaan sediaan yang dibekukan (frozen section) untuk mendapatkan
kepastian apkah kista ganas atau tidak. Jika terdapat keganasan, operasi
yang tepat adalah histerktomi dan pengangkatan kedua tuba. Akan tetapi,
wanita muda yang masih ingin mendapat keturunan dan tingkat keganasan
kista yang rendah (misalnya kista sel granulosa), dapat dilakukan operasi
dengan pengambilan kistanya saja.
DAFTAR PUSTAKA