0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
590 tayangan11 halaman

Laporan Praktikkum Kimia

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 11

Laporan Praktikkum Kimia

pH Larutan Asam Basa

Nama Kelompok : 1. Ahmad Syafiq Rofi’i (03)


2. Lois Yelisa Antonius (19)
3. Siti Sulistyorini (29)
4. Yohana Selviana (31)
Kelas : XI MIPA 3

SMA NEGERI 1 REMBANG


TAHUN PELAJARAN 2019/2020
A. Judul
pH larutan asam basa
B. Tujuan
Memperkirakan pH dengan beberapa indikator

C. Dasar Teori
Asam dan basa adalah zat kimia yang memiliki sifat-sifat yang dapat membantu kita
untuk membedakannya. Asam dan basa dapat dibedakan menggunakan zat tertentu yang
disebut indikator atau dengan menggunakan alat khusus
Asam adalah suatu zat yang jika dilarutkan ke dalam air akan menghasil kan ion H+.
Basa adalah suatu senyawa yang di dalam air (larutan) akan menghasilkan ion OH- .
Indikator asam basa adalah salah satu zat yang dapat membedakan warna pada larutan asam
dan basa.
Asam memiliki pH < 7
Basa memiliki pH > 7
Netral memiliki pH = 7
Melalui perbedaan warna inilah kita dapat memperkirankan kisaran pH suatu larutan.
Trayek perubahan warna adalah batasan pH dimana terjadi perubahan warna indikator.
Untuk mengetahui nilai pH suatu larutan dapat digunakan pH meter atau indikator.
Indikator yang umum digunakan dalam pengujian larutan asam dan basa adalah kertas
lakmus. Kertas lakmus terdiri dari kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. Indikator
asam basa selain kertas lakmus adalah BTB, metil jingga, metil merah dan PP.

A. Penentuan pH Larutan

Konsentrasi ion [H+] dalam suatu larutan encer umumnya sangat rendah tetapi sangat
menentukan sifat – sifat dari larutan terutama, larutan dalam air. Menurut Sorensen , Ph
merupakan fungsi logaritma negatif dari konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dan
dirumuskan sebagai berikut :

pH = – log [H+]

Dengan analogi yang sama untuk menentukan harga konsentrasi OH- dalam larutan dapat
digunakan rumusan harga Poh:

pOH = – log [OH-]

Dalam keadaan kesetimbangan air terdapat tetapankesetimbangan :

Kw = [H+] [OH-]

Jadi dengan menggunaan konsep – log = p ,maka :

- Log Kw = – log [H+] [OH-]


- Log Kw ={ – log [H+]} + {- log [OH-]}

pKw = pH + Poh

B. pH

Ph adalah suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman suatu
larutan. Larutan asam mempunyai pH lebih kecil dari 7, larutan basa mempunyai pH lebih
besar dari 7, sedangkan larutan netral mempunyai pH= 7.

C. Asam dan Basa

Asam adalah suatu bahan yang apabila dilarutkan di dalam air, menghasilkan ion H+ (ion
hidrogen). Basa adalah suatu bahan yang apabila dilarutkan di dalam air, menghasilkan ion
OH- (ion hidroksida).

Beberapa sifat asam yang dapat diamati di sekeliling kita, antara lain :

1. Berasa masam

2. Terasa sangat pedih bila terkena kulit (korosif)

3. Bereaksi dengan logam-logam, menghasilkan gas hidrogen

4. Bereaksi dengan kertas lakmus dan mengubah lakmus biru menjadi merah

Beberapa sifat basa yang dapat diamati di sekeliling kita, antara lain :

1. Berasa

2. Terasa licin di kulit

3. Bereaksi dengan kertas lakmus dan mengubah lakmus merah menjadi biru

4. Bereaksi dengan asam menghasilkan garam dan air

D. Indikator

Indikator adalah zat yang mengalami perubahan warna karena keberadaan asam atau basa.
Para kimiawan memiliki banyak indikator yang akan berubah pada perubahan kecil pH.

1. Kertas Lakmus

Sifat asam atau basa suatu larutan dapat juga diidentifikasi menggunakan kertas lakmus. Ada
dua jenis kertas lakmus yaitu:

a. Kertas lakmus warna biru. Di dalam larutan asam, warna kertas berubah
menjadi merah, sedangkan di dalam larutan netral atau basa, warna kertas
tidak berubah (tetap biru).
b. Kertas lakmus warna merah. Di dalam larutan basa, warna kertas berubah
menjadi biru, sedangkan di dalam larutan netral atau asam, warna kertas tidak
berubah (tetap merah).
2. Fenolftalein

Fenolftalein merupakan indikator lain yang biasa digunakan. Hingga beberapa tahun yang
lalu, fenolftalein digunakan sebagai zat aktif pada obat pencahar. Fenolftalein jernih dan
tidak berwarna di dalam larutan asam dan akan berwarna merah muda di dalam larutan basa.
Indikator ini biasanya digunakan dalam proses titrasi, yaitu proses penentuan konsentrasi
asam atau basa yang tidak diketahui berdasarkan reaksi dengan basa atau asam yang telah
diketahui konsentrasinya.

Indikator Phenol phtalein dibuat dengan cara kondensasi anhidrida ftalein (asam ftalat)
dengan fenol. Trayek pH 8,2 – 10,0 dengan warna asam yang tidak berwarna dan berwarna
merah muda dalam larutan basa.

3. Metil merah

Metil Merah (Methyl Red ) adalah senyawa organik yang memiliki rumus kimia
C15H15N3O2, senyawa ini banyak dipakai untuk indikator titrasi asam basa. Indikator ini
berwarna merah pada pH dibawah 4.4 dan berwarna kuning diatas 6.2. Warna transisinya
menghasilkan warna orange.

4. Methyl Orange (MO).

Indikator MO merupakan indikator asam-basa yang berwarna merah dalam suasana asam
dan berwarna jingga dalam suasana basa, dengan trayek pH 3,1 – 4,4.Pada kasus jingga
metil, pada setengah tingkat dimana campuran merah dan kuning menghasilkan warna jingga
terjadi pada pH 3.7 – mendekati netral.

5. Brom Timol Blue (BTB)

Indikator BTB atau brom timol biru dalam larutan asam berwarna kuning dan dalam larutan
basa berwarna biru. Warna dalam keadaan asam disebut warna asam dan warna dalam
keadaan basa disebut warna basa. Trayek pH pada 6,0 – 7,6.

6. Trayek perubahan warna dari beberapa indikator

Lakmus 5,5 - 8,0 Merah – Biru

MM 4,2 - 6,3 Merah – Kuning

MO 2,9 - 4,0 Merah – Kuning

BTB 6,0 - 7,6 Kuning – Biru

PP 8,3 - 10,0 Tak berwarana – Merah


D. Alat dan Bahan
1. Tabuk reaksi 5 buah
2. Rak
3. Pipet tetes 5 buah
4. Kertas lakmus merah dan biru
5. Larutan A, B, C, D, dan E
6. Air sumur
7. Air sungai
8. Metil jingga
9. Metil merah
10. BTB
11. PP

E. Cara Kerja
1. Ambillah sepotong kertas lakmus merah dan biru, kemudian tetesi kertas lakmus tersebut
dengan larutan A, catat warnanya.
2. Sediakan 4 tabung reaksi dan isikan masing masing 3 mL larutan A. Tambahkan 2 tetes
larutan indikator pada :
3. Tabung ke-1 dengan metil jingga
4. Tabung ke-2 dengan metil mera
5. Tabung ke-3 dengan BTB
6. Tabung ke-4 dengan PP
7. Catat hasil yang diperoleh pada tabel pengamatan
8. Lakukan percobaan tersebut diatas terhadap larutan-larutan yang lain.

F. Hasil Pengamatan

Larutan Lakmus merah Lakmus biru


1 A warna indikator merah merah
harga pH 0-7
2 B warna indikator Biru biru
harga pH 7-14 7-14
3 C warna indikator Biru biru
harga pH 7-14 7-14
4 D warna indikator merah merah
harga pH 0-7 0-7
5 E warna indikator merah Biru
harga pH 0-7 7-14
6 Air sungai warna indikator merah Biru
harga pH 0-7 7-14
7 Air sumur warna indikator merah Biru
harga pH 0-7 7-14

Larutan Metil Metil BTB PP perkirakan pH


jingga merah
1 A warna indikator merah Kuning biru - 2,9 ≤ pH ≤ 8,3
harga pH 2,9 4,2 6,0 8,3
2 B warna indikator Kunin Kuning biru Ungu 4,0 ≤ pH ≤ 10
g
harga pH 4,0 4,2 6,0 10
3 C warna indikator Kunin Kuning biru Ungu 4,0≤ pH ≤ 10
g
harga pH 4,0 4,2 6,0 10
4 D warna indikator merah Kuning biru - 2,9 ≤ pH ≤ 8,3
harga pH 4,0 4,2 6,0 8,3
5 E warna indikator Kunin Ungu biru - 4,0≤ pH ≤ 8,3
g
harga pH 4,0 6,3 6,0 8,3
6 Air sungai warna indikator Kunin Kuning biru - 6,2 ≤ pH ≤ 8,3
g
harga pH 4,0 6,3 6,0 8,3
7 Air warna indikator Kunin Kuning biru - 6,2 ≤ pH ≤ 8,3
sumur g
harga pH 4,0 6,3 6,0 8,3

G. Jawaban Pertanyaan
Bahan Diskusi
1. Berapa perkiraan nilai pH larutan A, B, C, D, E, Air sungai dan Air sumur yang anda
periksa.
jawab:
- Larutan A = 2,9 ≤ pH ≤ 8,3
- Larutan B = 4,0 ≤ pH ≤ 10
- Larutan C = 4,0 ≤ pH ≤ 10
- Larutan D = 2,9 ≤ pH ≤ 8,3
- Larutan E = 4,0 ≤ pH ≤ 8,3
- Air sungai = 6,2 ≤ pH ≤ 8,3
- Air sumur = 6,2 ≤ pH ≤ 8,3
2. Berdasarkan hasil pengamatan dengan kertas lakmus, manakah indikator yang
sebenarnya tidak perlu anda gunakan lebih lanjut untuk memeriksa larutan A, B, C, D, E,
air sumur dan air sungai? Jelaskan.
Jawab : Menurut saya yang tidak seharusnya menjadi indikator lebih lanjut dalam
praktikum ini adalah MO, MM, BTB dan PP. Karena setelah kita menggunakan kertas
lakmus, kita telah mengetahui sifat larutan tersebut tanpa harus menggunakan indikator
lain
3. Dapatkah percobaan ini digunakan untuk menentukan pH larutan secara pasti? Mengapa?
Jawab : menurut saya, tidak. Karena perkiraan nilai pH ini tidak pasti tepat, namun nilai
ini merupakan nilai yang lebih telitidibandingkan jika hanya indikator tunggal.
Akantetapi, jika mengharapkan hasil yang nilai pH yang pasti dapat menggunakan
indikator universal. Indikator universal merupan campuran beberapa indikator yang
dapat berubah pada setiap satuan nilai pH.
Latihan 5.2
1. Hitunglah pH larutan berikut :
a. Ba(OH)2 0,0005 M
Barium hidroksida termasuk basa kuat dengan valensi basa 2, sesuai jumlah ion OH⁻.

[OH-] = 2 x 5 x 10-4

[OH-] = 10-3

[pOH] = -log 10-3

pOH = 3, lanjutkan dengan pH = 14 - pOH

pH = 14 - 3

Nilai pH diperoleh sebesar 11

b. HCl 0,02 M

Asam klorida termasuk asam kuat dengan valensi asam 1, sesuai jumlah ion H⁺.

[H+] = 1 x 2 x 10-2

[H+] = 2 x 10-2

[pH] = -log [2 x 10-2]

Nilai pH diperoleh sebesar 2 - log 2.

c. CH3COOH 0,1 M (Ka = 10-5)

[H+] = √10-5 x 10-1

[H+] = √10-6

[H+] = 10-3

[pH] = -log [10-3]

Nilai pH diperoleh sebesar 3

d. NH3 0,1 M (Kb = 10-5)


[OH-] = √10-5 x 10-1

[OH-] = √10-6

[OH-] = 10-3

[pOH] = -log [10-3]

pOH = 3, lanjutkan dengan pH = 14 - pOH

pH = 14 - 3

Nilai pH diperoleh sebesar 11

2. Larutan asam HA 0,1 M akan memberikan warna yang sama demgan larutan HCl
0,001 M jika ditetesi dengan indikator universal. Hitunglah nilai Ka HA

[HA] = 0,1

pH HA = pH HCl

pH HA = 3

- log [H⁺] = 3

[H⁺] = 0,001

[H⁺] = √Ka [HA]

Ka = [H⁺]²

[HA]

Ka = (0,001)2 / 0,1

= 10-6 x 10

= 10-5

3. Suatu larutan jika ditetesi indikator metil jingga berwarna kuning, sedangkan jika
ditetesi indikator metil merah berwarna jingga. dengan menggunakan trayek Ph
perkiraan nilai ph larutan tersebut. apakah warna yang akan terlihat jika larutan
tersebut ditetesi dengan indikator BTB ?

Berikut ini adalah data beberapa indikator asam basa dan trayek pH:

Metil Jingga : (merah) 3.1 - 4.4 (kuning)

metil merah : (merah) 4.4 - 6.2 (kuning)

Bromtimol Biru : (kuning) 6.0 - 7.6 (biru)


Suatu larutan jika ditetesi indikator metil jingga berwarna kuning, sedangkan jika
ditetesi indikator metil merah berwarna jingga. Berdasarkan data trayek pH indikator
tersebut, maka nilai pH larutan tersebut adalah antara 4.4 - 6.2. Jika larutan tersebut
ditetesi dengan indikator Bromtimol Biru (BTB) maka akan berwarna kuning.

4. Larutan hidrazin 0,1 M mempunyai pH=10.hitunglah tetapan ionisasi(Kb)hidrazin.

PH = 10, maka pOH = 4

[OH-] = 10-4

(10-4)2 = Kb (0,1)

Kb = 10-8 / 10-1

= 10-7

5. Trayek pH indikator klorofenol biru adalah 4,8 – 6,4 dengan warna kuning – merah.
Bagaimana warna indikator tersebut bila diteteskan pada larutan:
a. CH3COOH 0,1 M (Ka = 10-5)

[H+] = √10-5 x 10-1

[H+] = √10-6

[H+] = 10-3

[pH] = -log [10-3]

Nilai pH diperoleh sebesar 3

Ditetesi klorofenol biru berwarna kuning.


b. NaOH 0,01 M;

[OH-] = 1 x 10-2

[OH-] = 10-2

[pOH] = -log 10-2

pOH = 2, lanjutkan dengan pH = 14 - pOH

pH = 14 - 2

Nilai pH diperoleh sebesar 12

Ditetesi klorofenol biru berwarna merah.

c. Air murni.
Air murni memiliki pH = 7
Ditetesi klorofenol biru berwarna biru.

H. Kesimpulan
Dari hasil pratikum diatas, kita bisa mengetahui bahwa untuk menentukan pH suatu
larutan tidak bisa menggunakan satu indikator (indikator tunggal) karena indikator tunggal
hanya akan menunjukkan hasil secara umum. Misalnya larutan D ditetesi PP berwarna ungu,
berarti larutan D mempunyai pH ≥ 8,3 (pH = 10).

Untuk mendapatkan hasil yang lebih teliti dapat digunakan beberapa indikator terhadap
satu larutan. Indikator yang harus digunakan minimal 2 indikator. Perkiraan nilai pH dari
beberapa indikator ini tidak pasti tepat, namun nilainya yang lebih teliti dari indikator
tunggal dan untuk mendapatkan perkiraan nilai pH secara pasti sebaiknya menggunakan
indikator universal.

DOKUMENTASI PENGAMATAN

Anda mungkin juga menyukai