0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
265 tayangan10 halaman

Sap Nstemi

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN TENTANG NON STEMI

DI RUANG INTERNE RSUD AROSUKA


KABUPATEN SOLOK

Disusun oleh :
KELOMPOK I
ASTERIA DWI FANI, S.KEP 1904087
DESI ILHAFI, S.KEP 1904088
FEBRI MIKE WIJAYA, S.KEP 1904090
HELVENI RUSMITA, S.KEP 1904091
IMELDA KEMALIS, S.KEP 1904093
LENY AGUS, S.KEP 1904095
M.ILHAM, S.KEP 1904096

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SYEDZA SAINTIKA
TAHUN 2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Pokok Bahasan : Non STEMI


B. Sub Pokok Bahasan : Pengertian, Penyebab, Faktor Resiko, Tanda dan
Gejala, serta Pengelolaan dan Perawatan.
C. Hari/tanggal : Jumat, 13 Desember 2019 Pkl. 09.00-09.35 wib.
D. Penempatan : Ruang Interne RSUD Arosuka Kabupaten Solok
E. Waktu : 40 menit

I. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti penyuluhan mengenai Non STEMI, diharapkan keluarga
klien dapat mengerti dan memahami mengenai penyakit Non STEMI serta
pengobatan dan perawatan Non STEMI.
II. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 30 menit diharapkan
keluarga mampu:
1. Mengetahui pengertian penyakit jantung hipertensi.
2. Mengetahui faktor resiko penyakit jantung hipertensi.
3. Mengetahui tanda gejala penyakit jantung hipertensi.
4. Mengetahui pengobatan dan perawatan penyakit jantung hipertensi.
III. Sasaran
1. Keluarga yang berkunjung atau keluarga yang sedang menemani klien di
Ruang Interne RSUD Arosuka Kabupaten Solok
2. Keluarga yang mau mengikuti penyuluhan
3. Jumlah peserta penyuluhan minimal 5 orang
IV. Pokok-pokok Materi
1. Pengertian penyakit Non STEMI.
2. Faktor resiko penyakit Non STEMI.
3. Tanda gejala penyakit Non STEMI.
4. Pengobatan dan perawatan penyakit Non STEMI

V. Petugas/Instruktur
1. Moderator : Desi Ilhafi, S.Kep
2. Penyaji : Imelda Kemalis, S.Kep
3. Notulen : Helveni Rusmita, S.Kep
4. Fasilitator : Febri Mike Wijaya, S.Kep
Asteria Dwi Fani, S.Kep
Leny Agus, S.Kep
Muhammad Ilham, S.Kep

VI. Uraian Tugas


1. Moderator:
a. Membuka dan menutup acara.
b. Mengatur jalanyan penyuluhan kesehatan.
c. Menjelaskan tujuan dan manfaat penyuluhan kesehatan
2. Penyaji:
a. Memimpin jalannya penyuluhan.
b. Menyampaikan informasi selama penyuluhan.
c. Memberikan motivasi kepada peserta untuk aktif selama penyuluhan.
3. Notulen:
a. Mendokumentasikan setiap kegiatan yang terjadi selama proses
penyuluhan.
b. Mendokumentasikan setiap pertanyaan dan jawaban.
c. Mendokumentasikan daftar hadir peserta.
4. Fasilitator:
a. Mengajak keluarga klien untuk mengikuti penyuluhan
b. Memotivasi peserta penyuluhan untuk bertanya

VII. Setting Tempat

4 Keterangan :
1 : Penyaji
2 : Moderator
1 3 : Notulen
5 Alat 4 : Fasilitator
dan 5 : Peserta
bahan
5 2
3

VIII. Media
1. Leaflet.

IX. Proses Pelaksanaan


1. Metode :
a. Ceramah.
b. Diskusi atau tanya jawab.
2. Langkah-langkah kegiatan pelaksanaan :
No Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Klien Waktu
1 Pembukaan 1. Memberi salam Menjawab salam 5 menit
2. Memperkenalkan Mendengarkan
pembimbing dan anggota
kelompok
3. Membuat kontrak waktu Menyetujui kontrak
waktu
4. Menjelaskan tujuan kegiatan Mendengarkan

2 Penyampaian 1. Menggali pengetahuan Mengemukakan 20 menit


materi/isi klien tentang penyakit Non pendapat
penyuluhan STEMI
2. Memberikan Mendengarkan
reinforcement positif
3. Menjelaskan tentang Mendengarkan dan
faktor resiko penyakit Non memperhatikan
STEMI
4. Menggali pengetahuan Mengemukakan
audiens tentang tanda dan pendapat
gejala penyakit Non STEMI
5. Memberikan
reinforcement positif Mendengarkan
6. Menjelaskan tentang
tanda dan gejala penyakit Mendengarkan dan
Non STEMI memperhatikan
7. Memberikan
reinforcement positif
8. Menggali pengetahuan
audiens tentang pengelolaan Mengemukakan
dan perawatan penyakit Non pendapat
STEMI
9. Memberikan
reinforcement positif Mendengarkan
10. Menjelaskan tentang
pengelolaan dan perawatan Mendengarkan dan
penyakit Non STEMI memperhatikan
3 Penutup 1. Memberikan kesempatan Mengajukan 10 menit
kepada audiens untuk pertanyaan
bertanya
2. Menanyakan kembali Mengemukakan
tentang penyakit Non STEMI pendapat
3. Memberi reinforcement Mendengarkan
positif
4. Menyimpulkan hasil Bersama
penyuluhan bersama audiens menyimpulkan
5. Membagikan leaflet hasil penyuluhan
6. Mengakhiri kontrak
waktu Menjawab salam
7. Mengucapkan salam

X. Evaluasi
1. Evaluasi struktur:
a. Kesiapan SAP
b. Kesiapan materi
c. Kesiapan media
2. Evaluasi proses:
a. Setiap fase kegiatan dilalui sesuai alokasi waktu yang direncanakan.
b. Keluarga antusias mendengarkan penyuluhan kesehatan mengenai
penyakit Non STEMI.
c. Suasana penyuluhan berlangsung lancar, baik dan tertib.
3. Evaluasi hasil:
a. Keluarga memahami dan mengerti dari penyakit serta pengobatan
dan perawatan penyakit Non STEMI.
b. Keluarga memberikan pertanyaan mengenai pengertian serta
pengobatan dan perawatan penyakit Non STEMI.

Arosuka, 09 Desember 2019


Pelaksana,

TTD

KELOMPOK I

Lampiran
NON STEMI

A. Pengertian
NSTEMI mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat
suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang
(Brunner & Sudarth, 2002).
NSTEMI adalah adanya ketidakseimbangan antara pemintaan dan
suplai oksigen ke miokardium terutama akibat penyempitan arteri koroner
akan menyebabkan iskemia miokardium lokal. Iskemia yang bersifat
sementara akan menyebabkan perubahan reversibel pada tingkat sel dan
jaringan (Sylvia,2006).

B. Penyebab
NSTEMI disebabkan oleh penurunan suplai oksigen dan peningkatan
kebutuhan oksigen miokard yang diperberat oleh obstruksi koroner.
NSTEMI terjadi karena thrombosis akut atau proses vasokonstriksi koroner,
sehingga terjadi iskemia miokard dan dapat menyebabkan nekrosis jaringan
miokard.
Penyebab paling umum adalah penurunan perfusi miokard yang
dihasilkan dari penyempitan arteri koroner disebabkan oleh thrombus non
occlusive yang telah dikembangkan pada plak aterosklerotik
terganggu. Penyempitan abnormal dari arteri koroner mungkin juga
bertanggung jawab.
a) Trombus tidak oklusif pada plak yang sudah ada
Penyebab paling sering adalah penurunan perfusi miokard oleh karena
penyempitan arteri koroner sebagai akibat dari trombus yang ada pada
plak aterosklerosis yang robek/pecah dan biasanya tidak sampai
menyumbat. Mikroemboli (emboli kecil) dari agregasi trombosit
beserta komponennya dari plak yang ruptur, yang mengakibatkan infark
kecil di distal, merupakan penyebab keluarnya petanda kerusakan
miokard pada banyak pasien.
b) Inflamasi dan/atau infeksi
Penyebab ke dua adalah inflamasi, disebabkan oleh/yang berhubungan
dengan infeksi, yang mungkin menyebabkan penyempitan arteri,
destabilisasi plak, ruptur dan trombogenesis. Makrofag dan limfosit-T
di dinding plak meningkatkan ekspresi enzim seperti metaloproteinase,
yang dapat mengakibatkan penipisan dan ruptur plak, sehingga
selanjutnya dapat mengakibatkan NSTEMI.
c) Faktor atau keadaan pencetus
Penyebab ke tiga adalah NSTEMI yang merupakan akibat sekunder dari
kondisi pencetus diluar arteri koroner. Pada pasien ini ada penyebab
berupa penyempitan arteri koroner yang mengakibatkan terbatasnya
perfusi miokard, dan mereka biasanya menderita angina stabil yang
kronik. NSTEMI jenis ini antara lain karena:
(1) Peningkatan kebutuhan oksigen miokard, seperti demam, takikardi
dan tirotoksikosis.
(2) Berkurangnya aliran darah coroner.
(3) Berkurangnya pasokan oksigen miokard, seperti pada anemia dan
hipoksemia.

Ketiga penyebab NSTEMI di atas tidak sepenuhnya berdiri sendiri


dan banyak terjadi tumpang tindih. Dengan kata lain tiap penderita
mempunyai lebih dari satu penyebab dan saling terkait.

C. Faktor resiko
a. Umur: biasanya usia lanjut lebih sering dari pada usia muda.
b. Riwayat penyakit jantung coroner
c. Mayor : hiperlipidemia, hipertensi, Merokok, Diabete, Obesitas, Diet
tinggi lemak jenuh, kalori.
d. Minor : Inaktifitas fisik, emosional, agresif, ambisius, kompetitif, stress
psikologis berlebihan.

D. Gejala Klinis
1. Nyeri Dada
Nyeri yang lama yaitu minimal 30 menit, sedangkan pada angina kurang
dari itu. Disamping itu pada angina biasanya nyeri akan hilang dengan
istirahat akan tetapi pada infark tidak. Nyeri dan rasa tertekan pada dada
itu bisa disertai dengan keluarnya keringat dingin atau perasaan takut.
Biasanya nyeri dada menjalar ke lengan kiri, bahu, leher sampai ke
epigastrium, akan tetapi pada orang tertentu nyeri yang terasa hanya
sedikit. Hal tersebut biasanya terjadi pada manula, atau penderita DM
berkaitan dengan neuropathy.
2. Sesak Nafas
Sesak nafas bisa disebabkan oleh peningkatan mendadak tekanan akhir
diastolik ventrikel kiri, disamping itu perasaan cemas bisa menimbulkan
hipervenntilasi. Pada infark yang tanpa gejala nyeri, sesak nafas
merupakan tanda adanya disfungsi ventrikel kiri yang bermakna.
3. Gejala Gastrointestinal
Peningkatan aktivitas vagal menyebabkan mual dan muntah, dan
biasanya lebih sering pada infark inferior, dan stimulasi diafragma pada
infak inferior juga bisa menyebabkan cegukan.

E. Pengelolaan
1. Pengelolaan Cairan
a) Pemantauan keseimbangan kadar kalium
Kalium dapat diberikan dalam bentuk makanan yang banyak
mengandung kalium, seperti air kacang hijau, pisang, atau suplemen
kalium. Asupan kalium 2000-6000mg/hari.
b) Batasi asupan garam dan makanan asin
Garam dapat menahan cairan yang ada di dalam tubuh sehingga akan
memperberat penyakit jantung itu sendiri. Konsumsi garam maksimal
2-3 gram per hari (1 sendok makan)

c) Cairan harus dibatasi


Cairan yang masuk ke dalam tubuh harus sama dengan cairan yang
keluar. Bila ada penumpukan cairan di paru-paru. Keseimbangan
cairan harus negatif atau cairan yang masuk harus lebih sedikit
daripada cairan keluar.
2. Pengelolaan Makanan
a) Kurangi asupan kolesterol dan lemak jenuh, seperti daging merah,
jeroan, otak sapi, kuning telur, keju, dan lain-lain.
b) Gunakan susu skim, susu kedelai, atau yogurt bebas lemak daripada
susu fullcream
c) Tingkatkan asupan serat
d) Tingkatkan konsumsi ikan
e) Jangan menggoreng makanan dengan banyak minyak atau jelantah
3. Pengelolaan Aktivitas
a) Membatasi aktivitas berat
b) Memilih aktivitas yang ringan
c) Hindari mengejan saat BAB dan BAK
d) Harus cukup istirahat
e) Kelola stress dengan baik

F. Perawatan dirumah
a) Patuh terhadap terapi yang dianjurkan
b) Mengubah gaya hidup seperti kurangi makanan berlemak, berhenti
merokok, dll
c) Aktivitas fisik secara bertahap dalam 3 bulan setelah keluar dari rumah
sakit
d) Kontrol kesehatan secara rutin

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Mansjoer, dkk. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
Kapita Selekta.

Muttaqin, Arif. 2009. Askep Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular dan
Hematologi. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai