Sap Nstemi
Sap Nstemi
Sap Nstemi
Disusun oleh :
KELOMPOK I
ASTERIA DWI FANI, S.KEP 1904087
DESI ILHAFI, S.KEP 1904088
FEBRI MIKE WIJAYA, S.KEP 1904090
HELVENI RUSMITA, S.KEP 1904091
IMELDA KEMALIS, S.KEP 1904093
LENY AGUS, S.KEP 1904095
M.ILHAM, S.KEP 1904096
V. Petugas/Instruktur
1. Moderator : Desi Ilhafi, S.Kep
2. Penyaji : Imelda Kemalis, S.Kep
3. Notulen : Helveni Rusmita, S.Kep
4. Fasilitator : Febri Mike Wijaya, S.Kep
Asteria Dwi Fani, S.Kep
Leny Agus, S.Kep
Muhammad Ilham, S.Kep
4 Keterangan :
1 : Penyaji
2 : Moderator
1 3 : Notulen
5 Alat 4 : Fasilitator
dan 5 : Peserta
bahan
5 2
3
VIII. Media
1. Leaflet.
X. Evaluasi
1. Evaluasi struktur:
a. Kesiapan SAP
b. Kesiapan materi
c. Kesiapan media
2. Evaluasi proses:
a. Setiap fase kegiatan dilalui sesuai alokasi waktu yang direncanakan.
b. Keluarga antusias mendengarkan penyuluhan kesehatan mengenai
penyakit Non STEMI.
c. Suasana penyuluhan berlangsung lancar, baik dan tertib.
3. Evaluasi hasil:
a. Keluarga memahami dan mengerti dari penyakit serta pengobatan
dan perawatan penyakit Non STEMI.
b. Keluarga memberikan pertanyaan mengenai pengertian serta
pengobatan dan perawatan penyakit Non STEMI.
TTD
KELOMPOK I
Lampiran
NON STEMI
A. Pengertian
NSTEMI mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat
suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang
(Brunner & Sudarth, 2002).
NSTEMI adalah adanya ketidakseimbangan antara pemintaan dan
suplai oksigen ke miokardium terutama akibat penyempitan arteri koroner
akan menyebabkan iskemia miokardium lokal. Iskemia yang bersifat
sementara akan menyebabkan perubahan reversibel pada tingkat sel dan
jaringan (Sylvia,2006).
B. Penyebab
NSTEMI disebabkan oleh penurunan suplai oksigen dan peningkatan
kebutuhan oksigen miokard yang diperberat oleh obstruksi koroner.
NSTEMI terjadi karena thrombosis akut atau proses vasokonstriksi koroner,
sehingga terjadi iskemia miokard dan dapat menyebabkan nekrosis jaringan
miokard.
Penyebab paling umum adalah penurunan perfusi miokard yang
dihasilkan dari penyempitan arteri koroner disebabkan oleh thrombus non
occlusive yang telah dikembangkan pada plak aterosklerotik
terganggu. Penyempitan abnormal dari arteri koroner mungkin juga
bertanggung jawab.
a) Trombus tidak oklusif pada plak yang sudah ada
Penyebab paling sering adalah penurunan perfusi miokard oleh karena
penyempitan arteri koroner sebagai akibat dari trombus yang ada pada
plak aterosklerosis yang robek/pecah dan biasanya tidak sampai
menyumbat. Mikroemboli (emboli kecil) dari agregasi trombosit
beserta komponennya dari plak yang ruptur, yang mengakibatkan infark
kecil di distal, merupakan penyebab keluarnya petanda kerusakan
miokard pada banyak pasien.
b) Inflamasi dan/atau infeksi
Penyebab ke dua adalah inflamasi, disebabkan oleh/yang berhubungan
dengan infeksi, yang mungkin menyebabkan penyempitan arteri,
destabilisasi plak, ruptur dan trombogenesis. Makrofag dan limfosit-T
di dinding plak meningkatkan ekspresi enzim seperti metaloproteinase,
yang dapat mengakibatkan penipisan dan ruptur plak, sehingga
selanjutnya dapat mengakibatkan NSTEMI.
c) Faktor atau keadaan pencetus
Penyebab ke tiga adalah NSTEMI yang merupakan akibat sekunder dari
kondisi pencetus diluar arteri koroner. Pada pasien ini ada penyebab
berupa penyempitan arteri koroner yang mengakibatkan terbatasnya
perfusi miokard, dan mereka biasanya menderita angina stabil yang
kronik. NSTEMI jenis ini antara lain karena:
(1) Peningkatan kebutuhan oksigen miokard, seperti demam, takikardi
dan tirotoksikosis.
(2) Berkurangnya aliran darah coroner.
(3) Berkurangnya pasokan oksigen miokard, seperti pada anemia dan
hipoksemia.
C. Faktor resiko
a. Umur: biasanya usia lanjut lebih sering dari pada usia muda.
b. Riwayat penyakit jantung coroner
c. Mayor : hiperlipidemia, hipertensi, Merokok, Diabete, Obesitas, Diet
tinggi lemak jenuh, kalori.
d. Minor : Inaktifitas fisik, emosional, agresif, ambisius, kompetitif, stress
psikologis berlebihan.
D. Gejala Klinis
1. Nyeri Dada
Nyeri yang lama yaitu minimal 30 menit, sedangkan pada angina kurang
dari itu. Disamping itu pada angina biasanya nyeri akan hilang dengan
istirahat akan tetapi pada infark tidak. Nyeri dan rasa tertekan pada dada
itu bisa disertai dengan keluarnya keringat dingin atau perasaan takut.
Biasanya nyeri dada menjalar ke lengan kiri, bahu, leher sampai ke
epigastrium, akan tetapi pada orang tertentu nyeri yang terasa hanya
sedikit. Hal tersebut biasanya terjadi pada manula, atau penderita DM
berkaitan dengan neuropathy.
2. Sesak Nafas
Sesak nafas bisa disebabkan oleh peningkatan mendadak tekanan akhir
diastolik ventrikel kiri, disamping itu perasaan cemas bisa menimbulkan
hipervenntilasi. Pada infark yang tanpa gejala nyeri, sesak nafas
merupakan tanda adanya disfungsi ventrikel kiri yang bermakna.
3. Gejala Gastrointestinal
Peningkatan aktivitas vagal menyebabkan mual dan muntah, dan
biasanya lebih sering pada infark inferior, dan stimulasi diafragma pada
infak inferior juga bisa menyebabkan cegukan.
E. Pengelolaan
1. Pengelolaan Cairan
a) Pemantauan keseimbangan kadar kalium
Kalium dapat diberikan dalam bentuk makanan yang banyak
mengandung kalium, seperti air kacang hijau, pisang, atau suplemen
kalium. Asupan kalium 2000-6000mg/hari.
b) Batasi asupan garam dan makanan asin
Garam dapat menahan cairan yang ada di dalam tubuh sehingga akan
memperberat penyakit jantung itu sendiri. Konsumsi garam maksimal
2-3 gram per hari (1 sendok makan)
F. Perawatan dirumah
a) Patuh terhadap terapi yang dianjurkan
b) Mengubah gaya hidup seperti kurangi makanan berlemak, berhenti
merokok, dll
c) Aktivitas fisik secara bertahap dalam 3 bulan setelah keluar dari rumah
sakit
d) Kontrol kesehatan secara rutin
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Mansjoer, dkk. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
Kapita Selekta.
Muttaqin, Arif. 2009. Askep Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular dan
Hematologi. Jakarta: Salemba Medika