Makalah Sistem Moneter International

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MANAGEMENT PEMASARAN INTERNATIONAL

Disusun Oleh:
ICHSAN FADILAH ( 172016 )

NOVI SRI ANGGRAENI ( 172724 )

MULKAN ALAM HEFARSYAH ( 172010 )

MUHAMMAD WILDAN ( 172015 )

STIE TRIDHARMA BANDUNG


JL. PELAJAR PEJUANG 45 NO.10
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang telah memberikan waktu,
kesehatan dan pemikiran yang baik sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah
Manajemen Keuangan Internasional ini sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan. Makalah ini membahas tentang SISTEM MONETER
INTERNASIONAL

Penyusunan makalah ini tidak berniat untuk mengubah materi yang sudah
tersusun. Namun, hanya membandingkan beberapa materi yang sama dari berbagai
referensi. Semoga dengan makalah ini dapat memberikan tambahan pada materi
yang terkait dengan SISTEM MONETER INTERNASIONAL

Kami sebagai penyusun tidak lepas dari kesalahan. Begitu pula dalam
penyusunan makalah ini, yang mempunyai banyak kekurangan. Oleh karena itu
kami mohon maaf atas segala kekurangannya.

Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak adia sebagai pengajar mata
kuliah Manajemen Keuangan Internasional yang telah memberikan arahan kepada
kami dalam penyusunan makalah ini, tidak lupa pula kepada rekan-rekan yang telah
ikut berpartisipasi sehingga makalah ini selesai pada waktunya.

Bandung, 6 Desember 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……. ............................................................. 1


DAFTAR ISI ..................................................................................... 2
BAB I . PENDAHULUAN
1.1 . Latar belakang................................................................. 3
1.2 . Rumusan Masalah ........................................................... 3
1.3 . Tujuan Penulisan............................................................. 3

BAB II . PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Sistem Moneter Internasional ........................ 4
2.2. Sejarah Sistem Moneter Internasional ............................. 5
2.3. Sistem Penetapan Kurs Mata Uang ................................. 7
2.4. Cara Melakukan Transaksi Internasional ........................ 8
2.5. Kelemahan Sistem Moneter Internasional ...................... 13
BAB III. PENUTUP
3.1. Simpulan .......................................................................... 16
Daftar Pustaka .................................................................................. 17
Lampiran ......................................................................................... 18

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada saat kita berbicara tentang moneter maka masalah utama yang
sering kita bicarakan adalah berkaitan dengan uang. Setiap negara
mempunyai mata uang sendiri dan mata uang itu menunjukkan nilai
barangnya. Begitu juga dengan sistem moneter internasional ini mengacu
pada institusi-institusi dimana pembayaran atas transaksi lintas negara
dilaksanakan. Sistem ini menentukan bagaiman kurs tukar asing ditentukan
dan bagaimana pemerintah dapat mempengaruhi kurs tukar.
Sistem moneter internasional merupakan sistem keuangan yang berlaku
untuk semua negara di dunia yang membahas tentang pembayaran atas
transaksi lintas negara. Sistem moneter internasional yang berfungsi dengan
baik akan memfasilitasi perdagangan internasional dan investasi, serta
mempermudah adaptasi terhadap perubahan. Pembahasan inti dari sistem
moneter internasional adalah menentukan pengaturan sistem kurs tukar.
Semenjak dimulainya sistem standar emas hingga abad ke 20, sistem
moneter internasional telah mengalami pasang surut. Perubahan dari sistem
ke sistem yang lain diakibatkan oleh gejolak ekonomi pada saat itu. Sampai
saat ini pun sistem moneter internasional masih menjadi perhatian semua
negara dan masih ingin merubah sistemnya menjadi lebih berfungsi optimal.
Untuk itu penulis akan membahas terkait dengan “Sistem Moneter
Internasional”.
1.2. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan sistem moneter interasional ?
b. Bagaimana sejarah dan perkembangan sistem moneter internasional ?
c. Bagaimana system penetapan kurs mata uang?
d. Bagaimana cara melakukan transaksi pembayaran internasional?
e. Apa kelemahan sistem moneter internasional ?
1.3. Tujuan
a. Mengetahui pengertian dari sistem moneter internasional.
b. Mengetahui sejarah dan perkembangan sistem moneter internasional.
c. Mengetahui proses penetapan kurs mata uang.
d. Mengetahui cara melakukan transaksi pembayaran internasional.
e. Mengetahui kelemahan sistem moneter internasional.

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Sistem Moneter Internasional

Dalam ekonomi internasional dikenal suatu sistem yang memungkinkan


suatu negara dapat saling berhubungan satu dangan yang lain. Sistem tersebut
disebut sebagai sistem moneter internasional.
Menurut Shapiro (1992) Sistem moneter internasional menunjukkan
seperangkat kebijakan, institusi, praktik, peraturan dan mekanisme yang
menentukan tingkat dimana suatu mata uang ditukarkan dengan mata uang lain.
Sistem keuangan internasional dapat didefenisikan sebagai struktur,
instrument, institusi, dan perjanjian yang menentukan nilai tukar atau kurs mata
uang dari berbagai Negara di dunia, termasuk penyesuaian aliran modal,
perdagangan internasional, dan neraca pembayaran.
Para ahli beranggapan bahwa uang dan Sistem Moneter Internasional
merupakan unsur yang bersifat netral baik ekonomis atau politis, namun
anggapan ini tidak terbukti dalam ekonomi modern Norma dan konvensi yang
mengatur Sistem Moneter Internasional dengan ini mempunyai efek distributif
yang penting bagi power suatu negara dan kesejahteraan dalam kehidupan
negara tersebut.
Jadi Sistem moneter internasional adalah seperangkat kebijakan,
peraturan dan mekanisme dimana suatu mata uang dapat ditukarkan dengan
mata uang lain dalam perdagangan internasional.
Suatu Sistem Moneter Internasional yang berjalan dengan baik akan
melancarkan perdagangan dunia, arus investasi asing dan interdepedensi
global. Kemampuan Sistem Moneter Internasional adalah prasyarat bagi
sehatnya ekonomi dunia, sebaliknya runtuhnya Sistem Moneter Internasional
barat menjadi penyebab terpisahnya kesuraman dalam ekonomi internasional.
Jika dalam skala domestik atau nasional problema ketidakseimbangan
pembayaran antar daerah dapat disesuaikan melaui pergerakan modal ataupun
kebijakan fiskal dan moneter, dalam skala internasional akan sedikit lebih
rumit.
Pembayaran yang tidak seimbang antar negara dapat diselesaikan melalui
financing, perubahan kebijakan domestik untuk menggeser pola perdagangan
dan investasi, melalui kontrol devisa untuk melakukan penjatahan pasokan
devisa, atau dengan cara membiarkan nilai tukar mata uang berubah sesuai
situasi dan kondisi. Sehingga yang terpenting dalam sistem moneter
internasional adalah tersedianya alat atau cara untuk menyesuaikan
ketidakseimbangan pembayaran internasional.

4
2.2. Sejarah Sistem Moneter Internasional

Moneter internasional dan sistem finansial memainkan peran sentral


dalam ekonomi politik global. Sejak akhir abad 19, awal pembentukan sistem
ini melalui berbagai transformasi dalam menanggapi perubahan kondisi politik
dan ekonomi baik level domestik maupun internasional. Perubahan yang paling
dramatis adalah krisis dalam pengintegrasian moneter internasional dan rezim
internasional selama tahun-tahun interwar.
Transformasi kedua terjadi setelah Perang Dunia II ketika sistem Bretton
Wood tengah berjalan. Sebab di tahun 1970an, periode perubahan di bawah
sistem Bretton Wood terjadi perubahan dari standar pertukaran emas menjadi
dolar Amerika dan komitmen terhadap kontrol kapital. Beragam perubahan ini
memiliki konsekuensi politik yang cukup penting tentang siapa yang
mendapatkan apa, kapan, dan bagaimana dalam ekonomi politik global.
Sejak tahun 1880 Inggris, Jerman, jepang dan Amerika telah mengadopsi
sistem standar Emas. Dengan berlakunya standar emas maka nilai dari setiap
mata uang dalam satuan mata uang lainnya dapat ditentukan secara mudah
sehingga dapat mengkatalisasi perdagangan internasional. Mulanya US$ 1
dihargai dengan 23,22 grain emas murni yang mana 1 ons emas sama dengan
480 grain emas. Dengan kata lain harga dari 1 ons emas adalah US $20,67.
Sejumlah mata uang yang diperlukan untuk membeli satu ons emas disebut
sebagai nilai pari emas.
Standar emas hancur waktu perang dunia 1 pecah. Mata uang praktis
ditetapkan atas dasar emas atau mata uang lainnya dengan longgar. Beberapa
usaha kembali ke standar emas dilakukan sesudah perang dunia 1
berakhir.Emas hanya diperdagangkan dengan bank sentral, bukan pribadi. Kurs
mata uang ditetapkan berdasarkan emas. Sesudah tahun 1934 dan sesudah
perang dunia kedua, konvertibilitas mata uang yang bisa ditukarkan
(konvertibel) dengan mata uang lainnya.
Setelah masa itu kemudian muncullah periode kurs tetap. Periode ini
dimulai dengan perjanjian Bretton Woods. Melalui perjanjian ini, semua
negara menetapkan nilai tukar mata uangnya berdasarkan emas, tetapi tidak
diharuskan memenuhi konvertibilitas mata uang mereka dalam emas.Negara
anggota diminta menjaga kursnya dalam batas 1% (naik atau turun) dari nilai
par, dan bersedia melakukan intervensi untuk menjaga kurs tersebut. IMF
membantu negara anggotanya dalam rangka menjaga kurs mata uangnya.
Tekanan spekulasi menyebabkan sistem kurs tetap tidak layak lagi
dipertahankan. Pasar keuangan dunia sempat tutup selama beberapa minggu
pada bulan Maret 1973. Ketika pasar tersebut dibuka, kurs mata uang dibiarkan
mengambang sampai ke kurs yang ditentukan oleh kekuatan pasar.
Pada tanggal 22 Juli 1944 diadakan suatu konferensi moneter
Internasional, yang dikenal dengan The Bretton Woods Conference, yang
dihadiri oleh 44 negara. Konferensi tersebut bertujuan untuk menyusun
rencana pembuatan sistem moneter. Dua tahun setelah konferensi tersebut,
didirikan IMF dan Bank Dunia untuk mengawasi sistem tersebut.
Selama periode 1944-1973 dolar merupakan mata uang yang sangat
penting dalam lalu lintas pembayaran Internasional. Peranan dolar ini timbul
setelah perang dunia II, disebabkan saat itu terjadi kekurangan dolar. Negara-

5
negara Eropa yang sangat memerlukan uang /dana untuk memulihkan keadaan
ekonominya. Satu-satunya sumber adalah Amerika Serikat, sehingga dolar
banyak diminta. Konsekuensinya, emas menjadi tergeser oleh dolar. Sebab,
disamping memiliki tenaga beli yang kuat di Amerika, reserves dalam bentuk
dolar akan membelikan penghasilan bunga. Dengan semakin pentingnya fungsi
dolar, maka setiap anggota menetapkan perbandingan mata uangnya terhadap
dolar, yang kemudian apabila perlu dapat ditukarkan dengan emas.
DMI beranggotakan 134 negara, diantaranya 10 negara maju mempunyai
posisi yang sangat kuat di dalam mengambil keputusan. Setiap anggota
memperoleh jatah/quota, yang harus dibayar 25% dengan emas dan sisanya
75% dengan mata uangnya. Besarnya quota menentukan hak suaranya serta
jumlah pinjaman yang dapat diperoleh dari DMI. Dana pertama DMI dengan
sendirinya 25% terdiri dari emas dan 75% berbagai mata uang negara anggota.
Pinjaman diberikan kepada dalam mata uang negara lain yang harus di tukar
dengan mata uang negara peminjam.
Semenjak 1973 sistem moneter internasional merupakan campuran
antara kurs tetap dengan kurs berubah-ubah. Mata uang Yen, dolar Kanada,
franc Perancis, dan Swiss berfluktuas tergantung dari permintaan dan
pernawaran. Sering juga penguasa moneter negara-negara tersebut melakukan
campur tangan di pasar valuta asing untuk mengurangi fluktuasi kurs yang
berlebihan. Caranya apabila negara mengalami defisit dalam neraca
pembayaran, kurs valuta asing cenderung naik. Untuk mencegah hal ini bank
Central menjual valuta asing. Demikian juga apabila surplus di dalam neraca
pembayaran, bank sentral membeli valuta asing di pasar untuk mengurangi
penurunan kurs. Sisitem kurs demikian di sebut “managed atau dirty” float,
sebagai lawan dari “clean” floatt di mana bank Sentral sama sekali tidak
campur tangan di dalam pasar valuta asing.
Lima negara Eropa (Jerman Barat, Belgia, Luxembrug, Swedia,
Netherlan dan Norwegia) mengadakan pengaturan secara tersendiri. Krus tetap
berlaku di antara mereka, tetapi berubah-ubah secara bersama-sama terhadap
mata uang negara lain. Sisten krus semacam ini (mengambang bersama-sama)
menghasilakan fluktuasi yang menyerupai ular, yang kemudian disebut “Snake
like”.
Negara-negara Eropa dan Jepang telah melepaskan ikatan mata uangnya
dengan dolar Amerika Serikat. Dengan demikian, telah merupakan mata uang
yang mengambang. Namun demikian Dolar masih memegang peranan penting
dalam lalu lintas pembayaran internasiolal. Pembayaran luar negeri, kebijakan
campur tangan dalam valuta asing oleh Bank Sentral, serta catatan-catatan
statistik Dana Moneter Internasional dan Perserikatan Bangsa-Bangsa masih
menggunakan dasar mata uang Dolar.

6
2.3. Sistem Penetapan Kurs Mata Uang

Mekanisme penentuan kurs bisa dikategorikan menjadi beberapa


kelompok :
a. Mengambang Bebas (Free Float)
Berdasarkan sistem ini, kurs mata uang dibiarkan mengambang
bebas tergantung kekuatan pasar.pada dasarnya ditentukan oleh interaksi
permintaan dan penawaran mata uang, tanpa adanya campur tangan
pemerintah.
Kelebihan:
mempu menyesuaikan nilai tukar mata uang terhadap perubahan
kondisi perekonomian dengan cepat sehingga nilai tukar mencerminkan
nilai yang wajar atau sesungguhnya.

Kelemahan;
Terletak pada aspek yang membuat mekanisme pasar dapat bekerja
secdara optimal, karena pada dasarnya kurs dapat berubah secara bebas
tanpa intervensi dari otoritas moneter.

b. Sistem Kurs Tetap (fixed Rate)


Pemerintah menjaga nilai mata uang pada tingkat yang telah
ditetapkan dengan membeli atau menjual valuta asing dalam jumlah yang
tak terbatas.
Kelemahan:
Nilai tukar sering tidak menceminkan nilai yang sesungguhnya dari
suatu mata uang karena otoritas moneter selalu menjaga stabilitas kurs
pada tingkat yang diinginkan.

c. Mengambang terkendali (Managed Float)


Sistem mengambang bebas mempunyai kerugian karena
ketidakpastian kurs cukup tinggi. Sistem float yang dikelola, yang sering
disebut juga sebagai dirty float, dilakukan melalui campur tangan Bank
Sentral yang cukup aktif.
Bank Sentral kemudian akan melakukan intervensi jika kurs yang
terjadi di luar batasan yang telah ditetapkan. Beberapa bentuk intervensi
:
Menstabilkan fluktuasi harian. Bank Sentral melakukan cara ini
dengan tujuan menjaga stabilitas kurs agar perubahan kurs cukup teratur.
Menunda kurs (leaning against the wind).
Melalui cara ini bank sentral melakukan intervensi dengan tujuan
mencegah atau mengurangi fluktuasi jangka pendek yang cukup tajam,
yang diakibatkan oleh kejadian yang sifatnya sementara.

d. Perjanjian Zona Target Tertentu


Melalui perjanjian ini, beberapa negara sepakat untuk menentukan
kurs mata uangnya secara bersama dalam wilayah kurs tertentu. Jika kurs
melewati batas atas atau batas bawah, Bank Sentral negara yang
bersangkutan akan melakukan intervensi.

7
e. Dikaitkan dengan mata uang lain
Sekitar 62 negara dari 162 negara anggota IMF mengkaitkan nilai
mata uangnya terhadap mata uang lainnya. Sebagian mengkaitkan nilai
mata uangnya terhadap mata uang negara tetangga.

f. Dikaitkan dengan kelompok mata uang lain


Sekitar 21 negara mengkaitkan mata uangnya terhadap kelompok
mata uang lainnya. Basket, kelompok, atau portofolio mata uang tersebut
biasanya terdiri dari mata uang partner dagang yang penting. 19 negara
mengkaitkan nilai mata uangnya terhadap portofolio yang mereka buat
sendiri.

2.4. Cara Melakukan Transaksi Internasional

Dengan adanya perdagangan luar negeri, dimungkinkan adanya


pertukaran mata uang suatu negara dengan mata uang negara lainnya. Seorang
importir Indonesia membeli barang dari seorang eksportir Amerika, maka
pembayarannya dilakukan menggunakan mata uang Amerika atau Dollar,
padahal mata uang yang berlaku bagi seorang importir adalah Rupiah. Untuk
itu seorang importir dalam melaksanakan pembayarannya harus membeli uang
dollar terlebih dahulu pada suatu bank devisa dengan kurs yang berlaku,
kemudian ditransfer kepada eksportir di Amerika.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pembayaran internasional di
antaranya sebagai berikut :
a) Pembeli (importir) dan penjual (eksportir) terpisah oleh batas
negara.
b) Adanya perbedaan mata uang pada masing-masing negara.
c) Komunikasi antarnegara dengan teknologi mutakhir begitu cepat,
namun pengangkutan barang terutama yang berbobot berat,
tinggi, dan berukuran besar masih menyita waktu.
Oleh karena dalam pembayaran internasional suatu mata uang
dipertukarkan dengan mata uang lainnya di pasar valuta asing (Valas), maka
permintaan suatu mata uang akan merupakan penawaran terhadap mata uang
lainnya. Misalnya kita melakukan pertukaran US $ dengan rupiah, maka
permintaan terhadap US $ merupakan penawaran rupiah, dan sebaliknya
penawaran rupiah merupakan permintaan terhadap US $.

8
1. Cara Pembayaran Internasional

Perdagangan internasional selalu menimbulkan impor dan ekspor. Suatu


negara yang mengadakan transaksi dengan luar negeri atau ekspor impor
menimbulkan suatu pertanyaan: bagaimana cara melakukan pembayaran
akibat perdagangan tersebut? Dari perdagangan antarnegara akan
menuntut suatu negara untuk melakukan pinjaman dari luar negeri,
sehingga diperlukan beberapa cara dalam penyelesaian akhir dari utang
piutang tersebut atau sering disebut dengan pembayaran internasional.
Adapun cara untuk melakukan pembayaran internasional yang
timbul akibat perdagangan dan peminjaman internasional antara lain
sebagai berikut:

a. Pembayaran dengan Surat Wesel Dagang (Commercial Bill of


Exchange atau Commercial draft atau Trade Bill)
Surat wesel dagang adalah pembayaran yang dilakukan dengan
cara eksportir menarik surat wesel atas importer sejumlah harga
barang-barang beserta biaya-biaya pengirimannya.

Dalam surat wesel tersebut harus dilampiri dokumen-dokumen


berupa:
- faktur (invoice),
- konosemen atau surat muatan (bill of lading),
- daftar isi barang (packing list),
- surat keterangan asal barang (certificate of origin),
- surat keterangan pabean,
- surat asuransi (insurence).

Wesel adalah surat perintah pembayaran dari seseorang


(penarik wesel) yang ditujukan kepada orang lain (yang kena tarik)
untuk membayar sejumlah uang tertentu (nilai nominal wesel) kepada
seseorang yang ditunjuk dalam surat wesel (pemegang wesel) pada
tanggal yang sudah ditentukan (hari jatuh tempo).

Cara pembayaran semacam ini sekarang masih banyak


digunakan dalam lalu lintas pembayaran internasional. Dengan surat
wesel, apabila eksportir membutuhkan uang sebelum jatuh tempo,
maka ia dapat menjualnya kepada pihak lain, yang kelak akan
menukarkannya kepada importir setelah wesel itu jatuh tempo.

b. Kompensasi Pribadi (Private Compensation)


Kompensasi pribadi adalah cara pembayaran dengan
mengalihkan penyelesaian utang piutang pada seorang penduduk
dalam satu negara tempat penduduk tersebut tinggal.

Contoh:
Yahya mempunyai utang sebanyak £ 100 kepada Mr. Samo di
Inggris atau sebanyak Rp1.300.000,00 (dianggap kurs waktu itu

9
menunjukkan £1 = Rp 13.000,00). Kemudia Zakaria mempunyai
piutang sebanyak £ 100 kepada Mr. John. Dari keempat orang tersebut
penyelesaian utang piutang dilakukan dengan cara Mr. John
membayar utangnya kepada Mr. Samo sebanyak £ 100 dan Yahya
membayar utangnya sebanyak Pp1.300.000,00 kepada Zakaria. Cara
pembayaran ini digunakan di Indonesia sekitar tahun 1960-an, namun
sekarang sudah tidak banyak lagi digunakan dalam perdagangan
internasional.

c. Pembayaran Tunai (Cash Payment) atau Pembayaran di Muka


Pembayaran tunai atau pembayaran di muka adalah pembayaran
yang dilakukan dengan menggunakan uang tunai atau cek, yang
dilakukan bersama-sama dengan surat pesanan atau menunggu
diterimanya kabar bahwa barang yang telah dipesan dikapalkan oleh
eksportir. Cara pembayaran ini mempunyai risiko yang besar.

Kelemahan cara pembayaran secara tunai di antaranya sebagai


berikut.
 Dalam pembelian barang, importir harus menyediakan
dana, walaupun barang yang dibeli belum diterimanya.
Importir dalam hal ini harus menanggung biaya untuk
barang yang dipesan.
 Terdapat kemungkinan barang yang dipesan tidak sesuai
dengan barang yang diterima.
 Ada kemungkinan terjadi keterlambatan datangnya barang
maupun ketidakjujuran pihak eksportir.
 Karena pengekspor berada di tempat yang jauh, maka
keadaan pengekspor (bonafiditasnya) tidak sepenuhnya
diketahui pengimpor.

d. Pembayaran dengan Letter of Credit (L/C)


Letter of credit atau commercial letter of credit adalah surat
yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan pembelian sejumlah
barang di mana bank sendiri yang mengakseptir (menyetujui) dan
membayar surat wesel yang ditarik oleh eksportir.

Pada dasarnya terdapat tiga pihak yang ada dalam transaksi


letter of credit, yaitu:
 opener (importir), adalah pihak yang mengajukan
permintaan pembukaan L/C kepada bank.
 issuer (issuing bank), adalah bank di negara importir yang
mengeluarkan L/C atas permintaan importir.
 Beneficiary (eksportir), adalah pihak yang menerima
pembukaan L/C oleh importir.

Transaksi yang menggunakan fasilitas L/C terdiri atas:

10
 L/C biasa, artinya L/C dimana seorang importir bisa la-
ngsung membayar sesuai dengan harga barang melalui
bank yang ditunjuk.
 Merchant L/C, artinya L/C dimana seorang importir dapat
memasukkan barang terlebih dahulu dengan melakukan
pembayaran sebagian, sedangkan sisanya dibayar
kemudian.
 Indutrial L/C, artinya impor banang-barang industri atau
barang modal secara cepat dan tidak dipakai untuk barang
konsumsi.
 Red Clause L/C, artinya L/C yang mencantumkan instruksi
kepada Advising Bank (bank yang ditunjuk) untuk
melaksanakan pembayaran sebagian dari jumlah L/C
kepada eksportin sebelum mengapalkan barang-barang
ekspor.
 Usance L/C, artinya L/C yang pembayarannya baru
dilakukan dengan tenggang waktu tertentu, misalnya 1
bulan dari pengapalan barang atau 1 bulan setelah
penunjukan dokumen.

e. Pembayaran Kemudian atau Rekening Terbuka (Open Account)


Pembayaran kemudian atau rekening terbuka adalah cara
membiayai transaksi perdagangan internasional di mana eksportir
mengirimkan barang kepada importir tanpa adanya dokumen-
dokumen untuk meminta pembayaran. Pembayaran dilakukan setelah
barang laku dijual atau satu sampai dengan tiga bulan setelah tanggal
pengiriman, sesuai dengan penjanjian yang disepakati bersama.
Sistem ini sangat membantu pengimpor melakukan transaksi
perdagangan, akan tetapi berisiko besar bagi pengekspor.

Kelemahan cara pembayaran ini adalah sebagai berikut.


- Tidak digunakannya dokumen yang menjamin pembayaran.
- Eksportir harus membiayai seluruh transaksi dagang.

f. Pembayaran dengan Konsinyasi (Consignment)


Pembayararan secara konsinyasi dilakukan setelah barang yang
dikirim sudah terjual seluruhnya atau sebagian. Metode ini biasanya
dilakukan kepada orang yang telah dikenal dengan baik. Jadi, barang
yang akan dijual merupakan barang titipan untuk jangka waktu
tertentu dan pembayaran dengan termin waktu. Untuk memperkecil
risiko penjual, sebaiknya menggunakan jasa bank dalam pengiriman
dokumen penagihan dan bonded warehouse untuk penitipan
barangnya. Apabila barang sudah terjual, pembeli membayar kepada
bank sejumlah uang atas nilai barang dan sebagai gantinya bank akan
menyerahkan delivery instruction kepada bonded warehouse untuk
mengeluarkan barangnya.

11
2. Alat Pembayaran Internasional

Untuk melakukan pembayaran ke luar negeri karena adanya transaksi


internasional diperlukan suatu alat pembayaran internasional atau alat
pembayaran luar negeri, yang disebut dengan devisa. Sistem devisa yang
digunakan antara Negara satu dengan negara lain berbeda-beda, karena
setiap Negara mempunyai mata uang sendiri-sendiri yang diperlukan dalam
perdagangan. Sistem devisa yang pada umumnya dipakai oleh sebagian
besar negara di dunia dalam lalu lintas keuangan intarnasional membentuk
suatu sistem yang disebut system moneter internasional.
Pembayaran yang dilakukan oleh suatu negara ke negara lain dalam
bentuk mata uang, digunakan dengan membandingkan kurs valuta asing
(exchange rate). Berdasarkan sumber perolehannya, valuta asing atau
devisa dapat debedakan menjadi dua, yaitu devisa umum dan devisa khusus.
a Devisa umum adalah devisa yang diperoleh dari hasil ekspor
barang atau dari penjualan jasa dan transfer. Tingkat kurs devisa
umum ditentukan oleh penawaran dan permintaan valuta asing di
pasar valuta asing.
b Devisa kredit adalah devisa yang berasal dari kredit atau
pinjaman luar negeri. Tingkat kurs devisa kredit ditentukan oleh
pemerintah, yang bertindak sebagai debitur, bukan oleh
permintaan dan penawaran valuta asing di pasar valuta asing.

Permintaan akan valuta asing berasal dari:


a) importir, karena seorang importir dalam melakukan pembayaran
atas suatu transaksinya dengan menggunakan mata uang asing,
b) pemerintah yang akan melakukan pembayaran ke luar negeri
untuk barang-barang yang diimpor,
c) para investor dalam negeri yang memerlukan valuta asing untuk
menyelesaikan kewajiban-kewajiban luar negeri yang timbul dari
transaksi pembelian surat berharga penduduk negara lain atau
transaksi pemberian pinjaman kepada penduduk negara lain,
d) wisatawan-wisatawan dalam negeri yang akan melawat ke luar
negeri,
e) perusahaan-perusahaan asing yang harus membayar dividen yang
dibagikan kepada para pemegang saham di luar negeri.

Penawaran atas valuta asing berasal dari:


a. eksportir, karena eksportir selalu menerima pembayaran atas
transaksi perdagangan,
b. valuta asing dari kredit luar negeri yang disalurkan ke pasar valuta,
c. wisatawan-wisatawan mancanegara,
d. pemerintah yang menerima pinjaman dari luar negeri,
e. investor asing yang menanamkan modalnya di dalam negeri.

12
2.5. Kelemahan Sistem Moneter Internasional

Ketika sistem moneter internasional dikaitkan dengan emas, yang pada


akhirnya menyebabkan saling ketergantungan di antara sistem mata uang
sehingga menjadi jangkar bagi nilai tukar yang tetap (fixed exchange rate)
dan menstabilkan inflasi. Ketika sistem Gold Standard hancur, fungsi yang
bernilai ini tidak bertahan lama dan dunia terjebak dalam rezim inflasi yang
terus menerus. Sistem moneter internasional saat ini tidak mengatur
interdepensi (saling mengait) antara berbagai mata uang dan juga tidak
menstabilkan harga. Alih-alih mengandalkan keseimbangan yang dihasilkan
secara otomatis, AS terpaksa harus "menampar" mitra dagangnya yang
mengancam layaknya musuh. Setelah revolusi di Eropa Timur dan hancurnya
komunisme, kita tiba-tiba memiliki 10 negara baru yang masuk dalam sistem
moneter internasional, (pecahan Uni Soviet) seluruhnya dengan mata uang
yang baru atau kebutuhan baru terhadap kebijakan mata uangnya. Sistem
moneter seperti apa yang seharusnya Michel Camdessus (Managing Director
IMF saat itu) rekomendasikan kepada negeri-negeri baru itu? Jawabannya
akan menjadi nyata sebelum tahun 1971 masing-masing negara itu mesti
menstabilkan mata uangnya terhadap Dollar AS atau terhadap salah satu mata
uang yang stabil yang berhadapan dengan Dollar AS yang dikaitkan dengan
emas.
Memperbaiki nilai tukar terhadap blok Dollar yang meliputi hampir
seluruh ekonomi dunia, telah memberi negara-negara transisi baru yang
relatif memiliki tingkat harga yang stabil di antara negara-negara barat.
Sekarang saya ingin menunjukkan kontribusi amat penting oleh IMF di antara
awal pendiriannya tahun 1946 dan 1971. Pada awal pendiriannya IMF
memberi negara-negara sebuah filosofi manajemen makro ekonomik yang
logis berdasarkan nilai tukar tetap atau terkendali (fixed exchange rate).
Kesepakatan yang luar biasa ini sekarang diserahkan kepada para pemimpin
moneter domestik. Untuk meyakinkan, sebuah negara dapat memperbaiki
mata uangnya terhadap salah satu mata uang utama seperti Dollar AS. Pada
praktiknya, kebijakan seperti itu memerlukan aksi dari kepemimpinan yang
kuat; rencana stabilisasi (inflasi) melibatkan nilai tukar tetap yang diterapkan
di Argentina oleh Domingo Cavallo yang menggambarkan betapa jarang
kualitas pemimpin sepertinya.
Dalam periode nilai tukar tetap sebelum 1971, kepemimpinan yang
kuat tidak diperlukan sebab ada sebuah sistem dimana mayoritas negara
mematuhinya dan IMF memiliki seperangkat aspek teknis untuk
menerapkannya. Namun setelah tahun 1971 IMF kehilangan sentuhan
tersebut ketika beralih dari nilai tukar tetap (terhadap emas) sebelum 1971
menjadi nilai tukar mengambang setelah 1971 dan khususnya setelah 1973,
tahun dimana sistem moneter internasional membatalkan nilai tukar tetap
beralih ke nilai tukar mengambang.
IMF kemudian bergeser tugasnya sebagai pusat sistem moneter
internasional menjadi peran baru sebagai konsultan makroekonomi khusus
dan pengawas utang (bahkan broker utang-pent), fungsi yang sebenarnya bisa
diperankan dengan baik oleh konsultan swasta. Ketika tantangan dari negara-
negara transisi muncul, IMF tidak memiliki sistem yang saling mengait untuk

13
stabilitas moneter untuk menawarkan sistem yang baik dan hampir tanpa
pengeculian seringkali konsep yang ditawarkan serampangan. Kegagalan
negara transisi dibuktikan dengan fakta bahwa tidak satupun dari negara-
negara tersebut di akhir 1996, mampu melampaui tingkat pendapatan sejak
masa transisi bermula, dan hanya dengan satu atau dua pengecualian, inflasi
kembali mencapai 2 digit. Perbaikan sejak akhir perang dingin sejauh ini lebih
memburuk dibanding perbaikan di akhir sebagian besar perang dunia (I dan
II) yang amat menghancurkan.
Sistem moneter internasional yang absolut di dunia saat ini tidaklah
ada. Setiap negara memiliki sistemnya sendiri. Kebanyakan orang tidak
mengerti bagaimana tidak biasanya (unusual) sistem ini. Selama ribuan tahun
negara-negara telah mematok mata uang mereka terhadap salah satu logam
mulia (emas atau perak) atau terhadap mata uang lain. Tetapi dalam
seperempat abad terakhir sejak sistem moneter internasional (bretton woods)
hancur, negara-negara mengadopsi sistem moneternya sendiri, fen omena
yang tidak memiliki contoh sejarah dalam kerjasama antar negara yang
dikenal sebagai sistem moneter internasional. Para ekonom mengetahui
bahwa ketergantungan diantara sistem moneter internasional didukung oleh
fakta bahwa keseimbangan neraca pembayaran (suatu negara) saling
berhubungan satu sama lain. Apabila satu negara memiliki neraca
perdagangan yang surplus maka negara-negara lain memiliki neraca
perdagangan yang defisit. Jadi suatu negara bergerak menuju surplus atau
defisit yang secara otomatis berpengaruh terhadap negara lain. Ini memiliki
pengaruh di dalam sistem nilai tukar mata uang. Di dalam sebuah dunia dari
n negara dengan n mata uang, ada n-1 nilai tukar yang independen. Setiap
negara tidak dapat menetapkan nilai tukarnya. Akan ada banyak nilai tukar
tetap di antara negara-negara. Ada satu derajat bebas (degree of freedom),
yang membiarkan kenaikan terhadap apa yang para ekonom menyebutnya
dengan (redundancy problem) masalah kelebihan . Aturan dimana tambahan
derajat kebebasan untuk memelihara kestabilan harga, atau dalam kasus
standar emas (gold standard) adalah memelihara atau menstabilkan harga
emas.
Di atas kertas, pengumpulan data hampir 200 negara dengan mata uang
tunggal dan nilai tukar mengambang akan menunjukkan hasil berupa
kebingungan yang luar biasa. Dalam prakteknya, bagaimanapun juga, sistem
ini tidaklah begitu buruk. Ada hubungan yang penting dalam struktur
finansial dunia berkenaan dengan konfigurasi kekuatan dalam ekonomi dunia
dan aturan khusus yang dijalankan oleh mata uang negara AS. Ketika suatu
negara memiliki supereconomy, mata uangnya seringkali memenuhi banyak
fungsi dari sebuah mata uang internasional, sebuah judul yang kita coba
berangkat dari sini.

14
BAB III
SIMPULAN

3.1 Simpulan
System moneter internasional adalah satu perangkat kebijakan, institusi,
praktisi, regulasi, mekanisme yang menentukan tingkat dimana mata uang satu di
tukarkan dengan mata uang yang lain. Perubahan sistem moneter diakibatkan oleh
gejolak ekonomi. Dengan mempelajari pengalaman historis akan dapat diperoleh
gambaran timbulnya ketidakstabilan ekonomi serta proses penyesuaian neraca
pembayaran internasional.
1. Sistem Standar Emas muncul pada tahun 1870, dimana pemerintah
Inggris menetapkan nilai poundsterling dengan emas.
2. Zaman Bretton Woods.
Dalam perjanjian Bretton Woods terbentuk dua badan internasional,
yaitu International Bank for Recontruction and Development, yang
sekarang dikenal dengan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional.
Mekanisme penentuan kurs bisa dikategorikan menjadi beberapa kelompok
; Mengambang Bebas (Free Float), Sistem Kurs Tetap (fixed Rate), Mengambang
terkendali (Managed Float), Dikaitkan dengan kelompok mata uang lain, Dikaitkan
dengan mata uang lain, Perjanjian Zona Target Tertentu
Dengan adanya perdagangan luar negeri, dimungkinkan adanya pertukaran
mata uang suatu negara dengan mata uang negara lainnya. maka dalam pembayaran
internasional suatu mata uang dipertukarkan dengan mata uang lainnya di pasar
valuta asing (Valas).

15
DAFTAR PUSTAKA

www.acedemica.edu

www.ardra.bis/system-ekonomi-internasional

http://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-internasional/sistem-moneter-internasional

16

Anda mungkin juga menyukai