Metode Pelaksanaan Trotoar
Metode Pelaksanaan Trotoar
Metode Pelaksanaan Trotoar
Pekerjaan ini dilaksanakan sebagai lapis pondasi pada pekerasan jalan. Lapis Pondasi
agrergat kelas A merupakan lapisan atas dari lapis pondasi pada perkerasan jalan dengan
ketebalan sesuai dengan gambar rencana.
Tenaga Kerja :
a. Pekerja
b. Mandor
TAHAPAN PEKERJAAN
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki
untuk disetujui.
Sebelum melaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu dibuatkan pengujian material (job
mix design) agregat kelas A yang akan digunakan pada saat pelaksanaan sesuai spesifikasi
teknik yang disyaratkan.
Material agregat kelas A dicampur di Quarry dengan komposisi sesuai job mix design yang
telah disetujui kemudian material agregat kelas A dibawa kelokasi pekerjaan
menggunakan dump truck.
Material agregat kelas A dihampar dengan manual untuk perapihannya menggunakan
tenaga manusia dan dengan ketebalan padat sesuai gambar.
Hamparan pondasi agregat disiram dengan air dengan menggunakan water tank truck
dan dipadatkan dengan menggunakan tandem roller/Baby Roller.
Selama pemadatan, sekelompok pekerja merapihkan tepi hamparan dan level permukaan
dengan menggunakan alat bantu.
Setelah pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan pengetesan kepadatan lapangan dengan test
sencon untuk mengetahui kepadatan yang disyaratkan dalam spesifikasi teknik.
METODE KERJA
1. Penghamparan Material Agregat Lapis Pondasi
Penghamparan material adalah suatu proses meratakan agregat lapis pondasi setelah proses
angkut menggunakan dump truk dari quarry. Penghamparan material agregat tidak boleh di
lakukan apabila cuaca tidak mendukung seperti pada waktu hujan karena kadar air terlalu
tinggi. Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam rentang 3 %
di bawah kadar air optimum sampai 1 % di atas kadar air optimum, dimana kadar air
optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh kepadatan kering maksimum (modified) yang
ditentukan oleh spesifikasi SNI. Alat untuk menghamparkan material agregat lapis pondasi
dengan cara manual dan dirapihkan dengan tenaga manusia. Setelah material sudah rata
sesuai elevasi dan ketebalan yang di tentukan proses selanjutnya yaitu di padatkan
menggunakan alat pemadat Tandem Roller/Baby Roller.
Pada pekerjaan pemadatan lapis pondasi agregat di pakai alat pemadat tandem roller atau
baby roller. Yang perlu di perhatikan dalam pekerjaan pemadatan yaitu penghamparan yang
agak berlubang atau kurang rata perlu di tambahkan agregat material secara manual agar
mendapat hasil yang padat dan merata.
Proses pekerjaan pemadatan di lapangan yang pertama kali setelah material di hamparkan
secara merata yaitu di padatkan dengan tandem /baby roller setelah agak merata kemudian
di siram air secara merata dengan menggunakan air. Setelah air merata di permukaan
agregat yang sudah di padatkan kemudian agregat lapis pondasi di padatkan lagi sampai
merata dan padat. Fungsi penyiraman ini untuk pemadatan, karena dengan adanya
penyiraman air ini rongga-rongga antara agregat akan terpadatkan dengan sendirinya dan
saling mengunci sehingga tidak ada rongga udara di dalamnya.
Bahan
Klasifikasi Blok Beton terkunci ( paving block ) didasarkan atas bentuk, ketebalan, kekuatan
dan warna
Klasifikasi berdasarkan bentuk
Bentuk paving blcok beton terkunci secara garis besar terbagi atas 2 macam, yaitu block
beton terkunci bentuk segi empat dan segi banyak. Dari segi permukaan atas, semua
block beton terkunci harus berpinggul dan pada tepi susunan block terkunci biasanya
ditutup dengan pasak yang berbentuk topi uskup.
Klasifikasi berdasarkan ketebalan
Ketebalan block beton terkunci ada 3 macam yaitu
a. ketebalan 60 mm;
b. ketebalan 80 mm;
c. ketebalan 100 mm.
Pemilihan bentuk dan ketebalan dalam pemakaian harus disesuaikan dengan rencana
penggunaannya, dalam hal ini juga harus diperhatikan kuat tekan block tersebut.
Klasifikasi berdasarkan kekuatan
Pembagian kelas paving block beton berdasarkan mutu betonnya adalah :
a. mutu beton fc’ 37,35 MPa
b. mutu beton fc’ 27,00 MPa
Klasifikasi berdasarkan warna
Warna yang tersedia dilapangan antara lain abu-abu, hitam, dan merah. Bloak yang
berwarna kecuali untuk menambah keindahan juga dapat digunakan untuk memberi
batas pada perkerasan seperti tempat parkir, tali air, dan lain-lain.
Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan pemasangan paving blok dibagi dalam beberapa tahap, seperti dibawah ini :
Pekerjaan Persiapan
1.1 Pemeriksaan Pondasi
Sebelum pelaksanaan pemasangan paving bloak perlu dilakukan pemeriksaan terhadap
pondasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
Permukaaan pondasi yang berhubungan dengan pasir alas harus rata, tidak bergelombang
dan rapat; pasir alas tidak boleh digunakan untuk memperbaiki ketidak- sempurnaan
pondasi.
Permukaan pondasi untuk jalan kendaraan harus mempunyai kemiringan 2,5% untuk
trotoar 2%
Lebar pondasi harus cukup sampai dibawah beton pembatas atau penyokong
Pemasangan Pola Pemasangan baris pertama harus dijaga dengan hati-hati. Untuk
membentuk pola yang baik, unit paving blok harus mengikuti benang pembantu dengan
sudut yang tepat terhadap pembatas. Lubang-lubang pinggir kemudian diisi dengan
pemadatan. Bila pemasangan dari dua arah tidak dapat dihindarkan atau karena pola harus
dipertahankan pada tikungan, terutama pada penggunaan pola tulang ikan, maka sudut
pada pola pertemuan atau perubahan sudut diberi pembatas dengan pola susun bata
melintang.Pola Pemasangan Paving Block Pola pemasangan paving block disesuaikan dengan
tujuan penggunannya. Pola yang umum dipergunakan ialah susun bata ( strecher) , anyaman
tikar ( basket wave ), tulang ikan ( herring bone ), untuk perkerasan jalan diutamakan
penggunaan pola tulang ikan karena mempunyai daya penguncian yang lebih baik.
Itulah beberapa contoh jenis batu koral sikat yang biasa dipakai untuk membuat
koral sikat motif atau warna.
1. Buat pola
Pada pola awal pasanglah besi holo atau kayu jenis reng di sekeliling bidang yang
akan di pasang koral sikat sebagai pembatas ke tempat lain nya. dan atur supaya
simetris dan lurus.
Buatlah pola seperti gambar yang anda punya atau anda dapatkan, jika jenis nya
cuman bentuk kotak- kotak bisa maka cukup hanya dengan menggunakan batang
holo atau kayu jenis Reng untuk memisah sekat-sekat antar warna batu, Apabila
motif nya berbentuk arah mata angin maka buatlah sudut seperti arah mata angin
terlebih dahulu.
Apabila model motif nya jenis motif atau lingkaran seperti batik atau bunga
kembang-kembang maka kita harus membuat pola terlebih dahulu menggunakan
busa strofoam atau triplek.
Setelah adonan atau adukan siap maka taburkan adukan tersebut ke atas bidang
yang akan di pasang koral sikat lalu ratakan menggunakan penggosok jenis
roskam yaitu alat penggosok untuk plesteran sampai terlihat rata.
3.penaburan Koral sikat
Setelah pelesteran rata maka taburkan batu koral secara merata dan rapat di atas
adukan hingga adukan tidak terlihat, jangan sampai terlalu menumpuk karena
akan membuat boros batu koral.
Jika membuat koral sikat jenis motif maka pasanglah pola yang terbuat dari
strofoam atau triplek tadi diatas adukan lalu pasang yang di sekeliling nya terlebih
dahulu, jika di sekeliling nya sudah di pasang koral maka cabut lah strofoam atau
triplek tadi dan bekas nya silahkan taburkan koral sesuai jenis warna masing
masing-masing menyesuaikan gambar.
4. Penyikatan
Setelah agak setengah kering mulailah dengan menyikat batu koral sikat tersebut
secara perlahan menggunakan sikat kawat untuk pertama kali nya hingga adukan
di atas nya mengelupas dan mulai terlihat batu koral tersebut setelah itu diamkan
beberapa menit untuk menyikat di tahap ke dua.
5. Tahap Pembersihan
Setelah penyikatan selesai dan koral sikat timbul ke permukaan maka dilakukan
pembersihan untuk membersihkan sisa-sisa semen dan pasir, pembersihan
menggunakan busa lap basah yang di campur air lakukan cara pembersihan
seperti ngepel lantai dengan tangan sambil sesekali di peras air nya dan di buang
lakukan bebrapa kali hingga terlihat bersih.
6. Pengeringan
Sebelum tahap finishing akhir yaitu pengotingan maka keringkan dahulu kira-kira
2x24 jam sebelum di coating, supaya uap nya tidak membuat hasil coating belang
atau meleleh berwarna putih.
Setelah kering Mulai tahap selanjutnya yaitu tahap akhir yaitu pengotingan atau
pernis, hal tersebut untuk mencegah tumbuh nya jamur atau lumut, selain itu
coating juga untuk mempertajam jenis warna koral sikat tersebut hingga lebih
berwarna dan terlihat mengkilap.
Spesi yang digunakan untuk pasangan Batu Bata adalah 1pc : 2ps.
- Bata dan dasar lantai yang akan dipasang bata, dibasahi (disiram) lebih dulu,
agar tidak menyerap/mengurangi kadar air dari mortar/adukan pasangan.
Kegiatan-kegiatan dari pekerjaan batu bata ini waktu yang perhitungan waktu bias
dilihat dalam jadwal pelaksanaan.
Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, bata disiram terlebih dulu sampai merata,
agar tidak menyerap/mengurangi kadar air dari mortar plesteran. Pasangan
plesteran, dilakukan setelah pasangan bata berumur 1 sampai 3 hari. Langkah
pertama sebelum pelaksanaan pekerjaan plester, adalah membuat kepalaan,
yaitu plesteran selebar kurang lebih 1 – 5 cm. Bidang – bidang yang dibatasi oleh
kepalaan, diberi kamprotan tipis, kurang lebih 5 sampai 10 mm, untuk
menghindari penyusutan yang berlebihan.
Selama menunggu setting plesteran kurang lebih tujuh hari, plesteran disiram dua
kali sehari, setelah itu dilakukan acian dengan trowel dan diratakan dengan jidar
alumunium. Kemudian permukaan digosok dengan kertas semen. Selama curing,
permukaan disiram air sehari sekali.
L. PENUTUP
Demikian metode pelaksanaan secara garis besar, selanjutnya dalam Pelaksanaan nanti
kami akan membuat metode yang lebih detail untuk setiap pekerjaan. Mudah-mudahan
uraian ini dapat memberikan gambaran yang cukup jelas tentang langkah-langkah yang akan
dilakukan dalam pelaksanaan proyek ini.