0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
59 tayangan25 halaman

Kel 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 25

MAKALAH BLS 2

TRAUMA THORAX

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2:

ENDAH ARISA

DESRI MELIA

HOSSY SRI RAMADANI

NURUL IZATI

RATNA DESI

SILVIA PEBRINA PUTRI

DOSENPEMBIMBING :

Ns.TIURMAIDA SIMANDALAHI,M.Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES SYEDZA SAINTIKA

PADANG

2019

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, maka kami bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “trauma thorax“dan dengan harapan semoga makalah ini
bisa bermanfaat dan menjadikan referensi bagi kita sehinga lebih mengenai perasaan manusia.

Akhir kata semoga bisa bermanfaat bagi Para, Pelajar, Umum Khususnya pada kami sekolompok
dan semua yang membaca makalah ini semoga bisa dipergunakan dengan manfaat.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................i
BAB I............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................2
A. Definisi thoraks............................................................................................................................2
B. Klasifikasi trama dada..................................................................................................................3
C. TRAUMA DADA YANG POTENSIAL MENGANCAM NYAWA........................................................11
D. TRAUMA DADA TIDAK MENGANCAM NYAWA..........................................................................16
BAB III........................................................................................................................................................21
PENUTUP...................................................................................................................................................21
A.   Kesimpulan............................................................................................................................21
B.       Saran...................................................................................................................................21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Trauma thorax adalah luka atau cedera yang mengenai rongga thorax yang dapat
menyebabkan kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari cavum thorax yang disebabkan
oleh benda tajam atau benda tumpul dan dapat menyebabkan keadaan gawat thorax akut.Trauma
thorax diklasifikasikan dengan tumpul dan tembus.Trauma tumpul merupakan luka atau cedera
yang mengenai rongga thorax yang disebabkan oleh benda tumpul yang sulit diidentifikasi
keluasan kerusakannya karena gejala-gejala umum dan rancu (Brunner & Suddarth, 2002).
Trauma dada menyebabkan hampir 25% dari semua kematian yang  berhubungan dengan
trauma di amerika serikat dan berkaitan dengan 50% kematian yang berhubungan dengan trauma
yang mencakup cedera sistem multiple. Trauma dada diklasifikasikan dengan tumpul atau
tembus (penetrasi).Meski trauma tumpul dada lebih umum, pada trauma ini seringtimbul
kesulitan dalam mengidentifikasi keluasan kerusakan karena gejala-gejala mungkin umum dan
rancu.

B. Rumusan Masalah
a.     Apa yang dimaksud dengan trauma thorax?
b.    Apa etiologi dari trauma thorax?
c.     Bagaimana tanda dan gejala dari trauma thorax?
d.    Bagaimana patofisiologitrauma thorax?
e.     Bagaimana penatalaksanaan kegawardaruratan trauma thorax?
f.     Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien gawat darurat trauma thorax?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi thoraks

Trauma dada, baik itu tumpul atau penetrasi, merupakan sumber mobiditas dan
mortalitas yang signifikan.Karena dad terdiri dari banyak organ yang bertanggungjawab
untuk ventilasi, oksigenesi, dan sirkulasi, cedera traumatic pada dada dapat menyebabkan
kerusakan fungsi vital paling banyak.Trauma dad dapat berpengaruh terhadap salah satu
atau seluruh komponen dinding dada dan kavum thorax.Trauma langsung pada struktur
tulang mengganggu mekanisme ventilasi, dan merusak perenkim paru-paru mengganggu
pertukaran gas atau oksigenasi. Berdampak buruk pada cardiacoutput yang disebabkan
oleh kerusakan cardiac primer atau disfungsi, perubahan tekanan intrathorakal dan
penueunan venous return, atau gangguan pada pembuluh mayor dan kehilangan darah
massif.
Penyebab trauma dada yang paling banyak adalah tabrakan sepeda motor (motor
vehicle crass/MVCs). Penganiayaan, jatuh, ledakan, trauma dada dapat dikategorikan
dalam kriteria mengancam nyawa.

TRAUMA DAD YANG MENGANCAM NYAWA DENGAN SEGERA

1. Tension pneumothorax
Tension pneumothorax terjadi ketika udara masuk ruang pleural sepanjang inspirasi
dan tidak dapat keluar selama ekspirasi. Udara berkumpul pada kavum thorax
menyebabkan ancaman hemodinamik yang mengancam nyawa. Peningkatan tekanan
intrathorakal menyebakan sisi paru-paru yang berlawanan kolaps dan mediastinum
bergeser, m,enekan jantung dan pembuluh vena besar. Venous return, dan kemudian
cardiac output, mengalami penurunan.Kondisi ini memerlukan intervensi segera.
Tension pneumothorax disebabkan oleh trauma tumpul atau penetrasi, atau
komplikasi dari ventilasi mekanik.Pasien dengan pneumothorax kecil dapat berkembang
menjadi tension pneumothorax dengan cepat setelah ventilasi tekanan positif, dengan bag-
mask atau ventilator mekanik, dapat diketahui sejak awal.
2
a. Tanda dan gejala
 Respitory distress berat: dyspnea, gelisah, dan takipnea.
 Tanda penurunan curah jantung : takikardi, hipotensi, perfusi perifer yang tidak
baik, sianosis, dan gelisah.
 Distensi vena jugularis karena mediastinum bergeser dan pembuluh darah vena
besar.
 Deviasi trakea, menjauh dari sisi yang terkena (mengarah pada paru-paru “yang
baik”) dan memungkinkan deviasi mediastinum.
 Hasil perkusi hipersonor pada dinding dada sisi yang terkena.
 Bunyi jantung menjauh.
 Gejala seperti distensi vena jugularis, pergeseran trakea dan sianosis akan
meningkatkan saat kondisi memburuk, dan pasien mungkin menunjukkan tanda
perburukan hipoksia seperti penurunan tingkat kesadaran.

b. Prosedur diagnostic
 Temuan klinis mungkin mengindikasikan perlu untuk dekompresi jarum pada
paru-paru yang terkena sebelum melakukan prosedur diagnostic khusu, seperti
radiografi dad.
 Radiografi dada: deviasi trakea dan pergeseran mediastinal mungkin ditemukan.

Jangan menunda dekompresi jarum pada temuan klinis tension pneumothorax


untuk mendapatkan kepastian dari radiografi dada.

c. Intervensi Terapeutik
 Dukung airway, breathing dan circulation pasien:berikan suplementasi oksigen.

B. Klasifikasi trama dada

1. Trauma dada yang mengancam jiwa


 Tension pnethorax

3
 Tamnade cordis
 Pnemthrax terbuka
 Hemathorax massif
 Flalil chest
2. Trauma dada yang berptensi mengancam jiwa
 Disrupsi aorta
 Trauma kardiak tumpul ( kontusio cardiak )
 Kontusio pulmonal
 Disrupsi tracheobronchial
 Robekan diafrgma
 Disrupsi esophagus
3. Trauma dada yang tidak mengancam jiwa
 Simple peunomothorax
 Fraktur iga
 Fraktur sternum
 Fraktur klavikua
 Fraktur scapula

Lakukan dekompresi jarum secepanya jika hemodinamik membahayakan terjadi.

 Gunakan kateter jaru ukuran 14 atau 16 gauge atau lebih, panajang 3-6cm
(ukuran 18atau 20 gauge pada pasien pediatric/ anak-anak)
 Tusukan jarm diatas cost eke tiga pada ruang intercista (ICS) kedua, garis
midklavikula, pada sisi yang terkena.
 Udara di bawah tekanan akan keluar, keluarkan stylet jarum, tinggalkan kateter
pada tempatnya sampai tube dada dapat dimasukkan.

Hemlich flutter valve jika tidak dapat dengan cepat memasukan tube.

 Siakan insersi tube dada secepatnya


 Sediakan pengontrol nyeri.

4
2. Tamponade cordis

Tamponade cordis merupakan pengmpulan darah atau bekuan darah pada rongga
pericardial. Akumulasi darah tersebut menekan jantung, membatasi pengisian ventrikel
dan menurukan curah jantung. Penurunan fungsi jantung langsung berhubungan dengan
kecepatan dan luasnya akumulasi cairan.jika akumulasi berlangsung cepat, sebanyak 100-
150 mL darah di rongga pericardial dapat berpengaruh buruk terhadap curah jantung
pemeyebab utaa temponade kordis adalah trauma dada penetrasi (80-90%) seperti luka
tembak.

a. Tanda dan gejala


 Nyeri dada
 Takikardi, takipnea, dispnea
 Beck’striad (terjadi hanya pada sepertiga pasien dengan temponade )
 Hipotensi
 Distensi vena leher (mungkin tidak ada pada hipovoleia berat )
 Suara jantung lemah atau terdengar jauh
 Perubahan status mental
 Penurunan darah sistolik lebih dari 10 mmHg selama instipasi, disebabkan oleh
menurunnya aliran balik vena.
b. Prosedur Diagnostik
 Elektrokardigram (EKG) mungkin menunjukan:
- Voltase rendah kompleks QRS
- Pubcless electrical activity
- Perubahan arus listrik-amplitudo kompleks QRS berubah
 Radiografi dada mungkin normal pada awalnya, mungkin terdapat pelebaran
mediastinum atau pembesaran bayangan jantung
 Asescement with sonography for trauma (FAST) selama pengkajian primer
dan sekunder mempunyai tingkat false negatif yang significan.
 Echocardiography

5
 CT scan jika hemo dinamik pasen stabil

c. Intervensi terapeutik
 Dukung airway,breathing, and circulation, berikan oksigen tambahan.
 Infus cairan intravena dengan cepat untuk meningkatkan tekanan pengisian
cardiac
 Pada pasien yang hemodinamik tidak stabil, pericardioccntesis jantung mungkin
diperlukan untuk mengurangi tekanan jantung sementara,memperpanjang waktu
untuk memindahkan pasien ke ruang operasi atau pusat penanganan khusus
 Intervensi pembedahan secara umum diperlukan

3. Pneumothorax Terbuka

Jika luka penetrasi berhubungan langsung dengan ruang pleura, maka udara
memasuki thorax dan tekanan negatif intrathorakal hilang. Seperti pada
pneumothorax tertutup. Paru-paru oada sisi yang terkena akan kolaps, udara berlanjut
masuk dan keluar rongga dada melalui luka tersebut melalui luka tersebut
selamapasien inspirasi, membuat suara menghisap. Jika luka pada dinding dada
mendekati dua pertiga diameter trakea, pada waktu inspirasi udara akan memilih
masuk ruang pleura dari pada melalui jalan nafas atas pasien. Situasi ini mengsailkan
hipoksia berat.

a) Tanda dan Gejala


 Riwayat trauma dada penetrasi, terlihat luka di dada ( mungkin sekecil lubang
pemecah es)
 Tanda distress pernafasan: dispnea, takipnea, gelisah, dan sianosis
 Terdengar suara menghisap (sucking sound) pada saat inspirasi
 Ekspirasi dada asimetris
 Gelembung darah di sekitar luka pada saat ekspirasi, dapat berkembang emfisema
subkutan
b) Prosedur Diagnostik
 Temuan pengkajian klinis
6
 Radiografi dada akan menunjukan tanda pneuothorax
c) Intervensi Terapeutik
 Dukung airway,breathing,circulation,berikan oksigen tambahan
 Tutu luka dengan balutan tertutup tiga sisi secepatnya

Balutan tertutup tiga sisi menciptakan ketup yang bisa membuka dan bisa menutup
sehingga berpengaruh terhadap pneumothorax terbuka. Saat pasien bernafas, balutan
akan mencegah udara masuk ke ruang pleura; saat ekspirasi, udara akan mengikuti
katup sisi balutan yang terbuka sehingga mencegah terjadinya tension pneumothorax.

 Observasi pasien dengan ketat terhadap perkembangan menjadi tension


pneumothorax (distres respirasi meningkat, distensi vena
jugularis,hipotensi). Jika tension pneumothorax terjadi, angkat balutan
secepatnya untuk mengurangi tension.
 Siapkan insersi tube dada secepatnya.

4. Hemothorax

Hemothorax merupakan akumulasi darah di ruang pleura dan dapat terjadi


akibat trauma penetrasi maupun trauma tumpul. Seringkali diikuti oleh
pneumothorax, perdarahan disebbabkan laserasi pada intercosta, vena atau arteri
mamae interna, atau dari kerusakan parenkim dari akumulasi cepat lebih dari 1500
mL darah pada rongga dada dan menyebabkan kerusakan respirasi dan sirkulasi.

a. Tanda dan Gejala


 Tanda distres respirasi; dispnea dan takipnea
 Nyeri pada saat inspirasi
 Pergerakan dinding dada asimetris
 Tanda klinis syok hipovolemik; takipnea, takikardi, hipotensi, akral dingin,
penurunan capillary refill, gelisah, dan kebingungan
 Penurunan suara nafas pada sisi yang terkena
 Perkusi dullness pada sisi yang terkena

7
b. Prosedur Diagnostik
 Lakukan hitung darah lengkap serial; mungkin menunjukan penurunan
hemoglobin dan hematokrit.
 Lakukan radiografi dada; mungkin menunjukan trauma tumpul pada sisi
kostofrenikus pada posisi tegak.
c. Intervensi Terapeutik
 Dukungan airway, dan breathing, berikan oksigen tambahan
 Perbaiki volume darah yang bersirkulasi dengan kristaloid dan produk darah
intravena.
 Bantu penempatan tube dada :
 Tube ukuran besar (37-38 french) dimasukan pada ICS keempat dan
kelima pada linea midaksilaris.
 Hubungkan tube dengan suction.
 Jaga unit drainase lebih rendah dari dada untuk membantu aliran drainase
 Jaga unit menghadap ke atas untuk mencegah hilangnya sistem water seal
 Kaji dan dokumentasikan fluktuasi drainase pada selang, termasuk
output, warna drainase, ada atau tidaknya kebocoran udara, juga lakukan
pengkajian sesuai dengan pengkajian FOCA.
 Pertimbangkan autotransfusi.
 Siapkan pembedahan darurat jika drainase awal lebih dari 1500 mL atau
drainase awal 1000 mL yang diikuti 200 mL drainase tiap 2 sampai 4
jam.
5. Flail chest

Flail chest terjadi ketika dua atau lebih costa yang berurutan mengalami fraktur
pada satu atau lebih tempat atau ketika sternum lepas. Segmen yang patah kehilangan
kontinuitas dengan dinding dada dan mengakibatkan perubahan tekanan intrathorakal
melalui gerakan paradoksal. Gerakan paradoksal dapat diartikan sebagai pergerakan
segmen flail berlawanan dengan

Keuntungan dan Kerugian Autotransfusi

8
Keuntungan :

 Tersedia dengan cepat


 Tidak ada ketakutan dan ketidakcocokan
 Tidak terjadi komplikasi yang berhubungan dengan darah yang tersimpan
(hiperkalemi, hipokalemi, asidosi metabolik)
 Darah sesuai dengan temperatur tubuh, hipotermi sekunder minimal.
 Mungkin dapat di terima pada pasien dengan kepercayaan tertentu untuk transfusi
darah.

Kerugian :

 Terbatas untuk luka tidak terkontaminasi


 Memerlukan peralatan khusus dan operator terlatih.
 Tidak dapat digunakan pada luka yang terjadi > 4-6 jam.

Dinding dada yang utuh. Pada waktu inspirasi, segmen yang patah akan bergerak
ke dalam, walaupun normalnya bergerak ke luar, saat ekspirasi segmen yang patah akan
terdorong ke luar. Seringkali segmen yang patah tidak terlihat pada awalnya, ditemukan
ketika pasien kelelahan akibat peningkatan kerja pernafasan. Kerja pulmonal terganggu
akibat flail chest akan tetapi gangguan akibat cedera pulmonal di bawahnya lebih
signifikan.

a. Tanda dan Gejala

9
 Nyeri dada dan krepitasi tulang
 Distres respirasi, dispnea, takipnea, dan kegagalan respirasi mungkin terjadi
 Hemothorax dan pneumothorax
 Pergerakan dinding dada asimetri atau pergerakan paradoksal
 Kemungkinan emfisema subkutan
b. Prosedur Diagnostik
 Radiografi dada dan CT Scan menunjukkan fraktur costa atau sternal
 Analisa Gas Darah (AGD) untuk menentukan status ventilasi
c. Intervensi Terapeutik
 Lakukan manajemen dengan narkotik sistemik, blok syaraf interkosta, atau blok
epidural
 Berikan oksigen tambahan untuk mempertahankan Po2 80-100 mmHg, monitor
oksimetri nadi secara kontinue
 Intubasi endoktrakheal dengan menggunakan ventilasi mekanik dan positive end
expiratory pressure (PEEP)
 Koreksi hipovolemia, berikan kristaloid intravena secara bijaksama karena
kemungkinan kontusio pulmonal di bawahnya
 Pertimbangkan penempatan kateter arterial untuk pemeriksaan AGD frekuen
 Persiapkan untuk rawat inap atau pindahan di fasilitas penanganan khusus
 Antisipasi kemungkinan pembedahan untuk fiksasi internal segmen yang patah
 Jangan lakukan stabilisasi pada segmen yang patah dengan menggunakan
sandbags, tetapi gunakan splinting dengan gulungan handuk yang dapat
memberikan keuntungan jika hal tersebut meningkatkan volume tidal pasien.
a. Ruptur Miokardium

Ruptur miokardium traumatik dapat terdiri dari perforasi ventrikel (paling


banyak terjadi) atau atrium atau laserasi atau ruptur septum ventrikel atau katup
jantung (daun katup, chordae tendinene, otot papilaris).Tidak mengherankan,
penyebab paling banyak ruptur miokardium adalah tabrakan kendaraan bermotor
kecepatan tinggi. Hal ini akan selalu menimbulkan kematian dengan cepat yang
terjadi akibat pendarahan atau tamponade kordia. Jika perikardium masih utuh,

10
perdarahan mungkin tertampung sementara, pindahkan pasien yang survive
secepatnya ke depertemen gawat darurat.

a. Tanda dan Gejala


 Tanda dan gejala pada perdarahan tetap atau tamponade kordis
- Hipotensi berat yang tidak berespons terhadap resusitasi cairan
- Distensi vena leher, mungkin tidak ada pada kondisi hipovolumia
- Suara jantung terdengar jauh
 Murmur kasar dan keras
 Sianosis pada torso bagian atas, lengan dan kepala
 Sedikit tanda trauma thorax atau trauma dada masif
b. Prosedur Diagnostik
 Radiografi dada untuk menemukan trauma dada lain seperti hemopneumothorax
 Pemeriksaan FAST, TTE dan TEE
c. Intervensi Terapeutik
 Minimalkan waktu prehospital pada tempat kejadian (load and go), khususnya pada
daerah perkotaan
 Intervensi pembedahan secepatnya merupakan pilihan dalam penanganan
 Pericardiosintensis dapat dilakukan sebagai penanganan sementara sampai
pembedahan dapat dilakukan
 Jika pasien tiba di departemen gawat darurat dengan tanda vital dan kemudian
mengalami henti kardiopulmonal, thoracotomi terbuka (resuseittative thoracotomy)
harus dipertimbangkan.

C. TRAUMA DADA YANG POTENSIAL MENGANCAM NYAWA

1. Injuri Aorta

Injuri pada aorta dapat terjadi dari lubang sobekan kecil (transeksi persial) sampai
ruptur aorta komplet yang menghasilkan perdarahan masif dan tingkat mortalitas awal

11
sebesar 60%-90%. Jika transeksi yang terjadi persial, pasien mungkin bertahan sampai
dipindahkan ke rumah sakit, akan tetapi hampir semua pasien mempunyai injuri serius.
Sisi yang paling umum mengalami injuri aorta adalah bagian distal arteri subclavikula
kiri (isthmus aorta) dan akar aorta.

a. Tanda dan Gejala


 Riwayat injuri deselerasi mendadak (tabrakan sepeda motor (MVC) tanpa sabuk
pengaman, terpental dari sepeda motor, jatuh dari ketinggian)
 Tanda signifikan trauma dinding dada (fraktur skapula, fraktur costae pertama atau
kedua, fraktur sternal, terbentur roda kemudi)
 Nyeri dada
 Nyeri punggung
 Tanda distres pernafasan, dispnea dan takipnea
 Tanda kegawatan sirkulasi, takikardi, hipotensi, perubahan tingkat kesadaran,
penurunan fungsi perifer
 Murmur berat pada regio paraskapular
 Tekanan darah tidak sama pada ekstremitas bagian atas
 Paruplegi akibat dari iskemi bagian distal aorta yang mengalami injuri

b. Prosedur Diagnostik
 Radiografi dada
- Mediastinum melebar
- Gambaran aortic knob tampak kabur atau tidak terlihat
- Hemothorax
- Elevasi bronkus kanan
 CT dada apabila hemodinamik pasien stabil
 Pemeriksaan FAST pada dada, TEE atau TTE
 Aortagrafi merupakan standar emas untuk mendeteksi injuri, aorta, sehingga
mendapatkan visualisasi aorta dan setiap tetesan ataupun aklusi/sumbatan.

c. Intervensi Terapeutik

12
 Dukung airway dan breathing, berikan oksigenasi tambahan
 Kontrol perdarahan apapun sumbernya (hemopneumothorax, fraktur tulang panjang
atau pelvis tidak stabil, perdarahan intrakranial)
 Resusitasi cairan dengan kriotaloid atau produk darah
 Jika transeksi parsial, berikan short-acting beta-blockeri (labetalol, esmolol) untuk
menurunkan heart rate dan menurunkan MAP mendekati 60 mmHg. Terapi ini
memungkinkan pasien untuk dipindahkan ke pusat perawatan khusus
 Penempatan stent endovascular pada sisi yang mengalami transeksi parsial apabila
memungkinkan
 Pembedahan terbuka dengan bypass cardiopulmonal mungkin diperlukan.

2. Cidera Tumpul Jantung (Blunt Cardiac Injury)

Cidera tumpul jantung/Blunt Cardiac Injury (BCI) terjadi lebih sering dari pada
yang terdiagnosa, hal tersebut tidak terlihat karena adanya cedera yang lebih parah.
Cidera tumpul jantung/BCI harus dipertimbangkan ketika mekanisme cedera adalah
tabrakan kendaraan bermotor dengan cedera akselerasi-deselerasi (khususnya ketika dada
menghantamroda setir), crust injury, atau jatuh dari ketinggian. Cidera tumpul
jantung/BCI dapat disebabkan oleh kompresi dada selama resusitasi jantung paru (RJP).

Perubahan miokardium berhubungan dengan cedera tumpul jantung/BCI dapat


terjadi dari area petechie yang menyebar dan kontusio mikroskopis sampai laserasi dan
kerusakan ketebalan dinding.Dedera ini menyebabkan beberapa derajat disfungsi
miokardial.

a. Tanda dan Gejala


 Nyeri dada ringan sampai berat, biasanya tidak menyebar sampai lengan atau dagu, dan
tidak hilang dengan nitrogliserin
 Kontusio dan abrasi dinding dada
 Takikardi dan hipotensi
 Dispnea
 Mungkin terdapat tanda tamponade kordis.

13
b. Prosedur Diagnostik
 Kecurigaan yang tinggi pada mekanisme injuri
 Monitoring jantung terus menerus mungkin menunjukkan sinus takikardi, ventrikuler
prematur atau kontraksi atrium, fibrilasi atrium
 EKG 12 lead mumgkin menunjukkan ST elevasi di segmen V1, V2, V3 dan pola right
bundle branch
 Echocardiogram transesophageal atau transthorasic untuk mengidentifikasi pergerakan
dinding ventrikel kiri abnormal
 CKMB dan troponin mungkin meningkat tetapi temuan tersebut bukan merupakan
prediktor yang akurat

c. Intervensi Terapeutik
 Penanganan sama pada pasien dengan infark miokard akut, dengan pengecualian
terapi fibrinolitik
 Berikan oksigen tambahan
 Tempatkan pasien semo fowler dan bed rest
 Berikan analgesik untuk nyeri dada
 Pindahkan pasien ke unit intensif untuk monitoring jantung dan hemodinamik
 Jika terdapat tanda kegagalan jantung, gunakan vasopressor untuk menjaga tekanan
darah 90 mmHg dan inotropik untuk meningkatkan kontraktilitas.

3. Ruptur diafragma
Ruptur diafragma dapat terjadi akibat trauma penetrasi seperti luka tembak atau
luka tusuk atau trauma tumpul yang disebabkan karena tabrakan kendaraandengan
kecepatan tinggi.Ruptur paling banyak terjadi pada diafragma kiri dikarenakan diafragma
kanan mempunyai struktur yang lebih kuat dan sebagian terlindungi oleh hati. Ruptur
atau sobekan pada diafragma memungkinkan terjadinya herniasi organ abdomen ke
kavum dada. Hal ini menyebabkan gangguan pada respirasi dan ventilasi.Injuri pada

14
thorak bagian bawah atau abdomen bagian atas meningkatkan kewaspadaan terhadap
cidera.

a. Tanda dan gejala


 Dispnea dan orthopnea
 Disfagia (kesulitan menelan)
 Bown sounds (suara bising usus dirongga dada)
 Nyeri dada, mengkin menyebar dibahu kiri
 Penurunan suara nafas pada sisi yang terkena
 Makanan yang tidak tercerna
b. Prosedur Diagnostik
 Radiografi dada, pada awalnya oedema, tetapi dikaji untuk :
- Peningkatan diafragma kiri
- Herniasi usus ke rongga dada
- Orogastrik atau nasogastrik tampak menggulung dirongga dada
- Tidak adanya sudut kostafrenik disisi yang berlawanan dengan yang mengalami cidera
 CT dada dan abdomen
 Pemeriksaan FAST mungkin mengindikasikan kenaikan diafragma

c. Intervensi terapeutik
 Pertahankan airway, breathing dan circulation
 Selang orogastic atau nasogastrikuntuk dekompresi perut
 Jika pesien stabil, dapat dilakukan pemeriksaan gastrointestinal atas, esophagoscopy
atau gastrocopy
 Bedside endoskopi
 Dukung jalan napas, pernapasan dan sirkulasi, intubasi endotrakeal bisa dilakukan
 Berikan akses intervena dan mulai berikan cairan
 Antisipasi pembedahan darurat atau pasien dipindahkan kefasilitas khusus untuk
perbaikan.

15
D. TRAUMA DADA TIDAK MENGANCAM NYAWA

1. Pneumothorak sederhana

Pneumothorak sederhana atau tertutp terjadi ketika terjadi kebocoran paru-


paru, bronchus, atau trakea bagian bawah yang mengakibatkan udara menumpuk
diruang pleura. Hal ini menyebabkan thorak kehilangan tekanan negatifnya dan paru-
paru mengalami kolaps total atas partial. Pneumothorak tertutup sering diakibat kan
oleh tusukan pada iga atau kompresi dada menekan glotis yang tertutup
.pneumothorak kadang-kadang dihasilkan dari barotrauma akibat goncangan atau
ledakan dengan kekuatan besar. Pneumothorak spontan dapat terjadi akibat lepuhan
atau kista yang mengalami ruptur.

a. Tanda dan gejala


 Riwayat trauma dada tumpul atau cedera akibat ledakan
 Nyeri dada tajam, pleuritik dengan onset mendadak
 Tanda distres respirasi : dispnea dan takipnea
 Pergerakan dinding dada tidak simetris
b. Prosedur diagnostik
 Adanya temuan pneumothorak pada adiografi dada
c. Intervensi terapeutik
 Berikan oksigenasi tambahan, pemantauan SpO2 berkelanjutan
 Jika tidak ada kontraindikasi tempatkan pasien pada posisi semi fowler untuk
memperbaiki ekspansi dada
 Siapkan insersi selang dada sesuai indikasi

2. Fraktur Iga

16
Fraktur iga merupakan cidera thorak yang sering ditemukan.Fraktur sering
dihasilkan dari hantaman pada dada secara langsung tetapi juga dapat disebabkan oleh
penetrasi objek seperti tonggak pagar atau peluru.Fraktur dada iatrogenik terjadi akibat
dari kompresi dada atau abdominal trust.

Fraktur iga terjadi pada umum nya dibagian lengkungan, yang merupakan bagian
yang paling lemah.Fraktur paling sering terjadi pada iga ke-4 sampai ke-9. Fraktur pada
sternum atau iga pertama atau kedua mengindikasikan bahwa energi yang
memperngaruhi tubuh

Tanda dan Gejala

- Nyeri yang meningkat dengan pergerakan dan inspirasi


- Point tendernes(pasien dapat menunjukan pergerakan didnding dada selama iinspirasi
- Berat otot dada untuk menurukan pergerakan dindidng dadaselam inspirasi
- Abrasi,kemerahan,atau ekimosis pada sisi yang mengalami cedera nyeri
- Teraba deformitas(step-off defeck)apabila tulang yang mengalami fraktur terpisah
dan berpindah dari posisi nirmal nya.
- Krepitasi pada bagian yang mengalami fraktur
- Kemungkinan terjadi enfisema subkutan apabila berhubungan dengan cedera paru-
paru atau tercheobrinchial.

Prosedur diasnitik

- Radiografi dad untuk mengidentifikasi faktrur dan untuk menyingkirakan cedera


torax lain nya.
- CT dad mengevaluasi cedera jaringan lunak
- Atreriografi jika dicurugai terjadi nya injuri vaskuler

Intervensi terapeutik

17
- Sediakan manajemen nyeri dengan analgetik oral,anastesi epidural ubrtuk membantu
ventilasi dan ekspansi dada adekuat
- Batasi aktivitas
- Berikan terapi dingin untuk 2 jam pertama,berikutnya terapi panas
- Pasien lansia dengan penyakit yang menyertai mengalami penurunan pengembangan
paru-paru dan mungkiin membutuhkan hospitalisasi.
- Monitir status respirasi deengan ketat untuk mendeteksi adanya perburukan lebuh awal.
- Intruksikan pasien penggunanaan spirometer secara tepat tulang iga pada anak kecil
terutama tersusun dari kartilago dan secara umum lebih lentur dan tidak mudah
patah,peertimbangan adanya maltreatment pad kondisi fraktur yang tidak dapat dijelaskan
- Sabuk atau pengikat dada dapat membatasi pergerakan dada,menyebabkan atelaktasis,dan
merupakan kontraindikasi.

3. FRAKTUR STERNUM
Fraktur pada sternum memerlukan tenaga yang sangat kuat,kondisi ini jarang
merupakan cedera yang berdiri sendiri sis yang paling banyak mengalami fraktur
adalah bagian juction .sternum yang terlepas total dipertimbangkan sebagai fisik
segemen yang sangat memerlukan penangann.

Tanda dan gejala

-Nyeri dada khususnya pada saat inspirasi


-Ekimosis pad area sternum dan pembengkan jaringan lunak
-Palpasi frakur
-Perubahan EKG aritmia ,premature,vaskuler contaction,atrial fibrilation dan
perubahan segmen ST.

Prosedur diagnostik

-Radiografi dada CT dada


-EKG 12 lead fdan monotoring jantung terus secara berkelanjutan untuk mendeteksi
dan gangguan konduksi.

18
-Biomasker jantung untuk memetikantidak adanya traumaa tumpul jantung yang
menyertai .
-Pengkajian ulang secara trekuen untuk mendeteksi kemungkinan konfusuio pulmonal
atau trauma tumpul jantung.
-Kontrol nyeeri untuk mendukung ventilasi adekuat
-Pembedahan yang memungkinankan untuk fiksasi sternum

4. FRAKTUR KLAVIKULA
Klavikula merupakan bagian yang sering dan mudah mengalami fraktur.fkratur
klavikula paling sering diaibatkan oleh energi tumpul dan secra khas ditemukkan pad
cedea atlet akibat hantaman lateral atau jatuh dengan tangan menyangga.fraktur ini secara
umum banyak pada anak-anak dan umum naya tidak dianggab serius.fraktur klavikula
biasanya patahan:distal (15%).fraktur medial (dekat dengan sternum) dapat berhubungan
dengan cedera lain,seperti fraktur costac pertama pertama,faktrur sternum dan cedera
pembuluh vena besar.

Tanda dan gejala

- Nyeri ,pembengkakan dan memar diatas sisi yang fraktur


- Teraba deformitas pada dearah fraktur (step-off defect)
- Pergerakan inferior dan anterior bahu akibat hulanganya sokongan dari tulang
klavikula
- Penurunan pulsasi,sensasi dan kelemahan motorik

Prosedur diagnostik

- Radiografi dada untuk memperlihatkan fraktur dan menyingkirkan ,adanya


pneumothorax
- Pertimbangan anteriogram untuk memastikan tidak adanya cedera vaskuler

Intervensi terapeutuik

- Ice pack (kompres dengan ice) padaa area yang terkena


- Nonsteroidal anti-inflammatory drugs atau nartorik untuk menajemne nyeri

19
- Imobilisasi dengan sling
- Secara hati-hati kaji pulpasi pada lengan sisi yang yang mengalami cedera vena
subklavikula atau cedera lainya .
- Secara hati-hati kaji pulsasi pada lengan yang mengalami cedera untuk
mengidentifikasi kemungkianan kerusakan kerusakan pada plexus brachialis
- Antisipasi reduksi tertutup pada fraktur pada fraktur pergeseran atau pembedahan
untuk ada kekuatan reduksi terbuka.

5. FRAKTUR SKAPULA
Harus dan energi yang besar untuk mematahkan skapula .cedera yang
jarang,fraktur skapula biasanya merupakanhasil dari kecelakaan kendaraan bermotor
kecepatan tinggi atau jatuh dari ketinggian dan biasanya berhubungan dengan cedera
signifikan pada dad dan paru-paru.

Tanda dan gejala

-Nyeri yang berhubungan erat dengan pergerakan


-Jika sadar ,pasien myngkin memegang lengan mendekat dengan badan
-Trandences (peka terhadap ras nyeri),krepitasi,pembengakn dan hematom diatas
bagiaan yang fraktur.

Prosedur diagnostik

Radiografi dad atau bahu,,fraktur skapula pada awalnaya diabaikan karena


berhubungan dengan cedera yang mengacam jiwa.

Intervensi teraupeutik

- Penangan cedera mengancam jiwa yang myngkin terjadi bersamaan


- Memanajemen nyeri
- Imobilisasi dengan slig
- Pembedahan untuk reduksi terbuka pada fraktur pergesera yang berat.

20
BAB III

PENUTUP

    A.   Kesimpulan
Trauma Dada / Thorax adalah suatu kondisi dimana terjadinya  benturan baik tumpul
maupun tajam pada dada atau dinding thorax, yang menyebabkan abnormalitas (bentuk) pada
rangka thorax. Perubahan bentuk pada thorax akibat trauma dapat menyebabkan gangguan fungsi
atau cedera pada organ  bagian dalam rongga thorax seperti jantung dan paru-paru, sehingga
dapat terjadi  beberapa kondisi patologis traumatik seperti Haematothorax, Pneumothorax,
Tamponade Jantung, dan sebagainya.

B.       Saran
Dalam melakukan asuhan keperawatan khususnya dengan gangguan sistem pernafasan
trauma toraks hendaknya mengetahui terlebih dahulu gambaran keadaan pasien dan rencana
asuhan keperawatan yang tepat untuk  penanganan yang lebih.

21
DAFTAR PUSTAKA

Emergency Nurses Association.(2007). Trauma nursing core course provider manual (6 thed). Des
Plaines, Il: Author.

22

Anda mungkin juga menyukai