Kurnia Arini S (SC119002)
Kurnia Arini S (SC119002)
Kurnia Arini S (SC119002)
KLASIFIKASI VIRUS
Pendahuluan
D
alam modul ini kita akan membahas topik tentang klasifikasi virus, yang mana kita telah
mempelajari dasar-dasar virologi pada modul 1. Berbagai jenis virus dikelompokkan dan
diklasifikasi berdasarkan sifat-sifat dan ciri khas virus. Misalnya morfologi, sifat-sifat fisika dan
biokimia virus, jenis hospes atau tuan rumah / inang
tempat menumpang hidup, tempat hidup (habitat) virus di dalam organ tubuh hospes, berdasar
atas jaringan tubuh yang diinfeksi oleh virus atau berdasar pada jenis kerusakan yang ditimbulkan
oleh virus. Kali ini kita bertemu kembali dalam pembahasan tentang klasifikasi virus untuk virus
DNA dan virus RNA. Oleh sebab itu kita perlu mempelajari tentang klasifikasi virus, virus DNA,
tingkat klasifikasi virus, dasar klasifikasi secara taksonomi, struktur virus, virus RNA, tingkat
klasifikasi virus, dasar klasifikasi secara taksonomi, dan struktur virus. Setelah mempelajari mata
kuliah ini anda diharapkan mampu untuk :
1. Menjelaskan tentang klasifikasi virus
2. Menjelaskan tentang virus DNA dan RNA
3. Menjelaskan tentang tingkat klasifikasi virus DNA dan RNA
4. Menjelaskan tentang dasar klasifikasi secara taksonomi
5. Menjelaskan tentang struktur virus
Pada modul 2 ini kita akan mempelajari tentang klasifikasi virus yang akan kita sajikan dalam 2
topik, yaitu virus DNA (tingkat klasifikasi virus, dasar klasifikasi secara taksonomi, dan struktur
virus) dan virus RNA (tingkat klasifikasi virus, dasar klasifikasi secara taksonomi, struktur virus).
Kita masih ingat bahwa pada topik yang lalu sebagai patokan dasar penting yang digunakan untuk
melakukan klasifikasi virus adalah ciri morfologi dan sifat-sifat biokimiawi. Sedangkan ciri-ciri
khusus, yaitu jenis asam nukleatnya, RNA atau DNA, ukuran dan bentuk virus, berat molekul asam
nukleat, susunan simetri nukleokapsid, ada tidaknya selubung (amplop) pembungkus nukleo
kapsid, jumlah kapsomer kapsid, ukuran virion, adanya enzim spesifik, lokasi tempat terbentuknya
virus dalam sel, daya tahan virus terhadap bahan kimia, misalnya eter, pengaruh perubahan fisika
terhadap virus, sifat imunologik, cara penularan secara alami, hospes atau inang, jaringan, dan sel
yang sering diserang virus, sifat patologik virusterhadap sel atau jaringan hospes, gejala klinis yang
ditimbulkan virus terhadap hospes. (Soedarto,2010).
Jumlah informasi yang tersedia untuk masing-masing kategori tidak sama untuk semua virus. Cara
mengkarakterisasi virus senantiasa berubah dengan cepat. Penentuan sekuens genom saat ini
sering dilakukan secara dini untuk mengidentifikasi virus (Jawet, 2014). Untuk saat ini, klasifikasi
virus yang penting hanya dari tingkat famili ke bawah. Semua famili virus memiliki akhiran viridae,
misal : Poxviridae, Herpesviridae, Parvoviridae, dan Retroviridae.
Anggota-anggota famili Picornaviridae umumnya ditularkan melalui jalur fekal/oral dan melalui
udara. Genus memiliki nama dengan akhiran virus. Misalnya : famili Picornaviridae terdiri dari 5
genus.
Definisi “spesies” merupakan hal yang paling penting, tetapi sulit dilakukan untuk virus. Penentuan
spesies virus mengandung unsur subyektif. Misalnya genus Lentivirus terdiri dari banyak spesies
yang berbeda (Kuswiyanto,2016).
Topik 1 Virus DNA
Virus DNA adalah virus yang memiliki DNA sebagai materi genetic dan bergantung pada DNA untuk
mereplika diri, menggunakan DNA polymerase sebagai DNA- dependent. Asamnukleat yang dimiliki
biasanya DNA beruntai ganda (dsDNA
atau double stranted-DNA) tetapi bisa juga DNA beruntai tunggal (ssDNA atau single stranted-
DNA).
Virus DNA memiliki Kelompok I atau Kelompok II dari system klasifikasi Baltimore untuk virus.
Virus DNA beruntai tunggal bias anya berkembang menjadi rantai ganda saat terdampar di sel
yang terinfeksi. Meskipun virus Grup VII seperti hepatitis B mengandung genom DNA, mereka
tidak dianggap virus DNA sesuai dengan klasifikasi Baltimore, melainkan sebaliknya virus
mereplika diri karena mereka meniru melalui perantara RNA. Kelompok I : virus dsDNA (virus DNA
beruntai ganda)
1. Ordo Caudovirales
Famili Myoviridae (termasuk fag T4 Enterobacteria),Famili Podoviridae, Famili
Siphoviridae(termasuk fag λ Enterobacteria)
2. Ordo Herpesvirales
Famili Alloherpesviridae, Famili Herpesviridae (termasuk virus herpes manusia), virus Varicella
Zoster, Famili Malacoherpesviridae
3. Famili yang belum ditandai
Famili Ascoviridae, Famili Adenoviridae (termasuk virus yang menyebabkan infeksi adenovirus
manusia), Famili Asfarviridae (termasuk virus demam babi Afrika),Famili Baculoviridae, Famili
Coccolithoviridae, Famili Corticoviridae, Famili Fuselloviridae, Famili Guttaviridae, Famili
Iridoviridae, Famili Lipothrixviridae, Famili Mimiviridae, Famili Nimaviridae, Famili Papillomaviridae,
Famili Phycodnaviridae, Famili Plasmaviridae, Famili Polyomaviridae (termasuk Simian virus 40,
virus JC), Famili Poxviridae (termasuk cacar sapi virus, cacar),Famili Rudiviridae, Famili Tectiviridae
4. Genera yang belum bertanda
Ampullavirus, Nudivirus, Salterprovirus, Sputnik virophage, Rhizidiovirus
3. Adenoviridae
Virion Adenovirus terdiri dari sebuah inti dan satu lapis kapsid. Kapsid virus tidak berselubung,
bulat dan simetri ikosahedral. Kapsid isometrik mempunyai diameter antara 70 nm dan 90 nm,
mengandung double stranded DNA yang menunjukkan simetri kubikal dan mempunyai 252
kapsomer. Terdapat 47 serotipe Adenovirus yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia,
terutama menyerang membran mukosa dan sebagian kecil menetap di dalam jaringan limfoid,
menimbulkan gangguan saluran pernapasan, faringitis dan konjungtifitis. Adenovirus tipe 40 dan 41
bersifat enteropatogen dapat menyebabkan gastroenteritis pada anak berumur dibawah 4 tahun.
Beberapa jenis Adenovirus yang menginfeksi manusia dapat merangsang terbentuknya tumor pada
anak hamster yang baru dilahirkan. Banyak serotipe virus ini ternyata juga dapat menimbulkan
penyakit pada hewan (zoonotik).
Penyakit yang ditimbulkan diantaranya adalah Infeksi mata dan saluran pernafasan,
gastrointestinal(Soedarto,2010).
Herpetoviridae
Virus berukuran sedang yang mengandung untai ganda,nukleokapsidnya berdiameter
100 nm, mempunyai simetri kubik dengan 162 kapsomer. Nukleokapsid dikelilingi oleh
selubung yang mengandung lemak (berdiameter 150-200 nm). Infeksi laten dapat berlangsung
selama masa hidup inang, biasanya dalam sel hidup ganglia atau limfoblastoid. Herpes manusia
antara lain herpes simplek jenis 1 dan 2 (lesi oral dan genital), virus Varicella zoster (herpes zoster
dan cacar air), sitomegalovirus, dan virus Epstein-Barr(mononukleosis infeksiosa) dan berkaitan
dengan neoplasma pada manusia(Kuswiyanto,2014).
Penyakit yang ditimbulkan antara lain adalah :
Herpes Simplex
Herpes genital adalah infeksi pada alat kelamin yang bisa terjadi pada pria dan wanita. Penyakit ini
termasuk salah satu infeksi menular seksual (IMS) karena umumnya ditularkan melalui hubungan
seksual (vagina, anal, dan oral). Herpes genital bisa dikenali dengan kemunculan luka melepuh
berwarna kemerahan dan terasa sakit di sekitar area kelamin. Luka ini bisa pecah dan menjadi luka
terbuka.
Infeksi yang terjadi pada kasus herpes genital disebabkan oleh virus herpes simpleks atau sering
disebut sebagai HSV. HSV dapat menular dan masuk ke dalam tubuh melalui berbagai membran
mukosa dalam tubuh, seperti mulut, kulit, dan kelamin. Virus ini seringkali menetap di tubuh
manusia dan suatu saat bisa aktif lagi. Saat virus ini aktif, gejala- gejala herpes genital akan kembali
muncul. Virus ini bisa kambuh antara empat sampai lima kali pada dua tahun pertama sejak
terinfeksi.
5. Poxviridae
Famili virus Poxviridae yang mempunyai struktur rumit ini memiliki anggota kelompok yangbesar
jumlahnya. Sesuai dengan jenis-jenis hewan yang menjadi hospesnya, famili Poxviridae
dikelompokkanmenjadi grup A, B, C, D, E. Variola virus yang menjadi penyebab
penyakit cacar yang menyerang manusia termasuk salah satu anggota Poxviridae grup A (Soedarto,
2010).Contoh penyakit yang dapat ditimbulkan pada manusia antara lain adalah Vaccinia dan
Variola
Infeksi Poxvirus pada manusia :
Vaccinia dan Variola
Virus vaccinia adalah virus vaksin yang digunakan untuk memberantas variola (cacar) merupakan
hasil rekayasa genetika menjadi vaksin rekombinan (beberapa masih dalam tarafuji klinik) dengan
risiko terendah terjadi penularan terhadap kontak non imun. “Immunization Practices Advisory
Committee” (ACIP) merekomendasikan vaksinasi cacar untuk semuapetugas laboratorium yang
mempunyai risiko tinggi terkena infeksi yaitu mereka yang secara langsung menangani bahan atau
binatang yangdiinfeksi dengan virus vaccinia atau orthopoxvirus lainnya yang dapat menginfeksi
manusia. Vaksinasi juga perlu dipertimbangkan terhadap petugaskesehatan lain walaupun berisiko
rendah terinfeksi virus seperti dokter dan perawat.Vaksinasi merupakan kontra indikasi bagi
seseorang yang menderita defisiensi sistem imun; contoh: penderita AIDS dankanker, mereka
yang menerima transplantasi, dan wanita hamil. Di ASVaccine immune globulin dapat diperoleh
untuk petugas laboratorium denganmenghubungi CDC Drug Service, 1600 Clifton Road (Mailstop
D09), Atlanta GA 30333, Vaksin yang diberikan sudah dilengkapi dengan instruksi yang jelas (cara
vaksinasi, kontraindikasi, reaksi, komplikasi) yang harus diikuti dengan tepat. Vaksin harus diulang
kecuali muncul reaksi (salah satu reaksi adalah muncul indurasi eritematosa 7 hari setelah
vaksinasi). Booster diberikan dalam waktu 10 tahun kepada mereka yang
masukkategoriharusdivaksinasi. WHO selalu menyimpan dan menyediakan vaccine seedlot
(virusvaccine strain ListerElstree) dipakai untuk keadaan darurat. Vaksin tersebut ada di Pusat
kerjasamaWHO (WHOCollaborating Center) untuk vaksin cacar di National Institute of Public and
Environment Protection di Bilthoven, The Netherlands (Jawet,
2014).
6. Hepadnaviridae
Anggota famili Hepadnaviridae ini berukuran kecil sekitar 42 nm, mengandung molekul DNA
sirkuler yang doeble-stranded partial, dengan virion yang juga mengandung polimerase DNA. Virus
mempunyai core nukleokapsid dengan selubung yang mengandung lipid. Hepadnavirus merupakan
penyebab penyakit hepatitis yang akut maupun kronis dan apabila infeksinya menetap dapat
mengakibatkan terjadinya resiko kanker hati.
Contoh penyakit yang dapat ditimbulkan pada manusia :
Hepatitis
Hepatitis adalah istilah umum penyakit yang merujuk pada peradangan yang terjadi dihati.
Hepatitis umumnya disebabkan oleh infeksi virus, meskipun juga dapat disebabkan oleh kondisi
lain. Beberapa penyebab selain infeksi virus adalah kebiasaan minum alkohol, penyakit autoimun,
serta zat racun atau obat-obatan tertentu.
Hepatitis dapat mengganggu berbagai fungsi tubuh terutama yang berkaitan dengan metabolisme
karena hati memiliki banyak sekali peranan dalam metabolisme tubuh.
NoHepatitis yang terjadi dapat bersifat akut maupun kronis. Seseorang yang mengalami hepatitis
akut dapat memberikan beragam manifestasi dan perjalanan penyakit mulai dari tidak bergejala,
bergejala dan sembuh sendiri, menjadi kronis, dan yang paling berbahaya adalah berkembang
menjadi gagal hati. Bila berkembang menjadi hepatitis kronis, dapat menyebabkan sirosis dan
kanker hati (hepatocellular carcinoma) dalam kurun waktu tahunan. Pengobatan hepatitis sendiri
bermacam-macam sesuai dengan jenis hepatitis yang diderita dan gejala yang muncul.
Selain disebabkan oleh virus, hepatitis juga dapat terjadi akibat kerusakan pada hati oleh senyawa
kimia terutama alkohol. Konsumsi alkohol berlebihan akan merusak sel-sel hati secara permanen
dan dapat berkembang menjadi gagal hati atau sirosis. Penggunaan obat-obatan melebihi dosis
atau paparan racun juga dapat menyebabkan hepatitis.
Pada beberapa kasus, hepatitis terjadi karena kondisi autoimun pada tubuh. Pada hepatitis yang
disebabkan oleh autoimun, sistem imun tubuh justru menyerang dan merusak sel dan jaringan
tubuh sendiri. Dalam hal ini adalah sel-sel hati sehingga menyebabkan peradangan. Peradangan
yang terjadi dapat bervariasi mulai dari yang ringan hingga berat. Hepatitis autoimun lebih sering
terjadi pada wanita dibanding pria.
Gejala Umum Hepatitis
Sebelum menimbulkan gejala pada penderita, terlebih dahulu virus ini akan melewati masa
inkubasi. Waktu inkubasi tiap jenis virus hepatitis berbeda-beda. HAV membutuhkan waktu
inkubasi sekitar 15-45 hari, HBV sekitar 45-160 hari, dan HCV sekitar 2 minggu hingga 6 bulan.
Beberapa gejala yang umumnya muncul pada penderita hepatitis antara lain adalahmengalami
gejala seperti flu, misalnya mual, muntah, demam, dan lemas, feses berwarna pucat, mata dan
kulit berubah menjadi kekuningan (jaundice), nyeri perut, berat badan turun, urin menjadi gelap
seperti teh, kehilangan nafsu makan.
Bila Anda mengalami hepatitis virus yang dapat berubah menjadi kronik seperti hepatitis B dan C
mungkin Anda tidak mengalami gejala tersebut pada awalnya, sampai kerusakan yang dihasilkan
oleh virus berefek terhadap fungsi hati, sehingga diagnosisnya menjadi terlambat.
Faktor Risiko Hepatitis
Faktor risiko yang dapat meningkatkan seseorang untuk lebih mudah terkena hepatitis tergantung
dari penyebab hepatitis itu sendiri. Hepatitis yang dapat menular lewat makanan atau minuman
seperti hepatitis A dan hepatitis E lebih berisiko pada pekerja pengolahan air atau pengolahan
limbah. Sementara hepatitis non infeksi lebih berisiko pada seseorang yang kecanduan alkohol.
Untuk hepatitis yang penularannya melalui cairan tubuh seperti hepatitis B,C, dan D lebih berisiko
pada petugas medis, pengguna NAPZA dengan jarum suntik, berganti-ganti pasangan seksual,
orang yang sering menerima transfusi darah.Namun saat ini sudah jarang orang yang tertular
hepatitis melalui transfusi darah, karena setiap darah yang didonorkan terlebih dulu melewati
pemeriksaan untuk penyakit-penyakit yang dapat ditularkan melalui darah.
Diagnosis Hepatitis
Langkah diagnosis hepatitis pertama adalah dengan menanyakan riwayat timbulnya gejala dan
mencari faktor risiko dari penderita. Lalu dilakukan pemeriksaan fisik untuk menemukan tanda
atau kelainan fisik yang muncul pada pasien seperti dengan menekan perut untuk mencari
pembesaran hati sebagai tanda hepatitis dan memeriksa kulit serta mata untuk melihat perubahan
warna menjadi kuning.
Setelah itu, pasien akan disarankan untuk menjalani beberapa pemeriksaan tambahan, seperti:
Tes fungsi hati. Dilakukan dengan mengambil sampel darah dari pasien untuk mengecek kinerja
hati. Pada tes fungsi hati enzim aspartat aminotransferase dan alanin aminotransferase (AST/SGOT
dan ALT/SGPT) akan diukur. Dalam kondisi normal, kedua
enzim tersebut terdapat di dalam hati. Jika hati mengalami kerusakan akibat peradangan, kedua
enzim tersebut akan tersebar dalam darah sehingga kadarnya naik. Meski demikian perlu diingat
bahwa tes fungsi hati tidak spesifik untuk menentukan penyebab hepatitis.
Tes antibodi virus hepatitis. Berfungsi untuk menentukan keberadaan antibodi yang spesifik untuk
virus HAV, HBV, dan HCV. Pada saat seseorang terkena hepatitis akut, tubuh akan membentuk
antibodi spesifik guna memusnahkan virus yang menyerang tubuh. Antibodi dapat terbentuk
beberapa minggu setelah seseorang terkena infeksi virus hepatitis. Antibodi yang dapat terdeteksi
pada penderita hepatitis akut antara lain adalahantibodi terhadap hepatitis A (anti HAV), antibodi
terhadap material inti dari virus hepatitis B (anti HBc), antibodi terhadap material permukaan dari
virus hepatitis B (anti HBs), antibodi terhadap material genetik virus hepatitis B (anti HBe), dan
antibodi terhadap virus hepatitis C (anti HCV).
Tes protein dan materi genetik virus. Pada penderita hepatitis kronis antibodi dan sistem imun
tubuh tidak dapat memusnahkan virus sehingga virus terus berkembang dan lepas dari sel hati ke
dalam darah. Keberadaan virus dalam darah dapat terdeteksi dengan tes antigen spesifik dan
material genetik virus, antara lainantigen material permukaan virus hepatitis B (HBsAg), antigen
material genetik virus hepatitis B (HBeAg), DNA virus hepatitis B (HBV DNA), RNA virus hepatitis C
(HCV RNA).
USG perut.Dengan bantuan gelombang suara, USG perut dapat mendeteksi kelainan pada organ
hati dan sekitarnya seperti adanya kerusakan hati, pembesaran hati, maupun tumor hati. Selain itu,
melalui USG perut dapat juga terdeteksi adanya cairan dalam rongga perut serta kelainan pada
kandung empedu.
Biopsi hati. Dalam metode ini, sampel jaringan hati akan diambil untuk kemudian diamati
menggunakan mikroskop. Melalui biopsi hati dokter dapat menentukan penyebab kerusakan yang
terjadi di dalam hati.
Pencegahan Hepatitis
Agar terhindar dari hepatitis, seseorang perlu menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Misalnya
denganmenjaga kebersihan sumber air agar tidak terkontaminasi virus hepatitis,mencuci bahan
makanan yang akan dikonsumsi, terutama kerang dan tiram, sayuran, serta buah-buahan, tidak
berbagi pakai sikat gigi, pisau cukur, atau jarum suntik dengan orang lain, tidak menyentuh
tumpahan darah tanpa sarung tangan pelindung, melakukan hubungan seksual yang aman,
misalnya dengan menggunakan kondom, atau tidak berganti-ganti pasangan, dan kurangi konsumsi
alkohol.
Selain melalui pola hidup bersih dan sehat, hepatitis (terutama A dan B) bisa dicegah secara efektif
melalui vaksinasi. Untuk vaksin hepatitis C, D, dan E hingga saat ini masih dalam tahap
pengembangan. Namun di beberapa negara vaksin hepatitis C sudah tersedia dan bisa digunakan.
Latihan
Untuk dapat memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan
berikut :
Jelaskan tentang :
1. Famili-Famili yang termasuk dalam golongan virus DNA.
2. Pelajari pula tentang tingkat klsifikasi virus RNA.
3. Berikan contoh dari virus RNA beserta penyakit yang ditimbulkan.
4. Berilah contoh minimal 3 (tiga) dari famili virus, virus dan penyakit yang ditimbulkan
oleh virus tersebut (jelaskan dari masing-masing penyakitnya).
Agar saudara dapat mengerjakan soal di atas dengan baik, cermati kembali bab 2 topik 1dan
diskusikan jawaban saudara dengan teman-teman sejawat. Setelah itu, rumuskan jawaban yang
paling tepat.
Ringkasan
Virus DNA adalah virus yang materi genetiknya berupa asam nukleat yang berbentuk rantai ganda
berpilin. Di dalam sel inangnya, DNA pada virus akan mengalami replikasi menjadi beberapa DNA
dan juga akan mengalami transkripsi menjadi mRNA.mRNA akan mengalami translasi untuk
menghasilkan protein selubung virus. Masih didalam sel inang, DNA dan protein virus
mengkonstruksikan diri menjadi virus-virus baru. mRNA juga akan membentuk enzim penghancur
(Lisozim) sehingga sel inang lisis (hancur) dan virus-virus keluar untuk menginfeksi sel inang
lainnya.
Famili-famili yang termasuk virus-virus DNA adalah Parvoviridae, Papovaviridae,
Adenoviridae, Herpetoviridae, Iridoviridae, Poxviridae, Hepadnaviridae. Banyak penyakit penting
yang ditimbulkan oleh virus DNA, seperti :
a. Papovaviridae : Papillomavirus adalah penyebab dari Warts, sedangkan SV40 virus
mempunyai sifat onkogenikpada sel manusia dan rodent.
b. Adenoviridae : Adenovirus penyebab inveksi mata dan saluran pernafasan.
c. Herpetoviridae : dengan virus-virus Herpes simplex virus dan Varicella zoster virus selain
menjadi penyebab herpes simplex dan varicella, juga berperan pada kelainan cervical
cancer.
d. Poxviridae : penyebab penyakit variola, komplikasi pasca vaksinasi dan penyebab
terjadinya benign skin nodule dan contagious pustular dermatitis.
e. Hepadnaviridae : penyebab penting terjadinya hepatitis akut maupun hepatitis kronis.
Famili dan virus DNA
Famili: Papovaviridae, Virus :Papillomavirus, Polyomavirus, SV40 virus Famili :
Parvoviridae, Virus : Adeno-associated virus, Virus H1 dan H3
Famili : Adenoviridae, Virus : Adenovirus
Famili : Hepetoviridae, Virus : Herpes-simplex virus, Varicella-zooster virus
Famili : Iridoviridae, Virus : African swine fever virus
Famili : Poxviridae, Virus : Variola virus, Vaccinia virus, Molloscum contagiosum virus, Orf virus
Famili : Hepadnaviridae, Virus : Hepadnavirus
Tes 1
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1. Manakah berikut ini yang paling baik menggambarkan sifat-sifat fisikokimiawi parvovirus
...
A. Partikel virus berselubung
B. Genom DNA untai tunggal
C. Infeksifitas diinaktifasi oleh terapi eter
D. Virion menunjukkan simetri helix
E. Ukuran virionnya kira-kira samadengan herpes virus
Sumber: https://kamriantiramli.wordpress.com/2011/03/06/replikasi-dna-untai-
tunggal/
2. Seorang bayi erusia 6 bulan mengalami diare cairdan demam selama 10 hari, adenovirus
tipe 40 dan 41 dicurigai sebagai penyebabnya. Spesimen apa yang paling tepat untuk
mendeteksi infeksi adenovirus pada pasien ini adalah ...
A. Darah
B. Urin
C. Apusan konjungtiva
D. Feses
E. Apusan tenggorokan
Sumber: materi diangnolisis laboraturium
3. Mana dari penyakit pada manusia berikut ini yang tidak berhubungan dengan
adenovirus ...
A. Kanker
B. Selesma
C. Penyakit pernapasan akut
D. Keratokonjungtivitis
E. Gastroenteritis
Sumber: https://www.alodokter.com/daftar-nama-penyakit-yang-disebabkan-
oleh-virus
4. Pengelompokan virus antara ribovirus dan deoksiribovirus, didasarkan atas ...
A. Daur hidupnya
B. Cara replikasinya
C.Kandungan asam nukleatnya
D.Inang yang diinfeksinya
E. Penyakit yang disebabkannya
Sumber: https://brainly.co.id/tugas/12254512
8. Manakah orang-orang berikut ini yang tidak dianjurkan untuk menerima vaksin hepatitis
B karena mereka memiliki faktor resiko infeksi HBV ...
A. Orang yang aktif secara seksual dan tidak berada dalam hubungan monogami jangka
panjang yang saling menguntungkan.
B. Pengguna obat suntik
C. Wanita hamil.
D. Orang yang tinggal serumah dengan orang yang positif HbsAg.
E. Orang yang mencari terapi untuk penyakit seksual menular.
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Hepatitis_B
9. Kelompok individu manakah berikut ini yang beresiko paling rendah terkena penyakit
Adenovirus
A. Dewasa sehat
B. Anak-anak kecil
C. Resipien transplan sumsum tulang
D. Calon anggota militer
E. Pasien AIDS
Sumber: https://hellosehat.com/kesehatan/penyakit/penyakit-ispa-adalah/
10. Menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat transfusi darah. Virus ini paling sering
ditularkan melalui pemakai obat yang menggunakan jarum bersama-sama dan alkoholik.
Jarang terjadi penularan melalui hubungan seksual.hal tersebut Merupakan jenis virus
hepatitis apa?
A. VHD
B. VHC
C. VHE
D. VHG
E. Semua benar
Sumber: https://www.scribd.com/doc/132231669/Pengertian-Hepatitis-Dan-
Jenis-Hepatitis
11. Protein Adenovirus yang terdiri sebagian besar kapsomer penyusun kapsid virus adalah
...
A. Serat
B. Hekson
C. Penton
D. Protein terminal
E. Protein regio E1
Sumber: https://blog.ruangguru.com/struktur-virus
12. Panas, muncul gejala mirip flu sindrom, ikterik, sakit kepala, warna urin merah gelap,
warna feses pucat, hal tersebut merupakan tanda dan gejala penyakit ....
A. Hepatitis
B. HIV/AIDS
C. Infeksi traktus urinarius
D. CMV (citomegalo virus)
E. Toxoplasmosis
Sumber: materi hal 18
13. Virus hepatitis yang termasuk dalam kelompok penyakit hepatitis akut, yaitu…
A. Virus hepatitis A
B. Virus hepatitis B dan C
C. Virus hepatitis E
D. Virus hepatitis A dan E
E. Semuanya salah
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Hepatitis
14. Seorang anak berusia 3 tahun mengalami penyakit virus klasik pada anak, manakah
infeksi virus primer pada anak berikut ini yang biasanya simtomatik ...
A. Sitomegalovirus
B. Toxoplasmosis
C. Virus hepatitis B
D. Virus varicella-zooster
E. Parvovirus B-19
Sumber: https://www.alodokter.com/herpes-zoster
15. Siapakah kelompok berikut ini yang beresiko tinggi menderita herpes-zooster...
A. Orang lanjut usia
B. Pasien autoimun
C. Wanita hamil
D. Orang yang telah divaksin dengan vaksin varicella
E. Bayi dengan infeksi congenital
R
sehingga disebut untai ganda, RNA merupakan
asam nukleat untai tunggal yang terdiri dari unit-unit pembangun berupa mononukleotida. Setiap
nukleotida terdiri atas satu gugus fosfat, satu gugus pentosa, dan satu gugus basa Nitrogen (N).
RNA merupakan hasil transkripsi dari suatu fragmen DNA, sehingga kedudukan RNA ialah sebagai
polimer dan jauh lebih pendek dibanding DNA. Tidak seperti DNA yang biasanya dijumpai di dalam
inti sel, RNA kebanyakan berada di dalam sitoplasma, khusunya di ribosom.
Golongan virus RNA hanya memiliki asam ribonukleat (ribonukleat acid). Dalam kelompok virus
RNA banyak dijumpai virus-virus yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia. Famili-famili
yang termasuk virus-virus RNA adalah : Picornaviridae, Reoviridae, Togaviridae, Arenaviridae,
Coronaviridae, Retroviridae, Bunyaviridae, Orthomyxoviridae, Paramyxoviridae, Rhabdoviridae.
1. Picornaviridae
Picornavirusadalah virus dari famili Picornaviridaeyang berukuran kecil antara 20-40 nm, yang
tahan terhadap eter, mengandung single stranded RNA dan menunjukkan struktur simetri kubikal.
Virus ini nukleokapsidnya tidak berselubung, ikosahedral dengan asam nukleat RNA positif dengan
berat molekul antara 2-3 juta dalton. Lima genus Picornaviridae
yang menginfeksi manusia adalahRhinovirus (penyebab demam, bersifat labil dalam suasana
asam), Enterovirus (meliputi Poliovirus, Coxsackie virus, Echovirus) Hepatovirus, Parechovirus
(penyebab infeksi gastrointestinal dan infeksi jalan napas), Kobuvirus (penyebab gastroenteritis)
(Sudarto,2014).
Contoh penyakit yang ditimbulkan diantaranya adalah :
a. Poliomielitis
Poliomyelitis adalah suatu penyakit virus yang dalam stadium beratnya menyebabkan kelumpuhan
karena kerusakan sel-sel syaraf baik dalam sumsum tulang, tulang punggung maupun
otak.Penyakit ini disebabkan oleh enterovirus, poliovirus (PV) yang sangat infeksius, yang terutama
mempengaruhi anak-anak muda dan disebarkan melalui kontak langsung orang ke orang, dengan
lendir, dahak, feces, yang terinfeksi atau oleh kontak dengan makanan dan air ang terkontaminasi
oleh feces dari individu lain yang terinfeksi. Virus berlipatganda dalam sistim pencernaan dimana ia
dapat juga menyerang sistim syaraf, menyebabkan kerusakan syaraf yang permanen pada
beberapa individu-individu.
Penyakit ini disebut juga Hiene-Meidin berdasarkan 2 orang ahli yang menemukan penyakit ini
dengan menyuntikkan tinja dari seorang penderita lumpuh secara intra cerebral dan intra nasal
pada kera,2 minggu kemudian kera menjadi lumpuh.
Tanda Dan Gejala
Tanda-tanda dan gejala-gejala dari polio berbeda tergantung pada luas infeksi. Tanda-tanda dan
gejala-gejala dapat dibagi kedalam polio yang melumpuhkan (paralytic) dan polio yang tidak
melumpuhkan (non-paralytic).
Pada polio non-paralytic : asymptomatic atau mengembangkan hanyagejala-gejala seperti flu yang
ringan, termasuk kelelahan, malaise, demam, sakit kepala,sakit tenggorokan, dan muntah,nyeri
ekstremitas bawah.
Polio Paralytic : terjadi pada kira-kira 2% dari orang-orang yang terinfeksi dengan virus polio dan
merupakan penyakit yang jauh lebih serius. Gejala-gejala terjadi sebagai akibat dari sistim syaraf
dan infeksi peradangan sumsum tulang belakang (spinal cord).
Pasien yang telah sembuh dari polio kadang-kadang mengembangkan sindrom postpoliomyelitis,
kelelahan yang diamati dan yang biasanya melibatkan kelompok otot yang awalnya terpengaruh.
Sindrom ini dapat berkembang postpolio 20-40 tahun setelah terinfeksi virus polio.
Penyebab
Penyakit polio disebabkan oleh polio virus yang umumnya masuk melalui makanan atau minuman
yang terkontaminasi dengan tinja yang mengandung virus tersebut. Sama halnya seperti cacar,
polio hanya menjangkiti manusia. Dalam tubuh manusia, virus polio menjangkiti tenggorokan dan
usus. Selain melalui kotoran, virus polio juga bisa menyebar melalui tetesan cairan yang keluar saat
penderitanya batuk atau bersin. Dalam beberapa kondisi, infeksi virus ini dapat menyebar ke aliran
darah dan menyerang sistem saraf.
Imunisasi atau pemberian vaksin polio dapat meminimalisasi terjangkitnya virus polio. Anak-anak,
wanita hamil dan orang yang sistem kekebalan tubuhnya lemah sangat rentan
terkena virus polio jika di daerah mereka tidak mengikuti program imunisasi atau tidak memiliki
sistem sanitasi yang bersih dan baik.
Orang-orang yang belum divaksinasi akan memiliki tingkat risiko terjangkit polio yang tinggi jika
melakukan atau mengalami hal-hal seperti berikut ini:
Tinggal serumah dengan penderita polio, sistem kekebalan tubuh yang menurun, bepergian ke
daerah di mana polio masih kerap terjadi, dan atau telah melakukan operasi pengangkatan
amandel.
Kira-kira 5-10% dari pasien yang mengalami polio dengan kelumpuhan seringkali meninggal
karenakegagalan pernapasan karena mereka tidak mampu untuk bernapas sendiri. Itulah sebabya
mengapa sangat mendesak bahwa pasien-pasien menerima evaluasi dan perawatan medis yang
tepat. Sebelum era vaksinasi dan penggunaan dari ventilator modern pasien akan ditempatkan
dalam “iron lung” (ventilator bertekanan negatif yang digunakan untuk mendukung pernapasan
pada pasien-pasien yang menderita polio yang melumpuhkan) (World Health Organization, 2017).
Diagnosis
Prognosis tergantung kepada jenis polio (subklinis, non-paralitik atau paralitik) dan bagian tubuh
yang terkena. Jika tidak menyerang otak dan korda spinalis kemungkinan akan terjadi pemulihan
total.Jika menyerang otak atau korda spinalis, merupakan suatu keadaan gawat darurat yang
mungkin akan menyebabkan kelumpuhan atau kematian (biasanya akbiat gangguan pernafasan).
Diagnosis dari polio adalah secara klinik. Riwayatdari paparan dengan tidak ada sejarah vaksinasi
sebelumnya adalah petunjuk awal. Sering, penyadapan tulang belakang untuk cairan CSF dilakukan
untuk membantu membedakan polio dari penyakit-penyakit lain yang awalnya mempunyai gejala-
gejala yang serupa (contohnya, meningitis). Setelah itu pembiakan virus (diambil dari tenggorokan,
feces, atau cairan CSF) dan pengukuran dari antibodi-antibodi polio untuk mendukung diagnosis.
Pencegahan
Vaksin polio merupakan bagian dari imunisasi rutin pada masa kanak-kanak.
Terdapat 2 jenis vaksin polio:
Vaksin Salk, merupakan vaksin virus polio yang tidak aktif dan Vaksin Sabin, merupakan vaksin
virus polio hidup. Yang memberikan kekebalan lebih baik (sampai lebih dari 90%) dan yang lebih
disukai adalah vaksin Sabin per-oral (melalui mulut). Tetapi pada penderita gangguan sistem
kekebalan, vaksin polio hidup bisa menyebabkan polio.Karena itu vaksin ini tidak diberikan kepada
penderita gangguan sistem kekebalan atau orang yang berhubungan dekat dengan penderita
gangguan sistem kekebalan karena virus yang hidup dikeluarkan melalui tinja. Orang dewasa yang
belum pernah mendapatkan imunisasi polio dan hendak mengadakan perjalanan ke daerah yang
masih sering terjadi polio sebaiknya menjalani vaksinasi terlebih dahulu. Dewasa yang belum
pernah mendapatkan imunisasi polio dan hendak mengadakan perjalanan ke daerah yang masih
sering terjadi polio, sebaiknya menjalani vaksinasi terlebih dahulu.
2. Reoviridae
Reovirus merupakan virus yang berukuran antara 60-80 nm, mengandung double- stranded RNA
dengan struktur simetri kubikal, terdiri dari 10-12 segmen. Virus yang ikosahedral ini mempunyai
kapsid dengan banyak lapisan serta tahan terhadap eter. Rotavirus yang mempunyai bentuk
seperti roda dapat menimbulkan penyakit gastroenteritis pada manusia, sedangkan Orbivirus yang
merupakan subgrup kelompok virus ini dapat menyebabkan penyakit Colorado Tick Fever pada
manusia dan penyakit lidah biru pada sapi dan biri-biri.
3. Togaviridae
Togavirus merupakan suatu kelompok virus dengan genom yang single stranded mempunyai
selubung dari lipid yang sensitif terhadap eter. Virion virus mempunyai selubung dan berukuran
garis tengah antara 50-70 nm. Partikel Togavirus mengadakan pematangan dengan cara
membentuk tunas dan membran sel plasma hospes. Secara serologik Togavirus. Dikelompokkan
menjadi 3 genus yaitu Alphavirus, Flavivirus, Rubivirus.
4. Arenaviridae
Arenavirus adalah virus RNA dengan genom negative-sense, single stranded, berselubung dan
mempunyai virionberbentuk bulat, lonjong atau pleomorfik (mempunyai banyak bentuk).
Nukleokapsid berfilamen, simetri helikal. Virus ini mempunyai ukuran garis tengah antara 50-350
nm. Semua Arenavirus yang patogen bagi manusia merupakan virus zoonosis yang dapat ditularkan
dari hewan ke manusia. Sebagai contoh adalah penyakit Lassa fever virus yang merupakan
penyebab infeksi kronis pada roden dapat menimbulkan
Lassa Fever suatu penyakit demam berdarahdisertai gangguan fungsi hati dan ginjal pada manusia
di Afrika Barat.
5. Coronaviridae
Coronavirus adalah virus dengan virion berselubung yang berbentuk pleomorfik atau sferis dengan
diameter 70-160 nm mengandung genom single stranded RNA yang positif dan tidak bersegmen.
Nukleokapsid virus ini berbentuk helikal, mempunyai ukuran garis tengah antara 11-13
nm.Terdapat 4 struktur protein utama pada Coronavirus yaitu : protein N (nukleokapsid),
glikoprotein M (membran), glikoprotein spike S (spike), protein E (selubung). Morfologi virusnya
mirip Orthomyxovirus. Infeksi pada manusia disebabkan oleh Human Coronavirus (HcoV) dan
Human Enteric Corona Virus (HECV). Virus ini dapat diisolasi dari saluran napas bagian atas dari
penderita yang mengalami demam. Coronavirus diduga sebagai penyebab penyakit SARS (Severe
Acute Respiratory Syndrome), selain itu pada manusia dapat pula menyebabkan gangguan pada
sistem pencernaan dan sistem saraf pusat. Contoh penyakitnya adalah:
1. Paramyxoviridae
Paramyxovirus anggota famili ini morfologinya mirip Orthomyxovirus, mempunyai virion dengan
ukuran diameter antara 150-300 nm dan panjang antara 1000-10.000 nm. Nukleokapsid helikal
berukuran 18 nm, dan single- stranded RNA dengan Nukleokapsid protein (NP) yang tidak
bersegmen. Terdapat 2 tonjolan duri yaitu yang terbentuk dariglikoprotein HN (hemagglutinin-
neuraminidase) / H (hemaglutinin)/ Glycoprotein (GP) dan gliikoprotein F (Fusion glycoprotein).
Nukleokapsid dan hemaglutinin virus ini terbentuk di dalam sitoplasma. Virus-virus anggota
Paramyxoviridae yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia adalah virus penyebab parotitis
epidemica (mumpsvirus), parainfluenza dan virus respiratory syncytial. Berbeda dengan virus
influenza, Paramyxovirus secara genetik umumnya lebih stabil.
2. Rhabdoviridae
Rhabdovirus yang menjadi anggota famili ini memiliki virion yang berbentuk seperti peluru dengan
ukuran sekitar 75x150 nm. Selubung virus mempunyai tonjolan-tonjolan berukuran panjang 10 nm.
Genom yang single-stranded RNA negative-sense tidak mempunyai segmen. Partikel virus
terbentuk secara budding yang menonjol dari membran sel. Rabies virus termasuk anggota dari
Rhabdovirus ( Soedarto,2014). Contoh penyakit yang dapat ditimbulkan:
Rabies
Rabies atau umumnya dikenal sebagai penyakit anjing gila adalah penyakit serius yang menyerang
otak dan sistem saraf. Penyakit ini digolongkan sebagai penyakit mematikan yang harus ditangani
dengan cepat. Virus yang mematikan ini menyebar ke manusia dari air liur hewan yang terinfeksi
dan biasanya ditularkan melalui gigitan.
Gejala
Waktu yang dibutuhkan virus rabies untuk inkubasi sangat bervariasi, namun biasanya antara dua
minggu sampai tiga bulan. Pada kasus yang jarang terjadiinkubasi virus terjadi hanya dalam waktu
empat hari. Masa inkubasi adalah jarak waktu ketika virus pertama kali masuk ke tubuh sampai
gejala muncul.
Setelah tergigit hewan berpenyakit rabies, virus akan berkembang biak di dalam tubuh inang.
Selanjutnya virus-virus tersebut akan menuju ujung saraf dan berlanjut menuju saraf tulang
belakang serta otak yang mana perkembangbiakan terjadi dengan sangat cepat. Setelah itu virus
rabies menyebar ke paru-paru, kelenjar air liur, hati, ginjal, dan organ-organ lainnya.
Gejala-gejala penyakit rabies pada manusia antara lain demamtinggi, rasa gatal di bagian yang
terinfeksi, perubahan perilaku menjadi agresif, dan takut terhadap air atau hidrofobia. Sedangkan
pada hewan, gejala hampir serupa dengan manusia, namun tanpa hidrofobia. Ketika gejalapenyakit
rabies memasuki fase akhir, baik manusia atau hewan yang mengalaminya bisa mengalami
kematian.
Penyebab
Virus rabies berasal dari kelompok lyssaviruses dan menyerang mamalia. Semua hewan mamalia
sebenarnya bisa membawa atau menularkan virus ini (termasuk mamalia ternak seperti kambing,
sapi, dan kuda). Namun yang paling umum adalahanjing, kucing, monyet, kelelawar, luwak, dan
rubah. Di negara-negara berkembang terutama di Afrika dan Asia (termasuk Indonesia), sebagian
besar kasus rabies disebabkan oleh gigitan anjing.
Virus rabies yang menginfeksi hewan-hewan tersebut dapat menular pada manusia melalui gigitan,
cakaran, jilatan, atau bahkan semburan air liur yang mengenai mata dan bekas luka pada kulit
manusia. Terkait kasus penularan rabies dari manusia ke manusia, sejauh ini biasanya disebabkan
oleh transplantasi atau pencangkokan organ. Namun kasus- kasus seperti itu jarang terjadi di
Indonesia.
Setelah masuk ke tubuh, virus rabies akan memperbanyak diri sebelum menyebar ke ujung saraf.
Selanjutnya virus akan menuju saraf tulang belakang dan otak. Dari sistem saraf pusat inilah virus
rabies kemudian menyebar ke paru-paru, ginjal, kelenjar ludah, serta organ lainnya.
Seseorang yang tinggal di wilayah rawan rabies atau bepergian ke wilayah tersebut berisiko tinggi
terjangkit rabies. Selain itu, orang yang sering berinteraksi dengan mamalia, seperti pengurus
kebun binatang atau dokter hewan, orang yang suka mengeksplorasi alam liar (salah satunya
adalah gua), dan ilmuwan yang meneliti virus rabies di laboratorium juga berpotensi tinggi
terjangkit penyakit ini.
Diagnosis Rabies
Anamnesis
Diagnosis rabies dapat ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dalam anamnesis
perlu diidentifikasi adanya dugaan paparan virus rabies berupariwayat interaksi dengan hewan
(berupa gigitan), perilaku hewan di lingkungan sekitar yang aneh (misalnya, hewan nokturnal
keluar pada siang hari) dan status vaksinasi rabies pada hewan (Gompf,2015).
Pemeriksaan Fisik
a. Periode Neurologis
b. Hidrofobia dan aerofobia adalah patognomonis untuk rabies dan terjadi pada 50%
pasien. dengan gejala yang meliputi:
c. Demam, takhikardia, hipertensi, hiperventilasi, palsy wajah, lakrimasi
d. Pupil anisokor, dilatasi pupil menetap, neuritis optik
e. Air liur berlebihan, berkeringat, hipotensi
Pada pasien dengan rabies paralisis, demam dan kaku kuduk dapat terjadi. Kelumpuhan simetris
dan mungkin umum atau bertahap dapat disalahtafsirkan sebagai sindrom Guillain-Barré.
Penting untuk menentukan kematian otak dengan biopsi otak atau tidak adanya aliran arteri
serebral sebab kematian otak dapat salah terduga bila hanya berdasarkan tanda-tanda
neurologis (Gompf, 2015)
Latihan
Untuk dapat memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah Latihan berikut!
Jelaskan tentang :
1. Famili-Famili yang termasuk dalam golongan virus RNA
2. Berikan beberapa contoh penyakit yang dapat ditimbulkan dari virus RNA
3. Pelajari pula tentang tingkat klsifikasi virus RNA
4. Penyakit dari golongan virus famili Orthomyxoviridae, serta berikan contohnya
5. Jelaskan virus RNA yang bersifat zoonosis
Ringkasan
Virus RNA (asam ribonukleat) juga merupakan asam nukleat (polinukleotida yang terdiri dari unit-
unit mononukleotida). RNA merupakan asam nukleat untai tunggal yang
terdiri dari unit-unit pembangun berupa mononukleotida. Setiap nukleotida terdiri atas satu gugus
fosfat, satu gugus pentosa, dan satu gugus basa Nitrogen (N). RNA merupakan hasil transkripsi dari
suatu fragmen DNA, sehingga kedudukan RNA ialah sebagai polimer dan jauh lebih pendek
dibanding DNA.
Famili yang termasuk virus-virus RNA adalah Picornaviridae, Reoviridae, Togaviridae,
Arenaviridae, Coronaviridae, Retroviridae, Bunyaviridae, Orthomyxoviridae, Paramyxoviridae,
Rhabdovirus. Berbagai famili virus RNA dapat menimbulkan penyakit- penyakit zoonosis yang dapat
ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya dari manusia ke hewan. Poliovirus yang
termasuk Enterovirus dari famili Picornaviridae. Coxsackie virus yang juga termasuk Enterovirus
dapat menimbulkan berbagai penyakit dan gangguan kesehatan pada manusia, antara lain : aseptic
meningitis, hepatitis A virus. Enterovirus yang juga anggota Enterovirus pada manusia dapat
menimbulkan aseptic meningitis.Famili Reoviridae yang dapat juga menyebabkan penyakit pada
manusia antara lain Reovirus menimbulkan diare. Paramyxovirus dari famili Paramyxoviridae
adalah penyebab penyakit rabies. Coronaviridae diduga merupakan penyebab infeksi saluran
pernapasan pada manusia, misalnya SARS (Severe Acute Respiratory Syndrom). Famili Retroviridae,
pengaruhya pada manusia masih belum jelas, tetapi pada hewan dapat menyebabkan leukemia.
Tes 2
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1. Termasuk Enterovirus dari famili Picornaviridae dimasa lalu sering menjadi epidemi
diberbagai daerah di seluruh dunia.Penyakit yang dapat ditimbulkan adalah
A. Rabies
B. Sars
C. Influenza
D. Mumps
E. Poliomielitis
Sumber:materi hal 43
2. Vaksin Picornavirus tidak digunakan selama beberapa dekade sebagai pencegahan
munculnya penyakit pada manusia. Mana dari pernyataan berikut ini yang benar
A. Vaksin Polio hidup yang dilemahkan menyebabkan resistensi saluran cerna
B. Tersedia vaksin virus mati yang efektif terhadap tiga tipe utama rhinovirus
C. Vaksin Poliovirus hidup yang dilemahkan memicu imunitas yang melindungi terhadap
infeksi virus coxcasackie B
D. Tidak ada vaksin echovirus yang tersedia boleh diberikan kepada pasien luluh-imun
E. Hanya vaksin poliovirus hidup yang yang dilemahkan saja yang saat ini dianjurkan
untuk dipergunakan di Amerika Serikat
Sumber: hal 34
8. Yang merupakan penyebab rabies adalah
A. Lyssa virus
B. Leukosis virus
C. LCM virus
D. Lassa fever virus
E. Alphavirus
Sumber: hal 37
9. Epidemi SARS coronavirus pada tahun 2002-2003 menyebabkan banyak kasus dan
kematian. Apa jalur utama transmisi coronavirus manusia
A. Fekal-oral
B. Respirasi
C. Darah
D. Perinatal dari ibu ke bayi
E. Aktifitas seksual
Sumber: hal 30
10. Wabah SARS ditandai dengan pneumonia dan gagal napas progresif, pencegahan atau
terapi penyakit ini dapat dilakukan dengan
A. Vaksin subunit
B. Vaksin hidup yang dilemahkan dan diadaptasikan dengan dingin
C. Obat antivirus amantadine
D. Standart pengendaliann infeksi ,termasuk isolasi dan pemakaian alat pelindung diri
E. Obat antivirus asiklovir
Sumber: hal 31
11. Virus HIV sangat berbahaya karena menyerang
A. System pertahanan tubuh manusia
B. Hati
C. Otot
D. Seldarah
E. Otak
sumber: https://wolipop.detik.com/parenting/d-1417635/fakta-penting-tentang-
hivaids
12. Virus flu burung banyak sekali tipenya, tetapi yang paling berbahaya adalah tipe
A. H1N5
B. H5N1
C. H5N5
D. H1N1
E. H4N5
Sumber: hal 34 & 33
13. Campak disebabkan oleh virus
A. Paramyxovirus
B. Orthomyxovirus
C. Avian influinza
D. Adenovirus
E. Retrovirus
Sumber: https://www.alodokter.com/campak
14. Virus yang menyebabkan penyakit leukimia adalah
A. Arenavirus
B. Papillomavirus
C. Retrovirus
D. Lyssavirus
E. Orthopoxvirus
Sumber: hal 31
15. Virus rabies dapat dihancurkan dengan cepat oleh
A. Radiasi ultraviolet
B. Pemanasan suhu 56 derajat celcius selama 1 jam
C. Eter
D. Tripsin
E. Semua diatas
Sumber: https: dasar dasar virologi
Kunci Jawaban Tes
Test Formatif 1
1. B 6. C 11. B
2. D 7. A 12. A
3. A 8. C 13. D
4. D 9. A 14. D
5. A 10. C 15. A
Test Formatif 2
1. E 6. C 11. A
2. A 7. D 12. B
3. B 8. A 13. A
4. E 9. B 14. C
5. B 10. D 15. E
Glosarium
Aerofobia : kegelisahan yang hebat bergantian dengan sikap tenang dan
berdiam diri, puncak dari kkegelisahan akan meningkat
menjadi ketakutan yang mencekam dan halusinasi pada
penderita rabies.
Akson : jalur transmisi utama sistem saraf dan mereka membantu
membuat saraf. Aksonmerupakan individual berukuran
sekitar satu mikro
Anemia hemolotik : kondisi di mana hancurnya sel darah merah (eritrosit) lebih
cepat dibandingkan pembentukannya. Kondisi tersebut
menyebabkan sel darah merah tidakmemiliki masa hidup
seperti sel normal
Asimtomatik : tanpa gejala
Badan inklusi : merupakan protein-protein yang dihasilkan dari virus
Budding : keluarnya virus complete dari sel inang
Endemik : suatu keadaan dimana penyakit secara menetap berada
dalam masyarakat pada suatu tempat atau populasi
tertentu
Epidemik : mewabahnya penyakit dalam komunitas / daerah tertentu
dalam jumlah yang melebihi batas jumlah normal atau yang
biasa
Hidrofobia : ketakutan yang berlebih-lebihan dan tidak normal pada air
Imunofluoresensi : sebuah teknik untuk mendeteksi molekul menggunakan
antibodi label dengan pewarna neon. Antibodi neon terikat
dapat dideteksi dengan mikroskop atau dengan sitometri
aliran arus tergantung pada aplikasi yang digunakan
Onset : penampilan pertama dari tanda-tanda atau gejala suatu
penyakit
Sindrom Guillain- : sebuah gangguan sistem kekebalan tubuh yang menyerang
Barré saraf. Lemah dan kesemutan pada kaki, biasanya menjadi
gejala yang paling awal. Sensasi ini dapat dengan cepat
menyebar, yang akhirnya dapat melumpuhkan seluruh
tubuh orang tersebut
Splenomegali : pembesaran limpa, keadaaan ini biasanya terjadi akibat
proliferasi limfosit dalam limpa karena infeksi di tempat lain
tubuh
Talasemia : sebuah penyakit kelainan yang terjadi pada sel darah
manusia
Vaksin kwadrivalen : merupakan salah satu jenis vaksin HPV
Virion : partikel virus yang utuhsecara struktural dan menular
Virus Onkogenik : virus yang dapat menyebabkan perubahan-perubahan yang
mempengaruhi proses onkogenesis. Onkogenesis adalah hasil
akumulasi berbagai perubahan genetik yang mengubah
ekspresi atau fungsi protein yang penting dalam
pengendalian pertumbuhan dan pembelahan sel.
Daftar Pustaka
Centers for Disease Control and Prevention CDC. 2017. Human Papillomavirus
(HPV). Genital HPV Infection - Fact Sheet.Atlanta : Departementof Healt & Human
Services
Kuswiyanto. 2016. Buku Ajar Virologi Untuk Analis Kesehatan. Jakarta : Buku
kedokteran EGC