0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
374 tayangan13 halaman

Metode Pelaksanaan Trotoar

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 13

METODE PELAKSANAAN

3 PEKERJAAN KONTRUKSI PAVING BLOCK


3.1 PENGHAMPARAN AGREGAT BASE KELAS A DIPADATKAN
Material Agregat
Persyaratan mutu
Agregat yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a) mutu agregat sesuai Spesifikasi Teknis;
b) ukuran maksimum agregat harus Sesuai Spesifikasi Teknis.

Pekerjaan ini dilaksanakan sebagai lapis pondasi pada pekerasan jalan. Lapis Pondasi
agrergat kelas A merupakan lapisan atas dari lapis pondasi pada perkerasan jalan dengan
ketebalan sesuai dengan gambar rencana.

Bahan Material yang Digunakan :


a. Agregat Kelas A

Peralatan yang dipergunakan :


a. Cangkul, Sekop
b. Tandem Roller/Baby Roller
c. Water tank Truck
d. Alat Bantu lainnya

Tenaga Kerja :
a. Pekerja
b. Mandor

TAHAPAN PEKERJAAN
 Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki
untuk disetujui.
 Sebelum melaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu dibuatkan pengujian material (job
mix design) agregat kelas A yang akan digunakan pada saat pelaksanaan sesuai spesifikasi
teknik yang disyaratkan.
 Material agregat kelas A dicampur di Quarry dengan komposisi sesuai job mix design yang
telah disetujui kemudian material agregat kelas A dibawa kelokasi pekerjaan
menggunakan dump truck.
 Material agregat kelas A dihampar dengan manual untuk perapihannya menggunakan
tenaga manusia dan dengan ketebalan padat sesuai gambar.
 Hamparan pondasi agregat disiram dengan air dengan menggunakan water tank truck
dan dipadatkan dengan menggunakan tandem roller/Baby Roller.
 Selama pemadatan, sekelompok pekerja merapihkan tepi hamparan dan level permukaan
dengan menggunakan alat bantu.
 Setelah pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan pengetesan kepadatan lapangan dengan test
sencon untuk mengetahui kepadatan yang disyaratkan dalam spesifikasi teknik.

METODE KERJA
1. Penghamparan Material Agregat Lapis Pondasi
Penghamparan material adalah suatu proses meratakan agregat lapis pondasi setelah proses
angkut menggunakan dump truk dari quarry. Penghamparan material agregat tidak boleh di
lakukan apabila cuaca tidak mendukung seperti pada waktu hujan karena kadar air terlalu
tinggi. Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam rentang 3 %
di bawah kadar air optimum sampai 1 % di atas kadar air optimum, dimana kadar air
optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh kepadatan kering maksimum (modified) yang
ditentukan oleh spesifikasi SNI. Alat untuk menghamparkan material agregat lapis pondasi
dengan cara manual dan dirapihkan dengan tenaga manusia. Setelah material sudah rata
sesuai elevasi dan ketebalan yang di tentukan proses selanjutnya yaitu di padatkan
menggunakan alat pemadat Tandem Roller/Baby Roller.

2. Proses Pelaksanaan Pemadatan Material Agregat Lapis Pondasi


Pemadatan adalah suatu peristiwa bertambahnya berat volume kering oleh beban dinamis,
akibat beban dinamis butir-butir agregat seperti krikil dan pasir merapat satu sama lain yang
saling mengunci sebagai akibat berkurangnya rongga udara. Tujuan pemadatan dapat
tercapai dengan pemilihan bahan agregat, cara pemadatan, pemilihan mesin pemadat, dan
jumlah lintasan atau passing yang sesuai.

Pada pekerjaan pemadatan lapis pondasi agregat di pakai alat pemadat tandem roller atau
baby roller. Yang perlu di perhatikan dalam pekerjaan pemadatan yaitu penghamparan yang
agak berlubang atau kurang rata perlu di tambahkan agregat material secara manual agar
mendapat hasil yang padat dan merata.
Proses pekerjaan pemadatan di lapangan yang pertama kali setelah material di hamparkan
secara merata yaitu di padatkan dengan tandem /baby roller setelah agak merata kemudian
di siram air secara merata dengan menggunakan air. Setelah air merata di permukaan
agregat yang sudah di padatkan kemudian agregat lapis pondasi di padatkan lagi sampai
merata dan padat. Fungsi penyiraman ini untuk pemadatan, karena dengan adanya
penyiraman air ini rongga-rongga antara agregat akan terpadatkan dengan sendirinya dan
saling mengunci sehingga tidak ada rongga udara di dalamnya.

3.2 PASANGAN PAVING BLOCK WARNA K-450 T = 6 CM


Berdasarkan SNI 03-2403-1991 tentang Tata Cara Pemasangan Blok Beton Terkunci untuk
Permukaan Jalan, secara umum yang dimaksud dengan pekerjaan blok beton terkunci
(paving blok) adalah pemasangan paving baru, bongkaran paving lama, perataan / leveling
tanah dasar bawah lapisan pasir, penyediaan alat bantu, bahan, tenaga kerja dan uji
laboratorium dipandang perlu untuk mengetahui mutu kuat tekan (kelas paving block). Pada
proyek atau kegiatan yang berada di lingkungan pemerintahan, contoh paving block yang
dipergunakaan harus diserahkan kepada Pengawas dan Direksi Teknis untuk disetujui
terlebih dahulu sebelum didatangkan ke lokasi kegiatan.

Pengiriman dan Penyimpanan


Semua bahan harus disimpan dengan baik dari kerusakan pada saat pengiriman unit – unit
paving blocks dijaga agar tidak terjadi retak, patah dan rusak pada sudut, tepi/lingir, dan
bersih.
Penyiapan bahan akan membantu pelaksanaan pekerjaan ini agar lancar dan ekonomis,
ikhwal yang berkaitan dengan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
 Penempatan material block terkunci ( paving block ), pasir alas, pasir pengisi harus dekat
dengan lokasi pemasangan, bilamana paving blok disimpan secara bertumpuk maka
tinggi penumpukan jangan terlalu tinggi, maksimal 1,5 m;
 Pengadaan peralatan , bahan dan tenaga kerja harus sesuai dengan volume pekerjaan;
 Untuk menghindari genangan air di musim hujan agar dibuatkan saluran sementara;
 Plastik digunakan untuk penutup paving blok yang sudah terpasang tetapi belum sempat
terisi dengan pasir pengisi.
Peralatan dan Bahan
Peralatan utama yang diperlukan dalam pelaksanaan pemasangan blok beton terkunci
( paving block ) adalah :
 Benang kasur atau benang Plastik ;
 Sapu lidi;
 Sikat ijuk;
 Gerobak barang seperti yang dipakai untuk mengangkut pasir ;
 Lori dengan bangku kayu;
 Alat potong block mekanis atau hidrolis;
 Waterpass atau selang plastik transparan;
 Palu kayu;
 Pemadat pengetar ( vibro compactor );
 Potongan-potongan besi beton yang ujungnya telah dibuat pipih untuk membantu
menggeser-geserkan blok pada waktu penyesuaian celah;
 Jidar kayu panjang 2-3 m.

Bahan
Klasifikasi Blok Beton terkunci ( paving block ) didasarkan atas bentuk, ketebalan, kekuatan
dan warna
 Klasifikasi berdasarkan bentuk
Bentuk paving blcok beton terkunci secara garis besar terbagi atas 2 macam, yaitu block
beton terkunci bentuk segi empat dan segi banyak. Dari segi permukaan atas, semua
block beton terkunci harus berpinggul dan pada tepi susunan block terkunci biasanya
ditutup dengan pasak yang berbentuk topi uskup.
 Klasifikasi berdasarkan ketebalan
Ketebalan block beton terkunci ada 3 macam yaitu
a. ketebalan 60 mm;
b. ketebalan 80 mm;
c. ketebalan 100 mm.
Pemilihan bentuk dan ketebalan dalam pemakaian harus disesuaikan dengan rencana
penggunaannya, dalam hal ini juga harus diperhatikan kuat tekan block tersebut.
 Klasifikasi berdasarkan kekuatan
Pembagian kelas paving block beton berdasarkan mutu betonnya adalah :
a. mutu beton fc’ 37,35 MPa
b. mutu beton fc’ 27,00 MPa
 Klasifikasi berdasarkan warna
Warna yang tersedia dilapangan antara lain abu-abu, hitam, dan merah. Bloak yang
berwarna kecuali untuk menambah keindahan juga dapat digunakan untuk memberi
batas pada perkerasan seperti tempat parkir, tali air, dan lain-lain.

Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan pemasangan paving blok dibagi dalam beberapa tahap, seperti dibawah ini :
Pekerjaan Persiapan
1.1 Pemeriksaan Pondasi
Sebelum pelaksanaan pemasangan paving bloak perlu dilakukan pemeriksaan terhadap
pondasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
 Permukaaan pondasi yang berhubungan dengan pasir alas harus rata, tidak bergelombang
dan rapat; pasir alas tidak boleh digunakan untuk memperbaiki ketidak- sempurnaan
pondasi.
 Permukaan pondasi untuk jalan kendaraan harus mempunyai kemiringan 2,5% untuk
trotoar 2%
 Lebar pondasi harus cukup sampai dibawah beton pembatas atau penyokong

1.2 Lokasi Titik Awal


 Titik awal ini penting diperhatikan khususnya lokasi dengan tanah miring; pemasangan ini
harus berawal dari titik terendah agar paving bloak yang telah terpasang tidak bergeser;
 Pemasangan secara berurutan yang dimulai dari satu sisi; hindarkan pemasangan secara
acak.
1.3 Benang Pembantu
Agar pemasangan bisa dilaksankan secara baik dan cermat, maka perlu ada alat pembantu
yaitu benang pembantu. Benang pembantu dapat dipasang setiap jarak 4 m sampai 5 m.
Bilamana pada lokasi pemasangan terdapat lubang saluran, bak bunga atau konstruksi lain,
maka harus ada benang pembantu tambahan agar pola block terkunci tetap dapat
dipertahankan.

Pemasangan Pola Pemasangan baris pertama harus dijaga dengan hati-hati. Untuk
membentuk pola yang baik, unit paving blok harus mengikuti benang pembantu dengan
sudut yang tepat terhadap pembatas. Lubang-lubang pinggir kemudian diisi dengan
pemadatan. Bila pemasangan dari dua arah tidak dapat dihindarkan atau karena pola harus
dipertahankan pada tikungan, terutama pada penggunaan pola tulang ikan, maka sudut
pada pola pertemuan atau perubahan sudut diberi pembatas dengan pola susun bata
melintang.Pola Pemasangan Paving Block Pola pemasangan paving block disesuaikan dengan
tujuan penggunannya. Pola yang umum dipergunakan ialah susun bata ( strecher) , anyaman
tikar ( basket wave ), tulang ikan ( herring bone ), untuk perkerasan jalan diutamakan
penggunaan pola tulang ikan karena mempunyai daya penguncian yang lebih baik.

Contoh Pola Pemasangan


Perkerasan Paving Blok
3.3 PASANGAN PAVING TACTILE BLOCK
Pekerjaan pemasangan Tacktile block hampir sama dengan pemasangan paving
blok biasa. Yang membedakan adalah pemasangan Tacktile block menggunakan
adukan semen.

3.4 PASANGAN PAVING BATU KORAL


1. Desain Atau Gambar Model Batu Koral Sikat
Yang paling utama apabila kita mau memasang koral sikat adalah kita harus
mempunyai desain atau gambaran atau juga model terlebih dahulu, motif batu
koral sikat seperti apa yang akan di pakai.

2. Bahan Batu Koral Sikat


Setelah kita mempunyai gambaran model koral sikat tentu kita lanjutkan ke bahan
nya, yaitu pemilihan jenis batu koral yang cocok sesuai warna batu koral yang
cocok seperti di gambar tersebut, pada umum nya batu koral sikat untuk motif
menggunakan jenis-jenis batu koral seperti di bawah ini:
 Batu Alor (warna hitam kilap)

 Batu Balian/ bali (warna kuning atau orange)

 Batu Italy (warna Putih kristal)

 Batu Merah Ati Super ( Warna merah ati )

 Batu Flores Hijau Super (Warna Hijau)

Itulah beberapa contoh jenis batu koral sikat yang biasa dipakai untuk membuat
koral sikat motif atau warna.

3. Bahan Material Pendukung


Setelah kita mendapatkan atau mempunyai gambaran dan juga telah memilih
jenis koral sikat yang sesuai dengan yang akan diasang, maka tahapan selanjut nya
adalah menyiapkan beberapa bahan material pendukung, seperti semen, pasir
halus atau pasir tanpa kerikil, sikat ijuk atau sikat plastik, sikat kawat, stropom
busa putih(Sejenis busa untuk ganjal barang elektonik) atau bisa di ganti dengan
Triplek jika tidak ada dan juga besi Holo atau kayu ukuran reng 2x3cm atau 3x4cm.

Cara Membuat Batu Koral Sikat


Setelah semua bahan-bahan yang di perlukan terkumpul di lanjutkan ke tahap
selanjut nya yaitu cara membuat batu koral sikat untuk garasi yang baik dan
benar, ikutilah tips dan cara berikut ini.

1. Buat pola
Pada pola awal pasanglah besi holo atau kayu jenis reng di sekeliling bidang yang
akan di pasang koral sikat sebagai pembatas ke tempat lain nya. dan atur supaya
simetris dan lurus.

Buatlah pola seperti gambar yang anda punya atau anda dapatkan, jika jenis nya
cuman bentuk kotak- kotak bisa maka cukup hanya dengan menggunakan batang
holo atau kayu jenis Reng untuk memisah sekat-sekat antar warna batu, Apabila
motif nya berbentuk arah mata angin maka buatlah sudut seperti arah mata angin
terlebih dahulu.

Apabila model motif nya jenis motif atau lingkaran seperti batik atau bunga
kembang-kembang maka kita harus membuat pola terlebih dahulu menggunakan
busa strofoam atau triplek.

2.Membuat adonan semen dan pasir


Tahap selanjut nya adalah setelah bidang dipersiapkan dan motif sudah di buat
maka tahap selanjut nya adalah membuat adukan atau adonan yang terbuat dari
semen dan pasir dengan kombinasi air secukup nya.

Setelah adonan atau adukan siap maka taburkan adukan tersebut ke atas bidang
yang akan di pasang koral sikat lalu ratakan menggunakan penggosok jenis
roskam yaitu alat penggosok untuk plesteran sampai terlihat rata.
3.penaburan Koral sikat
Setelah pelesteran rata maka taburkan batu koral secara merata dan rapat di atas
adukan hingga adukan tidak terlihat, jangan sampai terlalu menumpuk karena
akan membuat boros batu koral.

Jika membuat koral sikat jenis motif maka pasanglah pola yang terbuat dari
strofoam atau triplek tadi diatas adukan lalu pasang yang di sekeliling nya terlebih
dahulu, jika di sekeliling nya sudah di pasang koral maka cabut lah strofoam atau
triplek tadi dan bekas nya silahkan taburkan koral sesuai jenis warna masing
masing-masing menyesuaikan gambar.

3.Pemasangan dan pemadatan koral sikat


Setelah batu koral sikat di taburkan atau di taruh di atas adonan sesuai dengan
lokasi atau tempat nya masing masing sesuai dengan selera anda maka tahap
selanjutnya adalah menekan dan meratakan dengan cara menggeprek
menggunakan papan roskam alat plesteran secara perlahan-lahan hingga batu
koral sikat tertutup oleh cairan adukan atau adonan semen, Setelah itu diamkan
beberapa saat kira-kira setengah kering kira-kira 1 jam tergantung cuaca.

4. Penyikatan
Setelah agak setengah kering mulailah dengan menyikat batu koral sikat tersebut
secara perlahan menggunakan sikat kawat untuk pertama kali nya hingga adukan
di atas nya mengelupas dan mulai terlihat batu koral tersebut setelah itu diamkan
beberapa menit untuk menyikat di tahap ke dua.

Setelah penyikatan tahap pertama dilanjutkan dengan menyikat tahap kedua


menggunakan sikat ijuk atau sikat plastik secara perlahan hingga batu koral sikat
mulai terlihat lebih menonjol , lakukan beberapa kali hingga mendapatkan hasil
sempurna dan koral sikat timbul ke permukaan.

5. Tahap Pembersihan

Setelah penyikatan selesai dan koral sikat timbul ke permukaan maka dilakukan
pembersihan untuk membersihkan sisa-sisa semen dan pasir, pembersihan
menggunakan busa lap basah yang di campur air lakukan cara pembersihan
seperti ngepel lantai dengan tangan sambil sesekali di peras air nya dan di buang
lakukan bebrapa kali hingga terlihat bersih.

6. Pengeringan

Sebelum tahap finishing akhir yaitu pengotingan maka keringkan dahulu kira-kira
2x24 jam sebelum di coating, supaya uap nya tidak membuat hasil coating belang
atau meleleh berwarna putih.

7. Pengotingan Atau Pernis

Setelah kering Mulai tahap selanjutnya yaitu tahap akhir yaitu pengotingan atau
pernis, hal tersebut untuk mencegah tumbuh nya jamur atau lumut, selain itu
coating juga untuk mempertajam jenis warna koral sikat tersebut hingga lebih
berwarna dan terlihat mengkilap.

1.5 PASANGAN BATU BATA 1 : 2


Pelaksanaan pekerjaan pasangan Batu Bata ini dikerjakan setelah pekerjaan galian
selesai. Pemasangan Batu Bata harus mengikuti peraturan atau tahapan yang
lazim dilakukan serta dibantu dengan pemasangan profil dan penarikan benang
agar diperoleh hasil pasangan yang baik, semua pasangan bata harus lurus, rata
horizontal maupun vertikal. Pasangan bata disini untuk penyokong atau pembatas
paving. Dan dikerjakan bersamaan dengan pasangan paving block.

Spesi yang digunakan untuk pasangan Batu Bata adalah 1pc : 2ps.

Cara – Cara pemasangan bata ini, dapat dijelaskan sebagai berikut :

- Bata dan dasar lantai yang akan dipasang bata, dibasahi (disiram) lebih dulu,
agar tidak menyerap/mengurangi kadar air dari mortar/adukan pasangan.

- Bata dipasang selang – seling.

- Selama proses pemasangan bata, kelurusan selalu dikontrol dengan benang.

Kegiatan-kegiatan dari pekerjaan batu bata ini waktu yang perhitungan waktu bias
dilihat dalam jadwal pelaksanaan.

3.6 PLESTERAN TRASRAM BATU BATA 1 : 2 TEBAL 15 MM

Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, bata disiram terlebih dulu sampai merata,
agar tidak menyerap/mengurangi kadar air dari mortar plesteran. Pasangan
plesteran, dilakukan setelah pasangan bata berumur 1 sampai 3 hari. Langkah
pertama sebelum pelaksanaan pekerjaan plester, adalah membuat kepalaan,
yaitu plesteran selebar kurang lebih 1 – 5 cm. Bidang – bidang yang dibatasi oleh
kepalaan, diberi kamprotan tipis, kurang lebih 5 sampai 10 mm, untuk
menghindari penyusutan yang berlebihan.

Plesteran dimulai pelaksanaannya setelah kepalaan berumur kurang lebih satu


hari. Setelah pleteran setengah kering, maka plesteran diratakan dengan
menggunakan jidar, yang dijalankan menempel pada kepalaan yang ada. Setelah
plesteran selesai, dicek kembali kerataanya, vertikalisasinya dengan menggunakan
unting – unting.

Selama menunggu setting plesteran kurang lebih tujuh hari, plesteran disiram dua
kali sehari, setelah itu dilakukan acian dengan trowel dan diratakan dengan jidar
alumunium. Kemudian permukaan digosok dengan kertas semen. Selama curing,
permukaan disiram air sehari sekali.

1.6 PEK. ACIAN 1 : 4 TEBAL 15 MM


1. Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering (cukup
umur).
2. Permukaan plesteran sebelum di aci telebih dahulu disiram air. Untuk
memperoleh hasil acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan acian
semen, permukaan acian sebelum mengering digosok dengan menggunakan
kertas gosok.

K. SERAH TERIMA PERTAMA DAN MASA PEMELIHARAAN


Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan semua (100%) akan diajukan permohonan untuk
diadakan pemeriksaan terhadap pekerjaan, setelah dinyatakan pekerjaan yang dilakukan bagus
dan cukup akan dilakukan permohonan serah terima pertama (I). Setelah diadakan serah
terima pertama barulah masa pemeliharaan dapat dilaksanakan.
Selama masa pemeliharaan 180 hari kalender pekerjaan jika terdapat kerusakan pada
bangunan maka akan dipertanggung jawabkan.

L. PENUTUP
Demikian metode pelaksanaan secara garis besar, selanjutnya dalam Pelaksanaan nanti
kami akan membuat metode yang lebih detail untuk setiap pekerjaan. Mudah-mudahan
uraian ini dapat memberikan gambaran yang cukup jelas tentang langkah-langkah yang akan
dilakukan dalam pelaksanaan proyek ini.

Anda mungkin juga menyukai