Akm Bab 15. Melani Manurung. AKS 4C
Akm Bab 15. Melani Manurung. AKS 4C
Akm Bab 15. Melani Manurung. AKS 4C
NIM : 0502172341
Kelas : AKS 4C
1. Sekuritas Dilutif
Adalah surat berharga (wesel, cek, kwitansi, dll) yang bisa diubah menjadi saham,
sehingga kalau diubah akan mempengaruhi sistem saham sebelumnya.
2. Skema Kompensasi
Adalah bentuk kompensasi (imbalan) yang diberikan dari 1 pihak ke pihak lain yang
berkaitan.
3. Opsi Saham
Adalah kontrak (perjanjian) antara kedua belah pihak, yang isinya tentang hak bagi
penerimanya dalam membeli atau menjual aset yang didasari dengan kontrak tersebut.
4. Waran Saham
Adalah hak yang diberikan perusahaan untuk membeli saham dengan harga dan
waktu tertentu. Waran adalah hak bukan kewajiban, dan waran gratis. Waran merupakan
identitas mengenai pihak yang dapat membeli saham dengan harga tertentu.
5. Utang Konversi
Surat utang yang memberikan pilihan kepada pemegangnya untuk mengonvesikannya
(diubah) menjadi saham perusahaan baik setelah, selama, atau pada tanggal tertentu setelah
surat utang dikeluarkan biasanya pada rasio pertukaran yang sudah ditentukan terlebih dahulu
pada penerbitan obligasi. Artinya perusahaan penerbit obligasi dibayar bias ditukar
(dikonversi) dengan saham. Jadi intinya, utang yang dibayar lunas menggunakan saham.
6. Jenis Utang Konversi
Jenis yang sering dipakai adalah obligasi konversi. Karena si pemegang obligasi
punya kendali penuh atas surat utang tersebut. Dan apabila harga saham meningkat, boleh
saja pemegang obligasi menukarkannya.
Bentuk utang konversi lainnya:
1) Utang konversi dengan fitur konversi sebagian, artinya dari keseluruhan piutang yang
dipegang perusahaan, hanya sebagian saja yang bias ditukarkan dengan saham.
2) Utang konversi dengan fitur konversi seluruhnya, artinya seluruh piutang yang
dipegang suatu perusahaan terhadap utang dari suatu perusahaan lainnya dapat ditukar
sepenuhnya menjadi saham. Jadi bisa menjadi pemegang saham di suatu perusahaan
tersebut.
3) Utang konversi dengan fitur konversi wajib seluruhnya, artinya seluruh piutang yang
dipegang suatu perusahaan terhadap suatu perusahaan lainnya harus (bukan pilihan)
diubah menjadi bentuk saham dalam waktu yang ditentukan.
7. Perlakuan Akuntansi Utang Konversi
Ini berhubungan tentang ekuitas, dimana dapat memisah atara utang dengan yang di
konveksi pada suatu obligasi. Pemisahan dilakukan dengan membandingkan atara nilai
konveksi dengan nilai utang yang sejenis yang tidak dapat dikonveksi.
8. Akuntansi Saat Penerbitan
Ketika perusahaan menerbitkan utang konveksi, maka perusahaan harus memisahkan
anatar utang dengan ekuitasnya. Berikut akan ada contoh yang mengilustrasikan akuntansi
utang konversi pada saat penerbitan:
Contoh 15.1
PT DEF mengeluarkan 2.000.000 lembar obligasi konversi pada awal 2013. Jangka waktu 5
tahun dengan bunga nominal 9% dan dikeluarkan pada nilai nominal sebesar Rp 100.000 per obligasi
(jumlah penerimaan atas penerbitan obligasi adalah sebesar Rp 200.000.000.000). Bunga dibayar
tahunan setiap tanggal 31 Desember. Setiap obligasi dapat dikonversi menjadi 200 lembar saham
biasa dengan nominal Rp 100. Tingkat bunga pasar obligasi non konversi 11%.
Untuk mencatat penerbitan obligasi konversi tersebut, maka perlu dihitung terlebih dahulu
nilai kini dari komponen utang. Nilai komponen utang dihitung sebagai berikut.
Nilai kini dari pembayaran bunga (anuitas PV=Rp 18.000.000.000, n=5, i=11%) 66.526.146.318**
*dari 2.000.000 lmbr obligasi × Rp100.000 nilai nominal = Rp 200.000.000.000, kemudian n itu
adalah jangka waktu, dan i adalah bunga konversi 11%. Apabila kita melihat pada table present
value (PV) dengan n=5 dan i=11%, maka akan didapat nilainya sebesar 0,59345. Kemudian
dikalikan dengan nilai obligasi Rp 200.000.000.000. maka didapat 118.690.265.612.
**nilai Rp 18.000.000.000 didapat dari nilai obligasi Rp 200.000.000.000 dikali dengan bunga
nominal 9%. Kemudian dikali dengan table present value annuity dengan n=5 i=11% yaitu 3,69590.
Dan jika dikalikan akan menghasilkan 66.526.146.318.
***itu merupakan penjumlahan dari * dan **
Kas 200.000.000.000