0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
303 tayangan12 halaman

Laporan Praktikum

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 12

LAPORAN PRAKTIKUM

REAKSI EKSOTERM DAN ENDOTERM &


PENENTUAN PERUBAHAN ENTALPI
REAKSI (∆𝑯reaksi)

Disusun oleh
Kelompok 4
Anggota:
1. Kevin Kurniawan E
2. Mohammad Reza
3. M. Abyan K
4. Nurul Hidayah
5. Queena Shafa Z
6. Rahmi Jayalaxmi
Percobaan 1
REAKSI EKSOTERM DAN ENDOTERM

I. Tujuan Praktikum
Menentukan reaksi eksoterm dan endoterm berdasarkan pelepasan dan penyerapan kalor.

II. Dasar Teori


Semua reaksi kimia dapat menyerap maupun melepaskan energi dalam bentuk panas
(kalor). Kalor adalah perpindahan energi termal antara dua materi yang memiliki perbedaan
temperatur. Kalor selalu mengalir dari benda panas menuju benda dingin. Termokimia adalah
kajian tentang perpindahan kalor yang terjadi dalam reaksi kimia (kalor yang menyertai suatu
reaksi kimia). Aliran kalor yang terjadi dalam reaksi kimia dapat dijelaskan melalui konsep
sistem-lingkungan. Sistem adalah bagian spesifik (khusus) yang sedang dipelajari oleh
kimiawan. Reaksi kimia yang sedang diujicobakan (reagen-reagen yang sedang
dicampurkan) dalam tabung reaksi merupakan sistem. Sementara lingkungan adalah area di
luar sistem, area yang mengelilingi sistem. Dalam hal ini, tabung reaksi, tempat
berlangsungnya reaksi kimia, merupakan lingkungan. Hampir dalam setiap reaksi kimia akan
selalu terjadi penyerapan dan pelepasan energi. Apabila perubahan kimia terjadi pada wadah
sekat, sehingga tidak ada kalor yang masuk maupun keluar dari sistem. Dengan demikian
energy total yang dimiliki sistem adalah tetap. Perubahan energi dalam reaksi kimia ada dua
yaitu : perubahan endoterm dan perubahan eksoterm.

1. Reaksi Eksoterm
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang membebaskan kalor, yaitu perubahan yang
mampu mengalirkan kalor dari sistem ke lingkungan atau melepaskan kalor ke
lingkungan. Bila perubahan eksoterm terjadi temperatur sistem meningkat, energi
potensial zat-zat yang terlibat dalam reaksi menurun. Artinya entalpi produk lebih kecil
dari pada entalpi reaksi. Oleh karena itu, perubahan entalpi reaksinya bernilai negatif.
artinya entalpi produk (Hp) lebih kecil dari pada entalpi pereaksi (Hr). Oleh karena itu
perubahan entalpinya (ΔH) bertanda negatif.
Reaksi Eksoterm: ΔH = Hp – Hr < 0 (negatif)
2. Reaksi Endoterm
Reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor yaitu perubahan yang akan
mengalirkan kalor ke dalam sistem. Bila suatu perubahan endoterm terjadi, temperatur
sistem menurun, energi potensial zat-zat yang terlibat dalam reaksi akan meningkat.
Pada reaksi endoterm,sistem menyerap energi. Oleh karena itu, entalpi sistem akan
bertambah, artinya entalpi produk (Hp) lebih besar dari pada entalpi pereaksi (Hr).
Akibatnya, perubahan entalpinya (ΔH) bertanda positif.
Reaksi Endoterm: ΔH = Hp – Hr > 0 (positip)

III. Alat dan Bahan


Alat :
1. Termometer
2. Spatula
3. Tabung Reaksi
4. Rak Tabung Reaksi
5. Gelas Ukur 10 mL - 50 mL
6. Tissue

Bahan :
1. Aquadest
2. Natrium Hidroksida ( NaOH )
3. Urea ( NaCl )
4. Asam Klorida ( HCl ) 1M
5. Magnesium ( Mg )
6. Amonium Klorida ( NH4Cl )
7. Barium Hidroksida ( Ba(OH)2 )

IV. Cara Kerja


i. Cara Kerja
1. Siapkan tabung reaksi pertama dan kedua
2. Pertama isi tabung reaksi pertama dan kedua dengan 5 mL aquadest
3. Lalu ukur suhu tabung reaksi pertama dan kedua dengan termometer (catat
sebelum reaksi)
4. Setelah itu, campurkan 1 butir NaOH pada tabung reaksi pertama dan campurkan
urea 1 gram pada tabung reaksi kedua
5. Lalu, ukur suhu tabung reaksi pertama yang sudah di campur dengan NaOH
menggunakan termometer dan ukur suhu tabung reaksi kedua dengan urea
menggunakan thermometer

ii. Cara Kerja


1. Siapkan tabung reaksi ketiga dan keempat
2. Pertama isi tabung reaksi ketiga 5mL dengan HCl dan isi tabung reaksi keempat
dengan Ba(OH)2
3. Lalu ukur suhu tabung reaksi ketiga dan keempat dengan termometer (catat
sebelum reaksi)
4. Setelah itu campurkan 1 butir Mg pada tabung reaksi ketiga dan campurkan
NH4Cl pada tabung reaksi keempat.
5. Pada reaksi keempat, tutup tabung reaksi dengan tissue sehingga udara tidak dapat
masuk dan keluar.
6. Setelah tissue dibuka, di kipas tercium bau yang tidak sedap.
7. Lalu ukur suhu tabung reaksi ketiga dan keempat yang sudah tercampur dengan
masing-masing unsur dan senyawa menggunakan termometer.

V. Hasil Pengamatan

No. Kegiatan Pengamatan


a. Suhu air 29℃
1.
b. Suhu campuran air dengan NaOH 35℃
a. Suhu air 29℃
2.
b. Suhu campuran air dengan Urea 25℃
a. Suhu larutan HCl 29℃
3.
b. Suhu campuran larutan HCl dengan Mg 41℃
a. Percampuran Ba(OH)2 dengan NH4Cl 9℃
4.
b. Bau gas Menyengat & kuat

VI. Analisis Data/Pertanyaan


1. Gejala apakah yang menunjukkan telah terjadinya reaksi kimia pada percobaan 1
sampai 4?
2. Bagaimanakah jumlah entalpi zat-zat hasil reaksi (produk) dibandingkan dengan
jumlah entalpi zat pereaksi (reaktan) pada reaksi 1 sampai 4, bila diukur pada suhu dan
tekanan yang sama?
3. Gambarlah diagram tingkat energi untuk reaksi-reaksi di atas!

Jawaban Analisis Data/Pertanyaan


1. Berdasarkan hasil pengamatan, pada percobaan 1 sampai 4 mengalami perubahan suhu.
Dan pada percobaan ke-4 timbul bau gas yang menyengat sangat kuat.
2. Pada reaksi (1)
Terjadi reaksi eksoterm, dimana sistem membebaskan energi dan kenaikan suhu
lingkungan. Sebab entalpi produk (HP) lebih kecil daripada entalpi pereaksi (HR). Oleh
karena itu, perubahan entalpinya bertanda negative (-)
Reaksi :
NaOH + H2O → Na2O + H2O ΔH = Hp – Hr < 0 (negatif)
Pada reaksi (2)
Terjadi reaksi endoterm, dimana sistem menyerap energi dan penurunan suhu
lingkungan. Sebab entalpi produk (HP) lebih besar daripada entalpi pereaksi (HR). Oleh
karena itu, perubahan entalpinya bertanda positive (+)
Reaksi :
CO(NH2)2 (aq) + H2O (l) → CO2 (g) + 2NH3 (aq) ΔH = Hp – Hr > 0 (positip)

Pada reaksi (3)


Terjadi reaksi eksoterm, dimana sistem membebaskan energi dan kenaikan suhu
lingkungan. Sebab entalpi produk (HP) lebih kecil daripada entalpi pereaksi (HR). Oleh
karena itu, perubahan entalpinya bertanda negative (-)
Reaksi :
Mg + HCl → MgCl2 + H2 ΔH = Hp – Hr < 0 (negatif)

Pada reaksi (4)


Terjadi reaksi endoterm, dimana sistem menyerap energi dan penurunan suhu
lingkungan. Sebab entalpi produk (HP) lebih besar daripada entalpi pereaksi (HR). Oleh
karena itu, perubahan entalpinya bertanda positive (+)
Reaksi :

Ba(OH)2 (s) + 2NH4Cl (aq) → 2H2O (l) + 2NH3 (aq) + BaCl2 (aq) ΔH = Hp – Hr > 0
(positip)

3. Reaksi (1) Reaksi (2)

Reaksi (3) Reaksi (4)


VII. Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa reaksi endoterm dan eksoterm terjadi karena
adanya perubahan suhu. Pada percobaan 1 yaitu campuran air dengan NaOH memiliki suhu
awal 31℃ dan memiliki suhu akhir 56℃, sehingga percobaan ke-1 mengalami reaksi
eksoterm karena terjadi kenaikan suhu lingkungan. Pada percobaan 2 yaitu campuran air
dengan Urea memiliki suhu awal 31℃ dan memiliki suhu akhir 24,5℃, sehingga percobaan
ke-2 mengalami reaksi endoterm karena terjadi penurunan suhu lingkungan. Pada percobaan
3 yaitu campuran larutan HCl dengan Mg memiliki suhu awal 30℃ dan memiliki suhu akhir
47℃, sehingga percobaan ke-3 mengalami reaksi eksoterm karena terjadi kenaikan suhu
lingkungan. Pada percobaan 4 yaitu percampuran Ba(OH)2 dengan NH4Cl memiliki suhu
awal sesuai percobaan sebelumnya dan suhu akhir 24℃ dan juga timbul bau gas yang
menyengat & kuat, sehingga mengalami reaksi endoterm karena terjadi penurunan suhu
lingkungan.
Percobaan 2
PENENTUAN PERUBAHAN ENTALPI REAKSI (∆𝑯reaksi)

I. Tujuan Praktikum
Menentukan perubahan entalpi 1M pada penetralan NaOH dan HCl pada larutan

II. Dasar Teori


1. Reaksi Eksoterm dan Endoterm
Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari
lingkungan ke sistem (kalor diserap oleh sistem dari lingkungannya). Ditandai dengan
adanya penurunan suhu lingkungan di sekitar sistem. Entalpi sistem sesudah reaksi
lebih besar daripada sebelum reaksi:

Hpereaksi < Hhasil reaksi.

Reaksi eksoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem
ke lingkungan (kalor dibebaskan oleh sistem ke lingkungannya) ditandai dengan
adanya kenaikan suhu lingkungan di sekitar sistem. Entalpi sistem sebelum reaksi lebih
besar daripada sesudah reaksi atau H pereaksi > H hasil reaksi.

Salah satu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang perubahan temperatur


disekitarnya adalah kalometri.
Kalorimetri adalah ilmu pengetahuan yang menjelaskan mengenai perubahan
energi sebuah sistem dengan menghitung perubahan temperatur di sekelilingnya.
Eksperimen kalorimetri sering digunakan untuk menentukan entalpi sebuah reaksi, fusi
panas reaksi kimia, atau untuk menghitung kapasitas panas sebuah elemen yang tidak
diketahui. Beberapa eksperimen dilakukan pada sebuah kalorimeter (atas).
Kalorimeter adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk menghitung
penghantaran panas selama reaksi. Perangkat ini mempunyai dinding-dinding yang
terisolasi. Kalorimeter terbagi menjadi dua, yaitu kalorimeter bom dan kalorimeter
sederhana. Jika dua buah zat atau lebih dicampur menjadi satu maka zat yang
suhunyatinggi akan melepaskan kalor sedangkan zat yang suhunya rendah akan
menerimakalor, sampai tercapai kesetimbangan termal. Menurut azas Black :Kalor
yang dilepas = kalor yang diterima. Besarnya kalor yang menyebabkan perubahan suhu
(kenaikan atau penurunan suhu) air yang terdapat di dalam kalorimeter.

A. Asas Black
Bunyi Asas Black
“Pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepaskan zat yang suhunya
lebih tinggi itu sama dengan banyaknya kalor yang diterima zat yang memiliki
suhu yang lebih rendah.”

Qlepas = Qterima

Catatan : Qlepas itu adalah jumlah dari kalor yang dilepaskan oleh zat
Qterima adalah jumlah dari kalor yang diterima oleh zat

B. Hukum Hess
“Entalpi reaksi tidak tergantung pada jalan reaksi melainkan tergantung pada
hasil akhir reaksi”.

Dari Hukum Hess tersebut, perubahan entalpi suatu reaksi mungkin untukdihitung
dari perubahan entalpi reaksi lain yang nilainya sudah diketahui. Hal inidilakukan
supaya tidak usah dilakukan eksperimen setiap saat.Hukum Hess
dapatdigambarkan secara skematis sebagai berikut.Diketahui diagram Hess reaksi

A→C
Perubahan A menjadi C dapat
berlangsung 2 tahap.

Tahap I (secara Iangsung) :


A → C → ∆H1

Tahap II (secara tidak


langsung): Berdasarkan Hukum Hess maka harga ∆H1 = ∆H2 + ∆H3

∆H1
A→B

∆H2
B→C

∆H3
A→C
∆H2 + H3
Banyak reaksi dapat berlangsung menurut dua atau lebih tahapan.

1. Definisi Entalpi ( ΔH )
Perubahan energi internal dalam bentuk panas dinamakan kalor. Kalor
adalah energi panas yang ditransfer (mengalir) dari satu materi ke materi lain.
Jika tidak ada energi yang ditransfer, tidak dapat dikatakan bahwa materi
mengandung kalor. Dengan mengukur kenaikan suhu di dalam kelorimeter,
kita dapat menentukan jumlah kalor yang diserap oleh air serta perangkat
kalorimeter berdasarkan rumus :

q air = m x c x ∆T

q bom = C x ∆H

keterangan :
q = jumlah kalorm = massa air (larutan) di dalam kelorimeter (gram)
c = kalor jenis air (larutan) di dalam kelorimeter (J )
C = kapasitas kalor dari bom kalorimeter
∆H = kenaikan suhu larutan (kalorimeter)
ΔT = perubahan suhu (C atau K)

Perubahan Entalpi Netralisasi (ΔHn)


Perubahan entalpi netralisasi adalah perubahan entalpi yang terjadi
padasaat reaksi antara asam dengan basa baik tiap mol asam atau tiap mol
basa. Contoh:
NaOH(aq) + HCl(aq) →NaCl(aq) + H2O(l) ΔHn = -57,1 kJ mol-1

 HCl (Asam Klorida)


Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
(HCl). Ia adalah asam kuat, dan merupakan komponen utama dalam asam
lambung. Senyawa ini juga digunakan secara luas dalam industri. Asam
klorida harus ditangani dengan wewanti keselamatan yang tepat karena
merupakan cairan yang sangat korosif.

 NaOH (Natrium Hidroksida)


Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik
atau sodium hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium
Hidroksida terbentuk darioksida basa Natrium Oksida dilarutkan dalam
air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika
dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di berbagai macam bidang industri,
kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu
dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida
adalah basa yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia.

 Penentuan kalor netralisasi HCl-NaOH


Penentuan kalor netralisasi adalah entalpi yang terjadi pada
penetralan asam oleh basa atau sebaliknya pada keadaan standar.
Perubahan kalor penetralan HCl-NaOH seperti halnya pada percobaan
kedua, pencampuran HCl dan NaOH mengalami reaksi endoterm, yaitu
mengalami kenaikan suhu. Sebelum melakukan pencampuran keduanya
larutan tersebut dilakukan penyamaan suhu antara keduanya. Sebab
apabila suhu keduanya berbeda maka terjadi dua perubahan kalor yaitu
perubahan kalor reaksi dan perubahan kalor campuran dengan suhu yang
berbeda. Reaksinya adalah NaOH + HCl → NaCl + H2O.
III. Alat dan Bahan
Alat :
1. Termometer
2. Tabung Reaksi
3. Kalorimeter
4. 2 buah Gelas Ukur 10 mL - 50 mL
5. Tissue

Bahan :
1. Aquadest
2. Natrium Hidroksida ( NaOH )
3. Urea ( NaCl )
4. Asam Klorida ( HCl ) 1M
5. Magnesium ( Mg )
6. Amonium Klorida ( NH4Cl )
7. Barium Hidroksida ( Ba(OH)2 )

IV. Cara Kerja


1. Siapkan tabung reaksi pertama dan kedua
2. Pertama isi tabung reaksi dengan NaOH dan tabung reaksi kedua dengan HCl
3. Lalu ukur suhu tabung reaksi pertama dan kedua dengan termometer (catat sebelum
reaksi)
4. Setelah itu, campurkan tabung reaksi pertama dan kedua pada kalorimeter, lalu di kocok-
kocok agar teraduk rata
5. Lalu, ukur suhu kalorimeter yang sudah di campur dengan NaOH dan HCl menggunakan
termometer
6. Ukur kenaikan suhu yang terjadi saat percampuran senyawa

V. Hasil Pengamatan

No. Kegiatan Pengamatan


1. Suhu larutan NaOH 1M 29℃
2. Suhu larutan HCl 1M 29℃
3. Suhu rata-rata (awal) 29℃
4. Suhu campuran (suhu akhir) 35℃
5. Kenaikan suhu 6℃

VI. Analisis Data/Pertanyaan


1. Hitunglah qlarutan (kalor yang diserap bejana plastik dapat diabaikan)
2. Hitunglah jumlah mol NaOH dalam 50 mL larutan NaOH 1M
3. Hitunglah jumlah mol HCl dalam 50 mL larutan HCl 1M
4. Hitunglah qreaksi pada pembentukan 1 mol H2O (jika NaOH dan HCl yang bereaksi
masing-masing 1 mol)
5. Tulis persamaan termokimia untuk reaksi reaksi ini
6. Carilah data kalor reaksi netralisasi asam basa dari literatur, kemudian bandingkan
dengan hasil yang diperoleh dari kegiatan ini. Jika terdapat penyimpangan yang berarti,
cobalah kemukakan penyebabnya.

Jawaban Analisis Data/Pertanyaan


1. Larutan NaOH 1M dan Larutan HCl 1M (Karena sama maka dijadikan satu
penyelesaian)

Dik : ρ = 1 g/mL C = 4,2 J/gr℃


T0 = 29℃
T1 = 0℃
∆T = 29℃
Dit : Q = ..?

Jwb : m = ρ x V
= 1 g/mL x 50mL
= 50 g

Q = m . c . ∆T
= 50g . 4,2 J/g℃ . 30℃
= 6.090 J (karena reaksi melepas kalor maka -6.090 J)

Larutan NaOH + HCl

Dik : ρ = 1 g/mL C = 4,2 J/gr℃


∆T = 6℃

Dit : q ..?

Jwb : m = m(NaOH) + m(HCl)


= 50g + 50g
= 100 gram

Q = m . c . ∆T
= 100g . 4,2 J/g℃ . 6℃
= 2.520 J (karena reaksi melepas kalor maka -2.520 J)
= - 2,52 kJ

2. NaOH
Mol = V x M = 50 x 1= 50 mmol
= 0,05 mol

3. HCl
Mol = V x M = 50 x 1 = 50 mmol
= 0,05 mol
1 𝑚𝑜𝑙
4. 1 mol H2O → ΔHn = 0,05 𝑚𝑜𝑙 x - 2,52 kJ = -50,4kJ/mol

5. NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l) ΔH : -50,4 kJ/mol

6. Data kalor reaksi netralisasi asam-basa yang kami peroleh dari internet :
a) NaOH + HCl → NaCl + H2O ΔH = -890,4 kj/mol
b) NaOH + HCl → NaCl + H2O ΔH = -29,26 kj/mol
c) NaOH + HCl → NaCl + H2O ΔH = -58,8 kj/mol
d) NaOH + HCl → NaCl + H2O ΔH = -54,34 kj/mol
e) NaOH + HCl → NaCl + H2O ΔH = -57,71 kj/mol
Kami telah membandingkan antara data kalor reaksi netralisasi asam-basa dari
percobaan kami dengan data yang kami peroleh dari internet, ternyata terdapat
perbedaan, kemungkinan perbedaan tersebut terjadi karena perubahan suhu,
kalorimeternya tidak diperhitungkan dan pengaruh suhu ruangan.

VII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan, dapat disimpulkan bahwa percampuran larutan NaOH dan HCl
mengalami reaksi eksoterm karena terdapat kenaikan suhu pada lingkungan yaitu suhu awal
29℃ menjadi 35℃. Dan memiliki perubahan entalpi dari penetralan HCl dan NaOH adalah
ΔH : - 50,4 kJ/mol.

Anda mungkin juga menyukai