Bab 6 Pultrusion and Other Shaping Processes
Bab 6 Pultrusion and Other Shaping Processes
Bab 6 Pultrusion and Other Shaping Processes
MATERIAL KOMPOSIT
KELOMPOK 2 (S1)
ANGGOTA KELOMPOK
LEILANA LARISSA 1606871354
NADIA SALSABILA 1606907934
RANYA JAMAL ALKATIRI 1606907991
SATRIA RESDIANA NUGRAHA 1606907871
6.1 Introduction
Pultrusion adalah satu-satunya proses pembuatan komposit yang kontinu dan
sangat terotomisasi, sehingga produksinya memiliki kualitas yang baik dengan volume
yang tinggi. Hal ini merupakan latar belakang dari berkembangnya pasar pultrusion.
Gambar dibawah menunjukkan perkembangan ini di Amerika Utara dan Eropa.
● Sawing unit
Sebuah alat pemotong (saw) diposisikan diakhir pulling station. Alat pemotong
ini ditempatkan pada meja bergerak agar dapat membuat potongan rapi selama
pultrusion terus berjalan.
6.1.2 Pultrusion Modelling
Pultrusion die merupakan hal yang paling penting dalam proses pultrusion.
Variabel-variabel yang mempengaruhi perilaku material selama die berlalu dapat
diidentifikasikan sebagai suhu, derajat polimerisasi, dan viskositas matriks. Proses
pembuatan komposit thermosetting diikuti dengan reaksi polimerisasi (proses cure)
dan perubahan rheological dari matriks yang sangat mempengaruhi sifat akhir dan
kualitas dari bagian komposit.
6.1.2.1 The Thermokinetic and Chemorheological Properties of Thermoset
Karakteristik dari proses curing dan properti akhir dari komposit polimer
thermosetting sangan bergantung pada termokinetik dan properti chemorheological
dari matriks. Transformasi kimia dan fisik digambarkan dengan lebih jelas pada
diagram TTT (Time Temperature Transformation) Gillham dibawah.
Gambar 6.4 Diagram transformasi waktu suhu untuk thermoset
Diagram ini menunjukkan tujuh zona dari status fisik suatu material. Tg0 adalah
suhu transisi glass dari resin yang belum cure dan tidak ada reaktifitas yang dapat
diasumsikan dibawah suhu ini. Tg∞ adalah suhu transisi glass dari resin yang telah
benar-benar di cure dan diatas suhu ini resin dapat gel tanpa vitrification. Gel-Tg adalah
suhu dimana gelation dan vitrification terjadi bersamaan. Untuk suhu curing dibawah
gel-Tg, resin ter-vetrifikasi tanpa gelling. Untuk suhu diantara gel-Tg dan Tg∞, sistem
(awalnya liquid), akan gel, dan dengan meningkatnya waktu, akan ter-vetrifikasi. Tg
adalah parameter paling relevan dari polimer. Hubungan antara perubahan Tg dan
konversi (α) merupakan hal yang penting dalam mempelajari fenomena cure: mereka
menentukan terjadinya solidifikasi dan kemampuan untuk menghasilkan gelled
polimer atau tidak. Untuk sistem thermoset pada jumlah besar, berlaku hubungan semi-
teoritis berikut:
(1 − 𝛼) 𝑙𝑛 𝑙𝑛 (𝑇𝑔0 ) + 𝑘𝛼 𝑙𝑛 𝑙𝑛 (𝑇𝑔∞ )
𝑙𝑛 𝑙𝑛 (𝑇𝑔 ) =
(1 − 𝛼) + 𝑘𝛼
dimana k = ΔCp∞ / ΔCp0 (ΔCp, masing-masing, adalah variasi dari kalor spesifik antara
(b) Chemorheology
1 𝐺𝐺 𝐺2 𝐺 𝐺𝐺
= 𝐺𝐺 2 + 𝐺𝐺
𝐺 𝐺𝐺 𝐺𝐺 𝐺𝐺
Gambar 6.7 Variasi tegangan geser dinding dengan posisi aksial die
(Sumber: Handbook of Composite Fabrication)
Pada inlet taper dan bagian aliran kental, kontribusi pada gaya tarikan total
adalah karena gaya tarik kental. Awalnya, tegangan geser berkurang karena viskositas
resin berkurang oleh kenaikan suhu. Tegangan geser di daerah masuk meningkat
dengan kecepatan tarikan. Saat polimerisasi berlangsung, viskositas yang meningkat
menginduksi tegangan geser yang lebih tinggi. Estimasi kontribusi viskos terhadap
gaya tarik dapat dihitung dari Persamaan 6.3:
𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺 𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺ℎ
𝐺
𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺 = 8 𝐺∫ 𝐺(𝐺)𝐺𝐺
𝐺 0
di mana penjumlahan dibuat dari inlet die ke posisi debonding, diasumsikan sebagai
peristiwa gel; C adalah perimeter penampang komposit pultruded, F adalah gaya, V
adalah kecepatan tarikan, λ adalah ketebalan lapisan kental dan η adalah viskositas.
Ketebalan lapisan resin harus sama dengan jarak antara diameter serat df dalam
susunan heksagonal dalam komposit dengan fraksi volume reinforcement εf
(Persamaan 6.4):
𝐺
𝜆 = 𝐺𝐺 [ √ − 1]
2𝐺𝐺 √3
Hubungan antara sifat termokinetik dan kemorheologis dari resin dan hambatan
viskositas bergantung pada penentuan perkembangan viskositas di sepanjang dinding
die.Setelah titik debonding (hampir gelasi), pemadatan resin mencegah resin bergeser
dan hambatan disebabkan oleh Coulomb friction (FCoulomb) antara komposit yang
dipadatkan dan dinding die. Kontribusi gesekan padat-padat terhadap gaya tarik
ditentukan oleh koefisien gesekan (dan oleh profil tekanan di sepanjang bagian aliran
plug, Persamaan 6.5). Poliester yang bergerak pada substrat baja memiliki koefisien
gesek μ = 0,19. Atau, untuk poliester pada substrat kaca, μ = 0,5-0,7.
𝐺𝐺𝐺 𝐺𝐺𝐺
𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺 = 𝐺𝐺 ∫ 𝐺(𝐺)𝐺𝐺
𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺 𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺ℎ
𝐺𝐺 𝐺 𝐺
= ₸− ᾱ
𝐺𝐺 𝐺 𝐺
Dimana:
γ = Koefisien ekspansi termal
ν = Koefisien curing shrinkage
β = Konstanta kompresibilitas
Kontribusi lain untuk gaya tarikan total muncul oleh gaya collimation karena
resistensi upstream, yaitu, creels, guides dan sistem impregnation.
6.2 Thermoplastic pultrusion
Pultrusion adalah teknologi produksi berkecepatan tinggi yang
berkesinambungan dan serbaguna yang memungkinkan untuk produksi serat profil
kompleks yang di reinforced. Resin termoset biasanya digunakan sebagai matriks
dalam produksi structural constant section profiles.
Meskipun hanya baru-baru ini matriks termoplastik telah digunakan dalam serat
yang panjang dan continuous, dimana matriks termoseting sukses diterapkan karena
jumlah aplikasi mereka meningkat serta memiliki kinerja ekologis dan mekanik yang
lebih baik. Komposit dengan termoplastik matriks menawarkan peningkatan fracture
toughness, Higher impact tolerance, waktu siklus pemrosesan yang pendek dan
stabilitas lingkungan yang sangat baik. Mereka dapat didaur ulang, post-formable dan
dapat disambung dengan pengelasan. Namun, penggunaan komposit matriks
termoplastik yang diperkuat dengan serat yang panjang / kontinyu melibatkan banyak
hal tantangan teknologi dan ilmiah karena termoplastik menghadirkan viskositas yang
jauh lebih tinggi daripada thermosettings, yang membuat lebih sulit dan kompleks
impregnasi bala bantuan dan tugas konsolidasi
Proses pultrusion termoset dan termoplastik jelas memiliki banyak elemen umum.
Dimana, sistem untuk termos pultrusion adalah konstruksi one-piece yang memiliki
lancip masuk atau radius lebih dari 2-5% panjang totalnya, sehingga aliran matriks
relatif terhadap serat hanya terjadi pada bagian yang sangat terbatas mati dan sering
diabaikan dalam perawatan teoritis. Namun, sistem die digunakan dalam pultrusion
termoplastik umumnya terdiri dari setidaknya dua mati, yang terakhir adalah
didinginkan. Die dipanaskan, di mana aliran matriks terjadi, cenderung lebih pendek
daripada pasangan termoset. Juga, rongga yang meruncing di atas porsi yang jauh lebih
besar panjang die untuk membuat aliran balik matriks untuk mencapai pemadatan yang
diinginkan dan konsolidasi. Suatu proses skematis dari garis pultrusion, untuk pra-
impregnasi serat bundel, ditunjukkan pada Gambar 6.12.
di mana T adalah suhu komposit, ρ, C dan K adalah kepadatan efektif, efektif panas
spesifik dan konduktivitas termal yang efektif dari komposit, masing-masing. Pada
bagian yang sama persamaan, Q adalah panas yang dibebaskan karena kristalisasi, yang
merupakan nol untuk amorf termoplastik, dan untuk termoplastik semi-kristal,
dinyatakan sebagai berikut,
dimana ρm dan vm adalah kerapatan matriks dan fraksi volume matriks, vv adalah void
fraksi, Hu adalah panas kristalisasi tertinggi dan dc / dt adalah laju perubahan
kristalinitas matriks. Ekspresi yang menghubungkan kristalinitas dengan suhu dan laju
pendinginan harus diperoleh secara eksperimental.
Model untuk menjelaskan proses konsolidasi, yaitu mewakili permukaan ply tidak
teratur sebagai terdiri dari serangkaian persegi panjang. Komposit diasumsikan
memiliki penyimpangan hanya dalam arah lebar dan halus sepanjang arah aksial.
Untuk tingkat konsolidasi, digunakan ungkapan:
di mana μmf adalah viskositas campuran matriks-serat. Pada setiap posisi aksial x,
tekanan rata-rata adalah konstan melintasi komposit (Pav konstan pada arah z). Namun,
pemadatan (tinggi a) bervariasi dari lapisan ke lapisan karena perbedaannya dalam
suhu dan viskositasnya. Perubahan total dalam ketebalan komposit adalah diberikan
sebagai:
Untuk menghitung gaya yang diperlukan untuk menarik komposit melalui die,
ada empat faktor yang dipertimbangkan:
a) pra-tension diterapkan pada prepeg sebelum memasuki cetakan, Ft
b) tekanan yang diberikan oleh komposit pada cetakan
c) Gesekan coulomb antara komposit padat dan dinding die
d) gesekan hidrodinamik yang dihasilkan dari geser dari lapisan resin cairan tipis
yang terkandung antara komposit dan dinding die.
6.2.2 Factors that affect thermoplastics pultrusion processes
Banyak studi yang telah selesai memperhitungkan pengaruh dari parameter
proses terhadap mechanical properties pada komposit thermoplastic pultruded, seperti
flexural modulus, flexural strength, shear strength dll. Contoh dari parameter proses
yang relevan adalah temperatur pada preheater, the heated and cooled die, kecepatan
penarikan, kalau efek parameter
6.3 Pullshaping
Pullshaping merupakan metode untuk pultruding bentuk yang kontinu,
elongasi, tidak linear. Pada proses, resin terimpregnasi dengan material penguat dan
ditarik ke zona preheating, lalu melewati sepasang rangka die. Rangka die berputar
pada batang utamanya, dan membawa bentukan pertama dan kedua ke die section.
Pultruding element bergerak pada die section pertama dan kedua selama putaran dan
melewati rongga die dimana bentuk dari rongga die dibentuk oleh material penguat
yang diimpregnasi. Mekanisme final curing terkait dengan putaran rangka die untuk
cure matrix sampai bergerak melewati rongga die untuk memproduksi bahan yang
rigid, serta non-linear.
6.4 Pullforming
Pullforming merupakan metode untuk memproduksi produk pultrusion dimana
variabel cross section dengan menggunakan temperatur control pada pultrusion die.
6.5 Pullwinding
Pullwinding merupakan metode produksi dengan performance yang tinggi
untuk pembuatan komposit tubes yang merupakan kombinasi teknik konvensional
pultrusion dan continuous filament winding.
Pada metode ini, tube yang tidak terlindungi akan dibungkus dengan lapisan
heat shrinkable atau sleeve, dan hal tersebut dapat melindungi pada temperatur tinggi
dalam oven bersirkulasi udara. Keuntungannya biaya pada peralatan, operasi mudah,
mudah dikontrol pada distribusi resin dan konten resin, produksi sangat cepat.
6.7.3 Continuous laminating
Pada proses continuous laminating, komponen dipotong-potong ke dalam
lapisan resin yang telah diolah, dan didukung dengan kertas kaca atau lembaran yang
cocok.
Lembaran pertama melewati kneading device untuk menghilangkan udara yang
terjebak dalam komponen, lalu dilapisi dengan lembar kedua dan dilewatkan ke
squeeze roller sebagai kontrol pada komponen, selanjutnya adalah ketebalan pada
panel. Terakhir, lembaran akan melewati curing oven (93 - 149°C) dimana terdapat
roller untuk mencegah kekusutan.
6.7.4 Blow Moulding
Proses cetakan tiup biasa melibatkan beberapa tahapan:
● Pertama memproduksi preform (tube, pipa, test tube shape)
● Menempatkan preform ke dalam cetakan tertutup dua pelat (rongga di dalam
cetakan mewakili bentuk luar dari bagian yang akan diproduksi)
● Menginjeksikan udara ke dalam preform yang telah dipanaskan
● Membiarkan udara bertiup ke dalam rongga cetakan
● Membiarkan pendingin pada preform yang diekspansi
● Membuka cetakan untuk menghilangkan yang rigid, meniup bagian cetakan
Teknik cetakan tiup (blow moulding) dapat terbagi menjadi tiga kategori utama:
extrusion, injection, dan stretch blow.
6.7.5 Extrusion
Pada proses extrusion, granulasi dikonversi menjadi pasta dengan viskositas tinggi oleh
panas dan tekanan. Komponen basic dari extruder terdapat pada gambar 6.17.
Pada teknik ini, pelet plastik dimasukkan ke dalam feed throat yang berasal dari
hopper. Resin yang tidak meleleh keluar dari feed throat, dan akan berkontakan dengan
rotating screw. Extruder screw berisi barel yang dipanaskan, dimana menjaga operasi
pada temperatur tinggi dibandingkan pada screw nya.
6.7.6 Sandwich foam coextrusion
The sandwich foam coextrusion merupakan proses kombinasi dari lapisan film
dan proses foam coextrusion. Untuk memproduksi sandwich foam products,
pembentukan inti polimer B (berisi blowing agent), dapat di coextruded dengan lapisan
pembentukan polimer A. Besarnya A merupakan angka untuk kombinasi pada sistem
polimer yang mungkin digunakan untuk lapisan permukaan dan inti komponen pada
sandwich foam.