Mazhab Sejarah Dan Kebudayaan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

1.

Mazhab Sejarah dan Kebudayaan


Mazhab sejarah dan kebudayaan, menekankan bahwa hukum hanya dapat
dimengerti dengan menelaah kerangka sejarah dan kebudayaan dimana hukum
tersebut timbul. Friederich Karl Von Savigny (1779-1861) yang dianggap sebagai
pencipta ilmu sejarah hukum berpendapat bahwa hukum merupakan perwujudan dari
kesadaran hukum masyarakat (Volkgeist).Dia berpendapat bahwa semua hukum
berasal dari adat- istiadat dan kepercayaan dan bahkan tidak berasal dari
pembentukan undang undang. Von Savigny selanjutnya mengemukakan betapa
pentingnya untuk meneliti hubungan antara hukum dengan struktur masyarakat
beserta system nilai-nilainya. Savigny melihat yang seyogyanya adalah huku, itu
ditentutakan dan bukan dibuat,ia ditentukan dalam kehidupan social,ia lahir
berkembang dalam masyarakat secara dinamis. Salah satu pokok ajaran Savigny
adalah penekanannya pada aspek dinamis dari hukum yang didasarkan pada sejarah
hukum tersebut. Kelemahan pokok teori von savigny terletak pada konsepnya
mengenai kesadaran hukum. Teori Von savigny dapat dianggap sebagai langkah
utama kea rah pengembangan konsep-konsep social mengenai sitem hukum.

2. Aliran Sosiological Jurisprudence


Seorang ahli hukum dari Austria yaitu Eugen Ehrlich (1862-1922) dianggap
sebgai pelopor dari aliran ini. Ajaran Ehlich berpokok pada pembedaan antara hukum
positif dengan hukum yang hidup (living law) dan mengemukakan bahwa hukum
positif hanya akan efektif apabila selaras dengan hukum yang hidup dalam
masyarakat. Konsep ini dikemukakan pada tahun 1913 sebagai reaksi atas pandangan
dalam ilmu hukum yang bersifat legalitas yang terlalu mengutamakan peraturan
hukum yang termuat dalam peraturan perundang undangan tetapi terlalu mengabaikan
gejala gejala yang tumbuh dan berkembang di masyarakat. Istilah living law
dipergunakan untuk menunjukan berbagai macam hukum yang tumbuh dan
berkembang dengan sendirinya di masyarakat. Teori Ehlich pada umumnya berguna
sebagai bantuan untuk lebih memahami hukum, yang sulitnya adalah untuk
menentukan ukuran-ukuran apakah yang dapat dipakai untuk menentukan bahwa
suatu kaedah hukum benar-benar merupakan hukum yang hidup. Ajaran-ajaran aliran
sociological jurisprudence berkembang menjadi popular di Amerika Serikat atas jasa
Roscoe Pound (1870-1964), Ia berpendapat bahwa hukum harus dikihat sebagai suatu
Lembaga kemasyarakatan yang memenuhi kebutuhan sosial, dan tugas hukum untuk
memperkembangkan suatu kerangka dimana kebutuhan kebutuhan sosial dapat
terpenuhi secara maksimal dan ia juga menganjurkan untuk mempelajari hukum
sebagai suatu proses(law in action), yang dibedakan dengan hukum yang tertulis (law
in book).Konsepsi Ehlich dapat dimanfaatkan dalam pendekatan hukum terhadap
negara negara yang mengalami dua dimensi hukum yang bias memberi perwadahan
untuk masyarkat tertentu termasuk Indonesia. Hukum adat sebagai “ the living law’’
adalah merupakan pola hidup kemasyarakatan tempat dimana hukum itu berproses
dan merupakan hasil dari proses kemasyarakatan yang merupakan sumber dan dasar
dari hukum tersebut. Hukum adat sebagai hukum yang hidup akan tetao sebagai
kelengkapan hukum nasional. Persamaan antara metode pendekatan Ehlich dengan
Savigny terletak pada ditekannya “hukum yang hidup dalam masyarakat’’yang
didasarkan pada tindak tanduk dalam kehidupan sosial, lebih daripada norma
didasarkan pada norma negara yang bersifat memaksa, norma-norma yang ditaati
masyarakat baik mengenai keniasaan yang bersifat keagamaan,kehidupan berumah
tangga maupun hubungan perniagaan, hukum waris, adalah hukum walaupun tidak
dirumuskan oleh norma agama.
3. Teori Hukum Pembangunan
Teori Pembangunan ini dikemukakan oleh Mochtar Kusumaatmadja
menyatakan bahwa hukum yang harus dibuat adalah hukum yang sesuai dengan
kesadaran hukum masyarakat. Mochtar Kusumaatmadja mengatakan bahwa
“hukum merupakan suatu alat untuk memelihara ketertiban dalam masyarakat.
Mengingat fungsinya sifat hukum pada dasarnya konservatif’’ artinya hukum
bersifat memelihara dan mempertahankan yang telah tercapai. Dalam
perkembangan berikutnya, konsep hukum pembangunan ini akhirnya diberi
nama oleh para muridnya dengan “Teori Hukum Pembangunan’’ atau lebih
dikenal dengan Madchab Unpad, Ada 2 aspek yang melatarbelakangi
kemunculan teori hukum ini yaitu: pertama ada asumsi bahwa hukum tidak
dapat berperan bahkan menghambat perubahan masyarakat, kedua dalam
kenyataan di masyarakat Indonesia telah terjadi perubahan alam pemikiran
masyarakat kea rah hukum modern. Oleh karena itu Mochtar kusumaadtmadja
mengemukakakn tujuan pokok hukum hukum adalah ketertiiban dan
tercapainya keadilan yang berbeda beda isi dan ukurannya, menurut masyarakat
dan jamannya. Lebih lanjut Mochtar Kusumaatmadja menyatakan bahwa
hukum diharapkan agar berfungsi lebih dari pada itu yakni sebagai sarana
pembaharuan masyarakat atau ‘law as a tool of social engeneering’’ atau sarana
pembangunan’’ yang melingkupi pokok pikiran sebagai yang mengatakan
bahwa hukum merupakan sarana pembaharuan masyarakat didasarkan kepada
anggapan bahwa adanya keteraturan atau ketertiban dalam usaha pembangunan
dan pembaharuan itu merupakan suatu yang diinginkan atau dipandang mutlak
perlu. Anggapan lain yang terkandung dalam konsepsi hukum sebagai sarana
pembaharuan adalah bahwa hukum dalam arti kaidah atau peraturan hukum
memang bias berfungsii sebagai alat(pengatur) atau sarana pembangunan
dalam arti penyalur arahh kegiatan manusia kea rah yang di kehendaki oleh
pembangunan dan pembaharuan.
Untuk memahamu pokok-pokok pandangan Mochtar Kusumaatmadja
terkait Teori hukum pembangunan maka ada beberapa poin penting yang perlu
diketahui yaitu:
1. Hukum adalah salah satu dari kaidah sosial (disamping kaidah
moral, agama, Susila, kesopanan, adat kebiasaan dan lain lain)
2. Hukum tidak hanya kompleks kaidah dan asas yang mengatur, tetapi
juga meliput Lembaga Lembaga dan proses yang diperlukan untuk
mewujudkan berlakunya hukum dalam kenyataan.
3. Tujuan pokok hukum adalah ketertiban yang merupakan syarat
fundamental bagi adanya suatu masyarakat yang teratur
4. Pembangunan harus dimaknai seluas-luasnya meliputi segala segi
kehidupan.
5. Hukum sebagau alat pembaharuan masyarakat.
6. Peranan hukum dalam pembangunan adaah untuk menjamin bahwa
perubahan itu terjadi dengan cara yang teratur.
Teori Sistem Hukum
Teori Sistem Hukum dadri Lawrence M Friedman memandang bahwa system
hukum terdiri dari 3 komponen yaitu :
1. Struktur hukum (legal structure)
2. Substansi hukum (legal substance)
3. Budaya hukum (legal culture)
Struktur hukum adalah kerangka, bagian yang tetap bertahan, bagian yang
memberikan semacam bentuk dan Batasan terhada keseluruhan instansi
instansi penegak hukum.Subtansi hukum adalah aturan-aturan, norma-
norma dan pola perilaku nyata manusia yang berada dalam sitem itu
termasuk prodik yang dihasilkan oleh orang yang berada di dalam

Anda mungkin juga menyukai