Artikel Monev PDF
Artikel Monev PDF
Artikel Monev PDF
(oleh : Moerdiyanto)
Abstrak
Tujuan pembahasan teknik monitoring dan evaluasi (monev) ini adalah memberi
pemahaman tentang langkah-langkah persiapan, perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan
hasil evaluasi program. Hasil monev merupakan informasi berharga yang dapat dijadikan
pedoman bagi pimpinan untuk mengambil keputusan pengembangan organisasi yang
dipimpinnya.
Suatu organisasi haruslah dikelola secara profesional. Pengelolaan organisasi
dimulai dari sistem perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program sesuai visi, misi dan
tujuan yang telah ditetapkan. Namun demikian dalam kenyataannya, dewasa ini masih
banyak keputusan-keputusan dalam penyusunan perencanaan organisasi yang diambil
tidak berdasarkan informasi yang akurat. Artikel ini membahas tentang teknik
merancang, menyiapkan, melaksanakan dan melaporkan seluruh kegiatan monitoring dan
evaluasi.
Oleh karena itu sebelum seseorang melakukan monev, maka terlebih dahulu
mereka memiliki pemahaman, keterampilan, dan kemampuan melaksanakan tugas
sebagai evaluator pelaksanaan program. Di sisnilah diperlukan kemampuan menyusun
instrumen, mengumpulkan data, menganalisis data hingga menginterpretasihan hasil
analisis dan menyusun kesimpulan hasil analisis. Hasil analisis data monev ini menjadi
informasi yang berharga bagi pengambilan keputusan perencanaan program di masa
mendatang.
A. Pendahuluan
Monev yang dilakukan oleh petugas yang profesional, dan didukung dengan
instrumen yang baku akan dapat diperoleh data obyektif. Data obyektif yang dianalisis
dengan teknik yang tepat akan didapatkan informasi yang terpercaya untuk dasar
pengambilan keputusan manajemen. Sehingga keputusan yang diambil tepat untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Artikel ini memuat berbagai hal tentang pengetahuan monev, perencanaan dan
persiapan, serta pelaporan. Ruang lingkup dan sistimatika pembahasan ini dimulai dari
pertama, pendahuluan yaitu latar belakang, tujuan dan manfaat. Kedua, membicarakan
tentang pengetahuan monev yang membahas dari hakekat, prinsip, dan model-model
monev. Ketuga, memandu bagaimana merencanakan kegiatan monev, yaitu membahas
desain, ruang lingkup, penentuan model, instrumen, analisis data, sampai dengan
membuat kesimpulan dan rekomendasi. Sedangkan keempat, membahas bagaimana
membuat pelaporan dan desiminasi dari suatu kegiatan monev.
C. Hakekat Monev
Monev adalah kegiatan monitoring dan evaluasi yang ditujukan pada suatu
program yang sedang atau sudah berlangsung. Monitoring sendiri merupakan aktivitas
yang dilakukan pimpinan untuk melihat, memantau jalannya organisasi selama kegiatan
berlangsung, dan menilai ketercapaian tujuan, melihat factor pendukung dan penghambat
pelaksanaan program. Dalam monitoring (pemantauan) dikumpulkan data dan dianalisis,
hasil analisis diinterpretasikan dan dimaknakan sebagai masukan bagi pimpinan untuk
mengadakan perbaikan.
Dari beberapa definisi di atas, evaluasi program merupakan satu metode untuk
mengetahui dan menilai efektivitas suatu program dengan membandingkan kriteria yang
telah ditentukan atau tujuan yang ingin dicapai dengan hasil yang dicapai. Hasil yang
dicapai dalam bentuk informasi digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pembuatan
keputusan dan penentuan kebijakan. Jenis evaluasi yang akan digunakan sangat
tergantung dari tujuan yang ingin dicapai lembaga, tahapan program yang akan dievaluasi
dan jenis keputusan yang akan diambil. Dengan demikian Evaluasi Program adalah
proses untuk mengidentifikasi, mengumpulkan fakta, menganalisis data dan
menginterpretasikan, serta menyajikan informasi untuk pembuatan keputusan bagi
pimpinan. Evaluasi program dilaksanakan secara sistematik seiring dengan tahapan
(waktu pelaksanaan) program untuk mengetahui ketercapaian tujuan, dan memberikan
umpan balik untuk memperbaiki program.
Perbedaan antara monitoring dan evaluasi adalah monitoring dilakukan pada saat
program masih berjalan sedangkan evaluasi dapat dilakukan baik sewaktu program itu
masih berjalan ataupun program itu sudah selesai. Atau dapat juga bila dilihat dari
pelakunya, monitoring biasanya dilakukan oleh fihak internal sedangkan evaluasi
dilakukan oleh fihak internal maupun eksternal. Evaluasi dilaksanakan untuk
memperoleh fakta atau kebenaran dari suatu program beserta dampaknya, sedangkan
monitoring hanya melihat keterlaksanaan program, faktor pendukung, penghambatnya.
Bila dilihat secara keseluruhan, kegiatan monitoring dan evaluasi ditujukan untuk
pembinaan suatu program.
D. Prinsip-prinsip Monev
Pada pelaksanaannya, monev haruslah dilakukan dengan prinsip-prinsip seperti
berikut ini.
1. Berorientasi pada tujuan.
Monev hendaknya dilaksanakan mengacu pada tujuan yang ingin dicapai. Hasil
monev dipergunakan sebagai bahan untuk perbaikan atau peningkatan program pada
evaluasi formatif dan membuat jastifikasi dan akuntabilitas pada evaluasi sumatif.
2. Mengacu pada kriteria keberhasilan
Monev seharusnya dilaksanakan mengacu pada kriteria keberhasilan program
yang telah ditetapkan sebelumnya. Penentuan kriteria keberhasilan dilakukan bersama
antara para evaluator, para sponsor, pelaksana program (pimpinan dan staf), para pemakai
lulusan (konsumen), lembaga terkait (dimana peserta kegiatan bekerja).
3. Mengacu pada asas manfaat
Monev sudah seharusnya dilaksanakan dengan manfaat yang jelas. Manfaat
tersebut adalah berupa saran, masukan atau rekomendasi untuk perbaikan program
program yang dimonev atau program sejenis di masa mendatang.
4. Dilakukan secara obyektif
Monev harus dilaksanakan secara objektif. Petugas monev dari pihak eksternal
seharusnya bersifat independen, yaitu bebas dari pengaruh pihak pelaksana program.
Petugas monev internal harus bertindak objektif, yaitu melaporkan temuannya apa
adanya.
E. Model Monev
Evaluasi Program sebagai suatu system memiliki cakupan bidang social yang
sangat luas, dan memiliki banyak model. Suatu model evaluasi menunjukkan ciri khas
baik dari tujuan evaluasi, aspek yang dievaluasi, keluasan cakupan, tahapan evaluasi,
tahapan program yang akan dievaluasi, dan cara pendekatan.
Kaufman dan Thomas (1998) telah mengemukakan adanya 8 Model monitoring
dan Evaluasi Program seperti berikut ini.
1. Goal-oriented Evaluation Model (Model Evaluasi berorientasi Tujuan), oleh Tyler
Adalah model evaluasi yang paling awal, dikembangkan mulai tahun 1961,
memfokuskan pada pencapaian tujuan pendidikan "sejauh mana tujuan pembelajaran
yang telah ditentukan dapat tercapai. Indikator pencapaian tujuan ditunjukkan oleh
prestasi belajar siswa, kinerja guru, efektivitas PBM, kualitas layanan prima. Dalam
evaluasi program pendidikan, pengukuran dilakukan terhadap variable (indikator)
pendidikan, hasil pengukuran dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan sebelum
program dilaksanakan atau dengan criteria standar; hasil pengukuran dapat
menggambarkan berhasil atau tidaknya program pendidikan.
2. Pelaksanaan program
a. Kemampuan (kriteria) yg dimiliki pelaksana program
b. Keterlaksanaan: partisipasi personal dalam pelaksanaan program, bagaimana
kesesuaian jadwal dengan rencana, bagaimana pemanfaatan masukan, bagaimana
penyelenggaraan program, berapa prosen keterlaksanaan dari yang direncanakan.
c. Refleksi dan umpan balik
d. Jenis evaluasi yang diterapkan: monitoring, supervisi, evaluasi proses, evaluasi
formatif, evaluasi sumatif.
3. Hasil program
Hasil yg telah dicapai oleh peserta kegiatan (prosentase dari program
keseluruhan) pada saat program selesai dilakukan misalnya: penguasaan oleh peserta
sesuai kriteria, hasil yang dicapai sesuai tujuan, kualitas (prestasi belajar, keterampilan
karyawan), produktivitas, efektivitas program kegiatan, efisiensi penggunaan fasilitas dan
sumber dana.
4. Dampak program
a. Dampak yang direncanakan dari hasil program (intended effect) seperti perubahan
perilaku, tersalurnya lulusan, meningkatnya kinerja peserta pelatihan, kedisiplinan
meningkat setelah selesai pelatihan, perubahan perilaku disiplin meningkat,
meningkatnya animo masuk ke perguruan tinggi, keberhasilan karir
b. Dampak yang tidak direncanakan (unintended side effect) seperti terjadinya PHK
terhadap sejumlah karyawan, kesenjangan sosial di masyarakat, timbul stress di
kalangan mahasiswa, siswa, karyawan sebagai akibat dari kebijakan yang
diterapkan, dsb.
Dalam kegiatan monev proses pengumpulan data merupakan suatu hal yang
sangat penting. Pengumpulan data ini merupakan suatu kegiatan yang terkait dengan
keadaan real di lapangan (empiris). Hasil pengumpulan data ini digunakan untuk
penyimpulan pada kegiatan penelitian, termasuk di dalamnya monitoring dan evaluasi
(monev).
Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematis dan terstandarkan untuk
memperoleh data dalam suatu penelitian. Dalam pemilihan metode penelitian, selalu
tergantung pada permasalahan penelitian yang akan dipecahkan dan jenis data yang akan
dikumpulkan. Masalah penelitian menentukan jenis data yang diperlukan, dan jenis data
ini memandu pemilihan metode atau cara pengumpulan data. Pada monev metode
pengumpulan data yang digunakan adalah: survai, observasi, dokumentasi, wawancara,
dan isian singkat (angket terbuka).
1. Survai
Metode survai adalah cara pengumpulan data dimana responden menjawab pertanyaan
(kuesioner) yang telah disusun sebelumnya, dengan menggunakan alat yang berupa daftar
pertanyaan atau kuesioner. Dengan metode ini dapat dikumpulkan data yang baanyak
dalam relative cepat.
a. Angket Tertutup
Angket jenis ini terdiri dari sejumlah butir pertanyaan yang menghendaki jawaban
pendek, dengan alternative jawaban 2 atau lebih. Alernatif berupa jawaban dalam bentuk
YA atau TIDAK, a,b,c,d,e, atau 1,2,3,4…..dan seterusnya. Alternatif jawaban
menunjukan skala nominal sehingga angka-angka pada alternative jawaban merupakan
kode. Antara butir pertanyaan yang satu dengan yang lain dalam satu ubahan jumlah
alternatif jawaban tidak harus sama. Angket ini disebut juga angket terbatas, karena
jawaban responden berpola jawaban ya atau tidak, atau memberi tanda silang (X) atau
tanda chek (V) atau memberi tanda lingkaran (0) pada pilihan alternative yang telah
disediakan. Untuk mendapatkan informasi yang obyektif sebaiknya diberikan satu
alternative jawaban tambahan, jika diperkirakan ada informasi yang belum tercakup pada
alternative jawaban.
b. Angket Terbuka
Angket ini disebut angket tidak terbatas, karena menghendaki jawaban bebas
dengan menggunakan kalimat atau kata-kata responden sendiri. Jawaban responden
sangat bervariasi karena tidak ada aturan atau rambu-rambu dalam butir pertanyaan,
sangat tergantung dari pendidikan dan pengalaman responden, dan membutuhkan waktu
yang relative lebih lama dari pada angket tertutup. Angket jenis ini diperlukan pada
pertemuan survey untuk menentukan kebijakan yang harus diambil, seperti misalnya
dalam menerapkan aturan baru tentang pajak, atau melaksanakan pembangunan
pemukiman, dan sebagainya.
Contoh :
2. Observasi
Tingkat pendidikan dan pengalaman observer akan menentukan jumlah dan kualitas
informasi yang diperoleh dalam pengamatan. Beberapa hal yang perlu diketahui oleh
seorang observer :
Kelebihan dari metode ini adalah peneliti dapat mengamati secara langsung
realitas yang terjadi, sehingga dapat memperoleh informasi yang mendalam. Namun
metode ini kurang dapat mengamati suatu fenomena yang lingkupnya lebih luas, terkait
dengan keterbatasan pengamat. Kemampuan pengamat juga sangat menentukan kualitas
data yang diperoleh. Kekurangan ini dapat diatasi dengan membuat lembar observasi dan
criteria yang rinci. Jika pengamat lebih dari seorang, perlu ada penyamaan pandangan
tentang objek yang diamati sehingga ada kesamaan criteria pengamatan.
3. Wawancara
Wawancara (interview) merupakan proses untuk memperleh data dalam suatu
penelitian dengan mengadakan tanya-jawab antara peneliti dengan responden dengan
bertatapmuka langsung. Wawancara terjadi jika ada interaksi antara pewawancara dengan
responden. Keberhasilan pelaksanaan wawancara ini tergantung pada proses interaksi
yang terjadi. Unsur yang menentukan proses interaksi ini adalah wawasan dan pengertian
(insight) yang dimiliki oleh pewawancara.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi terjadinya interaksi antara pewawancara
dan responden adalah situasi wawancara dan isi pertanyaan yang ditanyakan. Isi
pertanyaan yang ditanyakan merupakan factor yang dapat mempengaruhi situasi
wawancara, juga dapat berpengaruh pada kenyamanan pewawancara dan responden.
Terkait dengan hal ini, diperlukan suatu keterampilan yang dapat menciptakan situasi
yang kondusif agar dapat menggugah responden untuk mengungkapkan keadaan yang
sebenarnya, sebagai data yang diinginkan dalam penelitian.
Karakteristik social pewawancara dan responden merupakan factor yang penting
dalam wawancara. Penampilan dari pewawancara, latar belakang pewawancara bisa
menunjang atau menghambat pelaksanaan wawancara. Keadaan sosial, sikap, kesehatan
dan latar belakang responden juga mempengaruhi interaksi yang terjadi. Keterampilan
pewawancara ataupun tingkahlakunya dapat menyebabkan responden menjawab dengan
lancar ataupun sebaliknya. Sukar-mudahnya pertanyaan sebaiknya disesuaikan dengan
kemampuan responden dalam menangkap dan menjawab pertanyaan, termasuk pemilihan
bahasa yang digunakan. Pewawancara harus dapat membuat pertanyaan dan situasi yang
mendukung sehingga responden bergairah untuk menjawab pertanyaan dan memberikan
keterangan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Metode pengumpulan data dengan wawancara memiliki kelebihan dan
kekurangan. Pewawancara dapat melakukan improvisasi untuk memperoleh jawaban
lebih detail dan menggali jawaban lebih mendalam. Pengumpulan dengan cara ini dapat
digunakan untuk memperoleh data dari semua lapisan masyarakat, mulai dari yang buta
huruf sampai yang berpendidikan tinggi. Namun, dapat juga karena terlalu mendalam
data yang diperoleh, akan menjadi agak jauh dari tujuan penelitian yang utama. Perolehan
data dan ketepatan data sangat tergantung pada keterampilan pewawancara. Jika
kemampuan pewawancara baik, akan dapat menciptakan situasi dan kondisi sehingga
responden mau mengungkapkan data seperti yang diinginkan.
Dalam pengumpulan data dengan wawancara, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan agar dapat memperoleh data sesuai dengan tujuan penelitian, yakni :
1. membuat panduan wawancara agar pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan
kepada responden tidak ada yang terlewatkan atau jika berimprovisasi tidak
melenceng terlalu jauh. Dalam menyusun pertanyaan-pertanyaannya, perlu
diperhatikan agar pemilihan kata-katanya tidak terlalu sulit, menghindari
pertanyaan yang umum sekali, menghidari pertanyaan yang memiliki makna
ganda (ambiguous), menghindarkan pertanyaan yang mengandung sugesti,
membuat pertanyaan tidak langsung (sekiranya peranyaan tersebut akan
mempermalukan responden), dan menghindari pertanyaan yang perlu kemampuan
mengingat sesuatu.
2. memperhatikan situasi dan waktu yang tepat, disesuaikan dengan kesempatan
yang dimiliki oleh responden. Tempat wawancara haruslah merupakan tempat
yang dapat diterima responden dan diterima oleh masyarakat sekelilingnya.
Waktu untuk wawancara perlu dipilih, sehingga tidak mengganggu pekerjaan
responden, dan juga tidak terlalu menyita waktu responden.
3. Penampilan pewawancara disesuaikan dengan keadaan responden.
4. Pewawancara perlu bersikap netral terhadap semua jawaban.
4. Dokumentasi
37.39%
62.61%
Ha = 2,5% Ha = 2,5%
H0 = 95%
Ha = 5%
H0 = 95%
J. Hasil Analisis
Hasil analisis data monev ditentukan oleh data yang ada. Jika data hanya berasal
dari satu kelompok responden, misalnya Kepala Sekolah, maka hasil analisis data
merupakan rangkuman informasi yang diperoleh dari Kepala Sekolah. Jika data berasal
dari banyak kelompok responden, maka hasil analisis menjadi lebih banyak. Hasil
analisis tersebut dapat berupa rangkuman informasi dari setiap kelompok responden,
kemudian dilengkapi dengan rangkuman gabungan dari semua kelompok responden.
Hasil analisis data juga ditentukan oleh tujuan monev. Kalau tujuannya untuk
menilai keberhasilan, mencari hambatan pelaksanaan, dan mengetahui cara mengatasi
hambatan pelaksanaan program maka hasil analisis data juga harus mengarah ke sana.
Kalau tujuan monev ada keinginan untuk menjaring saran masukan untuk perbaikan
pelaksanaan program ke depan, maka hasil analisis juga harus dapat memperlihatkan
saran masukan dari responden. Kalau tujuan monev untuk menguji hipotesis, maka hasil
analisis juga harus bisa menampilkan pengujian hipotesis. Pendek kata, hasil analisis
harus sesuai dengan tujuan monev.
Tetapi kebanyakan monev menggunakan analisis data yang sederhana.
Kebanyakan data monev dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif sederhana.
Menghitung rata-rata penilaian responden terhadap keberhasilan program dan
mengkonversi rata-rata tersebut kedalam kategori keberhasilan program sudah cukup.
Menampilkan rata-rata keberhasilan untuk setiap aspek program juga cukup efektif untuk
melihat aspek mana yang lemah dan perlu dikuatkan untuk perbaikan pelaksanaan. Untuk
analisis kualitatifnya, merangkum jawaban responden berdasarkan kategori atau
pertanyaan yang ada. Untuk memperoleh hasil analisis yang diinginkan, program
komputer dapat dimanfaatkan.
1. Menyusun kesimpulan
Kesimpulan disusun dengan memperhatikan Model Evaluasi yang dipakai, Goal-
oriented Evaluation Model (Model Evaluasi berorientasi Tujuan) dari Tyler, Goal-free
Evaluation Model (Model Evaluasi Bebas Tujuan) dari Scriven, Formatif-summatif
Evaluation Model dari Scriven, Countenance Evaluation Model (Model Evaluasi) dari
Stake, CIPP Evaluation Model (Model Evaluation CIPP) dari Stufflebeam, atau
Discrepancy Evaluation Model (DEM) dari Provus. Pada Monev pelaksanaan program
Direktorat Pembinaan SMK ini digunakan Model CIPO (Context Input Proses Output).
Cakupan kesimpulan disusun sesuai dengan cakupan CIPO. Context meliputi
kesesuaian tujuan dan isi program dengan lingkungan SMK, dukungan masyarakat
terhadap program kegiatan yang akan dievaluasi dan sejenisnya. Input terkait dengan
kemampuan SMK pelaksana program, meliputi manajemen, SDM, peserta didik dan
sejenisnya. Proses meliputi bagaimana program dilaksanakan, partisipasi warga sekolah,
kesesuaian kegiatan dengan rencana, dan pemanfaatan sumber. Output meliputi seberapa
jauh pencapaian hasil pada saat program selesai dilakukan berdasarkan kriteria yang
sudah ditetapkan, seperti prestasi belajar (kompetensi lulusan), produktivitas, efektivitas
program, efisiensi penggunaan fasilitas dan sumber dana, serta dampak yang diharapkan
dari program (intended effect) seperti serapan lulusan, meningkatnya animo, dan
meningkatnya kinerja SDM.
Inti kesimpulan adalah justifikasi seberapa jauh program menunjang pencapaian
kebutuhan kelompok sasaran. Kesimpulan harus akurat, objektif, terterima dan dapat
dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu harus disusun berdasarkan data terkumpul,
lengkap, dan valid serta mengacu pada kriteria yang sudah ditetapkan.
2. Menyusun rekomendasi
Rekomendasi merupakan ujung dari kegiatan evaluasi dan memberi peluang kepada
evaluator untuk memasukkan formulasi gagasan dan pemikiran untuk perbaikan program
berdasarkan data terkumpul. Lebih dari itu, rekomendasi merupakan komponen yang
paling banyak dilihat oleh pengembang program. Rekomendasi memuat tindakan yang
harus dilakukan oleh pembuat keputusan, oleh karena itu harus disusun secara cermat
dalam suatu sesi diskusi yang dialokasikan khusus untuk penyusunan rekomendasi.
Diskusi penyusunan rekomendasi sebaiknya juga melibatkan berbagai personil kunci
terkait supaya menghasilkan rekomendasi yang layak dan dapat dilaksanakan (fisibel and
applicabel) serta mencakup semua aspek. Supaya tidak ada aspek yang terlewatkan,
alternatif atau buti-butir rekomendasi harus sudah diidentifikasi sejak awal dan dilakukan
sepanjang kegiatan proses evaluasi namun yang diajukan sebagai rekomendasi hanya
butir-butir yang didukung oleh data akurat dan valid.
b. Penulisan Laporan.
Perhatian utama dalam proses penulisan laporan adalah bagaimana cara penyajian
laporan yang efektif. Pada tahap ini tugas pemonev adalah menyusun seluruh bagian
monevnya menjadi satu kesatuan yang saling berkaitan secara logis sehingga mudah
diikuti dan dipahami oleh pembacanya. Oleh karena itu maka pelaporan disusun dengan
bahasa baku dan kalimat yang mudah dipahami para pembacanya.
c. Desiminasi hasil
Hasil monitoring dan evaluasi yang telah disusun olel tim pengembang terlebih
dahulu didesiminasikan kepada para pihak yang berkepentingan terhadap temuan monev.
Pihak-pihak tersebut disebut sebagai stakeholder seperti misalnya direktorat-direktorat di
bawah Ditjen mandikdasmen, balitbang diknas, kepala dinas pendidikan
propinsi/kabupaten/kota, pemerhati pendidikan, dan pihak perguruan tinggi. Pada
kegiatan desiminasi tersebut disampaikan berbagai temuan baik yang positif maupun
negatif untuk mendapatkan masukan, komentar, perbaikan dan dukungan bagi pengambil
kebijakan untuk tindak lanjutnya.
K. Kesimpulan
Monitoring dan evaluasi program merupakan kegiatan alat penting untuk
mengukur kinerja pelaksanaan program. Pengukuran kinerja pelaksanaan program
melalui monev dapat memperoleh hasil maksimal jika instrumen yang dipakai baik dan
orang yang melaksanakan monev juga mahir. Oleh karena itu sebelum seseorang
melakukan monev, maka terlebih dahulu mereka memiliki pemahaman, keterampilan,
dan kemampuan melaksanakan tugas sebagai evaluator pelaksanaan program. Di sisnilah
diperlukan pelatihan monev, dimulai dari kemampuan menyusun instrumen,
mengumpulkan data, menganalisis data hingga menginterpretasihan hasil analisis dan
menyusun kesimpulan. Kesimpulan atas pelaksanaan program itulah merupakan
informasi yang sangat penting sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pimpinan
untuk mengembangkan program di masa yang akan datang. Adapun desain monev yang
efektif nampak pada bagan berikut ini.
Desain Kegiatan Monitoring Dan Evaluasi Program
Keterangan:
1
7. Menyempurnakan instrumen
6
8. Instrumen siap pakai
11
12
13
14
15
Biodata Penulis
Moerdiyanto, lahir di Kulon Progo, 7 Mei 1958. Lulus dari jurusan Ekonomi
Perusahaan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial IKIP Yogyakarta tahun 1982.
Lulus Program Akta-V Bidang Ekonomi tahun 1985 di Universitas Terbuka Jakarta.
Lulus dari Jurusan Penelitian dan Evaluasi Pendidikan IKIP Jakarta tahun 1994. Lulus
Program Penyetaraan Manajemen Keuangan dari Magister Sain UGM tahun 1998. Lulus
Program Doktor Ekonomi UII Yogyakarta pada tahun 2009. Jabatan terakhir adalah
Lektor Kepala pada bidang Manajemen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas
negeri Yogyakarta.