Penatalaksanaan KPD
Penatalaksanaan KPD
Penatalaksanaan KPD
Penatalaksanaan KPD memerlukan pertimbangan usia kehamilan, adanya infeksi pada komplikasi
ibu dan janin dan adanya tanda-tanda persalinan. Penanganan ketuban pecah dini menurut
Sarwono (2010), meliputi :
a) Konservatif
1. Pengelolaan konservatif dilakukan bila tidak ada penyulit (baik pada ibu maupun pada
janin) dan harus di rawat dirumah sakit.
2. Berikan antibiotika (ampicilin 4 x 500 mg atau eritromicin bila tidak tahan ampicilin)
dan metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari.
3. Jika umur kehamilan <32-34 minggu, dirawat selama air ketuban masih keluar, atau
sampai air ketuban tidak keluar lagi
4. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, belum in partu, tidak ada infeksi, tes buss negatif,
beri dexamethasone, observasi tanda-tanda infeksi dan kesejahteraan janin, terminasi
pada kehamilan 37 minggu
5. Jika usia kehamilan 32-37 minggu sudah inpartu, tidak ada infeksi, berikan tokolitik
(salbutamol), dexamethasone, dan induksi sesudah 24 jam
6. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, beri antibiotik dan lakukan induksi
7. Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi intra uterine)
8. Pada usia kehamilan 32-34 minggu berikan steroid, untuk memicu kematangan paru
janin dan kalau memungkinkan periksa kadar letisin dan spingomielin tiap minggu.
Dosis betamethasone 12 mg sehari dosis tunggal selama 2 hari, dexamethasone IM 5
mg setiap 6 jam selama 4 kali.
b) Penatalaksanaan Aktif
1. Kehamilan >37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal seksio sesarea. Dapat pula
diberikan misoprostol 50 mg intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali.
2. Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dosis tinggi. Dan persalinan diakhiri.
3. Bila skor pelvik < 5, lakukan pematangan servik, kemudian induksi. Jika tidak berhasil,
akhiri persalinan dengan seksio sesarea
4. Bila skor pelvik > 5, induksi persalinan, partus pervaginam
Penatalaksanaan KPD menurut Manuaba (2009) tentang penatalaksanaan KPD adalah :
2. Terjadi infeksi dalam rahim, yaitu korioamnionitis yang menjadi pemicu sepsis, maningitis
janin, dan persalinan prematuritas
3. Dengan perkiraan janin sudah cukup besar dan persalinan diharapkan berlangsung dalam
waktu 72 jam dapat diberikan kortikosteroid, sehingga kematangan paru janin dapat
terjamin.
4. Pada umur kehamilan 24-32 minggu yang menyebabkan menunggu berat janin cukup,
perlu dipertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan, dengan kemungkinan janin
tidak dapat diselamatkan
5. Menghadapi KPD, diperlukan penjelasan terhadap ibu dan keluarga sehingga terdapat
pengertian bahwa tindakan mendadak mungkin dilakukan dengan pertimbangan untuk
menyelamatkan ibu dan mungkin harus mengorbankan janinnya.
6. Pemeriksaan yang penting dilakukan adalah USG untuk mengukur distansia biparietal dan
perlu melakukan aspirasi air ketuban untuk melakukan pemeriksaan kematangan paru.
7. Waktu terminasi pada kehamilan aterm dapat dianjurkan selang waktu 6-24 jam bila tidak
terjadi his spontan