0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
486 tayangan9 halaman

Managemen Asuhan Keperawatan Phlebitis

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 9

MANAGEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PHLEBITIS

Untuk Memenuhi Penugasan Managemen Safety

Di Susun Oleh :
William Mai Kelvin Nitbani
Maleo

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG


PRODI D3 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Terapi intravena merupakan jenis terapi yang banyak diberikan pada anak saat dirawat
terutama di ruang rawat intensif. Sekitar 80% pasien anak mendapatkan terapi infus di rumah
sakit Terapi ini bertujuan untuk mengganti cairan yang hilang, koreksi elektrolit, transfusi
darah, atau untuk medikasi.
Pemberian terapi intravena apalagi dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan
komplikasi. Salah satu komplikasi yang paling banyak terjadi adalah flebitis. Flebitis
merupakan inflamasi pada tunika intima vena yang disebabkan oleh faktor kimia, mekanis,
bakteri, dan post infusion yang menimbulkan efek nyeri, eritema, bengkak dan hangat pada
bagian penusukan, pembentukan lapisan, dan pengerasan sepanjang vena. Jenis terapi
intravena, kualitas kateter intravena dan teknik pemasangan, serta status penyakit merupakan
penyebab flebitis.
Adanya flebitis akan membatasi akses intravena, akses cairan, obat dan nutrisi pada anak.
Selain itu, flebitis juga akan meningkatkan risiko kejadian infeksi dan sepsis karena bakteri
akan masuk melalui area flebitis tersebut ke dalam aliran darah. Oleh karena itu, penanganan
yang tepat dan cepat untuk mencegah dan mengatasi flebitis sangat diperlukan untuk
menurunkan angka morbiditas.
2. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian flebitis
b. Untuk mengetahui penyebab terjadinya flebitis
c. Untuk mengetahui cara mencegah dan penanganan flebitis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Flebitis adalah daerah bengkak, kemerahan, panas, dan nyeri pada kulit sekitar
tempat kateter intravaskular dipasang (kulit bagian luar). Jika flebitis disertai dengan tanda-
tanda infeksi lain seperti demam dan pus yang keluar dari tempat tusukan, ini digolongkan
sebagai infeksi klinis bagian luar. Secara sederhana flebitis berarti peradangan vena.
Flebitis berat hampir diikuti bekuan darah, atau thrombus pada vena yang sakit. Kondisi
demikian dikenal sebagai tromboflebitis. Dalam istilah yang lebih teknis lagi, flebitis
mengacu ke temuan klinis adanya nyeri, nyeri tekan, bengkak, pengerasan, eritema, dan
hangat. Semua ini diakibatkan peradangan, infeksi dan/atau thrombosis.

2. Etiologi
Flebitis (peradangan vena), merupakan penyulit tersering yang berkaitan dengan
terapi intravaskular, biasanya terjadi akibat iritasi kimiawi atau mekanis. Faktor
predisposisi utama adalah infus larutan hipertonik dan adanya benda berbentuk partikel
yang berasal dari obat yang belum larut sempurna, potongan karet atau kaca dari vial, dan
plastik dari kanula. Terbentuk eritema di bagian proksimal dari tempat pungsi vena, disertai
nyeri. Flebitis jarang disebabkan oleh bakteri, tetapi septikemia lebih sering dijumpai pada
pasien yang mengalami flebitis.
Banyak faktor telah dianggap terlibat dalam patogenesis flebitis, antara lain:
a. Faktor-faktor kimia seperti obat atau cairan yang iritan
b. Faktor-faktor mekanis seperti bahan, ukuran kateter, lokasi dan lama kanulasi
c. Agen infeksius
Faktor pasien yang dapat mempengaruhi angka flebitis mencakup, usia, jenis
kelamin dan kondisi dasar (yakni: diabetes mellitus, infeksi, luka bakar). Suatu penyebab
yang sering luput perhatian adalah adanya mikropartikel dalam larutan infus dan ini bisa
dieliminasi dengan penggunaan filter.
Flebitis bisa disebabkan berbagai faktor sebagaimana disebutkan di atas:
1. Flebitis Kimia
a. pH dan osmolaritas cairan infus yang tinggi selalu diikuti risiko flebitis tinggi.
pH larutan dekstrosa berkisar antara 3-5, dimana keasaman diperlukan untuk
mencegah karamelisasi dekstrosa selama proses sterilisasi autoklaf, jadi larutan
yang mengandung glukosa, asam amino dan lipid yang digunakan dalam nutrisi
parenteral bersifat lebih flebitogenik dibandingkan normal saline. Obat suntik
yang bisa menyebabkan peradangan vena yang hebat, antara lain kalium klorida,
vancomycin, amphotrecin B, chepalosporins, diazepam, midazolam dan banyak
obat khemoterapi. Larutan infus dengan osmolaritas >900 mOsm/L harus
diberikan melalui vena sentral.
b. Mikropartikel yang terbentuk bila partikel obat tidak larut sempurna selama
pencampuran juga merupakan faktor kontribusi terhadap flebitis. Jadi, kalau
diberikan obat intravena masalah bisa diatasi dengan penggunaan filter 1 sampai
5 µm.
c. Penempatan kanula pada vena proksimal (kubiti atau lengan bawah) sangat
dianjurkan untuk larutan infus dengan osmolaritas >500 mOsm/L. hindarkan vena
pada punggung tangan bila anda memberikan: Asam amino+glukosa;
Glukosa+elektrolit; D5 atau NS yang telah dicampurkan dengan obat suntik atau
Meylon dan lain-lain.
d. Kateter yang terbuat dari silikon dan poliuretan kurang bersifat iritasi dibanding
politetrafluoroetilen (Teflon) karena permukaan lebih halus, lebih thermoplastic
dan lentur. Risiko tinggi untuk flebitis dimiliki kateter yang terbuat dari polivinil
klorida atau polietilen.
e. Dulu dianggap pemberian infus lambat kurang menyebabkan iritasi daripada
pemberian cepat.
2. Flebitis Mekanis
Flebitis mekanis dikaitkan dengan penempatan kanula. Kanula yang dimasukkan ada
daerah lekukan sering menghasilkan flebitis mekanis. Ukuran kanula harus dipilih
sesuai dengan ukuran vena dan difiksasi dengan baik.
3. Flebitis Bakterial
Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap flebitis bakteri meliputi:
a. Teknik pencucian tangan yang buruk
b. Kegagalan memeriksa peralatan yang rusak. Pembungkus yang bocor atau robek
mengundang bakteri
c. Teknik aseptik tidak baik
d. Teknik pemasangan kanula yang buruk
e. Kanula dipasang terlalu lama
f. Tempat suntik jarang diinspeksi visual

Berikut merupakan skor visual flebitis untuk menentukan derajat keparahan flebitis:

Tempat suntikan tampak 0 Tak ada tanda flebitis


sehat Observasi kanula

Salah satu dari berikut 1 Mungkin tanda dini flebitis


jelas: 1. Nyeri pada tempat Observasi kanula
suntikan
2.Eritema pada tempat
suntikan
Dua dari berikut jelas: 2 Stadium dini flebitis
1. Nyeri Ganti tempat kanula
2. Eritema
3. pembengkakan
Semua dari berikut jelas: 3 Stadium moderat flebitis
1. Nyeri sepanjang kanula 1. Ganti kanula
2. Eritema 2. Pikirkan terapi
3. Indurasi
Semua dari berikut jelas: 4 Stadium lanjut atau awal
1. Nyeri sepanjang kanula tromboflebitis
2. Eritema 1. Ganti kanula
3. Indurasi 2. Pikirkan terapi
4. Venous cord teraba

Semua dari berikut jelas: 5 Stadium lanjut


1. Nyeri sepanjang kanula tromboflebitis 1. Lakukan
2. Eritema terapi
3.Indurasi 2. Ganti kanula
4.Venous cord teraba
5. Demam

Skema 1. Skor Visual Flebitis VIP score (Visual Infusion Phlebitis score)

3. Mencegah dan Mengatasi Flebithis


a. Mencegah flebitis bakterial
Pedoman ini menekankan kebersihan tangan, teknik aseptik, perawatan daerah infus
serta antisepsis kulit. Walaupun lebih disukai sediaan chlorhexidine-2%, tinctura
yodium , iodofor atau alkohol 70% juga bisa digunakan.
b. Selalu waspada dan jangan meremehkan teknik aseptik.
Stopcock sekalipun (yang digunakan untuk penyuntikan obat atau pemberian infus IV,
dan pengambilan sampel darah) merupakan jalan masuk kuman yang potensial ke
dalam tubuh. Pencemaran stopcock lazim dijumpai dan terjadi kira-kira 45 – 50%
dalam serangkaian besar kajian.
c. Rotasi kanula
Mengganti tempat (rotasi) kanula ke lengan kontralateral setiap hari pada 15 pasien
menyebabkan bebas flebitis. The Centers for Disease Control and Prevention
menganjurkan penggantian kateter setiap 72-96 jam untuk membatasi potensi infeksi.
d. Aseptic Dressing
Dianjurkan aseptic dressing untuk mencegah flebitis. Kasa setril diganti setiap 24 jam.
e. Laju pemberian
Para ahli umumnya sepakat bahwa makin lambat infus larutan hipertonik diberikan
makin rendah risiko flebitis. Namun, ada paradigma berbeda untuk pemberian infus
obat injeksi dengan osmolaritas tinggi. Osmolaritas boleh mencapai 1000 mOsm/L jika
durasi hanya beberapa jam. Durasi sebaiknya kurang dari tiga jam untuk mengurangi
waktu kontak campuran yang iritatif dengan dinding vena. Ini membutuhkan kecepatan
pemberian tinggi (150 – 330 mL/jam). Vena perifer yang paling besar dan kateter yang
sekecil dan sependek mungkin dianjurkan untuk mencapai laju infus yang diinginkan,
dengan filter 0.45 mm. Kanula harus diangkat bila terlihat tanda dini nyeri atau
kemerahan. Infus relatif cepat ini lebih relevan dalam pemberian infus juga sebagai
jalan masuk obat, bukan terapi cairan maintenance atau nutrisi parenteral.
f. Titrable acidity
Titratable acidity dari suatu larutan infus tidak pernah dipertimbangkan dalam kejadian
flebitis. Titratable acidity mengukur jumlah alkali yang dibutuhkan untuk menetralkan
pH larutan infus. Potensi flebitis dari larutan infus tidak bisa ditaksir hanya berdasarkan
pH atau titrable acidity sendiri. Bahkan pada pH 4.0, larutan glukosa 10% jarang
menyebabkan perubahan karena titrable acidity-nya sangat rendah (0.16 mEq/L).
Dengan demikian makin rendah titrable acidity larutan infus makin rendah risiko
flebitisnya.
g. Heparin & hidrokortison
Heparin sodium, bila ditambahkan ke cairan infus sampai kadar akhir 1 unit/mL,
mengurangi masalah dan menambah waktu pasang kateter. Risiko flebitis yang
berhubungan dengan pemberian cairan tertentu (misal, kalium klorida, lidocaine, dan
antimikrobial) juga dapat dikurangi dengan pemberian aditif IV tertentu, seperti
hidrokortison. Pada uji klinis dengan pasien penyakit koroner, hidrokortison secara
bermakna mengurangi kekerapan flebitis pada vena yg diinfus lidokain, kalium klorida
atau antimikrobial. Pada dua uji acak lain, heparin sendiri atau dikombinasi dengan
hidrokortison telah mengurangi kekerapan flebitis, tetapi penggunaan heparin pada
larutan yang mengandung lipid dapat disertai dengan pembentukan endapan kalsium.
h. In-line filter
In-line filter dapat mengurangi kekerapan flebitis tetapi tidak ada data yang mendukung
efektivitasnya dalam mencegah infeksi yang terkait dengan alat intravaskular dan
sistem infus

4. Penatalakasaan Perawat
Penangan awal yang dilakukan jika ada timbul tanda-tanda flebitis adalah
1. Lepaskan alat intravena.
2. Tinggikan ekstremitas.
3. Beritahu dokter.
4. Berikan kompres panas pada ekstremitas.
5. Kaji nadi distal terhadap area yang flebitis.
6. Hindari pemasangan intravena berikutnya di bagian distal vena yang meradang
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 20 No.1, Maret 2017, hal 24-31 pISSN 1410-
4490, eISSN 2354-9203 DOI: 10.7454/jki.v20i1.502
https://www.academia.edu/23031252/plebitis

Anda mungkin juga menyukai