Makalah Destilasi Minyak Atsiri
Makalah Destilasi Minyak Atsiri
Makalah Destilasi Minyak Atsiri
Disusun Oleh :
DISUSUN OLEH :
Kelas : Regular 2a
Dosen Pembimbing :
1. Mindawarnis S,Si. Apt. M.Kes
2. Ade Agustianingsih, Amf, S.Farm, Apt
3. Eddy Sutikno, Amf
Puji dan syukur kami hanturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya saya dapat menyusun makalah yang berjudul “Destilasi Minyak Atsiri”
yang bertujuan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Fitokimia yang mana makalah
ini ditujukan sebagai pedoman praktikum Fitokimia.
Penyuusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulan........................................................................................ 10
3.2 Saran.................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
Minyak atsiri adalah minyak mudah menguap atau minyak terbang, merupakan
campuran dari senyawa yang berwujud cairan yang diperoleh dari bagian tanaman, akar,
kulit, batang, daun, buah, biji, maupun dari bunga dengan cara penyulingan (Hardjono,
2004). Tanaman penghasil minyak atsiri di Indonesia tercatat sebanyak kurang lebih 45 jenis
tanaman (Mulyadi, 2008). Salah satu jenis tanaman penghasil minyak atsiri yang berada di
Indonesia adalah Nigella Sativa L (DEPKES RI, 1979). Nigella Sativa L. atau yang biasa
disebut jinten hitam, jinten ireng, black cumin, merupakan tanaman asli dari Eropa Selatan
yang mempunyai beragam kandungan. Tanaman ini tumbuh di berbagai belahan dunia tetapi
paling banyak ditemukan di daerah Timur Tengah, Asia dan Afrika (Heyne, 1987).
Kandungan kimia yang ada pada biji tanaman jinten hitam adalah minyak atsiri, minyak
lemak, saponin, melantin, nigellein, zat samak, nigellon, thymoquinon, dithymoquinone,
thymohydroquinone, thymol, dan komponen gizi seperti karbohidrat, lemak, vitamin, unsur-
unsur mineral, protein, asam amino esensial, monosakarida dalam bentuk glukosa, rhamnosa,
xylose, dan arabinose (Mukhalad et al., 2009).
Tanaman jinten hitam mempunyai banyak manfaat bagi dunia pengobatan. Secara
historis, biji jinten hitam telah digunakan di era Mesir kuno dan diresepkan oleh dokter
Yunani untuk mengobati sakit kepala, hidung tersumbat, sakit gigi, cacing usus, diuretik dan
untuk meningkatkan produksi susu (Goreja, 2003). Aktifitas biologi biji jinten hitam adalah
antibakteri (Ferdous et al., 1992), antioksidan (Burits and Bucar, 2000), antitumor (David et
al., 1998), anti inflamasi (Mutabagani and El-Mahdy, 1997), sitotoksik dan imunostimulan
(Swamy and Tan, 2000). Aktivitas farmakologi jinten hitam sebagian besar disumbangkan
oleh thymoquinone (Mozaffari et al., 2000). Thymoquinone merupakan senyawa non 2 polar
yang terdapat dalam minyak atsiri jinten hitam. Penelitian El-Taher et al (1993) menyatakan
bahwa kandungan minyak atsiri dalam biji jinten hitam adalah 0,40-0,45% dengan
kandungan thymoquinone mencapai 27,8% dan kandungan monoterpen lain sebesar 46%
seperti p-simen dan α-pinen. Penelitian lain menyebutkan kandungan thymoquinone dalam
minyak atsiri jinten hitam sekitar 1,65% (Claudia et al, 2010).
Banyaknya manfaat yang diperoleh dari tanaman jinten hitam menjadikan nya sebagai
alternatif pengobatan herbal yang populer bagi masyarakat di Indonesia. Simplisia biji jinten
hitam bisa didapat dari berbagai belahan dunia termasuk dari India dan Indonesia, tetapi
yang paling populer digunakan adalah jinten hitam yang berasal dari Habasyah dengan harga
yang relatif lebih mahal dibanding dari daerah lain. Perbandingan minyak atsiri jinten hitam
dari berbagai daerah berdasarkan kelengkapan profil metabolitnya belum ditemukan.
Penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai metabolit minyak atsiri
jinten hitam dari daerah Habasyah, India, dan Indonesia yang berhubungan dengan mutu
minyak atsiri jinten hitam yang diperoleh dari destilasi uap dan air dengan metode GC-MS
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasar uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
5
BAB II
PEMBAHASAN
Minyak Atsiri, atau dikenal juga sebagai Minyak Eteris (Aetheric Oil),
Minyak Esensial, Minyak Terbang, serta Minyak Aromatik, adalah kelompok besar
minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah
menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Minyak Atsiri merupakan bahan
dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami
(Rusli,2010).
Kata essential oil diambil dari kata quintessence, yang berarti bagian
penting atau perwujudan murni dari suatu material, dan pada konteks ini ditujukan
pada aroma atau essence yang dikeluarkan oleh beberapa tumbuhan (misalnya
rempah-rempah, daun-daunan dan bunga).
Kata volatile oil adalah istilah kata yang lebih jelas dan akurat secara teknis
untuk mendeskripsikan essential oil, dengan pengertian bahwa volatile oil yang
secara harfiah berarti minyak terbang atau minyak yang menguap, dapat dilepaskan
dari bahannya dengan bantuan dididihkan dalam air atau dengan mentransmisikan
uap melalui minyak yang terdapat didalam bahan bakunya.
Minyak atsiri adalah minyak yang dihasilkan dari jaringan tanaman tertentu,
seperti akar, batang, kulit, bunga, daun, biji dan rimpang. Minyak ini bersifat
mudah menguap pada suhu kamar (250C) tanpa mengalami dekomposisi dan berbau
wangi sesuai dengan tanaman penghasilnya, serta umumnya larut dalam pelarut
organik tetapi tidak larut dalam air (Gunther, 1990).
Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain
itu, susunan senyawa komponennya kuat memengaruhi saraf manusia (terutama
dihidung) sehingga seringkali memberikan efek psikologis tertentu. Setiap senyawa
penyusun memiliki efek tersendiri, dan campurannya dapat menghasilkan rasa yang
6
berbeda. Karena pengaruh psikologis ini, minyak atsiri merupakan komponen
penting dalam aromaterapi.
Tanaman jinten hitam (Nigella sativa L.) secara keseluruhan tampak seperti segitiga,
bijinya berwarna hitam, beraroma sangat menyengat dan rasanya pahit. Nigella sativa
adalah tumbuhan biseksual yang artinya dapat mengembangbiakkan dirinya sendiri dengan
membentuk kapsul buah yang mengandung biji. Saat kapsul buah matang dan membuka,
biji yang ada di dalamnya akan mengudara dan berubah menjadi hitam sehingga disebut
Biji Hitam (Schleicher dan Saleh, 1998). Biji jinten hitam agak keras, bentuk limas ganda
dengan kedua ujungnya meruncing, limas yang satu lebih pendek dari yang lain, bersudut
3-4, panjang 1,5 mm sampai 2 mm, lebar lebih kurang 1 mm, permukaan luar berwarna
hitam kecoklatan, hitam kelabu sampai hitam, berbintik bintik, kasar, berkerut,
kadangkadang dengan beberapa rusuk membujur atau melintang. Pada penampang
melintang biji terlihat kulit biji berwarna hitam kecoklatan sampai hitam, endosperm
berwarna kuning kemerahan, kelabu, atau kelabu kehitaman (Depkes RI, 1979).
Biji jinten hitam agak keras, bentuk limas ganda dengan kedua ujungnya meruncing,
limas yang satu lebih pendek dari yang lain, bersudut 3-4, panjang 1,5 mm sampai 2 mm,
lebar lebih kurang 1 mm, permukaan luar berwarna hitam kecoklatan, hitam kelabu sampai
hitam, berbintik bintik, kasar, berkerut, kadangkadang dengan beberapa rusuk membujur
atau melintang. Pada penampang melintang biji terlihat kulit biji berwarna hitam
kecoklatan sampai hitam, endosperm berwarna kuning kemerahan, kelabu, atau kelabu
kehitaman (Depkes RI, 1979).
Kandungan kimia yang ada pada biji tanaman jinten hitam adalah minyak atsiri,
minyak lemak, saponin, melantin, nigellein, zat samak, nigellon, timoquinone,
dithymoquinone, thymohydroquinone, thymol. Komponen gizi seperti karbohidrat, lemak,
vitamin, unsur-unsur mineral, dan protein, termasuk delapan dari sembilan asam amino
esensial, monosakarida dalam bentuk glukosa, rhamnosa, xylose, dan arabinose juga
ditemukan dalam biji jinten hitam (Mukhalad et al., 2009). Kandungan minyak atsiri dalam
biji jinten hitam adalah 0,4-0,45% (El-taher, 1993). Penelitian mengenai kandungam
7
metabolit dalam minyak atsiri jinten hitam yang berasal dari Iran dan Tunisia telah
dilakukaan ( Tabel 1 ). Nickavar et al (2003) menyatakan jinten hitam yang berasal dari
Iran menunjukan adanya 4 komponen major yaitu trans-anetol (38,3%), p-simen (14,8%),
limonen (4,3%), and karvon (4,0%), sedangkan thymoquinone yang ada dalam minyak
atsiri jinten hitam yang berasal dari Iran hanya 0,6% . Claudia et al (2010) menyatakan
jinten hitam dari tunisia menunjukan adanya 4 senyawa mayor yaitu p-simen (43,58%), α-
pinen (13,75%), terpinolen (9,08%), dan terpinen-4ol (4,25%), sedangkan thymoquinon
nya sebanyak 1,65%. Penelitian kandungan metabolit jinten hitam dari Indonesia belum
dilaporkan.
8
4. Minyak Atsiri Eter Fenolik
Minyak adas merupakan minyak atsiri eter fenol. Minyak adas berasal
dari hasil penyulingan buah Pimpinella anisum atau dari Foeniculum vulgare
(famili Apiaceae atau Umbelliferae). Minyak yang dihasilkan, terutama tersusun
oleh komponen-komponen terpenoid seperti anetol, sineol, pinena dan
felandrena.
5. Minyak Atsiri oksida
Minyak kayu putih merupakan minyak atsiri oksida. Diperoleh dari
isolasi daun Melaleuca leucadendon L (famili Myrtaceae). Komponen penyusun
minyak atsiri kayu putih paling utama adalah sineol (85%).
Lampiran
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Minyak atsiri (minyak menguap = volatile oil) adalah jenis minyak yang
berasal dari bahan nabati, bersifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa
mengalami peruraian dan apabila dibiarkan terbuka dan memiliki bau seperti
tanaman asalnya (khas).
Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain
itu susunan senyawa komponennya kuat memengaruhi saraf manusia (terutama di
hidung)sehingga sering sekali memberikan efek psikologi tertentu.
Minyak atsiri merupakan senyawa yang penting sebagai dasar wewangian
alat dan juga untuk rempah-rempah serta sebagai cita rasa dalam industri makanan.
Pada industri minuman beralkohol bermanfaat dalam pembuatan butter, cordials,
rums, vermouths, whiskies, wines, dan sebagainya.
3.2 Saran
Saya merasa dalam penyajian makalah ini masih banyak sangat kekurangan
dan kelemahan maka dari itu sudi kiranya Bapak / Ibu dosen pembimbing
memberikan kritikan atau saran, yang nantinya akan berguna untuk memperbaiki
hasil makalah ini dan bermanfaat bagi kita semua dimasa ynag akan datang.
10
Daftar Pustaka
Materia Medika Indonesia, Jilid II. Ditjen POM, Jakarta. Farrel, K.T. 1990.
Spice, Condiments and Seasoning. The AVI Book Published by Van Nostrand
Rusli, M.S. 2010. Sukses Memproduksi Minyak Atsiri. Agromedia Pustaka. Jakarta
Surahman dan Murti Herawati. 2001. Farmakognosi jilid II. Jakarta : Departemen
Kesehatan
Widyastuti, kiki dkk. 2001. Farmakognosi jilid I. Jakarta : Departemen kesehatan
11