Kel.2 Komunikasi - Bayi Dan Anak Fix
Kel.2 Komunikasi - Bayi Dan Anak Fix
Kel.2 Komunikasi - Bayi Dan Anak Fix
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Komunikasi Pada
Bayi dan Anak” ini dengan baik.
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas
Komunikasi dalam mengembangkan dan meningkatkan nilai pengetahuan tentang
materi yang sedang dipelajari.
Dalam penyususnan makalah ini, penysusn mendapat banyak bantuan,
masukkan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui
kesempatan ini penyusun menyampaikan terimakasih kepada :
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi
perbaikan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami komunikasi pada bayi dan anak.
2. Mengetahui dan memahami bentuk-bentuk komunikasi bayi dan anak.
3. Mengetahui dan memahami bagaimana perkembangan komunikasi bayi
dan anak.
4. Mengetahui dan memahami penerapan komunikasi bayi dan anak.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Manusia melakukan komunikasi sepanjang rentang kehidupannya, yaitu
semenjak bayi dalam rahim ibu sampai lansia dan bahkan sampai menjelang ajal.
Sejak dalam kandungan bayi telah melakukan komunikasi dengan ibunya dan
orang-orang di sekitarnya. Komunikasi yang dilakukan bayi dalam kandungan
adalah komunikasi nonverbal berupa tendangan pada perut ibu, atau melakukan
pergerakan-pergerakan secara teratur pada waktu-waktu tertentu.
2
Tunjukkan bahwa kita ingin membina hubungan yang baik denganya dan
ibunya.
3
dirinya merupakan hal yang prinsip untuk diperhatikan dalam
berkomunikasi, tunjukkan ekspresi wajah yang bersahabat denganya,
jangan memotong pembicaraan saat ia sedang mengekspresikan perasaan
dan pikiranya, dan hindari perkataan yang menyinggung harga dirinya.
Kita harus menghormati privasinya dan beri dukungan pada apa yang telah
dicapainya secara positif dengan selalu memberikanya penguatan positif
(misalnya, memberi pujian).
1. Tangisan
Tangisan kelahiran bayi yang memecahkan kesunyian, membuat
sebaris senyum kesyukuran terpancar pada wajah seorang ibu. Tangisan
seorang bayi merupakan bentuk komunikasi dari seorang bayi kepada
orang dewasa dimana dengan tangisan itu, bayi dapat memberikan pesan
dan orang dewasa menangkap pesan yang diberikan sang bayi.
Pada awal kehidupan paska lahir, menangis merupakan salah satu
cara pertama yang dapat dilakukan bayi untuk berkomunikasi dengan
dunia luar. Melalui tangisan dia memberi tahu kebutuhannya seperti lapar,
dingin, panas, lelah, dan kebutuhan untuk diperhatikan. Bayi hanya akan
menangis bila ia merasa sakit atau tertekan. Bayi yang sehat dan normal
frekuensi tangisan menurun pada usia enam bulan karena keinginan dan
kebutuhan mereka cukup terpenuhi. Frekuensi tangis seharusnya menurun
sejalan dengan meningkatnya kemampuan bicara.
Perawat harus banyak berlatih mengenal macam – macam arti
tangisan bayi untuk memenuhi kebutuhannya dan mengajarkan kepada
ibu, karena ibu muda memerlukan bantuan ini.
4
Nilai celoteh :
a. Berceloteh adalah praktek verba sebagai dasar perkembangan
gerakan terlatih yang dikehendaki dalam bicara. Celoteh
mempercepat keterampilan berbicara.
b. Celoteh mendorong keinginan berkomunikasi dengan orang lain.
Berceloteh membantu bayi merasakan bahwa dia merupakan
kelompok sosial.
3. Isyarat
Yaitu gerakan anggota badan tertentu yang berfungsi sebagai
pengganti atau pelengkap bicara. Bahasa isyarat bayi dapat mempercepat
komunikasi dini pada anak.
Contoh :
a. Mendorong puting susu dari mulut artinya kenyang atau tidak lapar.
b. Tersenyum dan mengacungkan tangan yang berarti ingin digendong
c. Menggeliat, meronta, menangis pada saat ibu mengenakan pakaiannya
atau memandikannya. Hal ini berarti bayi tidak suka akan pembatasan
gerak.
4. Ungkapan emosional
Adalah melalui perubahan tubuh dan roman muka.
Contoh :
a. Tubuh yang mengejang atau gerakan – gerakan tangan atau kaki
disertai jeritan dan wajah tertawa adalah bentuk ekspresi kegembiraan
pada bayi.
b. Menegangkan badan, gerakan membanting tangan atau kaki, roman
muka tegang dan menangis adalah bentuk ungkapan marah atau tidak
suka.(Kemenkes,2013)
Pada Bayi
a. Merupakan ungkapan sayang pada bayi
b. Mengajak bicara bayi akan merangsang kinerja saraf otak dan
merangsang pendengaran untuk merangsang pada indra pendengaran
c. Membuat rasa nyaman pada bayi sehingga bayi tidak merasa diabaikan
dan merasa selalu diperhatikan.
d. Melatih bayi untuk mengucapkan kata-kata sederhana, sehingga
lambat laun bayi akan menirukanya
5
Pada Anak
a. Persiapan Fisik
Persiapan ini tergantung pada pertumbuhan dan perkembangan
anak, terutama dalam kematanganan mekanisme bicara. Pertumbuhan
organ-organ bicara yang kurang sempurna sangat mempengaruhi
kemampuan bicara anak.
b. Persiapan Mental
Tergantung pada kematangan otak ( asosiasi otak), yang
berkembang 1-18 bulan, saat yang tepat diajak bicara. Meskipun bayi tidak
bisa merespon dengan kata-kata, namun suara atau bicara yang kita
tunjukkan pada bayi akan menjadi stimulus bayi dan akan direspon dengan
bahasanya sendiri, misalnya dengan senyum atau tertawa.
c. Motivasi dan Tantangan
Ajaran dan dorongan bayi untuk mengucapkan dan apa yang bisa
diucapkan oleh bayi. Dalam hal ini perlu disadari bahwa yang diucapkan
bayi belum sempurna, mungkin yang keluar baru berupa suara-suara atau
kata-kata yang belum jelas sehingga butuh kesabaran dan ketelatenan
dalam mengajarkan bicara kepada bayi atau anak.
d. Model Untuk Ditiru
Salah satu faktor yang mempengaruhi kemapuan bicara adalah
stimulus suara. Ucapan-ucapan yang sering kita sampaikan kepada bayi
menjadi model yang bisa ditiru oleh bayi pada perkembangan bicara
selanjutnya. Dengan demikian ucapan yang kita sampaikan hendaknya
ucapan yang baik dan mendidik.
e. Bimbingan
Upaya untuk membantu ketrampilan bicara anak dapat dilakukan
dengan cara : menyediakan model yang baik, mengatakan dengan perlahan
dan jelas, serta membetulkan kesalahan yang diucapkan anak.
f. Kesempatan Praktek Atau Untuk Berlatih
Agar bayi atau anak dapat segera bicara, maka bayi perlu diajarkan
atau diberikan untuk meniru kata-kata yang sering kita ucapkan.
6
Teknik Verbal
a. Melalui orang atau pihak ketiga
Khususnya mengahadapi anak usia bayi dan todler, hindari
berkomunikasi secara langsung pada anak, melainkan gunakan pihak
ketiga yaitu dengan cara berbicara terlebih dahulu dengan orang tuanya
yang sedang berapa disampingnya, mengomentari pakaian yang sedang
dikenakanya. Hal ini pada dasarnya adalah untuk menanamkan rasa
percaya anak pada perawatan terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan
yang menjadi tujuan.
b. Bercerita sebagai alat komunikasi
Dengan bercerita kita bisa menyampaikan pesan tertentu pada anak
misalnya, bercerita tentang anak pintar dan saleh yang sedang sakit yang
mematuhi nasihat orang tua dan perawat sehingga diberi kesembuhan oleh
ALLAH Yang Maha Esa. Jadi, ini cerita harus disesuaikan dengan kondisi
anak dan pesan yang ingin kita sampaikan kepada anak. selama bercerita
gunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti anak. penggunaan
gambar-gambar yang menarik dan lucu saat bercerita akan membuat
penyampaian cerita lebih menarik bagi anak sehingga pesan yang ingin
disampaikan dapat diterima anak secara efektif.
c. Fasilitasi anak untuk berespons
Satu hal yang penting yang harus diingat, selama berkomunikasi
jangan menimbulkan kesan bahwa hanya kita yang dominan berbicara
pada anak, tetapi fasilitasi juga anak untuk berespons terhadap pesan yang
kita sampaikan. Dengarkan ungkapanya dengan baik, tetapi hati-hati
dalam merefleksikan ungkapan yang negatif. Misalnya, saat anak bicara,
“saya mau pulang, saya tidak suka tinggal di rumah sakit “. Untuk
merespons perkataan anak seperti ini katakan, “ tentu saja kamu akan
pulang jika... supaya kamu senang berada dirumah sakit bagaimana kalau
kita buat permainan yang lain setiap harinya. Suster akan merencanakanya
kalau kamu setuju.
d. Meminta anak untuk menyebutkan keinginanya
Untuk mengetahui apa yang sedang dikeluhkan anak, minta anak
untuk menyebutkan keinginanya. Katakan apabila suster menawarkan
pilihan keinginan, apa yang paling diinginkan anak saat itu. Keinginan
yang diungkapkanya akan meningkatkan perasaan dan pikirannya saat itu
sehingga dapat mengetahui masalah dan potensial yang dapat terjadi pada
anak.
7
e. Biblioterapi
Buku atau majalah dapat juga digunakan untuk membantu anak
mengekspresikan pikiran dan perasaanya. Bantu anak mengekspresikan
perasanya dengan menceritakan isi buku atau majalah. Untuk itu perawat
harus tahu terlebih dahulu isi dari buku atau majalah tersebut dan
simpulkan pesan yang ada didalamnya sebelum bercerita pada anak.
f. Pilihan pro dan kontra
Cara lain untuk mengetahui perasaan dan pikiran anak adalah
dengan mengajukan satu situasi, biarkan anak menyimak dengan baik,
kemudian mintalah anak untuk memulihkan hal yang positif dan negatif
memuat pendapatnya dari situasi tersebut.
g. Penggunaan skala peringkat
Skala peringkat digunakan untuk mengkaji kondisi tertentu,
misalnya mengkaji intensitas nyeri. Skala peringkat dapat berkisar antara 0
pada satu titik ekstrim dan 10 pada satu titik ekstrim lainya. Nilai tingkat
nyeri 1 sampai lima. Kemudian kita tentukan kondisi anak berada pada
angka berapa saat mengungkapkan perasaan sedih, nyeri, dan cemas
tersebut.
0 diartikan sebagai perasaan skala tidak nyeri
1-2 diartikan sebagai skala nyeri ringan
Lebih dari 3-7 diartikan sebagai skala nyeri sedang
Lebih dari 7- 9 diartikan nyeri yang sangat berat
Lebih dari 9-10 diartikan nyeri yang sangat hebat
8
c. Kontak mata, postur dan jarak fisik
Pembicaraan atau komunikasi akan teras lancar dan efektif jika kita
sejajar. Saat berkomunikasi dengan anak, sikap ini dapat dilakukan dengan
cara membungkuk atau merendahkan posisi kita sejajar dengan anak.
Dengan posisi sejajar akan memungkinkan kita dapat memungkinkan
kontak mata dengan anak dan mendengarkan secara jelas apa yang
dikomunikasikan anak.
d. Ungkapan marah
Anak mengungkapakan perasaan marahnya dan dengarkanlah
dengan baik dan penuh perhatian apa yang menyebabkan ia merasa
jengkel dan marah. Untuk memberikan ketenangan anak pada saat marah,
duduklah dekat dia, pegang tangannya atau pundaknya atau peluklah dia.
e. Sentuhan
Adalah kontak fisik yang dilakukan dengan cara memegang
sebagian tangan atau bagian tubuh anak misalnya pundak, usapan di
kepala, berjabat tangan atau pelukan, bertujuan untuk memberikan
perhatian dan penguatan terhadap komunikasi yang dilakukan antara anak
dan orang tua. (Kemenkes, 2013)
Di samping itu, yang perlu diperhatikan perawat saat berkomunikasi dengan anak
adalah menjaga intonasi şuara, pengalihan, kontak mata, sikap/postur tubuh, dan
menjaga jarak fisik, serta sentuhan.
"Hati-hati: Jangan sentuh anak dan hindari kontak fisik dengan anak jika mereka
belum mengenal Anda."
"Membina hubungan saling percaya pada anak dapat meningkatkan rasa aman
anak.”
9
2. Penerapan komunikasi pada kelompok todler (1-3 tahun) dan prasekolah
(3-6 tahun)
Pada usia ini, anak sudah mampu berkomunikasi secara verbal
maupun non verbal. Ciri khas kelompok ini adalah egosentris, dimana
mereka melihat segala sesuatu hanya berhubungan dengan dirinya sendiri
dan melihat segala sesuatu dengan sudut pandangnya sendiri.
Contoh penerapan komunikasi dalam perawatan :
a. Memberitahu apa yang terjadi pada diri anak
b. Memberikan kesempatan pada anak untuk menyentuh alat
pemeriksaan yang akan digunakan
c. Nada suara rendah dan bicara lambat. Jika tidak menjawab harus
diulang lebih jelas dengan pengarahan yang sederhana
d. Hindarkan sikap mendesak untuk dijawab seperti kata-kata “jawab
dong”
e. Mengalihkan aktifitas saat komunikasi misalnya dengan memberikan
mainan saat komunikasi
f. Menghindari konfrontasi langsung
g. Jangan sentuh anak tanpa disetujui dari anak
h. Bersalam dengan anak saat memulai interaksi, karena bersalaman
dengan anak merupakan cara untuk menghilangkan perasaan cemas
i. Mengajak anak menggambar, menulis atau bercerita untuk menggali
perasaan dan fikiran anak.
10
llustrasi Kasus:
A. PERSIAPAN
11
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KOMUNIKASI
Kondisi Pasien:
Pasien direncanakan terapi secara intra vena (IV line therapy) untuk
mempertahankan keseimbangan (balance) cairan dan pemberian Obat.
Diagnosis Keperawatan:
Rencana Keperawatan:
Tujuan:
SP Komunikasi
Fase Orientasi
Salam terapeutik : "Halo, sayang, selamat pagi. Saya Ibu Tri. Bolehkah
salaman sama adik?" (sambil memberikan alat permainan
untuk pengalihan)
Evaluasi dan validasi : "Adik cantik sekali, apa kabar? Mainannya bagus, apakah
adik suka?"
Kontrak : "Adik sementara tidur di sini, ya. Ditunggu ayah dan ibu.
Saya akan memasang alat ini ke tangan adik, dibantu oleh
ibu, boleh, kan? Sebentar saja, ya, supaya adik cepat
sembuh".
12
Fase Kerja (Tuliskan Kata-kata sesuai Tujuan dan Rencana yang Akan
Dicapai/Dilakukan)
Perawat : "Sudah siap? Ayo, kita mulai, ya. Boleh pinjam tangannya
sebentar? Dibersihkan dulu, ya. Sakit sedikit, ya, sayang. Apakah
adik merasakan sakit?"
Perawat :"Nah, sudah selesai alatnya dipasang. Sakit apa nggak? Untuk
sementara, alat ini biar nempel di tanganmu, ya. Adik adalah anak
hebat karena berani dipasang alat di tanganmu. Alat ini bisa
sebagai sarana untuk mempercepat kesembuhan adik sehingga adik
cepat bisa pulang dan sekolah kembali".
Perawat : "Baiklah, tugas saya sudah selesai. Adik boleh bermain sambil
tiduran di atas tempat tidur. Lebih baik tidak turun dari tempat tidur dulu, ya,
supaya segera bisa sembuh".
Fase Terminasi
Kontrak yang akan datang : "Tiga puluh menit lagi saya akan kembali untuk
melihat bahwa alat di tangan adik aman dan adik
tidak merasa kesakitan"
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada usia sekolah dan remaja, mereka telah mampu memahami komunikasi
melalui penjelasan sederhana. Orang tua harus bisa menjadi teman buat remaja,
ajak mereka diskusi jika remaja tampak mempunyai masalah. Gunakan teknik-
teknik komunikasi terapeutik. Kenalilah masalah remaja sedini mungkin dan
segera berikanlah bantuan jika remaja mengalami kesulitan.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kritik
dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sekalian sangat penulis
harapkan guna kesempurnaan makalah ini di masa mendatang.
14
DAFTAR PUSTAKA
15