ErdianaPercobaan 1
ErdianaPercobaan 1
ErdianaPercobaan 1
KIMIA ORGANIK II
Disusun Oleh :
Erdiana Putri Pertiwi
062118057
Tujuan percobaan ini yaitu mengetahui reaksi substitusi gugu OH −¿¿ oleh Br−¿¿.
Alkil halida praktis tidak larut dalam air dan membentuk larutan jenuh
dalam asam sulfat dingin, sehingga ekstraksi dengan asam sulfat dingin dapat
memisahkan alkil halida dari campurannya dengan alkana, alkohol, dan eter.
Kelarutan alkil halida dalam air ini dipengaruhi oleh ketidakmampuan alkil halida
membentuk ikatan hidrogen dengan air sehingga alkil halida tidak larut dalam air,
tetapi larut dalam pelarut organik. Dengan air, alkil halida berada dilapisan
bawah dan bukan terapung diatas permukaan air. Hal ini dikarenakan alkil halida
lebih berat dari pada air walaupun pada umumnya senyawa organik lebih ringan
dari pada air. Senyawa alkil halida memiliki titik didih lebih tinggi dari alkana
dikarenakan memiliki berat molekul lebih tinggi meskipun dalam jumlah atom C
yang sama.
Jika karbon pembawa gugus pergi bersifat kiral, reaksi menyebabkan hilangnya
aktivitas optik karena terjadi rasemik (Riswiyanto, 2015). Spesies antaranya yaitu
ion karbonium, hanya ada tiga gugus yang terikat pada karbon positif. Karena itu,
karbon positif mempunyai hibridisasi sp 2 dan berbentuk planar, sehingga air
mempunyai peluang menyerang dari dua sisi (depan dan belakang). Kesempatan
ini masing-masing mempunyai peluang 50%, sehingga hasilnya adalah rasemik.
Misalnya, reaksi (S)-3- bromo-3-metilheksana dengan air menghasilkan alkohol
rasemik.
Gambar 3. Contoh mekanisme reaksi SN1
Pada umumnya proses SN1 terjadi dengan air sebagai pelarut atau kopelarut, mengandung
substrat dan gugus pergi. Reaksi SN1 yang terjadi pada pelarut yang bukan air
menyebabkan ketidakefisienan dalam memisahkan ion–ion sehingga menyebabkan
proses ionisasi berjalan sangat lambat. Diketahui bahwa reaksi S N1 terjadi hanya dalam
media berair. Angka 1 pada pada mekanisme SN1 menunjukkan bahwa mekanisme ini
unimolekular. Sebab tahap penentu lajunya hanya melibatkan substrat dan tidak
melibatkan nukleofil. Pada tahap pertama mekanisme ini terdapat adanya kendala dalam
laju reaksi yaitu pada laju pembentukan karbokation. Sedangkan reaksi dengan
nukleofilik pada tahap kedua berlangsung sangat cepat. Reaksi berlangsung cepat bila
gugus pada substrat merupakan alkil tersier dan paling lambat bila gugus alkilnya primer.
Hal ini terjadi karena reaksi SN1 berlangsung melalui karbokation sehingga urutan
reaktivitasnya sama dengan urutan kestabilan karbokation (3° > 2° > 1°). Artinya semakin
mudah pembentukan karbokation, semakin cepat reaksi berlangsung. Pada tahap pertama
dalam mekanisme reaksi SN1 adalah tahap pembentukan ion, sehingga mekanisme ini
dapat berlangsung lebih baik dalam pelarut polar. Jadi halida sekunder yang dapat
bereaksi melalui kedua mekanisme tersebut, mekanismenya dapat diubah dengan
menyesuaikan kepolaran pelarutnya. Misalnya, mekanisme reaksi halida sekunder dengan
air (membentuk alkohol) dapat diubah dari SN2 menjadi SN1 dengan mengubah
pelarutnya dari 95% aseton-5% air (relative tidak-polar) menjadi 50% aseton- 50% air
(lebih polar, dan pelarut peng-ion yang lebih baik). Mekanisme reaksi SN2 Substitusi
bimolekul melibatkan tumbukan nukleofil dengan karbon substrat yang mengandung
gugus pergi. Reaksi substitusi ini disebut sebagai reaksi S N2. Persamaan reaksi umum
substitusi SN2.
Reaksi:
Mekanisme reaksi SN2 ialah proses mekanisme yang dilakukan dalam satu
tahap, dimana ketika ikatan pada gugus pergi mulai putus bersamaan
dengan terbentuknya ikatan pada nukleofilik.
Pada mekanisme reaksi SN2 reaksi akan lebih cepat bila gugus alkil pada
substrat berupa primer dan paling lambat bila berupa tersier (Rinaningsih
R., 2014). Sedangkan pada alkil halida sekunder bereaksi dengan laju
pertengahan sehingga Urutan reaktivitas untuk reaksi SN2 adalah 1°> 2 > 3°.
BAB II
BAB III
PROSEDUR KERJA
1. Disiapkan labu ukur destilasi leher tiga 500 mL lalu dimasukkan kedalam 25 mL
aquadest dan 14 mL H2SO4 pekat pertetes campuran didinginkan. Langkah
selanjutnya ditambahkan 7,5 gram isopropil alkohol dan campuran yang sudah
didinginkan dimasukkan 17,5 gram NaBr.2H2O.
2. Direfluks selama 1 jam campuran diatas, gas HBr yang keluar melalui selang
ditampung dalam air. Campuran didinginkan diperoleh dua lapisan bagian atas
berwarna kuning kecoklatan dipisahkan dengan corong pisah. Zat cair
dimasukkan ke labu destilasi ukuran 50-100 mL lalu ditambahkan aquades 10-15
mL lakukan destilasi dengan pemanas lampu spirtus suhu 59° C akan keluar
isopropil bromida.
3. Destilat terjadi 2 lapisan, diambil lapisan bawah lalu ditambahkan HCl pekat
sebanyak volume yang sama, air 5 % larutan NaHCO 3. Kemudian keringkan
dengan CaCl2 anhidrat. Dilakukan destilasi suhu 59° C pada isopropil bromida
diuji dengan AgNO3 dan hasilnya disimpan.
BAB IV
DATA PENGAMATAN
BAB V
PEMBAHASAN
Pada percobaan pertama dimasukkan H2SO4 pekat pertetes dan aquades dilakukan
di ruang asam, pada pencampuran ini yang pertama dimasukkan ke dalam labu adalah
aquades terlebih dahulu lalu H 2SO4 karena air memiliki massa jenis yang lebih rendah
daripada asam sulfat dan cenderung mengapung diatasnya apabila memasukkan air
terlebih dahulu ke dalam H2SO4 akan terjadi reaksi yang keras karena terjadi reaksi
eksotermik sehingga temperatur larutan menjadi meningkat (panas) larutan menjadi
berwarna kuning keruh. Fungsi penambahan H 2SO4 yaitu sebagai pendonor ion H + dan
juga sebagai katalis. Lalu ditambahkan isopropil alkohol dengan bubuk NaBr.2H 2O
larutan berubah menjadi berwarna jingga. Fungsi penambahan aquades tadi sebagai
pelindung isopropil alkohol agar tidak mudah menguap jika isopropil ditambahkan
langsung dengan H2SO4 maka akan terhidrasi dan membentuk reaksi samping. Sebelum
di refluks ditambahkan batu didih terlebih dahulu yang bertujuan untuk menstabilkan
suhu panas yang ada pada labu destilasi yang sedang di refluks karena pada batu didih
memiliki pori-pori yang dapat menyerap dan menyebarkan panas melalui gelembung
yang terbentuk serta dapat mengurangi tegangan permukaan.
Pada percobaan ini gugus OH- dari isopropil alkohol di substitusi oleh nukleofilik
dari NaBr, reaksi yang terjadi :
CH3 CH3
SN-1
H3C C OH2 H3C C + H2 O
lambat
R R
CH3 CH3
cepat
H3C C + Br- H3C C Br
R R
H2 cepat H2
R C OH + H2SO4 R C OH2
H2 H2
Br- + [Br-...C...+OH2] R C Br + H2O
R C OH2
keadaan transisi
H3C H3C
CHOH + HBr CHBr + H2O
H3C
H3C
KESIMPULAN
Pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwa reaksi pada pembuatan isopropil
bromida merupakan reaksi substitusi nukleofili SN-1. Pembuatan isopropil bromida
dilakukan dengan mensintesis alkil halida, natrium halida dan H 2SO4 melalui proses
refluks dan destilasi. Untuk mengetahui adanya isopropil bromida dengan menguji
menggunakan larutan AgNO3 maka akan terdapat endapan putih (endapan AgBr) yang
menandakan uji positif adanya isopropil bromida.
DAFTAR PUSTAKA
Reaksi substitusi oranologam adalah suatu jenis reaksi yang dikatalisis oleh
logam yang melibatkan suatu senyawa organologam RM dan suatu halida
organik R'X yang bersama-sama bereaksi membetuk suatu senyawa dengan
rumus kimia R-R' dengan pembentukan suatu ikatan karbon-karbon yang baru.
Contoh reaksi ini adalah reaksi Suzuki.
DOKUMENTASI PRAKTIKUM