Makalah Buli-Buli
Makalah Buli-Buli
Makalah Buli-Buli
Untuk memenuhi penugasan kelompok pada mata kuliah Kegawat Daruratan I yang
dibimbing oleh Bapak Fajri Andi R., M.Kep, Ns
DISUSUN OLEH :
ARDHI KHOIRUL HAKIM 2016 02 004
ARFIAN VIONA 2016 02 005
DIAH WASKITO RINI 2016 02 009
FINA METIKA 2016 02 014
NORMA INAYATULLOH 2016 02 028
SISKA ROSITA 2016 02 037
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
Puji syukur penulis ucapkan Allah Subhanahu wa Ta’ala karena Rahmat dan
Ridho-Nya penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan
Trauma Buli-buli. Serta kami ucapkan terimakasih kepada dosen yang telah
memberikan tugas ini guna meningkatkan pengetahuan kami tentang pembuatan
makalah.
Penulis mengkaji makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan Trauma Buli-
buli karena penulis sendiri menyadari bahwasanya masalah ini sangat penting untuk
diketahui oleh pembaca agar benar-benar mengetahui tentang Asuhan Keperawatan
Trauma Buli-buli.
Dengan adanya makalah ini, penulis berharap para pembaca lebih tahu tentang
Asuhan Keperawatan Trauma Buli-buli. Dengan demikian penulis selaku penyusun
berharap mampu memberikan informasi kepada pembaca.
Terima kasih.
PENDAHULUAN
Secara anatomi buli-buli terletak di dalam rongga pelvis terlindungi oleh tulang
pelvis sehingga jarang mengalami cedera.Pada waktu lahir hingga usia anak, buli-
kurang lebih 2% dari seluruh trauma pada sistem urogenitalia. Trauma buli-buli
terjadi paling banyak pada trauma ekternal dan kebanyakan berhubungan dengan
fraktur pelvis (sekitar 15% dari fraktur pelvis berhubungan dengan kejadian
trauma buli-buli atau uretra). Ruptur pada buli merupakan kasus yang jarang
terjadi, hanya terdapat 1,6% kasus dari keseluruhan trauma tumpul abdomen
dengan angka kematian tinggi (10-34%). Penelitian yang dilakukan Kinzie tahun
2013 di Texas menemukan insiden ruptur buli sebesar 0,36% kasus dalam 10
prosedur ekstensif pelvis lainnya yang berasal dari perbaikan hernia dan operasi
transuletral. Penyebab trauma kandung kemih paling sering adalah kecelakaan
Trauma sistem perkemihan bisa terjadi karena trauma tumpul dan trauma
cedera saluran kemih disertai dengan trauma pada struktur organ lain, kecuali
penuh dengan urune mengalami trauma, maka akan terjadi peningkatan tekanan
intra vesikel dapat menyebabkan contosio buli-buli pecah keadaan ini dapat
tulang pelvis sehingga mencederai buli-buli. Jika faktur tulang panggul dapat
pada diding buli-buli dengan hematura tanpa ekstravasasi urin.Ruda paksa tumpul
juga dapat menyebabkan ruptur buli-buli terutama bia kandung kemih penuh atau
kandung kemih akiba trauma tumpul bisanya disertai dengan fraktur tulang
panggul dan 30% dari pasien dengan fraktur tulang panggul terdapat cedera pada
kandung kemih. temasuk kontusio kandung kemih Sekitar 25% dari ruptur
intraperitoneal kandung kemih terjadi pada pasien tanpa fraktur panggul. Ruptur
intraperitoneal tercatat sekitar sepertiga dari cedera kandung kemih. Sedangkan
urinaria diantaranya atasi syok dan perdarahan, istirahat baring sampai hematuri
hilang. Bila ditemukan fraktur tulang punggung disertai ruftur vesica urinaria
intra peritoneal dilakukan operasi sectio alta yang dilanjutkan dengan laparatomi.
Robekan kecil (laserasi) bisa diatasi dengan memasukkan kateter ke dalam uretra
untuk mengeluarkan air kemih selama 7-10 hari dan kandung kemih akan
membaik dengan sendirinya. Untuk luka yang lebih berat, biasanya dilakukan
lainnya terpasang langsung ke dalam kandung kemih melalui perut bagian bawah
Melihat akibat yang ditimbulkan dari trauma urinaria, maka kami dari
sistem perkemihan yaitu trauma buli/ vesika urinaria sebagai penunjang kegiatan
trauma bulu-buli.
1.3.3 Mahasiswa diharapkan mampu memahami dan menjelaskan danda gejala dari
trauma buli-buli.
Masalah-masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah tentang
keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
sepsis. Secara anatomic buli-buli terletak di dalam rongga pelvis terlindung oleh
sehingga bila kandung kemih penuh akan lebih mungkin untuk menjadi luka
2.2 Klasifikasi
seperti peluru kecepatan tinggi melintasi kandung kemih atau luka tusuk
2.3 Etiologi
Ruptur kandung kemih terutama terjadi sehingga akibat trauma tumpul pada
panggul, tetapi bisa juga karena trauma tembus seperti luka tembak dan luka
tusuk oleh senjata tajam, dan cedera dari luar, cedera iatrogenik dan patah tulang
menusuk kandung kemih tetapi rupture kandung kemih yang khas ialah akibat
trauma tumpul pada panggul atas kandung terisi penuh. Tenaga mendadak atas
urolodi, dan operasi ortopedi di dekat kandung kemih. Penyebab lain melibatkan
2.4 Patofisiologi
Trauma vesika urinaria tumpul dapat menyebabkan rupture buli-buli terutama bila
kandung kemih penuh atau terdapat kelainan patelegik sepetrti tuberculosis,
tajam akibat luka trusuk atau luka tembak lebih jarang ditemukan. Luka dapat
rupture kandung kemih, pada kontusio buli-buli hanya terjadi memar pada
dinding buli-buli dengan hematuria tanpa eksravasasi urin. Ruptur kandung kemih
dinding depan kandung kemih yang penuh. Pada kejadian ini terjadi ekstravasasi
Kandung Kemih
Trauma Bledder
Tekanan kandung
Inkontinensia Anemia
kemih
Gangguan perfusi
Resiko infeksi
jaringan
Gangguan
mobilitas fisik
2.6 Tanda Gejala
c) Tidak bisa buang air kecil kadang keluar darah dari uretra.
d) Nyeri suprapubik
2.7 Komplikasi
a) Urosepsis.
a) Hematokrit menurun.
tertekan.
2.9 Penatalaksanaan
uretra untuk mengeluarkan air kemih selama 7-10 hari dan kandung kemih
KONSEP KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
a. Primary Survey
1. Identitas
2. Kesadaran
nyeri)
3. Keluhan utama
4. Airway
Tidak ada gangguan jalan nafas, tidak ada suara tambahan, tidak ada jejas
didaerah dada.
5. Breathing
6. Circulation
1. Denyut Nadi
2. Kulit
sebabnya
trauma.
b. Secondary Survey
D : Disability (kesadaran)
secara sepintas. Jika seluruh tubuh telah diperiksa, penderita harus ditutup
trauma.
F : Folley Catheter
Input cairan harus dievaluasi dari hasil output cairan urin. Output urine
normal
melayang/tidak teraba.
G : Gastric Tube
crania atau diduga parah, jadi pemasangan kateter lambung melalui mulut
atau OGT.
S : Simptomp
A : Alergic
obat
M : Medications
keseluruhan.
P : Post Illnes
pada perempuan.
L : Last meal
sumbatan.
E : Event
kandung kemih
3.3 IntervensiKeperawatan
- Kontak matakurang
- Kurangistirahat
- Berfokus pada
dirisendiri
- Iritabilitas
- Takut
- Nyeriperut
- Penurunan TD dan
denyut nadi
- Diare,
mual,kelelahan
- Gangguantidur
Gemetar
3. Gangguan eliminasi NOC: NIC:
urine berhubungan Pengawasan urin Perawatan retensi urin
dengan trauma Kriteria hasil Mengatakan
bleder. Mengatakan keinginan keinginan
untukBAK untukBAK
Menentukan pola BAK Menentukan
Mengatakan dapat BAK pola BAK
dengan teratur Mengatakan dapat
Waktu yang adekuat antara BAK denganteratur
keinginan BAK dan Waktu yang
mengeluarkan BAK ke toilet adekuat antara
Bebas dri kebocoran keingian BAK dan
urinsebelumBAK mengeluarkan BAK
ketoilet
Bebas dari
kebocoran urin
sebelum denganBAK
Mampu memulai
dan mengakhir
aliranBAK
Mengesakan kandung
kemih secara
komplet
3.4 Implementasi
mempermudah proseskeperawatan
MengobservasiTTV
Mengkajipasien
3.5 Evaluasi
A : Masalah teratasisebagian
P : Planingselanjutnya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
5.1 Saran
ini agar kiranya pembaca dapat memberikan saran dan kritik yang
Sjamsuhidajat R, de Jong W.1998. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke dua. Jakarta:EGC
Imunologi.Jakarta:Salemba Medika
Salemba Medika.
Corwin, Elizabeth J. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta
FKUI, Jakarta.http://id.scribd.com/doc/81798526/Askep-Trauma-Ginjal
http://www.slideshare.net/nufrz/dradam-trauma-urologi-dan-pelvis-as
http://caramengecilkanpaha.com/tips-menurunkan-kolesterol/
http://www.susukolostrum.com/data-penyakit/penyakit-ginjal-dan-saluran-
kemih/trauma-saluran-
kemih.htmlhttp://www.scribd.com/doc/40369056/Asuhan-Kekperawatan-
Klien-Dengban-Trauma-Sistem-Perkemihan