Infus RL
Infus RL
Infus RL
RANCANGAN FORMULASI
Tiap 500 ml mengandung
m. f. infus.
PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN
Osmolaritas
g
liter zat terlarut
Na Laktat = x 1000 x Jumlah ion
BM zat terlarut
1,58 𝑔/0,51 𝐿
= x 1000 x 2
112,06
= 55,2 M osmole/L
g
liter zat terlarut
KCl = x 1000 x Jumlah ion
BM zat terlarut
0,153 𝑔/0,51 𝐿
= x 1000 x 2
74,5
= 8,05 M osmole/L
g
liter zat terlarut
CaCl2 = x 1000 x Jumlah ion
BM zat terlarut
0,102 𝑔/0,51 𝐿
= x 1000 x 3
147,02
= 4,08 M osmole/L
g
liter zat terlarut
NaCl = x 1000 x Jumlah ion
BM zat terlarut
3,06 𝑔/0,51 𝐿
= x 1000 x 2
58,44
= 205,33 M osmole/L
Natrium laktat
(Rowe,2009: )
3. Pemerian Tidak berwarna , bening ; tidak berbau; atau sedikit berbau dengan bau garam yang khas ;higroskopis
Larut dalam methanol 95% dan dalam air, kloroform dan gliserol.praktis tidak larut dalam kloroform,eter dan
4. Kelarutan
minyak
6. pH 5-7
Lebih dari 0,9% (Excipient hal 440). Injeksi IV 3-5% dalam 100ml selama 1 jam (DI 2003 hal 1415).
11. Dosis Injeksi NaCl mengandung 2,5-4 mEq/ml. Na+ dalam plasma = 135-145 mEq/L.
Kalium Clorida
Hablur bentuk memanjang, prisma atau kubus, tidak berwarna, atau serbuk granul putih, tidak berbau; rasa
3. Pemerian garam; stabil di udara; larutan bereaksi netral terhadap lakmus
4. Kelarutan Mudah larut dalam air; lebih mudah larut dalam air mendidih; tidak larut dalam etanol, eter dan alkohol
5. Stabilitas Stabil dan harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk dan kering.
6. pH Antara 4 sampai 8
Konsentrasi kalium pada rute iv tidak lebih dari 40 mEq/L dengan kecepatan 20 mEq/jam ( untuk
10. Dosis
hipokalemia). Untuk mempertahankan konsentrasi kalium pada plasma 4 mEq/L ( DI 2003 hal 1410). K+
dalam plasma = 3,5-5 mEq/L ( steril dosage form hal 251)
Kalsium Clorida
4. Kelarutan Mudah larut dalam air, dalam etanol, dan dalam etanol mendidih, sangat mudah larut dalam air panas
5. Stabilitas Injeksi kalsium dilaporkan inkompatibel dengan larutan IV yang mengandung banyak zat aktif.
6. pH 4,5 - 9,2
9. Indikasi Untuk mempertahankan elektrolit tubuh, untuk hipokalemia, sebagai elektrolit yang esensial bagi
tubuh untuk mencegah kekurangan ion kalsium yang menyebabkan iritabilitas dan konvulsi.
10. Dosis Dosis 10-25 mmol dengan interval pemberian dosis 1-3 hari, disesuaikan dengan kondisi kesehatan
pasien dan monitor serum kalsium. Kalsium Klorida diberikan melalui infus secara perlahan, tidak
melebihi 1 ml/min (10% larutan).
Kelarutan -
4.
Stabilitas Stabil dalam semua keadaan baik minyak, dingin, ataupun panas
5.
6. Ph 7
7. Titik Lebur -
Dalam wadah dosis tunggal, dari kaca atau plastic, tidak lebih besar dari 1 L. Wadah kaca
8. Wadah Penyimpanan
sebaiknya dari kaca tipe 1 atau tipe 2.
FORMULASI SEDIAAN
PROSEDUR KERJA
1. Larutan pertama, dilarutkan Na. Lactate dengan WFI secukupnya hingga larut
2. Larutan kedua, dilarutkan CaCl dan KCl dengan WFI hingga larut
3. Campurkan kedua larutan (larutan 1 dan larutan 2)
4. di tambahkan NaCl
5. Disaring menggunakan kertas saring
6. Cek pH larutan antara 3 – 5 (tanpa dapar), jika kurang asam ditambah HCl 0,1 N sedangkan bila kurang basa ditambah NaOH 0,1 N
7. Tambahkan sisa WFI
8. Gojog larutan hingga homogen
9. masukkan larutan kedalam alat vacum penyaring
10. Masukan larutan dalam wadah yang sesuai, kemudian ditutup kedap
11. Perikasa larutan terhadap :
a. Kebocoran
b. Partikel asing
c. Kejernihan
12. Beri etiket
FORMULIR PEMECAHAN MASALAH
3. Rute Pemberian
4. Pemilihan pengisotonis
5. Penambahan pendapar
6 Pemilihan pengawet
CARA PENGAWASAN MUTU
A. In Proses Control
No Parameter yg diuji Satuan Cara pemeriksaan
1. Waktu dan suhu sterilisas - IK Uji sterilisasi
iakhir
homogenitas
2. pH - IK pengukuran Ph
3. Ketepatan volume - IK volume terpindahkan
-
PROSEDUR TETAP
I. PERSIAPAN
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan, bersihkan terlebih dahulu alat yang akan
digunakan seperti gelas ukur, piala gelas, corong, erlenmeyer, dll.
2. Sterilisasi alat-alat dan wadah flakon yang akan digunakan.
3. Praktikan menyiapkan IK pembuatan sediaan injeksi volume besar
4. Praktikan melakukan kegiatan sesuai IK
II. Penimbangan
1. Timbang masing-masing bahan :
2.
Uji Organoleptis
Pengujian organoleptis infus ringer meliputi bau dan warna sediaan.
Warna :
Bau :
3.
Uji Kejernihan
Uji kejernihan dilakukan secara visual. Dilakukan dengan cara :
1. Memeriksa wadah bersih dari luar
2. Periksa di bawah penerangan cahaya yang baik, dan putih
3. Lakukan dengan cara memutar botol infus
4. Sediaan harus benar-benar bebas dari partikel kecil yangdapat
dilihat dengan mata
HASIL :
Uji Kebocoran
4.
1. Botol infus dibalikkan dengan cara mulut botol menghadap ke
bawah.
2. Amati ada tidanya cairan yang keluar menetes dari botol.
HASIL :
5. Uji Partikular
1. Siapkan sumber cahaya yang dapat digunakan, sumber cahaya
dapat diletakkan keatas dan kebawah atau dibelakang unit
yang akan diperiksa
2. Siapkan sebuah background hitam-putihdisinari dengan
cahaya yang tidak silau.
Background putih digunakan untuk mendeteksi partikel
berwarna gelap, begitu pula sebaliknya.
3. Kemasan dari larutan harus bebas dari label dan stiker yang
melekat
4. Pegang kemasan pada bagian atas secara hati-hai putar bagian
pinggang kemasan dengn gerakan memutar yang perlahan.
5. Pegang kemasan secara horizontal sekitar 4 inc di bawah
sumber cahaya yang berlawanan arah dengan background
hitam-putih.
6. Jika ada partikel yang terlihat, baik kemasan secara perlahan
dan amati ada/tidaknya partikel berat yang tidak tersuspensi
dengan gerakan memutar
7. Observasi kurang lebih 5 detik setiap bagian hitamdan 5 detik
bagian putih
HASIL :
RASIONAISASI FORMULA
1. Na Laktat Zat aktif agen pengalkali yang digunakan sebagai sumber bikarbonat
untuk pencegahan dan pengobatan asidosis metabolik ringan –
sedang
2. Nacl Pengisotonis sebagai larutan pengisotonis agar sediaan infus setara dengan
0,9% larutan NaCl, dimana larutan tersebut mempunyai tekanan
osmosis yang sama dengan cairan tubuh.
3. KCL Penyeimbang pH merupakan kation utama dalam cairan intraseluler dan lebih
penting dalam mengatur keseimbangan asam basa, tonisitas dan
elektrodinersitas , mudah larut dalam air
4. CaCl2 Aktivator merupakan kation yang penting sebagai aktivator dan berbagai
macam reaksi enzimatis, dipakai dalam bentuk CaCl2 yang
lebih mudah larut dalam air.
5. Aqua for injection Pelarut sebagai pelarut dan pembawa karena bahan-bahan larut dalam
air.