Satuan Acara Penyuluhan
Satuan Acara Penyuluhan
Satuan Acara Penyuluhan
“ABORTUS”
1. ADE EVAH
2. FITRIA SARAHYA
3. WINDI HASANAH
4. SRI YANI
1. TUJUAN
1. TIU
Setelah melakukan kegiatan penyuluhan tentang abortus selama 40 menit,
diharapkan para ibu hamil mampu memahami dan dapat mencegah terjadinya abortus
pada kehamilan berikutnya.
2. TIK
Setelah dilakukan penyuluhan, ibu dapat mengetahui dan mengerti tentang :
– Pengertian Abortus
– Penyebab Abortus
– Jenis- jenis Abortus
– Tanda dan gejala Abortus
– Penatalaksanaan Abortus
– Pencegahan Abortus
1. MANFAAT
Dapat memberikan pengetahuan bagi ibu tentang abortus
METODE
Ceramah dan Tanya Jawab
1. MEDIA
Leaflet
1. PENATALAKSANAAN KEGIATAN
2. Matrik Penyuluhan
Aspek
kompetensi
Materi Kompetensi Indikator/kriteria
pokok dasar penilaian/ TIK K A P Waktu Metode Media Evaluasi
Memahami
abortus 09.00- 1.Ceramah Leaflet
pada 10.00 2. Tanya dan
Abortus kehamilan WIB jawab flipchart
2.
3. Langkah Penyuluhan
NO Kegiatan Penyuluhan Waktu Kegiatan Peserta
Sasaran mendengarkan
serta memperhatikan para
1 Pembukaan: 10 menit penyuluh
Sasaran mendengarkan ,
memperhatikan dan
mengerti tentang materi
2 Pelaksanaan: 15 menit yang disampaikan
Sasaran dapat
menyebutkan isi materi
4 Penutup: 10 menit yang telah disampaikan
1. MATERI :
1. Pengertian
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22
minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup diluar kandungan ( Sarwono, 200)
2. Penyebab abortus
3. Faktor ibu
1). Infeksi akut : virus (cacar, rubella, hepatitis, herpes simplex),bakteri (salmonella tphy),
parasit (plasmodium).
2). Infeksi kronis : sifilis, TB paru aktif, keracunan (keracunan tembaga, air raksa, timah).
3). Penyakit kronis : hipertensi, nepritis, diabetes, anemia berat, penyakit jantung.
4). Gangguan fisiologis : syok, ketakutan.
5). Trauma fisik
6). Usia ibu saat hamil kurang dari 20 tahun dan lebih dari 30 tahun (usia aman untuk
kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun). Ibu-ibu yang terlalu muda seringkali secara
emosional dan fisik belum matang, selain itu pendidikan pada umumnya rendah, ibu yang
masih muda tergantung pada orang lain. Abortus dapat juga terjadi pada ibu yang tua usianya
meskipun mereka telah berpengalaman, namun kondisi badan dan kesehatannya sudah mulai
menurun sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan janin intra uterin.
7). Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat: jarak kehamilan kurang dari 2 tahun dapat
menimbulkan pertumbuhan janin kurang baik (menyebabkan abortus), persalinan lama dan
perdarahan pada saat persalinan karena keadaan rahim belum pulih dengan baik.
1. Faktor janin :
Dimana terjadi gangguan pertumbuhan pada zigot, embrio atau plasenta contohnya abnormal
pembentukan plasenta, kelainan kromosom (monosomi, trisomi).
1. Faktor eksternal :
Dapat disebabkan oleh radiasi, obat-obatan,merokok, alcohol, kopi, dan bahan kimia.
3. Jenis-jenis abortus
4. Abortus spontanea (abortus yang berlangsung tanpa tindakan)
1). Abortus iminens
Adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu,
dimana hasil konsepsi masih dalam uterus dan tanpa adanya dilatasi serviks.Diagnosis
abortus iminens ditentukan apabila terjadi perdarahan pervaginam pada paruh pertama
kehamilan. Yang pertama kali muncul biasanya adalah perdarahan dari beberapa jam sampai
beberapa hari kemudian terjadi kram perut. Nyeri abortus mungkin terasa di anterior dan
jelas bersifat ritmis, nyeri berupa nyeri punggung bawah yang menetap disertai perasaan
tertekan di panggul, atau rasa tidak nyaman atau nyeri tumpul digaris tengah
suprapubis.Kadang-kadang terjadi perdarahan ringan selama beberapa minggu.Dalam hal ini
perlu diputuskan apakah kehamilan dapat dilanjutkan.
2). Abortus insipiens
Adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya
dilatasi serviks uteri yang meningkat tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. Dalam hal ini
rasa mules menjadi lebih sering dan keluar perdarahan bertambah.
3). Abortus inkomplit
Adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan
masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Apabila plasenta (seluruhnya atau sebagian) tertahan
di uterus, cepat atau lambat akan terjadi perdarahan yang merupakan tanda utama abortus
inkomplit
4). Abortus komplit
Pada abortus komplit semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.Pada penderita ditemukan
perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan uterus sudah banyak mengecil.Diagnosis
dapat dipermudah apabila hasil konsepsi dapat diperiksa dan dapat dinyatakan bahwa
semuanya sudah keluar dengan lengkap.
5). Missed abortion
Adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin yang telah mati itu tidak
dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.Missed abortion biasanya di dahului oleh abortus
iminens yang kemudian menghilang secara spontan, atau setelah pengobatan.Gejala
subyektif kehamilan menghilang, mamae agak mengendor lagi, uterus mengecil, tes
kehamilan menjadi negative.
6). Abortus habitualis
Adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-turut.Pada umumnya penderita
tidak sukar menjadi hamil, tetapi kehamilannnya berakhir sebelum 28 minggu.
1. Abortus provokatus (abortus yang sengaja dibuat)
1). Kondisi yang memungkinkan dilakukan tindakan abortus provokatus adalah ibu dengan
perdarahan terus-menerus atau jika janin telah meninggal, ibu dengan mola hidatidosa,
infeksi uterus akibat tindakan abortus kriminalis (akibat pemerkosaan), ibu dengan kanker
servik, kanker payudara, hipertensi, TB paru aktif, DM yang disertai komplikasi vaskuler,
epilepsy, hiperemsis gravidarum yang berat, telah berulang kali mengalami operasi Caesar,
dan ibu dengan gangguan jiwa disertai kecenderungan untuk bunuh diri.
2). Abortus provokatus kriminalis
Abortus provokatus kriminalis sering terjadi pada kehamilan yang tidak dikehendaki. Ada
beberapa alasan wanita tidak menginginkan kehamilannya yaitu :
a). Alasan kesehatan, dimana ibu tidak cukup sehat untuk hamil.
b). Alasan psikososial, dimana ibu sendiri enggan/tidak mau untuk punya anak lagi.
c). Kehamilan diluar nikah.
d). Masalah ekonomi, menambah anak berarti akan menambah beban ekonomi keluarga.
e). Masalah social, misalnya kuatir adanya penyakit keturunan, janin cacat.
f).Kehamilan yang terjadi akibat pemerkosaan atau akibat incest (hubungan antar keluarga).
g). Adanya kegagalan kontrasepsi juga termasuk tindakan kehamilan yang tidak diinginkan.
4. Tanda dan gejala abortus
5. Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu.
6. Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah, kesadaran menurun, tekanan darah
normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau
meningkat.
7. Perdarahan pervaginam mungkin disertai dengan keluarnya jaringan hasil konsepsi.
8. Rasa mules atau kram perut didaerah atas simpisis, sering nyeri pinggang akibat kontraksi
uterus.
5. Penatalaksanaan abortus
6. Abortus iminens
1). Istirahatkan baring.
2). Observasi perdarahan.
3). Hindarkan koitus
4). Terapi hormone progeteron intramuscular atau dengan berbagai zat.
5). Pemeriksaan USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.
1. Abortus insipiens
Pengeluaran hasil konsepsi dapat dilaksanakan dengan kuret vakum atau dengan cunam
ovum, disusul dengan kerokan.
1). Jika usia kehamilan kurang darim 16 minggu, lakukan evaluasi uterus dengan aspirasi
vakum manual. Jika evaluasi tidak dapat segera lakukan :
a). Berikan ergomefrin 0,2/i.m (dapat di ulang setiap 15 menit bila perlu) atau misoprostol
400 mcg peroral (dapat di ulang setiap 4 jam bila perlu).
b). Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus.
2). Jika usia kehamilan lebih dari 16 minggu
a). Tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi kemudian evaluasi sisa-sisa hasil konsepsi.
b). Jika perlu, lakukan pemasangan infuse 20 unit oksitoksin dalam 500 ml cairan intravena
(Nacl atau RL dengan kecepatan 40 tts/mnt untuk membantu ekspulsi hasil konsepsi).
3). Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan
1. Abortus inkomplit
1). Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang dari 16 minggu, evaluasi
dapat dilakukan. secara digital atau dengan cunam ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi
yang keluar melalui serviks. Jika perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg intramuskuler
atau miso prostol 400 mcg per oral.
2). Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan kurang 16 minggu,
evaluasi hasil konsepsi dengan :
Aspirasi vakum manual merupakan metode evaluasi yang terpilih. Evakuasi dengan kuret
tajam sebaiknya hanya dilakukan jika aspirasi vakum manual tidak tersedia.
Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera beri ergometrin 0,2 mg intramuskuler (diulang
setelah 15 menit bila perlu) atau misoprostol 400 mcg peroral (dapat diulang setelah 4 jam
bila perlu).
3). Jika kehamilan lebih dari 16 minggu:
Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan intravena (garam fisiologik atau ringer
laktat) dengan kecepatan 40 tetes permenit sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi
Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg per vaginam setiap 4 jam sampai terjadi ekspulsi
hasil konsepsi (maksimal 800 mcg)
Evaluasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus.
4). Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
1. Missed abortion
Setelah diagnosis missed abortion dibuat, timbul pertanyaan apakah hasil konsepsi perlu
segera dikeluarkan. Tindakan pengeluaran itu tergantung dari berbagai faktor, seperti apakah
kadar fibrinogen dalam darah sudatr mulai turun. Hipofibrinogenemia dapat terjadi apabila
janin yang mati lebih dari I bulan tidak dikeluarkan. Selain itu faktor mental penderita perlu
diperhatikan karena tidak jarang wanita yang bersangkutan merasa gelisah, mengetahui ia
mengandung janin yang telah mati, dan ingin supaya janin secepatnya dikeluarkan.
6. Pencegahan abortus
7. Usia ibu untuk hamil dan bersalin tidak boleh kurang dari 20 tahun dan lebih dari 30 tahun.
8. Pentingnya untuk melakukan pemeriksaan dini sebelum hamil untuk mendeteksi adanya
masalah-masalah kesehatan atau penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus atau
bakteri yang dapat mengganggu pertumbuhan janin.
9. Kehamilan harus direncanakan, sudah siap secara emosional dan fisik untuk menjadi
orangtua.
10. Mengatur jarak kehamilan dan bersalin agar tidak terlalu dekat.
11. Pemeriksaan kehamilan secara teratur di polindes atau puskesmas.
12. Selama hamil trimester I atau hamil muda harus istirahat yang cukup, makan makanan yang
bergizi dan teratur, menghindari diri dari trauma fisik, pemeriksaan kehamilan secara teratur,
menghindari bahaya radiasi, tidak mengkonsumsi obat-obatan bebas, tidak mengkonsumsi
bahan makanan/minuman yang mengandung bahan kimia, tidak merokok, minum kopi dan
minuman beralkohol.