Mineral Nikel PDF
Mineral Nikel PDF
Mineral Nikel PDF
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2020
DISUSUN OLEH :
1.2. Tujuan
1. Untuk lebih mengetahui kristalografi nikel
2. Untuk mengetahui petrologi nikel ganesanya
3. Untuk lebih mengetahui ganesa nikel
4. Untuk lebih mengetahui mineralogi nikel
1.3. Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
2.6.1. Sebagai pembelajaran ilmu bagi penulis dan pembaca agar dapat
membedakan karakeristik dari nikel yang ada di bebrapa daerah di Indoesia
2.6.2. Sebagai pedoman untuk penulisan karya tulis pada masa mendatang.
Sifat Kimia
• Pada suhu kamar nikel bereaksi lambat dengan udara
• Jika dibakar, reaksi berlangsung cepat membentuk oksida NiO
• Bereaksi dengan Cl2 membentuk Klorida (NiCl2)
• Bereaksi dengan steam H2O membentuk Oksida NiO
• Bereaksi dengan HCl encer dan asam sulfat encer, yang reaksinya
berlangsung lambat
• Bereaksi dengan asam nitrat dan aquaregia, Ni segera larut
Ni + HNO3 → Ni(NO3)2 + NO + H2O
• Tidak beraksi dengan basa alkali
• Bereaksi dengan H2S menghasilkan endapan hitam
Informasi dasar
Nama : Nikel
Simbol : Ni
Nomor Atom : 28
Massa Atom : 58.6934 amu
Jumlah Protons/Elektron : 28
Jumlah Neutron : 31
Klasifikasi : Transition Metal
Struktur kristal : Cubic
Jumlah Tingkat Energi :4
Energi pertama level :2
Energi Kedua Level :8
Energi Ketiga Level : 16
Energi Keempat Level :2
• Isotopes
Isotope Half Life
Ni-56 6.1 days
Ni-58 Stable
Ni-60 Stable
Ni-61 Stable
Ni-62 Stable
Ni-64 Stable
2.2.2. Karakteristik
• Unsur Nama, Lambang, Nomor atom : Nikel, Ni, 28
• Deret kimia : logam transisi
• Golongan, Periode, Blok : 10, 4, d
• Penampilan : kemilau, metalik
• Konfigurasi elektron : [Ar] 3d8 4s2
• Kelimpahan : 99 ppm
• Densitas : 8,908 g cm-3
• Titik leleh : 14550C
• Titid didih : 29200C
• Jari-jari atomik : 124 pm
• Elektronegativitas : 1,8
• Tanggal Penemuan : 1751
• Penemu : Alex Cronstedt
• Nama Asal : Dari kata kupfernickel
Jerman (Tembaga Palsu)
• Kegunaan : Paduan Logam
Elektroplating, nikel-kadmium baterai
• Di peroleh dari : pentlandit
• Volume Atom : 6.6 cm3/mol
• Struktur Kristal : fcc
• Massa Jenis : 8.9 g/cm3
• Konduktivitas Listrik : 14.6 x 106 ohm-1cm-1
• Elektronegativitas : 1.91
• Konfigurasi Elektron : [Ar]3d8 4s2
• Formasi Entalpi : 17.2 kJ/mol
• Konduktivitas Panas : 90.7 Wm-1K-1
• Potensial Ionisasi : 7.635 V
• Bilangan Oksidasi : 2,3
• Kapasitas Panas : 0.444 Jg-1K-1
• Entalpi Penguapan : 377.5 kJ/mol
a. Sistem Isometrik
Sistem ini dikenal dengan sebutan sistem kristal kubus atau kubik dengan
jumlah sumbu pada kristal sebanyak 3 dan saling tegak lurus antara satu
dengan yang lainnya. Perbandingan ketiga sumbu memiliki panjang yang
sama. Kerena memiliki panjang sumbu yang sama, sudut kristalografi yang
dibuat sebesar 90o, hal ini disebabkan setiap sumbu berada pada posisi tegak
lurus.
Sistem isometrik dibagi menjadi 5 kelas yaitu, tetaoidal, gyroida, diploida,
hextetrahedral, dan hexoctahedral. Beberapa mineral yang memakai sistem
kristal isometrik yaitu galena, emas, flourite, pyrite, dan halite. Sistem
isometrik merupakan sistem yang paling simetri dalam ruang 3 dimensi.
b. Sistem Tetragonal
Sistem kristal ini memiliki 3 sumbu kristal yang masing – masing sumbu
saling tegak lurus. Hanya satu sumbu memiliki ukuran lebih panjang atau
lebih pendek dibandingakan dengan dua sumbu yang lain. Pada sistem
tetragonal dibagi menjadi 7 kelas yaitu, piramid, bipiramid, bisfenoid,
trapezohedral, ditetragonal piramid, skalenohedral, ditetragonal bipiramid.
Contoh dari mineral sistem tetragonal yaitu rutil, autunite, leucite, scapolite,
pyrolusite.
c. Sistem Hexagonal
Pada sistem ini terdapat 4 sumbu kristal dimana salah satu sumbu tegak
lurus terhadap ketiga sumbu yang lain. Ketiga sumbu tersebut membentuk
sudut 120o terhadap sumbu satu dengan yang lainnya. Tidak hanya itu, ketiga
sumbu memiliki panjang yang sama, sedangkan sumbu yang tersisa memilliki
ukuran lebih panjang. Contoh dari mineral pada sistem hexagonal yaitu
quartz, hematite, corundum, apatite, calcite.
d. Sistem Trigonal
Sistem ini mempunyai nama lain yaitu Rhombohedral, beberapa ahli
berpendapat jika sistem ini masuk ke dalam sistem kristal hexagonal, sebab
cara penggambarannya cukup sama. Hanya saja terdapat perbedaan yaitu
sistem trigonal, setelah terbentuk bidang datar berupa segienam, kemudian
dibentuk segitiga dengan cara menghubungkan dua titik sudut di mana titik
tersebut melewati satu titik sudutnya. Sistem ini terbagi menjadi 5 kelas yaitu,
trigonal piramid, tigonal trapezohedral, ditrigonal piramid, ditrigonal
skalenohedral dan rombohedral. Contoh dari mineral sistem ini yaitu cinnaber
dan tourmaline.
e. Sistem Orthorhombik
Sistem ini juga dikenal dengan sebutan sistem Rhombis, memiliki 3
sumbu simetri kristal saling tegak lurus antara satu dengan yang lainnya.
Masing – masing sumbu mempunyai panjang yang berbeda. Pada sistem
orthorhombik dibagi menjadi 3 kelas yaitu piramid, bipiramid, dan bisfenoid.
Contoh dari mineral ini yaitu stibnite, aragonite, chrysoberyl dan witherite.
f. Sistem Monoklin
Monoklin sendiri memiliki arti yaitu hanya terdapat satu sumbu yang
miring dari tiga sumbu yang ada. Selain itu, ketiga sumbu tersebut tidak
mempunyai panjang yang sama. Salah satu sumbu berukuran pendek dan
salah satu yang lain memiliki ukuran yang panjang. Sistem monoklin ini
terbagi menjadi 3 kelas, sfenoid, doma dan prisma. Contoh mineral ini yaitu
azurite, gypsum, epidot, colemanite, malachite.
g. Sistem Triklin
Sistem ini terdapat 3 sumbu simetri di mana antara satu sumbu dengan yang
lainnya tidak saling tegak lurus dan juga ketiga sumbu tidak memiliki
panjang yang sama. Contoh dari mineral pada sistem ini yaitu albite,
labradorite, kaolinite, dan anortoclase.
Simbol
Pearso Cp cI cF
n
Sel
satuan
Sistem kubus sederhana terdiri dari titik kisi pada setiap sudut kubusnya.
Setiap atom pada titik kisi kemudian dibagi rata ke 8 kubus lainnya sehingga
hanya ada 1⁄8 bagian atom pada setiap titik kisi. Dengan ini, setiap sel satuannya
memiliki 1 atom (1⁄8 × 8).
Sistem kubus berpusat-badan mempunyai 1 titik kisi pada pusat sel satuan
ditambah 8 pada sudut-sudut kubus. Dengan ini, setiap sel satuannya memiliki 2
atom (1⁄8 × 8 + 1).
Sistem kubus berpusat-muka mempunyai titik kisi pada muka (sisi) kubus,
setiap titik kisi berisi setengah bagian atom, ditambah titik kisi pada setiap sudut
kubus. Dengan ini, setiap sel satuannya memiliki 4 atom (1⁄8 × 8 dari sudut
ditambah 1⁄2 × 6 dari muka).
Secara petrologi, batuan yang terdapat di alam ini dapat dibagi menjadi tiga
jenis, yaitu batuan beku (igneous rocks), batuan endapan (sedimentary rocks), dan
batuan malihan (metamorphic rocks).
1. Analisa gravimetri
Analisa gravimetrik ini menentukan massa dari suatu analit dengan
menimbang sebuah sampel sebelum dan/atau setelah mengalami beberapa
kali perubahan. Contoh yang umum ialah menentukan massa air dalam
suatu hidrat dengan memanaskan sampelnya untuk dapat menghilangkan
air yang ada, sehingga akan ada perbedaan pada massa sebab molekul air
akan terlepas.
2. Analisa volumetrik
Pada titrasi tersebut terdapat penambahan reaktan ke larutan yang
sedang dianalisis pada sampai titik ekivalen tercapai. Jenis yang paling
umum ialah titrasi asam-basa yang menggunakan berbagai macam
indikator yang menunjukkan perubahan warna. Terdapat beberapa macam
titrasi, misalnya pada titrasi potensiometri. Tipe indikator yang digunakan
tersebut berbeda-beda untuk dapat tercapainya titik ekivalen.
3. Analisa Kalorimetri
Berdasarkan reaksi pembentukan warna yang dapat menyerap atau
meneruskan sinar pada panjang gelombang tertentu Contoh :
Spektrofotometri, Flamephotometer, AAS.
- PT. konstruksor
1. Berdasarkan karakteristik yang dimiliki oleh mineral nikel, maka nikel sangat
mudah dipadukan dengan unsur logam lain, sehingga nikel sangat penting
sebagai bahan paduan untuk ketahanan korosi dan panas.
2. Berdasarkan hasil analisis data geokimia secara statistik seperti yang telah
dilakukan di Pulai Nikel maka dapat disimpulkan bahwa secara genetik
bijih Ni laterit berasosiasi dengan silika dan magnesia, dan sebaliknya tidak
berasosiasi dengan unsur-unsur Co, Fe, Cr, Al, Mn, dan Ca, hal ini
mungkin disebabkan karena ion Ni tidak compatible dengan unsur-unsur
tersebut.
3. Geologi di daerah Palangga, Provinsi Sulawesi Tenggara, disusun oleh
batugamping dari Formasi Eimoko dan Formasi Langkolawa yang memiliki
hubungan ketidakselarasan dengan batuan ultramafik di bawahnya sebagai
pembawa endapan nikel laterit. Proses pelapukan pada batuan ultramafik
menghasilkan karakter dan profil nikel laterit yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA