0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
234 tayangan33 halaman

Askep Anak DG GEA

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 33

BAB 1

TINJAUAN TEORI

1.1 Tinjauan Medis


1.1.1 Pengertian
GEA adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang
abnormal ( lebih dari 3x/hari ), serta dalam perubahan dalam isi ( lebih
dari 200 g/ hari ) dengan konsistensi feses cair ( Brunner and Suddarth,
2002 ).
Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4x pada
bayi dan lebih 3x pada anak, konsistensi feses cair, dapat berwarna hijau
atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja ( Ngastiyah,
1997 ).
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang
lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja), dengan tinja
berbentuk cairan atau setengah cairan, dan dapat pula disertai dengan
frekuensi defekasi meningkat (Mansjoer, Arif., et all, 1999; 501).

1.1.2 Etiologi
1.1.2.1 Infeksi
1. Infeksi Enternal
Infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak
1) Infeksi Bakteri : Vibrio, E.Coli, Shigella, Salmonela ( non thypus )
2) Infeksi Virus : Entero virus ( Virus echo, polio, Myelitis )
adenovirus
3) Infeksi Parasit : Cacing ( ascaris, Tricuris ), Protozoa ( Entamoeba
Histolitica )
2. Infeksi Parenteral
Infeksi diluar pencernan makanan, seperti : Otitis Media Akut
( OMA ), Tonsilitis/ Tonsil Faringitis
1.1.2.2 Malabsorbsi
1. Malabsorbsi Karbohidrat
1) Disakarida ( intoleransi laktosa, maltosa, sukrosa )
2) Monosakarida ( intoleransi glukosa, fruktosa, galaktosa )
2. Malabsorbsi Protein
3. Malabsorbsi Lemak
1.1.2.3 Makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
1.1.2.4 Psikologi
Rasa takut dan cemas ( jarang tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih
besar )

1.1.3 Fisiologis
Menurut Syaifuddin (2002), peristiwa yang terjadi dalam sistem
pencernaan meliputi :
1. Pergerakan Makanan
Gerakan mencampur, mengaduk dan mendorong isi lumen akibat
kontraksi otot polos dinding saluran pencernaan, mendorong isi lumen
ke depan dengan kecepatan yang tidak sama, mencampur makanan
dengan lurus dan membantu absorbsi dengan cara mendekatkan
seluruih isi lumen ke permukaan saluran pencernaan.
2. Sekresi Getah Cerna
Sekresii getah cerna ini mulai dari mulut sampai ke ileum dan
dilakukan oleh kelenjar-kelenjar untuk mensekresi air, elektrolit dan
bahan-bahan tertentu seperti enzim dan liur empedu.
3. Pencernaan
Proses pencernaan adalah proses pemecahan secara mekanik dan
kimia, molekul-molekul yang masuk saluran pencernaan menjadi

2
molekul yang lebih kecil sehingga dapat diserap oleh dinding saluran
pencernaan.
4. Absorbsi
Makanan yang telah mengalami perubahan dalam proses penyerapan
hasil pencernaan dari elemen menembus lapisan epitel dan masuk
dalam darah/ cairan unit. Permukaan saluran pencernaan biasanya
tidak rata/ licin, tetapi berlekuk-lekuk sehingga menambah luas
permukaan yang tersedia untuk absorbsi.
1.1.4 Pathofisiologis
Bakteri, virus, parasit, makanan basi/ beracun

Tractus digestivus

Berkembang biak di usus

Kerusakan villi
Villi usus memendek
Berkurangnya kemampuan Sekresi air dan elektrolit Hiperperistaltik
absorbsi kedalam rongga usus
Tekanan osmotic dirongga usus Diare Meningkatkan Berkurangnya
refluk abdomen saat kemampuan usus
Air dan elektrolit terdorong makan menyerap makanan
Frekuensi
kedalam usus
BAB Mual, muntah Diare
Isi rongga usus berlebih meningkat
Anoreksia Perubahan
Merangsang usus untuk
Nutrisi Pola
mengeluarkan isi usus Lesi pada
Kurang Eliminasi
Kekurangan Cairan dan Elektrolit kulit perianal Alvi
Dari
Kompensasi tubuh untuk mengganti Kebutuhan
Risiko Tinggi Tubuh Cemas
cairan elektrolit yang hilang Kerusakan
Peningkatan metabilosme tubuh Integritas
untuk memproduksi cairan Kulit Kurangnya Sumber Informasi

Peningkatan suhu Kurang Pengetahuan


tubuh

Hipertermi

3
Keterangan :
Bakteri, virus, makanan basi yang masuk ke tractus digestivus menyebabkan
kerusakan villi yang mengakibatkan berkurangnya kemampuan absorbsi dan
merangsang usus untuk mengeluarkan isi usus sehingga terjadi Kekurangan cairan
elektrolit dengan begitu tubuh mengalami Hipertermi. Kerusakan vili juga
mengakibatkan hiperperistaltik yang bisa menimbulkan mual sehingga tidak ada
nafsu makan, dan adanya diare bisa menimbulkan Perubahan Pola eliminasi
alvi.dan rasa cemas akibat kurangnya informasi yang menilbulkan Kurang
pengetahuan.

1.1.5 Manifestasi Klinis


1. Sering BAB dengan konsistensi tinja cair/ encer, kadang mengandung
darah/ lendir
2. Muntah
3. Terdapat tanda gejala dehidrasi
Derajat Dehidrasi :
1) Dehidrasi Ringan
Berat badan menurun 3% - 5%, dengan volume cairan yang hilang
kurang dari 50 ml/kgBB
2) Dehidrasi Sedang
Berat badan menurun 6% _ (%, dengan volume cairan yang hilang
50 – 90 ml/kgBB
3) Dehidrasi Berat
Berat badan menurun lebih dari 10%, dengan volume cairan yang
hilang sama dengan/ lebih dari 100 ml/kgBB
4. Demam
5. Anoreksia
6. Lemah, pucat, gelisah
7. Perubahan TTV meningkat ( suhu )
8. Kram abdominal

4
1.1.6 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Darah lengkap, elektrolit serum, nitrogen ureum, creatinin, tinja
2. Sigmoidoskopi
Uji leukosit fekal positif, pemeriksaan parasit negatif
3. Radiologi
Bagi pasien dengan nyeri perut atau kembung

1.1.7 Penatalaksanaan
Dasar Pengobatan :
1. Pemberian cairan : jenis cairan, jumlah pemberian
2. Diet
3. Obat-obatan
Untuk diare ringan cairan oral dengan segera ditingkatkan dan glukosa
oral serta larutan elektrolit diberikan untuk rehidrasi pasien.
Terapi cairan intravena diberikan untuk hidrasi cepat.

1.2 Tinjauan Asuhan Keperawatan


1.2.1 Pengkajian
1.2.1.1 Anamnesa
1) Pola Eliminasi ( kebiasaan, saat ini )
2) Episode diare ( seberapa sering, durasi, frekuensi )
3) Karakteristik feses ( wana, bau, konsistensi, komponen )
4) Keluhan yang dirasakan ( kelemahan, anoreksia, penurunan BB )
1.2.1.2 Pemeriksaan fisik
1) Aktivitas / istirahat
Gejala : Kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah
Insomnia, merasa gelisah

5
2) Eliminasi
Gejala : Tekstur feses bervariasi dari bentuk lunak samapai bau/
berair
Episode berdarah tak dapat diperkirakan, hilang timbul,
sering tak dapat dikontrol ( 20-30 x/hari )
Defekasi berdarah/ pus/ mukosa dengan atau tanpa
keluar feses
Tanda : Peningkatan bising usus, tak ada peristaltik/ adanya
peristaltik yang dapat dilihat
Hemoroid, fisura anal, oliguria
3) Makanan/ Cairan
Gejala : Anoreksia, mual/ muntah
Penurunan BB
Tanda : Penurunan lemak subkutan/ massa otot
Kelemahan tonus otot, membran mukosa pucat
4) Nyeri/ Kenyamanan
Gejala : Nyeri tekan pada kuadran kiri bawah
Tanda : Nyeri tekan abdomen
5) Interaksi sosial
Gejala : Ketidakmampuan aktif dalam sosial

1.2.2 Rencana Asuhan Keperawatan


1.2.2.1 Diagnosa Keperawatan 1
Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan anoreksia
yang ditandai dengan BB menurun, porsi makanan tidak dihabiskan,
membran mukosa kering, nafsu makan menurun.
1) Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam kebutuhan
nutrisi terpenuhi secara adekuat

6
2) Kriteria Hasil :
- BB Dalam batas normal sesuai umur
- Meningkatnya pemasukan melalui mulut
- Porsi makanan yang disajikan habis
3) Intervensi dan Rasional
(1) Kaji BB
R : Memberikan informasi tentang pemenuhan nutrisi
(2) Hidangkan makanan dalam keadaan hangat dan menarik
R : Makanan hangat dan menarik dapat meningkatkan nafsu
makan
(3) Anjurkan keluarga pasien untuk memberikan makanan dengan
porsi sedikit tapi sering
R : Meningkatkan kualitas intake nutrisi dan dapat menurunkan
kejenuhan makan
(4) Bantu orang tua mengembangkan keseimbangan nutrisi
R : Meningkatkan pemahaman kebutuhan individu terhadap
pentingnya nutrisi sebagai penunjang

(5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian suplemen vitamin


R : Meningkatkan nafsu makan sebagai pemenuhan terhadap
nutrisi

1.2.2.2 Diagnosa Keperawatan 2


Kekurangan Volume Cairan Dan Elektrolit berhubungan dengan
kehilangan cairan abnormal yang ditandai dengan tidak adanya
keseimbanagn antara asupan dan haluaran, membran mukosa/ kulit kering,
BB kurang, haluaran urine berlebihan, sering berkemih, turgor kulit
menurun, mual/ haus.
1) Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam kebutuhan
volume cairan elektrolit seimbang

7
2) Kriteria Hasil :
- Turgor kulit baik
- Membran mukosa lembab
- Masukan cairan peroral ± 2500 cc/ hari
- Frekuensi BAB kurang dari 3x/ hari

3) Intervensi dan Rasional


(1) Observasi TTV
R: Mengetahui keadaan pasien, peningkatan suhu tubuh dan
penurunan TD menunjukkan kekurangan volume cairan
(2) Pantau masukan dan haluaran
R : Indikator keseimbangan cairan tubuh
(3) Berikan HE tentang pentingnya cairan dan elektrolit bagi tubuh
R : HE yang diberikan dapat memotivasi pasien untuk
meningkatkan intake cairan peroral
(4) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi (Aspar-K, infus
RL)
R: Menambah intake cairan untuk menjaga keseimbanagn
cairan tubuh

1.2.2.3 Diagnosa Keperawatan 3


Perubahan Pola Eliminasi Alvi berhubungan dengan malabsorbsi usus
yang ditandai dengan BAB lebih dari #x/ hari, peningkatan bising usus,
konsistensi BAB encer
1) Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x 24 jam pola eliminasi alvi
kembali normal
2) Kriteria Hasil :
- BAB 1x/ hari
- Bising usus normal 4-12 x/ menit
- Konsistensi feses normal

8
3) Intervensi dan Rasional
(1) Kaji frekuensi, karakteristik BAB
R : Konsistensi feses yang mulai lembek menunjukkan fungsi
usus berubah normal
(2) Auskultasi bising usus
R: Hiperperistaltik mungkin akan tercatat jika ada diare
(3) Berikan makanan banyak serat/ susu bebas laktosa
R : membantu meningkatkan konsistensi BAB
(4) Berikan HE tentang perawatan perianal
R: Iritasi anal, pruritus terjadi karena diare
(5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antidiare
R: menurunkan motilitas usus

1.2.2.4 Diagnosa Keperawatan 4


Hipertermi berhubungan dengan infeksi saluran pencernaan yang ditandai
dengan suhu tubuh lebih dari 38°C, WBC > 10,4 K/ul
1) Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam suhu tubuh
dalam batas normal
2) Kriteria Hasil :
- Suhu tubuh normal ( 36,5°C – 37,5°C )
- WBC normal 4.1 – 10.4 K/ul
3) Intervensi dan Rasional
(1) Observasi TTV terutama suhu tubuh
R : Mengetahui perkembangan pasien dan untuk menentukan
terapi selanjutnya
(2) Berikan pakaian yang tipis
R : Panas dapat keluar melalui urine dan keringat, dengan
diberikan pakaian tipis supaya terjadi diaforesis dengan
begitu panas akan turun

9
(3) Ajarkan pemberian kompres hangat basah
R : Dengan diberikan kompres hangat basah agar terjadi
vasodilatasi pada tubuh dan juga membuka pori-pori kulit
sehingga mempercepat penguapan panas tubuh dengan
begitu panas akan turun
(4) Berikan minum banyak ( 7-8 gelas/ hari atau 1400cc-1600cc/ hari )
R : Merangsang pengeluaran urine, menambah volume sirkulasi
dan penurunan suhu tubuh
(5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antipiretik dan
antibiotik sesuai indikasi
R : Menurunkan demam dengan aksi sentralnya dihipotalamus
1.2.2.5 Diagnosa Keperawatan 5
Risiko Tinggi Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan
kelembaban perianal yang ditandai dengan perianal kemerahan, adanya
lesi, nyeri
1) Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam tidak terjadi
kerusakan integritas kulit
2) Kriteria Hasil :
- Menunjukkan perilaku peningkatan penyembuhan
- Mencegah kerusakan kulit

3) Intervensi dan Rasional


(1) Observasi daerah perianal
R : Untuk mengetahui adanya tanda-tanda iritasi pada kulit
(2) Anjurkan perawatan perianal rutin
R : Iritasi anal, ekskoriasi dan pruritus terjadi karena diare
(3) Observai intake output
R : Untuk mengobservasi ketidakseimbangan cairan dan
Elektrolit

10
(4) Gunakan sabun setiap mencuci perianal setelah BAB
R : Sabun mengandung desinfektan untuk melemahkan kuman/
bakteri
(5) Mengganti celana setiap kali basah/ habis BAB
R : Suasana yang lembab dapt mengganggu sirkulasi kulit dan
tempat yang paling disukai bakteri untuk berkembang biak
(6) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian salep antibiotik
R : Terapi pemberian antibiotik dapat digunakan untuk
melemahkan bakteri yang ada

1.2.2.6 Diagnosa Keperawatan 6


Kurang Pengetahuan tentang proses penyakit berhubungan dengan
kurangnya informasi
Tujuan : Keluarga pasien atau pasien memperoleh informasi yang jelas
dan benar tentang penyakitnya
Kriteria hasil : Keluarga pasien dapat melakukan perawatan atau
pertolongan pertama berdasarkan pengetahuan yang diperoleh.
Intervensi dan Rasional
1.) Kaji tingkat pengetahuan keluarga pasien tentang penyakit pasien
Rasional : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan keluarga terhadap
penyakit yang dialami pasien
2.) Jelaskan dengan bahasa dan kata-kata yang mudah di mengerti
Rasional : Agar informasi dapat diterima dengan mudah dan tepat
sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman
3.) Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga pasien tentang penyakit
pasien
Rasional : Untuk meningkatkan pengetahuan agar keluarga mengerti
tentang sakit yang dialami

11
1.2.3 Evaluasi
1. Kebutuhan nutrisi terpenuhi secara adekuat
- Membran mukosa lembab
- BB stabil
2. Kebutuhan volume cairan elektrolit seimbang
- Turgor kulit elastis
- Frekuensi BAB normal 1x/ hari
3. Pola eliminasi alvi kembali normal
- Frekuensi BAB 1x/ hari
- Konsistensi feses normal
4. Suhu tubuh dalam batas normal ( 36,5°C –
37,5°C )
5. Integritas kulit dapat dipertahankan baik
6. Keluarga pasien dapat memahami tentang
keadaan pasien

12
BAB 2
TINJAUAN KASUS

2.1 PENGKAJIAN
BIODATA
A. Identitas pasien
Nama pasien : An. O No. Reg : 696565
Nama panggilan : An. O
Umur : 10 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan :-
Diagnosa Medis : Vomiting + GEA+Typhoid
Tanggal MRS : 01 Juli 2011 pukul 07.30
Tanggal Pengkajian : 04 Juli2 011 pukul 09.00
Golongan Darah :-
B. Identitas Orang Tua/penanggung jawab
Nama Ayah : Tn. D Nama Ibu : Ny. I
Umur : 41 tahun Umur : 39 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : PT Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : ibu rumah tangga
Penghasilan :- Penghasilan :-
Alamat : Pesantren Kediri Alamat : Pesantren Kediri

2. Alasan kunjungan utama/Keluhan Utama


Keluarga pasien mengatakan ± 3 hari ini badan panas, mual muntah,
kepala pusing, BAB 3x/ hari, konsistensi feses encer, ada ampas sedikit

13
3. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
Prenatal :
Pada saat hamil pertama ibu pasien periksa rutin ke bidan 1 bulan sekali,
selama hamil ibu pasien tidak menderita penyakit kronis/ menular.
Natal :
Pasien lahir ditolong oleh bidan, lahir dapat menangis spontan vertek,
berat badan waktu lahir 2600 gram, Panjang Badan 55 cm.
Post Natal :
Pasien lahir dengan normal tidak ada kelainan kongenital, asi langsung
diminumkan sampai umur 1 tahun tali pusat lepas pada hari ke 7.

4. Riwayat Penyakit Masa Lalu


Penyakit-penyakit waktu kecil :
Sebelumnya pasien pernah sakit batuk pilek.
Pernah dirawat di Rumah Sakit :
Pasien belum pernah dirawat di Rumah Sakit sebelumnya
Penggunaan Obat-obatan :
Pasien tidak pernah mengkonsumsi obat luar selain dari dokter
- Paracetamol
- Nasafed
Tindakan :
Pasien belum pernah dilakukan operasi sebelumnya
Alergi :
Pasien tidak alergi terhadap obat dan makanan
Kecelakaan :
Pasien tidak pernah mengalami kecelakaan
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit yang gawat dan
menular seperti (Diabetes Militus, TBC)

14
GENOGRAM

Keterangan :
= Laki-laki = Pasien
= Perempuan = Hubungan pernikahan
= Tinggal 1 rumah = Hubungan keturunan
6. DATA PSIKO SOSIAL
A. Yang Mengasuh Anak
Yang mengasuh anak adalah orang tua sendiri
B. Hubungan Dengan Anggota Keluarga
Anak dekat terhadap ibunya
C. Hubungan Dengan Teman Sebaya
Anak lebihbanyak bermain dengan teman sebaya
D. Pembawaan Secara Umum
Anak sangat manja dengan ibunya

15
7. KEBUTUHAN DASAR / POLA SEHARI-HARI
NO Di Rumah Di Rumah Sakit
1. Makanan yang yang disukai: ayam goreng, sosis yang disukai :
disukai/tidak yang tidak di sukai : sayuran ayam goreng
disukai yang tidak di
sukai : sayuran
Selera makan selera makan lahap habis 1 porsi selera makan
menurun hanya
mampu
menghabiskan 1-2
sendok dari porsi
yang disajikan
Alat makan Garpu, sendok, piring, mangkok Garpu, sendok,
piring, mangkok
Jam makan Pagi : jam 600 Pagi : jam 700
Siang : jam 1200 Siang : jam 1100
Sore : jam 1800 Sore : jam 1800
2. Pola tidur Siang : 1300 _ 1400 Siang : 1000 _ 1100
Malam : 2100 – 500 Malam : 2000 – 500
Menonton TV
3. Kebiasaan Menonton TV
sebelum tidur 2x sehari di bantu
4. Mandi 2x sehari dilakukan sendiri keluarga

Pasien hanya
5. Aktivitas/bermain Banyak bermain dengan teman berbaring di
sebaya tempat tidur
BAB : 3x/hari
6. Eliminasi BAB : 1x/hari BAK : 2x/hari
BAK : 2x/hari

8. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI / PENAMPILAN UMUM PASIEN

16
A. Diagnosa Medis
Vomiting + GEA
B. Tindakan Operasi
Pasien tidak pernah melakukan tindakan Operasi
C. Status Nutrisi
Makan 3 kali sehari nasi, sayur, lauk, buah.
D. Status hidrasi
Turgor kulit baik tidak ada tanda dehidrasi
E. Obat-obatan
Ampicillin 500 mg iv q 6 j Ranitidine 75 mg bid ½ j
Vometa 5 mg po tid Zincare 1 qh
Curvit 6cc bid Lacidofil 1 qh
Paracetamol 10cc q 5 j Tetraciklin 250 mg tid
rutin 1 hari lalu Prn Yekadril 10cc qid
Oralit 200cc tiap mencret
F. Aktivitas
Px hanya berbaring ditempat tidur, dalam pemenuhan ADL,
px dibantu oleh perawat dan keluarga.
G. X-Ray
Tidak dilakukan pemeriksaan x-ray
9.TANDA-TANDA VITAL
Suhu : 36,2 ºC
Nadi : 82 x/menit
Tekanan Darah : 100/60 mmHg
Pernafasan : 20 x/ menit
BB/TB : 21 kg/ - cm
BB saat sakit : 21 kg
BB sebelum sakit : 22 kg

10. PEMERIKSAAN FISIK

17
A. Keadaan Umum
Pasien lemas, terpasang IV D1/2S q 8 j di tangan kiri
B. Pemeriksaan Kepala dan Leher
Kepala : simetris, bersih, tidak ada lesi dan benjolan, tidak ada
nyeri tekan
Mata : reflek pupil terhadap cahaya+/+, sklera putih,konjungtiva
merah muda
Hidung : simetris, bersih, tidak ada benjolan, tidak ada sekret
Mulut : gigi bersih, mukosa bibir lembab, tidak ada tanda radang
Telinga : simetris, bersih, tidak ada lesi dan serumen
Leher : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
C. Pemeriksaan Thorak/ Dada
Inspeksi : Pergerakan dada saat inspirasi dan ekspirasi seimbang
antara kanan dan kiri
Palpasi : Vocal fremitus teraba sama
Paru
Inspeksi : Pergerakan paru saat respirasi simetris.
Perkusi : Bunyi sonor pada lapang paru kanan dan kiri.
Auskultasi : Tidak ada bunyi tambahan (ronchi, wheezing, dan rales).
Jantung
Inspeksi : Tidak tampak ictus cordis
Perkusi : Pekak
Batas Jantung
Kanan ICS II dan IV linea sternalis kanan
Kiri ICS II sternalis kiri
ICS IV linea sternalis kiri
Palpasi : Teraba ictus cordis di ICS II dan IV
Auskultasi : Bunyi S1 dan S2 tunggal, S1 Lup S2 Dup.

D. Pemeriksaaan Abdomen
Inspeksi : tidak ada luka/ bekas operasi

18
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : suara tympani
Auskultasi : bising usus 12x/ menit
E. Pemeriksaan Genetalia dan anus
Genetalia : bersih tidak ada lesi
Anus : bersih, tidak ada iritasi
F. Punggung ( Lordosis, Kifosis, Skoliosis )
Tidak terdapat kelainan bentuk punggung ( Lordosis, Kifosis, Skoliosis )

G. Pemeriksaan Neurologi
GCS 4 – 5 – 6
Reflek mata 4 ( dapat membuka mata spontan )
Reflek bicara 5 ( respon verbal bicara baik )
Reflek motorik 6 ( gerak motorik baik )
H. Pemeriksan Integumen
Kulit : kulit berwarna sawo matang, tekstur kulit halus, turgor kulit
menurun
Kuku : pendek dan bersih, warna merah muda

I. Pemeriksaan Ekstermitas (Oedema, Kelainan, Reflek Patella)


Tidak ada oedema, tidak ada kelainan konginetal
Reflek petela tidak dilakukan karena saat di gunakan duduk kepala pasien
pusing

11. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan

19
A. Adaptasi Sosial :
- Hubungan pasien dengan keluarga dan teman baik
- Pasien dapat beradaptasi dengan lingkungannya, tidak rewel
B. Bahasa :
Pasien menggunakan bahasa jawa dan bahasa Indonesia
C. Motorik halus :
- Pasien sangat tertarik pada ilmu pengetahuan
- pasien dapat membuat gambar
- Pasien tertarik pada buku-buku bacaan
Motorik Kasar :
- Pasien dapat melakukan aktivitas seperti mencuci piring,mencuci baju
Kesimpulan dari pemeriksan Tumbuh Kembang Anak
Pasien tidak mengalami gangguan dalam tumbuh kembang, dapat melalui
tahap-tahap perkembangan dengan baik
Imunisasi :
Imunisasi lengkap ( BCG, Hepatitis B, Polio, DPT, Campak )

12. INFORMASI LAIN


Pemeriksaan Darah tgl 30juli 2011
HGB 11,9 [g/dL] L 12,0-18,0
P 11,4-15,1
RBC 5,01 [10^6/uL] L 4,2 – 6,3
P 4,0 – 5,0
HCT 34,3 - [%] L 33,0 – 51,0
P 38,0-42,0
MCV 68,5 - [fL] 80,0-97,0
MCH 23,8 - [PG] 26,0- 32,0
MCHC 34,7 [g/dL] 31,0 – 36-0
RDW-SD 34,9 - [fL] 35 - 47
RDW-CV 14,1 [%] 11,5 – 14,5

WBC 21,03 + [10^3/uL] L 4,1- 10,9

20
P 4,7 – 11,3
EO% 0,2- [%] 1–4
BASO 0,0 [%] 0–4
NEUT% 88,8+ [%] 50 – 60
LYMPT% 3,9- [%] 25 – 40
MONO% 6,8 [%] 3,5 – 7
EO # 0,05 [10^3/uL] 0 – 0,2
BASO 0,01 [10^3/uL] 0 – 0,1
NEUT% 18,66+ [10^3/uL] 3–7
LYMPT% 0,82 - [10^3/uL] 1,5 – 4
MONO% 1,42 + [10^3/uL] 0,1 – 0,5
PLT 279 [10^3/uL] 140 -440
PDW 10,9 [fL] 9,0 – 13,0
MPV 10,1 fL 7,2 – 11,1
P-LCR 24,0 % 15,0 – 25,0
PCT 0,28 [%] 0,150-25,0
Pemeriksaan Kimia Darah tgl 28-6-2011
Sadium (Na+) 134 136-145 mEq/L
Postasium (K+) 3,56 3,6 – 5,0 mEq/L
Urine Lengkap
LEU - Cels/uL Macroscopis
NIT - Warna : Kuning
URO - 3,2 Umol/l Kejernihan : Jernih
PRO - g/l Macroscopis
PH 5,5 Eritrosit : 25 - 50
BLD 1+ 25 cels/ul Leukosit : 0-2
SG 1,010 Epith cels : 0 - 2
KET 1+ 1,5 mmol/l

21
iIGM (Salmonela)
Hasil Interpretasi Keterangan
< 2 negatif
3borderline, perlu
diulang hari lain
4 Positif 4-5 positif →Indikasi
infeksi Typoid Fever
akut
6 positif →indikasi kuat
infeksi typoid fever akut

Kediri, Juli 2011


Tanda Tangan Mahasiswa

( )

22
2.2 ANALISA DATA

Nama Pasien : An. O


Umur : 10 tahun
No. Reg : 696565
DATA GAYUT MASALAH KEMUNGKINAN
DATA OBYEKTIF PENYEBAB
DATA SUBYEKTIF
DS : Keluarga px Nutrisi kurang dari Anoreksia
mengatakan px, mual kebutuhan tubuh
muntah, dan kepala
pusing

-
DO : Px tampak lemah
-
Px makan hanya
habis 1-2 sendok
-
Muntah 2x
-
Mukosa bibir kering
-
Konjungtiva pink
(merah muda)
-
Turgor kulit
menurun
-
BB sebelum sakit
22 kg
BB saat sakit 21 kg

23
DATA GAYUT MASALAH KEMUNGKINAN
DATA OBYEKTIF PENYEBAB
DATA SUBYEKTIF
DS : Keluarga px bertanya Kurang Pengetahuan Kurang sumber
tentang sakit yang tentang proses penyakit informasi
dialami anaknya GEA

-
DO : Keluarga px selalu
bertanya tentang
keadaan anaknya
-
Keluarga px tidak
tahu tentang sakit
anaknya

24
2.3 DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien : An. O


Umur : 10 tahun
No. Reg : 696565
NO TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL TTD
MUNCUL TERATASI
1 30-06-2011 Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
berhubungan dengan anoreksia yang
ditandai dengan keluarga px mengatakan px
mual muntah kepala pusing px tampak
lemah px makan hanya habis 1-2 sendok,
muntah 2x, BB sebelum sakit 22 kg, BB
saat sakit 21 kg

2 30-06-2011 Kurang Pengetahuan tentang proses


penyakit GEA berhubungan dengan kurang
sumber informasi yang ditandai dengan
Keluarga px bertanya tentang sakit yang
dialami anaknya, keluarga px selalu
bertanya tentang keadaan anaknya, keluarga
px tidak tahu tentang sakit anaknya

25
2.4 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : An. O


Umur : 10 tahun
No. Reg : 696565
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD
.1 Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Setelah dilakukan 1. Kaji TTV 1. Untuk mengetahui keadaan
umum pasien
Tubuh berhubungan dengan tindakan keperawatan
anoreksia yang ditandai dengan selama 3x24 jam 2. Hidangkan makanan dalam 2. Makanan hangat dan
menarik akan meningkatkan
keluarga px mengatakan px mual kebutuhan nutrisi keadaan hangat dan menarik. nafsu makan
muntah kepala pusing px tampak terpenuhi secara 3. Anjurkan keluarga pasien
3. Meningkatkan kualitas
lemah px makan hanya habis 1-2 adekuat, dengan untuk memberikan makan intake nutrisi dan dapat
sendok, muntah 2x, BB sebelum sakit kriteria hasil : sedikit tapi sering. menurunkan kejenuhan
-
makan
22 kg, BB saat sakit 21 kg Porsi
makan habis 4. Kolaborasi dengan ahli gizi 4. Untuk membantu
pengaturan diit bagi pasien
-
Nafsu
5. Untuk mengurangi rasa mual
makan meningkat 5. Kolaborasi dengan dokter
dan mempercepat
-
BB naik/ dalam pemberian obat ksembuhan px
stabil sesuai umur antiemetik
22 kg

27
-
Tidak
muntah

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD


2 Kurang Pengetahuan tentang proses Keluarga pasien atau 1. Kaji tingkat pengetahuan 1. Untuk mengetahui tingkat
penyakit GEA berhubungan dengan pasien memperoleh keluarga pasien tentang penyakit pengetahuan keluarga terhadap
kurang sumber informasi yang informasi yang jelas pasien penyakit yang dialami pasien
ditandai dengan Keluarga px dan benar tentang 2. Jelaskan dengan bahasa dan 2. Agar informasi dapat diterima
bertanya tentang sakit yang dialami penyakitnya dengan kata-kata yang mudah di dengan mudah dan tepat
anaknya, keluarga px selalu bertanya Kriteria hasil : mengerti sehingga tidak menimbulkan
tentang keadaan anaknya, keluarga px - saat ditanya tentang kesalahpahaman
tidak tahu tentang sakit anaknya keadaan pasien 3. Berikan pendidikan kesehatan 3.Untuk meningkatkan
keluarga bisa pada keluarga pasien tentang pengetahuan agar keluarga
menjawab penyakit pasien mengerti tentang sakit yang
dialami pasien

28
2.5 TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : An. O


Umur : 10 tahun
No. Reg : 696565
NO No.DX TGL/JAM TINDAKAN KEPERAWATAN TTD
1 1 4 -7-2011
900 1. Memberikan obat
-
Tetracyklin 250 mg
-
Lacidofil 1 Qh
2. Pengkajian TTV
S : 36 2 C P : 82 x/mnt
N : 20 x/mnt TD : 100/60 mmHg
10 00 1. Memberikan obat
-
Yekadril 10cc qid
-
Zincare 1 Qh
1200
2. Menganjurkan px untuk makan sedikit tapi
sering
1000 1. memberikan obat
- Ampicillin 500mg IV Tid
- Yekadril 10cc qid
2. mengobservasi TTV
S : 37 C P : 84 x/mnt
N : 22 x/mnt TD : 100/60 mmHg
2. 1. memberi penjelasan kepada keluarga pasien
tentang penyakit yang dialami oleh px

NO No.DX TGL/JAM TINDAKAN KEPERAWATAN TTD


1 1 5 -7-2011 1. Memberikan obat
800 -
Tetracyklin 250 mg
-
Lacidofil 1 Qh
-
Yekadril 10cc
2. Mengobservasi TTV
S : 36 2 C P : 80 x/mnt
N : 20 x/mnt TD : 100/60 mmHg
10 00 3. Memberikan obat
-
Zincare 1 Qh
-
Vometa 5 mg

1200 1. Mengobservasi TTV


S : 366 C P : 84 x/mnt
N : 22 x/mnt TD : 100/60 mmHg
2. Memberikan obat
- Ampicillin 500 mg IV Tid
- Yekadril 10cc qid

2. 1000 1. Memberikan HE kepada keluarga pasien


tentang penyakit GEA dan cara pembuatan
oralit

2.6 CATATAN PERKEMBANGAN

30
Nama Pasien : An. O
Umur : 10 tahun
Tanggal : 4- 7 - 2011
NO No.DX TGL/JAM EVALUASI TTD
1 1 4-7-2011 S : Pasien mengatakan kepala pusing, mual
muntah
-
O : Pasien tampak lemas, pucat
-
Muntah 1 kali
-
Mencret 1x
-
Px hanya mau menghabiskan
makan 1-2 sendok dari porsi yang
A : disajikan
P : Tujuan belum teratasi
Intervensi dilanjutkan
1. Kaji
TTV
2. Hidangkan makanan hangat dalam
keadaan hangatdan menarik.
3. Anjurkan keluarga pasien untuk
memberikan makan sedikit tapi
sering.
4. Kolaborasi dengan ahli gizi
3. Kolaborasi dengan dokter dalam
2. 4-7-2011 S : pemberian obat antiemetik

Keluarga px mengatakan belum mengerti


O :
tentang penyakit yang dialami oleh px
Keluarga px masih menanyakan tentang
A :
keadaan putrinya
P :
Masalah belum teratasi
Intervensi dilanjutkan
1. Kaji tingkat pengetahuan keluarga
pasien tentang penyakit pasien
2. Jelaskan dengan bahasa dan kata-
kata yang mudah di mengerti

31
3. Berikan pendidikan kesehatan pada
keluarga pasien tentang penyakit
pasien.

NO No.DX TGL/JAM EVALUASI TTD


1 1 5-7-2011 S : Pasien mengatakan kepala tidak pusing,

32
pasien mengatakan mual muntah
-
O : Pasien tampak lemah
-
Muntah 1 kali
-
Px sudah mau makan habis ¼
porsi yang disajikan.
A : Tujuan belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
1. Kaji TTV
2. Anjurkan keluarga pasien untuk
memberikan makan sedikit tapi
sering.
3. Kolaborasi dengan ahli gizi
3. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat antiemetik
2. 5-7-2011 S :
Keluarga px mengatakan belum mengerti
tentang penyakit yang dialami oleh px
O :
Keluarga px masih menanyakan tentang
keadaan putrinya
A :
Masalah belum teratasi
P :
Intervensi dilanjutkan
1. Kaji tingkat pengetahuan keluarga
pasien tentang penyakit pasien
2. Jelaskan dengan bahasa dan kata-
kata yang mudah di mengerti

3. Berikan pendidikan kesehatan pada


keluarga pasien tentang penyakit
pasien.

DAFTAR PUSTAKA

33
Brunner, Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah. EGC : Jakarta
Carpenito, Linda Juall. (2002). Diagnosa Keperawatan. EGC : Jakarta
Doengoes, Marilynn. E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan ; Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawat Pasien. EGC : Jakarta
Massjoer, Arif dkk. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Media Aesculapios :
Jakarta
Ngastiyah. (1997). Perawatan Anak Sakit. EGC : Jakarta
Sowden, A. Linda. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatrik. EGC : Jakarta

34

Anda mungkin juga menyukai