Askep Anak DG GEA
Askep Anak DG GEA
Askep Anak DG GEA
TINJAUAN TEORI
1.1.2 Etiologi
1.1.2.1 Infeksi
1. Infeksi Enternal
Infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak
1) Infeksi Bakteri : Vibrio, E.Coli, Shigella, Salmonela ( non thypus )
2) Infeksi Virus : Entero virus ( Virus echo, polio, Myelitis )
adenovirus
3) Infeksi Parasit : Cacing ( ascaris, Tricuris ), Protozoa ( Entamoeba
Histolitica )
2. Infeksi Parenteral
Infeksi diluar pencernan makanan, seperti : Otitis Media Akut
( OMA ), Tonsilitis/ Tonsil Faringitis
1.1.2.2 Malabsorbsi
1. Malabsorbsi Karbohidrat
1) Disakarida ( intoleransi laktosa, maltosa, sukrosa )
2) Monosakarida ( intoleransi glukosa, fruktosa, galaktosa )
2. Malabsorbsi Protein
3. Malabsorbsi Lemak
1.1.2.3 Makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
1.1.2.4 Psikologi
Rasa takut dan cemas ( jarang tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih
besar )
1.1.3 Fisiologis
Menurut Syaifuddin (2002), peristiwa yang terjadi dalam sistem
pencernaan meliputi :
1. Pergerakan Makanan
Gerakan mencampur, mengaduk dan mendorong isi lumen akibat
kontraksi otot polos dinding saluran pencernaan, mendorong isi lumen
ke depan dengan kecepatan yang tidak sama, mencampur makanan
dengan lurus dan membantu absorbsi dengan cara mendekatkan
seluruih isi lumen ke permukaan saluran pencernaan.
2. Sekresi Getah Cerna
Sekresii getah cerna ini mulai dari mulut sampai ke ileum dan
dilakukan oleh kelenjar-kelenjar untuk mensekresi air, elektrolit dan
bahan-bahan tertentu seperti enzim dan liur empedu.
3. Pencernaan
Proses pencernaan adalah proses pemecahan secara mekanik dan
kimia, molekul-molekul yang masuk saluran pencernaan menjadi
2
molekul yang lebih kecil sehingga dapat diserap oleh dinding saluran
pencernaan.
4. Absorbsi
Makanan yang telah mengalami perubahan dalam proses penyerapan
hasil pencernaan dari elemen menembus lapisan epitel dan masuk
dalam darah/ cairan unit. Permukaan saluran pencernaan biasanya
tidak rata/ licin, tetapi berlekuk-lekuk sehingga menambah luas
permukaan yang tersedia untuk absorbsi.
1.1.4 Pathofisiologis
Bakteri, virus, parasit, makanan basi/ beracun
Tractus digestivus
Kerusakan villi
Villi usus memendek
Berkurangnya kemampuan Sekresi air dan elektrolit Hiperperistaltik
absorbsi kedalam rongga usus
Tekanan osmotic dirongga usus Diare Meningkatkan Berkurangnya
refluk abdomen saat kemampuan usus
Air dan elektrolit terdorong makan menyerap makanan
Frekuensi
kedalam usus
BAB Mual, muntah Diare
Isi rongga usus berlebih meningkat
Anoreksia Perubahan
Merangsang usus untuk
Nutrisi Pola
mengeluarkan isi usus Lesi pada
Kurang Eliminasi
Kekurangan Cairan dan Elektrolit kulit perianal Alvi
Dari
Kompensasi tubuh untuk mengganti Kebutuhan
Risiko Tinggi Tubuh Cemas
cairan elektrolit yang hilang Kerusakan
Peningkatan metabilosme tubuh Integritas
untuk memproduksi cairan Kulit Kurangnya Sumber Informasi
Hipertermi
3
Keterangan :
Bakteri, virus, makanan basi yang masuk ke tractus digestivus menyebabkan
kerusakan villi yang mengakibatkan berkurangnya kemampuan absorbsi dan
merangsang usus untuk mengeluarkan isi usus sehingga terjadi Kekurangan cairan
elektrolit dengan begitu tubuh mengalami Hipertermi. Kerusakan vili juga
mengakibatkan hiperperistaltik yang bisa menimbulkan mual sehingga tidak ada
nafsu makan, dan adanya diare bisa menimbulkan Perubahan Pola eliminasi
alvi.dan rasa cemas akibat kurangnya informasi yang menilbulkan Kurang
pengetahuan.
4
1.1.6 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Darah lengkap, elektrolit serum, nitrogen ureum, creatinin, tinja
2. Sigmoidoskopi
Uji leukosit fekal positif, pemeriksaan parasit negatif
3. Radiologi
Bagi pasien dengan nyeri perut atau kembung
1.1.7 Penatalaksanaan
Dasar Pengobatan :
1. Pemberian cairan : jenis cairan, jumlah pemberian
2. Diet
3. Obat-obatan
Untuk diare ringan cairan oral dengan segera ditingkatkan dan glukosa
oral serta larutan elektrolit diberikan untuk rehidrasi pasien.
Terapi cairan intravena diberikan untuk hidrasi cepat.
5
2) Eliminasi
Gejala : Tekstur feses bervariasi dari bentuk lunak samapai bau/
berair
Episode berdarah tak dapat diperkirakan, hilang timbul,
sering tak dapat dikontrol ( 20-30 x/hari )
Defekasi berdarah/ pus/ mukosa dengan atau tanpa
keluar feses
Tanda : Peningkatan bising usus, tak ada peristaltik/ adanya
peristaltik yang dapat dilihat
Hemoroid, fisura anal, oliguria
3) Makanan/ Cairan
Gejala : Anoreksia, mual/ muntah
Penurunan BB
Tanda : Penurunan lemak subkutan/ massa otot
Kelemahan tonus otot, membran mukosa pucat
4) Nyeri/ Kenyamanan
Gejala : Nyeri tekan pada kuadran kiri bawah
Tanda : Nyeri tekan abdomen
5) Interaksi sosial
Gejala : Ketidakmampuan aktif dalam sosial
6
2) Kriteria Hasil :
- BB Dalam batas normal sesuai umur
- Meningkatnya pemasukan melalui mulut
- Porsi makanan yang disajikan habis
3) Intervensi dan Rasional
(1) Kaji BB
R : Memberikan informasi tentang pemenuhan nutrisi
(2) Hidangkan makanan dalam keadaan hangat dan menarik
R : Makanan hangat dan menarik dapat meningkatkan nafsu
makan
(3) Anjurkan keluarga pasien untuk memberikan makanan dengan
porsi sedikit tapi sering
R : Meningkatkan kualitas intake nutrisi dan dapat menurunkan
kejenuhan makan
(4) Bantu orang tua mengembangkan keseimbangan nutrisi
R : Meningkatkan pemahaman kebutuhan individu terhadap
pentingnya nutrisi sebagai penunjang
7
2) Kriteria Hasil :
- Turgor kulit baik
- Membran mukosa lembab
- Masukan cairan peroral ± 2500 cc/ hari
- Frekuensi BAB kurang dari 3x/ hari
8
3) Intervensi dan Rasional
(1) Kaji frekuensi, karakteristik BAB
R : Konsistensi feses yang mulai lembek menunjukkan fungsi
usus berubah normal
(2) Auskultasi bising usus
R: Hiperperistaltik mungkin akan tercatat jika ada diare
(3) Berikan makanan banyak serat/ susu bebas laktosa
R : membantu meningkatkan konsistensi BAB
(4) Berikan HE tentang perawatan perianal
R: Iritasi anal, pruritus terjadi karena diare
(5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antidiare
R: menurunkan motilitas usus
9
(3) Ajarkan pemberian kompres hangat basah
R : Dengan diberikan kompres hangat basah agar terjadi
vasodilatasi pada tubuh dan juga membuka pori-pori kulit
sehingga mempercepat penguapan panas tubuh dengan
begitu panas akan turun
(4) Berikan minum banyak ( 7-8 gelas/ hari atau 1400cc-1600cc/ hari )
R : Merangsang pengeluaran urine, menambah volume sirkulasi
dan penurunan suhu tubuh
(5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antipiretik dan
antibiotik sesuai indikasi
R : Menurunkan demam dengan aksi sentralnya dihipotalamus
1.2.2.5 Diagnosa Keperawatan 5
Risiko Tinggi Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan
kelembaban perianal yang ditandai dengan perianal kemerahan, adanya
lesi, nyeri
1) Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam tidak terjadi
kerusakan integritas kulit
2) Kriteria Hasil :
- Menunjukkan perilaku peningkatan penyembuhan
- Mencegah kerusakan kulit
10
(4) Gunakan sabun setiap mencuci perianal setelah BAB
R : Sabun mengandung desinfektan untuk melemahkan kuman/
bakteri
(5) Mengganti celana setiap kali basah/ habis BAB
R : Suasana yang lembab dapt mengganggu sirkulasi kulit dan
tempat yang paling disukai bakteri untuk berkembang biak
(6) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian salep antibiotik
R : Terapi pemberian antibiotik dapat digunakan untuk
melemahkan bakteri yang ada
11
1.2.3 Evaluasi
1. Kebutuhan nutrisi terpenuhi secara adekuat
- Membran mukosa lembab
- BB stabil
2. Kebutuhan volume cairan elektrolit seimbang
- Turgor kulit elastis
- Frekuensi BAB normal 1x/ hari
3. Pola eliminasi alvi kembali normal
- Frekuensi BAB 1x/ hari
- Konsistensi feses normal
4. Suhu tubuh dalam batas normal ( 36,5°C –
37,5°C )
5. Integritas kulit dapat dipertahankan baik
6. Keluarga pasien dapat memahami tentang
keadaan pasien
12
BAB 2
TINJAUAN KASUS
2.1 PENGKAJIAN
BIODATA
A. Identitas pasien
Nama pasien : An. O No. Reg : 696565
Nama panggilan : An. O
Umur : 10 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan :-
Diagnosa Medis : Vomiting + GEA+Typhoid
Tanggal MRS : 01 Juli 2011 pukul 07.30
Tanggal Pengkajian : 04 Juli2 011 pukul 09.00
Golongan Darah :-
B. Identitas Orang Tua/penanggung jawab
Nama Ayah : Tn. D Nama Ibu : Ny. I
Umur : 41 tahun Umur : 39 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : PT Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : ibu rumah tangga
Penghasilan :- Penghasilan :-
Alamat : Pesantren Kediri Alamat : Pesantren Kediri
13
3. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
Prenatal :
Pada saat hamil pertama ibu pasien periksa rutin ke bidan 1 bulan sekali,
selama hamil ibu pasien tidak menderita penyakit kronis/ menular.
Natal :
Pasien lahir ditolong oleh bidan, lahir dapat menangis spontan vertek,
berat badan waktu lahir 2600 gram, Panjang Badan 55 cm.
Post Natal :
Pasien lahir dengan normal tidak ada kelainan kongenital, asi langsung
diminumkan sampai umur 1 tahun tali pusat lepas pada hari ke 7.
14
GENOGRAM
Keterangan :
= Laki-laki = Pasien
= Perempuan = Hubungan pernikahan
= Tinggal 1 rumah = Hubungan keturunan
6. DATA PSIKO SOSIAL
A. Yang Mengasuh Anak
Yang mengasuh anak adalah orang tua sendiri
B. Hubungan Dengan Anggota Keluarga
Anak dekat terhadap ibunya
C. Hubungan Dengan Teman Sebaya
Anak lebihbanyak bermain dengan teman sebaya
D. Pembawaan Secara Umum
Anak sangat manja dengan ibunya
15
7. KEBUTUHAN DASAR / POLA SEHARI-HARI
NO Di Rumah Di Rumah Sakit
1. Makanan yang yang disukai: ayam goreng, sosis yang disukai :
disukai/tidak yang tidak di sukai : sayuran ayam goreng
disukai yang tidak di
sukai : sayuran
Selera makan selera makan lahap habis 1 porsi selera makan
menurun hanya
mampu
menghabiskan 1-2
sendok dari porsi
yang disajikan
Alat makan Garpu, sendok, piring, mangkok Garpu, sendok,
piring, mangkok
Jam makan Pagi : jam 600 Pagi : jam 700
Siang : jam 1200 Siang : jam 1100
Sore : jam 1800 Sore : jam 1800
2. Pola tidur Siang : 1300 _ 1400 Siang : 1000 _ 1100
Malam : 2100 – 500 Malam : 2000 – 500
Menonton TV
3. Kebiasaan Menonton TV
sebelum tidur 2x sehari di bantu
4. Mandi 2x sehari dilakukan sendiri keluarga
Pasien hanya
5. Aktivitas/bermain Banyak bermain dengan teman berbaring di
sebaya tempat tidur
BAB : 3x/hari
6. Eliminasi BAB : 1x/hari BAK : 2x/hari
BAK : 2x/hari
16
A. Diagnosa Medis
Vomiting + GEA
B. Tindakan Operasi
Pasien tidak pernah melakukan tindakan Operasi
C. Status Nutrisi
Makan 3 kali sehari nasi, sayur, lauk, buah.
D. Status hidrasi
Turgor kulit baik tidak ada tanda dehidrasi
E. Obat-obatan
Ampicillin 500 mg iv q 6 j Ranitidine 75 mg bid ½ j
Vometa 5 mg po tid Zincare 1 qh
Curvit 6cc bid Lacidofil 1 qh
Paracetamol 10cc q 5 j Tetraciklin 250 mg tid
rutin 1 hari lalu Prn Yekadril 10cc qid
Oralit 200cc tiap mencret
F. Aktivitas
Px hanya berbaring ditempat tidur, dalam pemenuhan ADL,
px dibantu oleh perawat dan keluarga.
G. X-Ray
Tidak dilakukan pemeriksaan x-ray
9.TANDA-TANDA VITAL
Suhu : 36,2 ºC
Nadi : 82 x/menit
Tekanan Darah : 100/60 mmHg
Pernafasan : 20 x/ menit
BB/TB : 21 kg/ - cm
BB saat sakit : 21 kg
BB sebelum sakit : 22 kg
17
A. Keadaan Umum
Pasien lemas, terpasang IV D1/2S q 8 j di tangan kiri
B. Pemeriksaan Kepala dan Leher
Kepala : simetris, bersih, tidak ada lesi dan benjolan, tidak ada
nyeri tekan
Mata : reflek pupil terhadap cahaya+/+, sklera putih,konjungtiva
merah muda
Hidung : simetris, bersih, tidak ada benjolan, tidak ada sekret
Mulut : gigi bersih, mukosa bibir lembab, tidak ada tanda radang
Telinga : simetris, bersih, tidak ada lesi dan serumen
Leher : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
C. Pemeriksaan Thorak/ Dada
Inspeksi : Pergerakan dada saat inspirasi dan ekspirasi seimbang
antara kanan dan kiri
Palpasi : Vocal fremitus teraba sama
Paru
Inspeksi : Pergerakan paru saat respirasi simetris.
Perkusi : Bunyi sonor pada lapang paru kanan dan kiri.
Auskultasi : Tidak ada bunyi tambahan (ronchi, wheezing, dan rales).
Jantung
Inspeksi : Tidak tampak ictus cordis
Perkusi : Pekak
Batas Jantung
Kanan ICS II dan IV linea sternalis kanan
Kiri ICS II sternalis kiri
ICS IV linea sternalis kiri
Palpasi : Teraba ictus cordis di ICS II dan IV
Auskultasi : Bunyi S1 dan S2 tunggal, S1 Lup S2 Dup.
D. Pemeriksaaan Abdomen
Inspeksi : tidak ada luka/ bekas operasi
18
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : suara tympani
Auskultasi : bising usus 12x/ menit
E. Pemeriksaan Genetalia dan anus
Genetalia : bersih tidak ada lesi
Anus : bersih, tidak ada iritasi
F. Punggung ( Lordosis, Kifosis, Skoliosis )
Tidak terdapat kelainan bentuk punggung ( Lordosis, Kifosis, Skoliosis )
G. Pemeriksaan Neurologi
GCS 4 – 5 – 6
Reflek mata 4 ( dapat membuka mata spontan )
Reflek bicara 5 ( respon verbal bicara baik )
Reflek motorik 6 ( gerak motorik baik )
H. Pemeriksan Integumen
Kulit : kulit berwarna sawo matang, tekstur kulit halus, turgor kulit
menurun
Kuku : pendek dan bersih, warna merah muda
19
A. Adaptasi Sosial :
- Hubungan pasien dengan keluarga dan teman baik
- Pasien dapat beradaptasi dengan lingkungannya, tidak rewel
B. Bahasa :
Pasien menggunakan bahasa jawa dan bahasa Indonesia
C. Motorik halus :
- Pasien sangat tertarik pada ilmu pengetahuan
- pasien dapat membuat gambar
- Pasien tertarik pada buku-buku bacaan
Motorik Kasar :
- Pasien dapat melakukan aktivitas seperti mencuci piring,mencuci baju
Kesimpulan dari pemeriksan Tumbuh Kembang Anak
Pasien tidak mengalami gangguan dalam tumbuh kembang, dapat melalui
tahap-tahap perkembangan dengan baik
Imunisasi :
Imunisasi lengkap ( BCG, Hepatitis B, Polio, DPT, Campak )
20
P 4,7 – 11,3
EO% 0,2- [%] 1–4
BASO 0,0 [%] 0–4
NEUT% 88,8+ [%] 50 – 60
LYMPT% 3,9- [%] 25 – 40
MONO% 6,8 [%] 3,5 – 7
EO # 0,05 [10^3/uL] 0 – 0,2
BASO 0,01 [10^3/uL] 0 – 0,1
NEUT% 18,66+ [10^3/uL] 3–7
LYMPT% 0,82 - [10^3/uL] 1,5 – 4
MONO% 1,42 + [10^3/uL] 0,1 – 0,5
PLT 279 [10^3/uL] 140 -440
PDW 10,9 [fL] 9,0 – 13,0
MPV 10,1 fL 7,2 – 11,1
P-LCR 24,0 % 15,0 – 25,0
PCT 0,28 [%] 0,150-25,0
Pemeriksaan Kimia Darah tgl 28-6-2011
Sadium (Na+) 134 136-145 mEq/L
Postasium (K+) 3,56 3,6 – 5,0 mEq/L
Urine Lengkap
LEU - Cels/uL Macroscopis
NIT - Warna : Kuning
URO - 3,2 Umol/l Kejernihan : Jernih
PRO - g/l Macroscopis
PH 5,5 Eritrosit : 25 - 50
BLD 1+ 25 cels/ul Leukosit : 0-2
SG 1,010 Epith cels : 0 - 2
KET 1+ 1,5 mmol/l
21
iIGM (Salmonela)
Hasil Interpretasi Keterangan
< 2 negatif
3borderline, perlu
diulang hari lain
4 Positif 4-5 positif →Indikasi
infeksi Typoid Fever
akut
6 positif →indikasi kuat
infeksi typoid fever akut
( )
22
2.2 ANALISA DATA
-
DO : Px tampak lemah
-
Px makan hanya
habis 1-2 sendok
-
Muntah 2x
-
Mukosa bibir kering
-
Konjungtiva pink
(merah muda)
-
Turgor kulit
menurun
-
BB sebelum sakit
22 kg
BB saat sakit 21 kg
23
DATA GAYUT MASALAH KEMUNGKINAN
DATA OBYEKTIF PENYEBAB
DATA SUBYEKTIF
DS : Keluarga px bertanya Kurang Pengetahuan Kurang sumber
tentang sakit yang tentang proses penyakit informasi
dialami anaknya GEA
-
DO : Keluarga px selalu
bertanya tentang
keadaan anaknya
-
Keluarga px tidak
tahu tentang sakit
anaknya
24
2.3 DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
25
2.4 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
27
-
Tidak
muntah
28
2.5 TINDAKAN KEPERAWATAN
30
Nama Pasien : An. O
Umur : 10 tahun
Tanggal : 4- 7 - 2011
NO No.DX TGL/JAM EVALUASI TTD
1 1 4-7-2011 S : Pasien mengatakan kepala pusing, mual
muntah
-
O : Pasien tampak lemas, pucat
-
Muntah 1 kali
-
Mencret 1x
-
Px hanya mau menghabiskan
makan 1-2 sendok dari porsi yang
A : disajikan
P : Tujuan belum teratasi
Intervensi dilanjutkan
1. Kaji
TTV
2. Hidangkan makanan hangat dalam
keadaan hangatdan menarik.
3. Anjurkan keluarga pasien untuk
memberikan makan sedikit tapi
sering.
4. Kolaborasi dengan ahli gizi
3. Kolaborasi dengan dokter dalam
2. 4-7-2011 S : pemberian obat antiemetik
31
3. Berikan pendidikan kesehatan pada
keluarga pasien tentang penyakit
pasien.
32
pasien mengatakan mual muntah
-
O : Pasien tampak lemah
-
Muntah 1 kali
-
Px sudah mau makan habis ¼
porsi yang disajikan.
A : Tujuan belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
1. Kaji TTV
2. Anjurkan keluarga pasien untuk
memberikan makan sedikit tapi
sering.
3. Kolaborasi dengan ahli gizi
3. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat antiemetik
2. 5-7-2011 S :
Keluarga px mengatakan belum mengerti
tentang penyakit yang dialami oleh px
O :
Keluarga px masih menanyakan tentang
keadaan putrinya
A :
Masalah belum teratasi
P :
Intervensi dilanjutkan
1. Kaji tingkat pengetahuan keluarga
pasien tentang penyakit pasien
2. Jelaskan dengan bahasa dan kata-
kata yang mudah di mengerti
DAFTAR PUSTAKA
33
Brunner, Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah. EGC : Jakarta
Carpenito, Linda Juall. (2002). Diagnosa Keperawatan. EGC : Jakarta
Doengoes, Marilynn. E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan ; Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawat Pasien. EGC : Jakarta
Massjoer, Arif dkk. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Media Aesculapios :
Jakarta
Ngastiyah. (1997). Perawatan Anak Sakit. EGC : Jakarta
Sowden, A. Linda. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatrik. EGC : Jakarta
34