PROPOSAL Ed1
PROPOSAL Ed1
PROPOSAL Ed1
RAMAINI S
1811142010231
RAMAAINI S
1811142010231
Nama : RAMAINI S
NIM : 1811142010231
Tanda Tangan :
Oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ns.Sri Hayulita,M.kep
HALAMAN PENGESAHAN
Nama : RAMAINI S
NIM : 18111420231
ProgramStudi : S1 Keperawatan
DEWAN PENGUJI
Pembimbing I Ns.Yossi Fitrina, M.kep ( )
Ditetapkan di : Bukittinggi
Tanggal :...........................
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan proposal ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Keperawatan Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Yarsi Sumbar
Bukittinggi. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, dari masa perkuliahan sampai penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi
saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Ns.H.Junaidi S.Rustam,MNS selaku Ketua STIKes Yarsi Sumbar
Bukittinggi.
2. Ibu Ns.Srihayulita,M.kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
STIKes Yarsi Sumbar Bukittinggi.
3. Ibu Ns.Yossi Fitrina, M.kep dan Ibu Ns.Dian Anggraini,M.kep,Sp.KMB
selaku pembimbing yang telah banyak memberikan petunjuk dan pengarahan
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
4. Direktur Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Payakumbuh yang telah memberi izin
untuk pangambilan data awal dan izin penelitian.
5. Seluruh staf dan dosen pengajar STIKes Yarsi yang telah banyak memberikan
ilmu kepada peneliti selama perkuliahan.
6. Terima kasih kepada orangtua, suami dan anak-anak, yang telah memberikan
dukungan moril maupun materil kepada peneliti.
Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu.
Bukittinggi, November 2019
Peneliti
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik STIKes Yarsi Sumbar Bukittinggi, saya yang bertanda
tangan di bawah ini :
Nama : Ramaini S
NIM : 1811142010231
ProgramStudi : S1 Keperawatan
Jenis Karya : Skripsi
Yang menyatakan
(RAMAINI S)
vi
Program Studi S1 Keperawatan
StikesYarsi Sumbar Bukittinggi Skripsi,
Januari, 2020
Ramaini S
Hubungan Tingkat Stres Dengan Kadar Glukosa Darah Penderita
Diabetes Melitus di RSI Ibnu Sina Payakumbuh Tahun 2019
XVI + 80 Halaman + 9 Tabel + 3 gambar + 12 Lampiran
ABSTRAK
Diabetes melitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronis yang ditandai
dengan tingginya kadar gula darah (WHO, 2008). Kadar gula darah pada
pasien diabetes melitus dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya yaitu
Tingkat stres. Masyarakat banyak menganggap tingkat stres berhubungan
dengan kadar gula darah yang meningkat (Ludiana, 2017). Tujuan dari
penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan kadar
glukosa darah penderita diabetes melitus di RSI Ibnu Sina Payakumbuh Tahun
2019. Penelitian ini menggunakan desain penelitian desktiptif korelasi dengan
pendekatan cross sectional dimana variabel independent dan dependent
diidentifikasi pada suatu waktu yang bersamaan. Sampel berjumlah 97
responden dengan menggunakan teknik nonprobabilitas dengan accidental
sampling. Analisa data menggunakan uji spearman’s. Hasil analisa univariat
dapat diketahui bahwa sebagian besar yaitu sebanyak 39 orang (40.2%)
memiliki usia 56-65 tahun, lebih dari separoh yaitu sebanyak 63orang
(64.9%) berjenis kelamin perempuan, paling banyak yaitu sebanyak 37
orang (38.1%) berpendidikan SD, lebih dari separoh yaitu sebanyak 55 orang
(56.7%) tidak bekerja, sebagian besar sebanyak 35 orang (36,1). memiliki
tingkat stres sedang, Lebih dari separoh yaitu sebanyak 56 orang (57,7%)
kadar glukosa darah sedang. Hasil analisa bivariat, terdapat hubungan yang
bermakna antara tingkat stres dengan kadar glukosa darah karena p_value ≤
0,05. Dengan ini nilai korelasi (r) adalah 0,537 yang artinya kekuatan korelasi
sedang dan positif. Kesimpulan dari Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan antara tingkat stres dengan kadar glukosa darah penderita
diabetes melitus diRSI Ibnu Sina Payakumbuh Tahun 2019
Kata Kunci : Diabetes melitus, kadar glukosa darah, tingkat stres
DaftarPustaka : 28 (2007-2018)
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………………… iv
KATA PENGANTAR................................................................................... v
HALAMAN PERYATAAN…………………………………………………… vi
DAFTAR TABEL.................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang.............................................................................................. 1
Rumusan Masalah........................................................................................ 6
Tujuan Penelitian.................................................................................................. 7
Tujuan Umum.............................................................................................. 7
Tujuan Khusus.............................................................................................. 7
viii
Manfaat Penelitian......................................................................................... 7
Bagi Peneliti................................................................................................. 8
ix
8. Alat Ukur Stres............................................................................. 34
D. Hubungan stres dengan kadar gula darah meningkat................................... 36
E. Kerangka teori..................................................................................................... .38
x
BAB VI PEMBAHASAN
A. Karakteristik responden
1. Karakteristik responden berdasarkan usia……………………….. 59
2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin………………
60
3. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan……………… . 61
4. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan……………….. 62
G. Analisa Univariat
5. Tingkat stres pada pasien diabetes melitus di RSI Ibnu Sina
Payakumbuh Tahun 2019……...................................................
63
6. Kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus di RSI Ibnu Sina
Payakumbuh Tahun 2019………………………………………
68
H. Analisa Bivariat ………………………………………………………………. 72
Daftar pustaka………………………………………………………………… 51
Lampiran
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia di RSI Ibnu Sina
Payakumbuh Tahun 2019……………………………………….. 54
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di RSI Ibnu
Sina Payakumbuh Tahun 2019………………………………...
54
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan terakhir di RSI
Ibnu Sina Payakumbuh Tahun 2019…………………………… 55
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan di RSI Ibnu Sina
Payakumbuh Tahun 2019 ……………. ………………………..
55
Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Tingkat stres di RSI Ibnu
Sina Payakumbuh Tahun 2019……………………………….. 56
Tabel 5.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kadar glukosa darah
random di RSI Ibnu Sina Payakumbuh Tahun 2019……………………
57
Tabel 5.7 Hubungan tingkat stres dengan kadar glukosa darh penderita diabetes
melitus di RSI Ibnu Sina Payakumbuh Tahun 2019…………. 58
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar
gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein
2011). Diabetes mellitus lebih dikenal sebagai penyakit yang membunuh manusia
secara diam-diam atau “Silent killer” (Kemenkes RI, 2014). Selain itu
pembuluh darah, stroke, gagal ginjal, dan kebutaan (Anani, 2012; Depkes, 2008
diabetes melitus mengalami peningkatan lima tahun terakhir. Pada tahun 2013,
angka prevalensi diabetes pada umur ≥ 15 tahun mencapai 6,9% dan pada tahun
2018 mencapai 8,5%. Selain itu penderita diabetes mellitus lebih banyak
1
2
tahun 2013 (1,5%) hingga 2018 (2%). Prevalensi diabetes mellitus cenderung
lebih tinggi didaerah perkotaan yaitu 1,9% dari pada daerah pedesaan yaitu
peningkatan diabetes mellitus ini belum diketahui secara pasti, namun ada
faktor risiko yang tidak dapat dirubah dan faktor risiko yang dapat dirubah oleh
manusia. Faktor resiko tidak dapat dirubah oleh manusia yaitu usia, jenis kelamin
dan faktor pasien dengan latar belakang keluarga dengan penyakit diabetes
melitus. Sedangkan faktor resiko yang dapat dirubah yaitu pola makan, pola
kebiasaan sehari-hari seperti makan, pola istirahat, pola aktifitas dan pengelolaan
mengakibatkan gula di dalam darah tidak dapat digunakan oleh sel tubuh sebagai
energi hingga akhirnya menyebabkan kadar gula dalam darah cenderung lebih
fisik maupun psikolosis bagi pasien. Pasien diabetes harus tergantung pada
misalnya pasien merasa lemah kerena harus membatasi diet, setiap perubahan
dalam kesehatan dapat menjadi stressor (Perry & Potter, 2005). Keharusan
pasien diabetes melitus mengubah pola hidupnya agar gula darah dalam tubuh
sumber daya yang dimiliki dengan tuntutan situasi yang harus dijalankan
Audage,2008).
Stres adalah respon tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap kebutuhan
sehari- hari dan tidak dapat dihindari, setiap orang mengalaminya, stres
memberi dampak secara total pada individu yaitu terhadap fisik, psikologis,
ini terjadi merupakan aspek yang penting dalam pendidikan diabetes (Brunner
& Suddarth,2002)
gula dalam tubuh dengan sangat cepat. Hanya dalam hitungan menit. Kondisi
dalam kondisi tertekan, seperti saat akan dalam bahaya, diserang, dan
stres yang terus berlangsung dalam rentang waktu yang lama, membuat
seperti diabetes mellitus. Bila ditambah dengan gaya hidup yang buruk,
5
kurang olahraga, serta memiliki faktor risiko diabetes. Gula memang menjadi
penyebab diabetes, tapi stres, bisa jadi pemicu terjadinya diabetes lebih cepat.
Sedangkan kalau bisa, hindari hal yang dapat membuat stres akut (Endro,
2016).
tingkat stres dengan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus di Rumah
stres dengan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus dengan nilai p-
value = 0,000<∝ = 0,05. Selain itu Penelitian W.Izzati dan Nirmala (2015)
tentang hubungan tingkat stres dengan kadar glukosa darah penderita DM tipe 2
juga didapatkan adanya hubungan stres dengan kadar glukosa darah penderita
mengalami peningkatan yaitu bulan juni 2019 sebanyak 130 orang, juli
orang mengalami peningkatan kadar gula darah > 200 mg/dl setelah makan,
mudah marah dan tersinggung dan I orang lagi mengatakan gula darahnya
B. Rumusan Masalah
Darah pada penderita diabetes melitus di RSI Ibnu Sina Payakumbuh tahun
2019?”
7
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
tahun 2019.
D. Manfaat Penelitian
tentang tingkat stres terhadap kadar gula darah pada penderita diabetes
melitus.
3. Bagi Peneliti
memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang
darah(hiperglikemia).
kerana kelainan sekresi insulin, gangguan kerja insulin atau keduanya, yang
tidak menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur gula darah atau
glukosa), atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin
penting, menjadi salah satu dari empat penyakit tidak menular prioritas yang
menjadi target tindak lanjut oleh para pemimpin dunia.(WHO Global Report,
2016).
9
10
2. Etiologi
Mellitus(IDDM)
diperkirakan turut menimbulkan destruksi sel beta, diabetes ini biasanya terjadi
1) Faktor Genetik
yang memiliki tipe antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA
2) Faktor Imunologi
Respon ini merupakan respon abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan
dianggapnya saolah- olah sebagai jaringan asing. Auto antibodi terhadap sel-sel
pulau langerhans dan insulin endogen (interna) terdeteksi pada saat diagnosis
3) Faktor Lingkungan
terdapat pada daging yang diawetkan dapat memicu proses autoimun yang
Michael W, 2016).
Diabetes Mellitus(NIDDM)
Virus dan HLA tidak nampak berperan dalam proses terjadinya NIDDM.
Akan tetapi faktor herediter memainkan peran yang sangat besar. Selain itu
terdapat pula faktor resiko tertentu yang berhubungan dengan proses terjadinya
diabetes melitus Type II yaitu usia, obesitas, riwayat keluarga, dan kelomok
1) Usia
pankreas menjadi menurun sehingga produksi insulin oleh sel beta pankreas
2) Obesitas
3) RiwayatKeluarga
berisiko lebih besar. Faktor keturunan atau genetik punya kontribusi yang
seseorang bisa terhindar dari penyakit diabetes melitus karena sebab genetik
memperbaiki pola makan dan pola hidup insya Allah Anda akan terhindar
4) Kelompok Etnik
Afrika.
5) Insiden
orang dewasa akibat retinopati diabetik pada usia yang sama, penderita
penyakit diantaranya :
ini lebih sering terjadi pada malam hari dan urin yang dikeluarkan
Polidipsia adalah rasa haus berlebihan yang timbul karena kadar glukosa
Pasien diabetes melitus akan merasa cepat lapar dan lemas, hal tersebut
4. Patofisiologi
pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut
mengakibatkan gangguan fungsi sel beta pangkreas dimana sel ini tidak
konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap
Pada diabetes tipe ini terdapat dua masalah utama yang berhubungan
Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel.
Sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor tesebut, maka terjadi suatu
15
resistensi insulin pada diabetes tipe ini dan disertai dengan penurunan reaksi
keadaan resistensi ini terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan agar
kadar glukosa dapat dipertahankan pada tingkat yang normal. Akan tetapi
insulin tersebut, maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadi diabetes
(KemenKes,2014).
Diabetes tipe 1 biasanya terjadi pada remaja atau anak, danterjadi karena
kerusakan sel β (beta) (WHO, 2014). Bahwa rusaknya sel β pankreas diduga
karena proses autoimun, namun hal ini juga tidak diketahui secara pasti.
Diabetes tipe 2 biasanya terjadi pada usia dewasa (WHO, 2014). Seringkali
diabetes melitus di seluruh dunia dan sebagian besar merupakan akibat dari
c. Diabetes gestational
(kadar glukosa darah di atas normal) (WHO, 2014). Wanita dengan diabetes
saat melahirkan, serta memiliki risiko diabetes tipe 2 yang lebih tinggi di
Diabetes melitus tipe khusus merupakan diabetes yang terjadi karena adanya
kerusakan pada pankreas yang memproduksi insulin dan mutasi gen serta
dan terjadi paling sering pada remaja dan lansia, sedangkan HHNS terjadi
pada lansia dengandiabetes melitus tipe 2 (Black dan Hawks, 2014). ADA
melitus yaitu:
perubahan pada tulang dan sendi yang terjadi akibat kehilangan sensasi
a. Edukasi
Diabetes melitus tipe 2 umumnya terjadi pada saat pola hidup dan perilaku
berikan meliputi:
menyeluruh dari anggota tim (dokter, ahli gizi, petugas kesehatan yang lain
meliputi:
c. Latihan Jasmani
2012).
d. Terapi farmakologis
raga yang teratur, dan obat-obatan yang diminum atau suntikan insulin..
mempunyai resiko yang lebih besar menderita komplikasi dan kesehatan yang
memburuk (WHO,2016).
20
Keluhan dan gejala diabetes melitus yang muncul pada seseorang dapat
seperti lemas, kesemutan, gatal, pandangan kabur dan disfungsi ereksi dapat
(NGSP).
21
diabetes melitus.
Kadar gula darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang berasal
dari karbohidrat dalam makanan dan dapat disimpan dalam bentuk glikogen
Menurut Callista Roy, Kadar gula darah adalah jumlah glukosa yang
a. Gula darah normal adalah kadar gula yang tidak terlalu tinggi pada seseorang
yang tidakmakan dalam waktu tiga atau empat jam terakhir adalah sekitar 90
c. Hiperglikemi adalah kadar gula dalam darah yang terlalu tinggi 200mg/dl.
Pemeriksaan guka darah yang dilakukan setiap waktu sepanjang hari tanpa
Bukan DM DM
el
st
D
M
Kadar glukosa Plasma vena < 100 ≥ 200
darah sewaktu
(mg/dl) 0-
a. Stres
kadar gula darah, khususnya bila asupan makanan dan pemberian insulin
tidak berubah. Di samping itu, pada saat terjadi stres emosional, penderita
pengaruh stres dan mengatasinya ketika hal ini terjadi merupakan aspek
24
adalah suatu hormon yang melawan efek insulin dan menyebabkan kadar
gula darah tinggi, jika seseorang mengalami stres berat yang dihasilkan
dalam tubuhnya, maka kortisol yang dihasilkan akan semakin banyak, ini
musuh dari insulin sehingga membuat glukosa lebih sulit untuk memasuki
b. OlahRaga
Olah raga sangat penting dalam pengontrolan kadar gula darah yaitu akan
kadar gula darah dengan meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot dan
kadar kolesterol total serta trigliserida. Semua manfaat ini sangat penting
c. Obat
(Suyono, 2011).
25
d. Diet
ubi, dan sagu. Sumber protein rendah lemak, seperti ikan, ayam tanpa
b) Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu makanan yang mudah dicerna
muda,dll) sayuran jenis B (kembang kol, jamur segar, seledri, taoge, dll)
a) Jenis karbohidrat sederhana seperti gula pasir, gula jawa, sirup jeli, dodol
durian, nangka,anggur.
C. Konsep Stres
1. Definisi Stres
kehidupan sehari-hari ada banyak situasi stres seperti stres tekanan kerja,
pemeriksaan, stres psikososial dan stres fisik akibat trauma, operasi dan
b. Stres yang ada saat ini adalah sebuah atribut kehidupan modern. Hal ini
dikarenakan stres sudah menjadi bagian hidup yang tidak bisa terelakkan.
dialami oleh seseorang. Stres juga bisa menimpa siapapun termasuk anak-
anak, remaja, dewasa, atau yang sudah lanjut usia. Dengan kata lain, stres
pasti terjadi pada siapapun dan dimanapun. Yang menjadi masalah adalah
apabila stres itu banyak dialami oleh seseorang, maka dampaknya adalah
Reetu,2011)
tinggi. Selain itu, sumber stres yang lain meliputi hal-hal berikut (Nasir
Tingkatan stres yang muncul tergantung pada keadaan rasa sakit dan umur
individu, selain itu stres juga akan muncul dalam dalam diri seseorang
yang di timbulkan.
mengharuskan individu memilih salah satu dan kedua hal tersebut tidak
disenangi.
b. Dalam keluarga
Stres yang muncul dapat bersumber dari interaksi diantara para anggota
sumber stres, baik teman sebaya maupun dengan orang yang lebih
tua.Keadaan stres dapat pula bersumber pada hal berikut (Nasir dan
Muhith, 2011).
1) Frustasi
Frustasi dapat berasal dari luar seperti bencana alam, kecelakaan dan
2) Konflik
Kondisi ini muncul ketika dua atau lebih perilaku saling berbenturan, di
3) Tekanan (strain)
yang terjadi sehari-hari. Tekanan dapat berasal dari dalam berupa sikap
menentukan keputusan.
3. Dampak Stres
a. Aspek Biologis
b. Aspek Psikologis
tekanan dari stresor melebihi daya tahan yang kita punya untuk
masih bisa menahankan tekanan tersebut (yang kita persepsi lebih ringan
Akan tetapi apabila tekanan tersebut bertambah besar (baik dari stresor
yang sama atau dari stresor yang lain secara bersaman) maka cekaman
Sumber:Musradinur(2016)
30
a) Faktor-faktor lingkungan
dengan keinginan orang tua untuk memilih jurusan saat akan kuliah,
c) Pikiran
individu yangbersangkutan.
6. Tahapan Stres
31
sering dikemukakan oleh orang yang berada pada stres tahap II adalah
merasa letih waktu bangun pagi yang seharusnya merasa segar, merasa
lekas capek pada saat menjelang sore, merasa mudah lelah setelah makan,
tidak dapat rileks (santai), lambung atau perut tidak nyaman, detakan
tegang.
maag, buang air besar tidak teratur), ketegangan otot semakin terasa,
gangguan pola tidur, koordinasi tubuh terganggu (oyong dan serasa mau
dokter untuk memperoleh terapi, atau bisa juga beban stres hendaknya
organ tubuhnya. Bila hal ini terjadi dan yang bersangkutan terus
memaksakan diri untuk bekerja tanpa mengenal istirahat, maka gejala stres
tahap IV akan muncul : tidak mampu untuk bekerja sepanjang hari (loyo),
dankecemasan.
tahap V yang ditandai dengan kelelahan fisik dan mental yang semakin
panik.
serangan panic dan perasaan takut mati. Tidak jarang orang yang
mengalami stres tahap ini berulang kali dibawa ke IGD bahkan ke ICCU
teramat keras, sesak nafas, badan gemetar dingin dan berkeringat, loyo dan
pingsan (kolaps).
Ada beberapa strategi untuk mengurangi stres yaitu (Putri, Rima, dan
Novia, 2009).
olehpasien.
dan fikirannya.
pasien.
yang sama. Hal ini dapat dilakukan agar pasien dapat saling tukar
stres.
Unsur yang dinilai antara lain skala stres. Pada kuesioner ini terdiri dari 14
(2015) :
Normal : 0-14
Ringan : 15-18
Sedang : 19-25
Berat : 26-33
Anxiety Stres Scale 42 (DASS) yang terdiri dari 42 item, yang mencakup :
a. Skala depresi
2 (tidak dapat melihat hal yang positif dari suatu kejadian), 5 (merasa
b. Skala kecemasan
yang berlebihan dalam suatu situasi namun bias lega jika hal atau situasi
tanpa stimulasi oleh cuaca maupun latihan fisik ), 20 (Ketakutan tanpa alas
jantung dan denyut nadi tanpa stimulus oleh latihan fisik), 28 (Mudah
Dengan skor normal (0-7), ringan (8-9), sedang (10-14), berat (15-19),
c. Skala stres
tegang), 35 (Tidak dapat memaklumi hal apa pun yang menghalangi anda
Dengan skor normal (0-14), ringan (15-18), sedang (19-25), berat (26-33),
sangat berat(>34).
hitungan menit. Kondisi stres yang dialami seseorang akan memicu tubuh
fisiologis ketika seseorang berada dalam kondisi tertekan, seperti saat akan
dalam bahaya, diserang, dan berusaha bertahan hidup. Kondisi ini disebut
gugus gula paling sederhana, dari glikogen yang beredar dalam darah.
asam aminoata lemak yang ada pada tubuh.Begitu gula darah melonjak
gula darah. kalau sering mengalami kondisi seperti ini, insulin pada
dengan gaya hidup yang buruk, kurang olahraga, serta memiliki faktor
penyebab diabetes, tapi stres, bisa jadi pemicu terjadinya diabetes lebih
dikurangi. Sedangkan kalau bisa, hindari hal yang dapat membuat stres
stres dengan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus di puskesmas
stres dengan kadar glukosa darah pada pasien DM dengan nilai p-value
=0,000<∝ = 0,05. Selain itu pada penelitian W.Izzati dan nirmala (2015),
tentang hubungan tingkat stres dengan gula darah pada pasien diabetes
bahwa adanya hubungan tingkat stress terhadap terkendalinya gula darah pada
E. KERANGKA TEORI
Etiologi DM
a. Polamakan
b. Gaya hidup
Diabetes
c. Gen
melitus
d. Obesitas
e. Usia
f. infeksi
Disebabkan
Hiperglikemia multifactor
(glukosa darah ) salahsatunya
psikologis
Komplikasi:
a. Makro varkuler
b. Mikro vaskuler Tingkat Stres
Alat Ukur
DASS
Skema 2.2
Kerangka teori
A. Kerangka Konsep
antar variabel (baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti)
(Nursalam, 2013).
Keterangan :
: Diteliti
: Alur teliti
independen. Variabel dependen pada penelitian ini yaitu kadar gula darah.
39
40
B. Hipotesa Penelitian
Ha : Ada hubungan antara Tingkat stres dengan kadar gula darah pada
Payakumbuh.
BAB IV
METODEPENELITIAN
A. DesainPeneltian
pendekatan cross sectional, artinya variabel bebas dan terikat pada objek
stres dengan kadar glukosa darah penderita diabetes melitus di RSI Ibnu Sina
1. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian lokasi yang telah digunakan sebagai objek penelitian adalah
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan pada bulan 9 Desember 2019 sampai 11 Januari
2020
C. Populasi DanSampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri dari atas objek atau
41
Penyakit dalam RSI Ibnu Sina Payakumbuh .
2. Sampel
yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh
estimasi nilai rerata Jika digunakan untuk mengestimasi µ, kita dapat (1-α)
Zα/2σ
n = 2
e
42
α = 0,05, maka Z 0,05 = 1,96
Zα/2σ
n = 2
e
(1,96).(0,25)
n = 2
0,05
n = 96,04
dengan µ kurang dari 0,05. Jadi sampel yang diambil sebesar 97 orang
(Susila&Suyatno, 2018).
Kriteria inklusi
d. Kooperatif
Kriteria eksklusi
43
D. Definisi Operasional
operasional, cara ukur, alat ukur, skala ukur dan hasil ukur. Defenisi operasional
E. Instrumen Penelitian
(Purwati ,2012) .
berat, sangat berat, untuk mengetahui tingkat stres pada pasien Diabetes
atau centang pada jawaban yang dipilih oleh responden pada pertanyaan
yang ada dalam kuesioner. Pada kuesioner ini yang berisi pertanyaan
stress normal, stress ringan, stress sedang, stress berat, stress sangat berat.
glukotest pengukuran kadar gula darah. Alat ukur ini menggunakan skala
b. Sedang : 90-199mg/dl
c. Buruk : ≥ 200mg/dl
(Perkeni,2015)
45
F. Etika Penelitian
omendasi dari pihak lain dengan mengajukan permohonan ijin kepada instansi
tempat penelitian dalam hal RSI Ibnu Sina Payakumbuh Setelah memperoleh
etika meliputi:
1. Informend consent
bersangkutan.
2. Anonymity (Tanpanama)
3. Confidentiality(Kerahasiaan)
4. Justify
Hak responden untuk mendapatkan perlakuan yang adil dan untuk privasi.
perlakuan yang adil dan sama sebelum, selama dan setelah ikut serta dalam
penelitian.
46
G. Prosedur Pengumpulan Data
sebagai berikut :
eksklusi.
47
H. Pengolahan Data
1. Editing
stress yang sudah lengkap, apabila ada kuesioner yang belum terisi oleh
2. Coding
a) Data khusus
b) data umum
- Laki–laki :1
- Perempuan :2
48
b. Usia diberi kode :
- 26-35 :1
- 36 – 45 tahun :2
- 46 – 55 tahun : 2
- 56 – 65 tahun :3
- 65 tahun keatas :4
c. Pendidikan
- SD :1
- SMP :2
- SMK/SLTA :3
- Diploma-Sarjana :4
d. Pekerjaan
- Tidak Bekerja :1
- Bekerja :2
Memasukkan data yang telah diberi kode kedalam seperangkat alat berupa
Pada tahap ini peneliti memberikan Skor pada variabel tingkat stres pada
sangat berat).
49
b. Tingkat kadar gula darah sewaktu Buruk : ≥ 200mg/dl, Sedang :
5. Tabulating
I. Analisa Data
1. Analisa DataUnivariat
pada pasien diabetes melitus di RSI Ibnu Sina Payakumbuh. Pada penelitian
ini meliputi data umum dan khusus yang termasuk data umum meliputi :usia
penyakit diabetes melitus sedangkan data khusus meliputi tingkat stress dan
tingkat stress dengan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus di RSI
Ibnu Sina Payakumbuh . Data penelitian ini menggunakan skala ordinal dan
ordinal maka uji statistik yang digunakan adalah uji spearman rank. Uji
sparman rank adalah semua hipotesis untuk kategori yang berskala ordinal
dan ordinal tidak berpasangan menggunakan analisa data uji spearman rank
50
a. Apabila nilai p value > 0,05 yang artinya Ha ditolak
Bila p value ≤ α (0,05), maka ada hubungan antar variable independen dan
Nilai Kategori
0,00-0,199 Sangat lemah
0,20-0,399 Lemah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,00 Sangat Kuat
51
BAB V
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini meneliti tentang hubungan tingkat stres dengan kadar glukosa
darah penderita diabetes melitus di RSI Ibnu Sina Payakumbuh Tahun 2019.
Proses penelitian ini dilakukan pada 9 desember 2019-11 januari 2020 yang
Penyakit Dalam RSI Ibnu Sina Payakumbuh. yang berjumlah sebanyak 97 orang
sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusinya. Data yang diperoleh yaitu data
B. Karakteristik Responden
1. Usia
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia
di RSI Ibnu Sina Payakumbuh Tahun 2019
No Usia f %
1 26-35 2 2.1
2 36-45 6 6,2
3 46-55 24 24,7
4 56-65 39 40,2
5 65 26 26,8
jumlah 100
52
Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa dari 97 responden mayoritas
2. Jenis kelamin
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
di RSI Ibnu Sina Payakumbuh Tahun 2019
No Jenis Kelamin f %
1 Laki-laki 34 35,1
2 perempuan 63 64,9
jumlah 97 100
Berdasarkan hasil analisis tabel 5.2 dapat diketahui bahwa lebih dari
(64.9%).
3. Pendidikan Terakhir
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
di RSI Ibnu Sina Payakumbuh Tahun 2019
No Pendidikan f %
1. SD 37 38.1
2. SMP 13 13.4
3. SMA 29 29.9
4. D3/SI 18 18.6
Jumlah 97 100
Pada tabel 5.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki
4. Pekerjaan
53
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan
di RSI Ibnu Sina Payakumbuh Tahun 2019
No Pekerjaan f %
1 Bekerja 42 43.3
2 Tidak bekerja 55 56.7
Jumlah 97 100
Pada tabel 5.4 dapat diketahui bahwa lebih dari separoh responden tidak
C. Analisa univariat
1. Tingkat Stres
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat stres
di RSI Ibnu Sina Payakumbuh Tahun 2019
Mean Standar
No Tingkat stres f %
deviasi
1. Normal 6 6.2
2. Ringan 27 27.8
3. Sedang 35 36.1 21.73 5.661
4. Berat 29 29.9
Jumlah 97 100 21.73 5.661
Pada tabel 5.5 dapat diketahui bahwa dari 97 responden sebagian besar
54
responden mengalami tingkat stres sedang yaitu sebanyak 35 orang (36.1%). Dimana
nilai rata-rata tingkat stres yaitu sebanyak 21.73 dan standar deviasi 5.66.
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kadar gula darah random
di RSI Ibnu Sina Payakumbuh Tahun 2019
Pada tabel 5.6 dapat diketahui bahwa dari 97 responden lebih dari
sebagian responden mengalami kadar gula darah random sedang yaitu sebanyak 56
orang (57,7%). Dimana nilai rata-rata kadar gula darah random yaitu sebanyak
dengan variabel dependent, yaitu Hubungan Tingkat Stres Dengan Kadar Glukosa
Darah Penderita Diabetes Melitus Di RSI Ibnu Sina Payakumbuh Tahun 2019.
55
Tabel 5.7
Hubungan Tingkat Stres Dengan Kadar Glukosa Darah
Random di RSI Ibnu Sina Payakumbuh Tahun 2019
r p_value
,537 ,000
Kadar gula darah
Pada tabel 5.7 dapat diketahui bahwa hasil dari uji spearman rank diatas,
diperoleh nilai p_value = 0,000 (Ha diterima), hal ini menunjukkan terdapat
hubungan antara tingkat stres dengan kadar glukosa darah karena p_value ≤ 0,05.
Pada penelitian ini nilai korelasi (r) adalah 0,537 yang artinya kekuatan korelasi
BAB VI
56
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
bertambahnya usia. Jumlah sel beta yang produktif akan berkurang, serta sel
oleh Meivy,dkk (2017), tentang hubungan tingkat stres dengan kadar gula
57
45 tahun (13,3%).
dilakukan oleh Kekenusa, dkk (2012), tentang analisis hubungan antara umur
diabetes melitus tipe 2 pada pasien rawat jalan menjelaskan bahwa responden
paling besar (56,2%) dan responden yang memiliki umur < 45 tahun
merupakan responden dengan presentase paling kecil (43,8%). Jadi usia juga
(40,2%). karena pada usia tersebut produksi insulin tidak lagi maksimal
penurunan kadar esterogen. Salah satu fungsi hormon estrogen adalah untuk
58
memicu fluktuasi dalam kadar gula darah. Hal ini menyebabkan kadar gula
Namun, ketika estrogen rendah dan progesteron tinggi, tubuh bisa menjadi
insulin untuk membant u sel-sel menyerap gula darah dari darah. Hal tersebut
Meivy,dkk (2017), tentang hubungan tingkat stres dengan kadar gula darah
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Hatri, (2014) yang
yang dilakukan. Hal ini menunjukkan jenis kelamin perempuan lebih banyak
oleh Andhika, (2018), tentang hubungan tingkat stres dengan kadar gula darah
penyandang diabetes melitus pada penelitian ini lebih banyak ditemukan pada
59
menyebabkan hormone estrogen dan progesteronnya tidak seimbang sehingga
kadar glukosa darah pada perempuan yang sudah mengalami monopuse tidak
L, 2009).
Andhika,(2018), tentang hubungan tingkat stres dengan kadar gula darah pada
Perguruan Tinggi.
Hasil Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
dalam pengaturan pola makan juga menunjukkan hasil yang sama yaitu
60
lulusan SD yaitu 29 orang (51,1%). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
kesehatannya.
menyebabkan tersedianya reseptor insulin yang lebih banyak dan lebih aktif,
sehingga kadar gula darah bisa terkontrol (Ilyas, 2013). Untuk menurunkan
kadar gula darah perlu dilakukan aktivitas fisik seperti berolahraga, sebab otot
61
menggunakan glukosa yang terdapat dalam darah sebagai energi (Adib,
2011).
Andhika (2018) tentang hubungan tingkat stres dengan kadar glukosa darah
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
B.Analisa Univariat
62
(36,1%). Dimana nilai rata-rata tingkat stres yaitu sebanyak 21,73 dan
tekanan dari stresor melebihi daya tahan yang kita punya untuk
masih bisa menahankan tekanan tersebut (yang kita persepsi lebih ringan
Akan tetapi apabila tekanan tersebut bertambah besar (baik dari stresor
yang sama atau dari stresor yang lain secara bersaman) maka cekaman
oleh Andhika, (2018) tentang hubungan tingkat stres dengan kadar glukosa
darah pada pasien diabetes melitus tipe-2 di RSUD Kota Madiun, dimana
oleh w.izzati dan Nirmala (2015) tentang hubungan tingkat stres dengan
63
peninkatan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus di wilayah kerja
RSI Ibnu Sina Payakumbuh Tahun 2019, dari kuesioner yang diberikan
didapatkan hasil bahwa pasien yang mengalami tingkat stres sedang dengan
presentase 36,1% dengan gejala yang menonjol yaitu gangguan pola tidur,
yang mengalami tingkat stres berat dengan presentase (29,9%) dengan gejala
ingat menurun, dan takut akan pikiran sendiri,bingung dan panik. Sedangkan
tingkat stres ringan dengan presentase (27,8%) dengan gejala yang menonjol
kadar gula darah random sedang yaitu sebanyak 56 orang (57,7%). Dimana
nilai rata-rata kadar gula darah yaitu sebanyak 188.70 dan standar deviasi
64
85.258.
2011 dalam Quraini, 2017). Ada beberapa faktor resiko yang menyebabkan
terjadinya diabetes melitus ,yaitu faktor risiko yang dapat dirubah dan faktor
risiko yang tidak dapat dirubah oleh manusia. Faktor resiko yang dapat
dirubah oleh manusia yaitu pola makan, pola kebiasaan sehari- hari seperti
makan, pola istirahat, pola aktifitas dan pengelolaan stres. Sedangkan faktor
resiko yang tidak dapat dirubah yaitu usia, jenis kelamin dan faktor pasien
2012 dalam Isnaini & Ratnasari, 2018). Selain sebagai faktor penyebab
Kadar glukosa darah adalah kadar gula didalam darah, atau tingkat
glukosa serum, di atur dengan ketat didalam tubuh (Henrikson & Bech-
yang sempit sepanjang hari (70-150 mg/dl). Tingkat ini meningkat setelah
makan dan biasanya berada pada level terendah pada pagi hari, sebelum
tersebut mengakibatkan gula di dalam darah tidak dapat digunakan oleh sel
65
tubuh sebagai energi hingga akhirnya menyebabkan kadar gula dalam darah
cenderung lebih tinggi atau hiperglikemia (IDF, 2013 dalam Syari’ati, 2015).
Selain itu umur juga berhubungan dengan resiko peningkatan kadar glukosa
dilakukan oleh Hatri (2014) tentang hubungan tingkat stres dengan kadar gula
lebih dari sebagian respoden mempunyai kadar gula darah kriteria buruk
santai dipagi hari, mengurangi/ menghindari stres, serta minum obat diabetes
kelebihan energi dalam tubuh akan disimpan dalam bentuk lemak dalam
66
kadar gula darah disebabkan kurangnya upaya untuk mencari informasi
kadar gula darah, jarang memeriksa kadar gula darah, tidak membatasi
makanan, dan sering mengalami kecemasan, serta khususnya bagi wanita yang
pasien yang patuh memiliki kadar glukosa darah yang normal dan pasien yang
tidak patuh memiliki kadar glukosa darah yang tinggi (Nugroho, 2012).
C. Analisa bivariat
Payakumbuh Tahun 2019 dapat diketahui dari hasil uji spearman rank,
tingkat stres dengan kadar glukosa darah karena p ≤ 0,05. Pada penelitian ini
nilai korelasi (r) adalah 0,537 yang artinya kekuatan korelasi sedang dan
positif.
hitungan menit. Kondisi stres yang dialami seseorang akan memicu tubuh
fisiologis ketika seseorang berada dalam kondisi tertekan, seperti saat akan
dalam bahaya, diserang, dan berusaha bertahan hidup. Kondisi ini disebut
67
rentang waktu yang lama, membuat pankreas menjadi tidak dapat
ditambah dengan gaya hidup yang buruk, kurang olahraga, serta memiliki
faktor risiko diabetes. Gula memang menjadi penyebab diabetes, tapi stres,
bisa jadi pemicu terjadinya diabetes lebih cepat. Jadi sebenarnya konsumsi
tingkat stres dengan kadar glukosa darah, karena responden yang mengalami
terjadinya stres, pasien diabetes tidak menjaga kadar gula darah, tidak menjaga
diet diabetes serta tidak mematuhi therapi diabetes yang di anjurkan dokter,
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Andhika (2018) dengan judul hubungan tingkat stres dengan kadar glukosa
darah pada pasien diabetes melitus di RSUD Kota Madiun, dimana didapatkan
adanya hubungan antara tingkat tingkat stres dengan kadar glukosa darah
pada pasien diabetes melitus RSUD Kota Madiun dengan kekuatan korelasi
sedang.
dilakukan oleh Hatri (2014) dengan judul hubungan tingkat stres dengan
68
kadar glukosa darah penderita diabetes melitus tipe-2 di Puskesmas
korelasinya rendah dan positif. Nilai korelasi yang positif ini maksudnya bila
semakin tinggi tingkat stres maka semakin tinggi pula kadar gula darah
responden yang tingkat stres berat dan tidak mengalami peningkatan kadar
gula darah berarti. Hal ini terjadi karena mereka tetap mematuhi terapi
menjalani diet diabetes. Sedangkan bagi responden yang tingkat stres sedang
melakukan aktifitas fisik, dan sering lupa minum obat diabetes. Keadaan ini
berkonsultasi dan minum obat diabetes, baik obat dari dokter maupun
makan dan istirahat, serta mengatasi stressor dengan tepat (Madhu, 2005).
69
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
penderita diabetes melitus di RSI Ibnu Sina Payakumbuh tahun 2019 dapat
(38,1%).
2. Hasil penelitian dari 97 responden yang diteliti rata – rata tingkat stres pada
pasien diabetes melitus adalah 21,73 dengan tingkat stres terendah yaitu 12
3. Hasil penelitian dari 97 responden yang diteliti rata – rata kadar glukosa
darah pada pasien diabetes melitus adalah 188,70 dengan kadar glukosa
4. Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat stres dengan kadar glukosa
darah pada pasien diabetes melitus di RSI Ibnu Sina Payakumbuh tahun
70
dan positif.
B. Saran
melitus.
Sebagai bahan masukan bagi petugas Di RSI Ibnu Sina Payakumbuh dalam
karena tingkat stres sangat berpengaruh terhadap kadar gula darah penderita.
sempurna.
71
42
DAFTAR PUSTAKA
Asnani, N., & Ratnasari, R. (2018). Faktor risiko mempengaruhi kejadian Diabetes
mellitus tipe dua. Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan Aisyiyah, 14(1), 59–
68. https://doi.org/10.31101/jkk.55
Brunner & Suddarth,( 2002). Keperawatan Medical Bedah. Vol.2. Jakarta: EGC.
Isnaini, N., & Ratnasari, R. (2018). Faktor risiko mempengaruhi kejadian Diabetes
mellitus tipe dua. Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan Aisyiyah, 14(1), 59–
68. https://doi.org/10.31101/jkk.550
IDF. (2017). IDF DIABETES ATLAS Eighth edition 2017 (eight edit).
https://doi.org/http://dx.doi. org/10.1016/S0140-6736(16)31679-8.
Maxine, Stephan J., dan Michael W. (2016). Current Medical Diagnosis &
Treatment.University of California, San Fransisco.
Meivy I.dk,5 1,(2017) Hubungan Tingkat Stres Dengan Kadar Gula Darah
Pada Pasien Diabetes MelitusTipe II
Nadeau, Kristen dan Dana Dabelea. (2008). Epidemiology of Type 2 Diabetes in
Children and Adolescents dalam Dana Dabelea & Georgeanna J.
Klingensmith (ed), Epidemiology of Pediatric and Adolescent Diabetes.
New York: Informa Healthcare.
Putri, Rima dan Novia. (2009). Hubungan Tingkat Stres Klien Dm Tipe 2
Dengan Kadar Glukosa Darah Di Poli Klinik Khusus Penyakit Dalam
RSUD Dr.
M. Djamil Padang.
Ranabir Salam dan K. Reetu.( 2011). Konsep Stres Dan Perubahan – Perubahan
Hormon Saat Stress. http://www. konsepstress. (diakses tanggal 5
oktober 2019).
Rekam Medis RSI ibnu Sina Payakumbuh (2019). Jumlah Penderita Diabetes
52
Mellitus.Tidak dipublikasikan.
Smeltzer, S.C., dan Bare, B.G.( 2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta:EGC.
WorldHealthOrganization(WHO).2014.DiabetesFact Sheet.
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs312/en/ Oktober 2019.
53