Tugas Jurnal MESO PDF
Tugas Jurnal MESO PDF
Tugas Jurnal MESO PDF
Monitoring Efek Samping Nyeri Otot Obat Golongan Statin pada Pasien
RSU Universitas Kristen Indonesia Periode Maret-Mei 2014
Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia, Kampus Baru UI, Depok, 16424, Indonesia
E-mail: nurinadlinaputri@yahoo.co.id
Abstrak
Obat golongan statin memiliki salah satu efek samping, yaitu gangguan otot yang ditandai dengan rasa nyeri
pada otot. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek samping nyeri otot pada pasien yang menggunakan
obat golongan statin di Rumah Sakit Umum Universitas Kristen Indonesia yang dianalisis dengan algoritma
Naranjo. Desain penelitian ini adalah deskriptif-analitik dengan pengambilan data prospektif dari resep dan
wawancara pasien dengan menggunakan kuesioner yang telah divalidasi. Sampel adalah pasien yang
mendapatkan obat golongan statin periode Maret-Mei 2014 dengan lama penggunaan ≤ 3 bulan. Obat golongan
statin yang digunakan oleh 66 pasien yang masuk ke dalam kriteria inklusi adalah simvastatin dan atorvastatin.
Setelah pengamatan berlangsung, 14 pasien masuk ke dalam kriteria dropout sehingga hanya 52 pasien yang
menjadi subyek penelitian. Sebanyak 14 pasien mengalami nyeri otot setelah penggunaan obat golongan statin.
Analisis dengan algoritma Naranjo menunjukkan hanya 10 pasien (19,2%) yang dapat dipastikan mengalami
nyeri otot akibat reaksi obat yang tidak diinginkan (ROTD). Tidak ada hubungan antara jenis kelamin, usia, suku,
serta lama penggunaan obat dengan efek samping nyeri otot, namun ada hubungan antara dosis obat dengan efek
samping yang timbul.
Abstract
Statins have side effects and one of them is muscle disorder that characterized as muscle pain. This study aimed
to evaluate the muscle pain side effects in patients taking statins at the Universitas Kristen Indonesia General
Hospital and analyzed with Naranjo algorithm. This research design was analytical descriptive with prospective
data collection using prescriptions and patient interview with a validated questionnaire. Samples were patients
who received statins in the period of March to May 2014 with the duration of medication ≤ 3 months old. Statins
that used by 66 patients who entered the inclusion criteria were simvastatin and atorvastatin. After the
observations, 14 patients entered into the dropout criteria so the observations continued with only 52 patients.
There were 14 patients with muscle pain and after analyzed with Naranjo algorithm, there were only 10 patients
(19,2%) that could be ascertained that their muscle pain was an adversed drug reactions (ADR) caused by the use
of statins. There were no significant correlations between gender, age, ethnicity, and duration of the medication
with muscle pain side effect, but there was a significant correlation between the dose of a drug with that side
effect.
Keywords: ADR; atorvastatin; hyperlipidemia; muscle pain; Universitas Kristen Indonesia General Hospital;
simvastatin; statin.
Monitoring efek …, Nurin Adlina Putri Jauhari, FF UI, 2014
Pendahuluan
Statin merupakan salah satu golongan obat yang paling banyak digunakan untuk menurunkan
kadar Low Density Lipoprotein (LDL) dalam darah dengan mekanisme penghambatan enzim
3-hidroksi-3-metilglutaril koenzim A reduktase (HMG KoA-reduktase) yang memiliki fungsi
untuk merubah HMG KoA menjadi mevalonat, suatu bahan yang diperlukan untuk sintesis
kolesterol (Fedacko et al., 2010). Penggunaan statin sebagai obat anti hiperlipidemia cukup
optimal, namun ada beberapa efek yang tidak diinginkan yang dapat muncul dari penggunaan
obat golongan statin ini, seperti gangguan pada otot (miopati), efek neurologis seperti
penurunan daya ingat, gangguan tidur atau insomnia, efek pada hati, serta gangguan ginjal
yang menyebabkan proteinuria dan hematuria (Mancini et al., 2011).
Salah satu efek samping dari penggunaan obat golongan statin adalah adanya gangguan pada
otot (miopati) yang terjadi karena statin tidak spesifik dalam menghambat atau mengurangi
produksi bahan-bahan pembentuk kolesterol saja, namun statin juga dapat mengganggu
metabolisme otot (Fedacko et al., 2010). Gangguan otot yang umum dialami adalah kelelahan,
nyeri yang datang secara tiba-tiba, kram, kesulitan berjalan, dan pada kasus tertentu pada
pasien yang sampai mengalami rabdomiolisis dapat timbul demam, mual, muntah, serta warna
urin yang gelap (mioglobinuria). Persentase kejadian nyeri otot dan kram akibat penggunaan
obat golongan statin dilaporkan sebanyak 25%, sedangkan untuk kejadian rabdomiolisis
persentasenya sebesar 1-5% (Thompson, Clarkson, & Karas, 2003).
Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Universitas Kristen Indonesia karena obat
golongan statin merupakan obat yang paling banyak diresepkan di Rumah Sakit ini untuk
penderita hiperlipidemia. Rumah Sakit Umum Universitas Kristen Indonesia menerapkan
aturan pemberian obat untuk pasien rawat jalan maksimal untuk penggunaan selama tujuh
hari, sehingga pasien dianjurkan untuk kembali berkonsultasi dengan dokter maksimal tujuh
hari setelah kunjungan terakhir. Hal ini tentunya dapat memudahkan pengamatan efek
samping penggunaan obat golongan statin pada pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum
Universitas Kristen Indonesia karena dapat dipastikan setiap minggunya pasien akan kembali
datang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi prevalensi kejadian gangguan otot pada
pasien yang mendapatkan terapi obat golongan statin periode Maret-Mei 2014 di Rumah Sakit
Umum Universitas Kristen Indonesia Jakarta, mengevaluasi intensitas nyeri otot yang
Monitoring efek …, Nurin Adlina Putri Jauhari, FF UI, 2014
Tinjauan Pustaka
Statin
Statin merupakan golongan obat yang bekerja menurunkan kolesterol dengan menghambat
aktivitas enzim 3-hidroksi-3-metilglutaril koenzim A atau biasa disebut dengan
HMG CoA-
reduktase. Statin menginhibisi enzim HMG CoA-reduktase yang penting dalam proses
produksi mevalonat, yaitu komponen yang dibutuhkan dalam alur biosintesis kolesterol
(Tomlinson & Mangione, 2005). Inhibisi akan menyebabkan penurunan kadar kolesterol
dengan mengakibatkan timbulnya mekanisme up-regulation pada reseptor LDL untuk
meningkatkan ambilan kolesterol dari plasma (Gaw, 2001). Efek samping yang dapat terjadi
akibat penggunaan obat golongan statin, yaitu hepatotoksisitas dengan adanya peningkatan
enzim alanin aminotransferase, adanya gangguan pada renal yang mengakibatkan proteinuria
dan hematuria,disfungsi ereksi, gangguan pada otot (miopati), artritis, gangguan saraf seperti
penuruan daya ingat dan fungsi kognitif, serta gangguan tidur (Sinzinger & Peskar, 2009).
Keluhan yang dapat dirasakan adalah adanya rasa nyeri pada bagian otot, timbulnya rasa
lemas pada otot dan kram. Apabila gangguan otot yang terjadi semakin parah, gejala yang
timbul dapat disertai dengan demam, mual, muntah, dan warna urin yang lebih gelap. Apabila
hal ini terjadi maka perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk melihat kemungkinan
terjadinya rabdomiolisis (Tomlinson & Mangione, 2005).
Monitoring efek …, Nurin Adlina Putri Jauhari, FF UI, 2014
Efek samping obat atau Adverse Drug Reaction (ADR) adalah respon dari obat yang
berbahaya dan tidak diinginkan dan terjadi pada dosis normal untuk pencegahan, diagnosis
atau terapi penyakit atau untuk modifikasi fungsi fisiologis. Efek samping yang dapat
ditimbulkan akibat penggunaan suatu obat dapat diklasifikasikan menjadi efek yang ringan,
sedang, dan berat. Penanganan untuk efek samping ini dapat diatasi dengan atau tanpa
perubahan terapi, tergantung dari keparahan efek samping yang terjadi (Calis, Sidawy, &
Young, 2007).
Keluhan yang dirasakan oleh pasien setelah menggunakan suatu terapi harus dianalisis untuk
mengetahui apakah keluhan tersebut benar-benar merupakan efek samping dari obat yang
mereka gunakan. Dua cara umum yang digunakan untuk menganalisis kejadian efek samping
adalah penilaian kualitatif menurut WHO yang terbagi menjadi beberapa tingkatan dengan
menggunakan informasi-informasi yang berkaitan dengan kejadian efek samping. Selain itu
analisis juga dapat dilakukan dengan menggunakan penilaian kuantitatif dan kualitatif dengan
algoritma Naranjo (Badan POM RI, 2012). Algoritma Naranjo digunakan dengan
menggabungkan penilaian kualitatif dengan hasil kuantitatif yang didapat dari skor tiap
pertanyaan dalam algoritma Naranjo. Pada akhir penilaian, skor ditotal untuk mendapatkan
nilai kausalitas dari efek samping tersebut dengan keterangan nilai ≥ 9 berarti ‘Pasti’, nilai 5-8
berarti ‘Lebih mungkin’, nilai 1-4 berarti ‘Mungkin’, nilai ≤ 0 berarti ‘Meragukan.’
Monitoring efek …, Nurin Adlina Putri Jauhari, FF UI, 2014
Metode Penelitian
Rancangan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik. Penelitian ini dilakukan
dengan mengumpulkan data primer dan sekunder. Data sekunder didapat dari resep yang
dikeluarkan untuk pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum Universitas Kristen Indonesia
Jakarta yang terdapat obat golongan statin di dalamnya pada periode Maret-Mei 2014. Data
primer didapatkan dari hasil wawancara yang diajukan kepada pasien. Pengambilan data
dilakukan secara prospektif yang dilakukan setiap minggu saat pasien kembali ke RSU
Universitas Kristen Indonesia. Pengamatan dilakukan dengan metode wawancara
menggunakan kuesioner yang telah divalidasi dan dilakukan selama 4 minggu untuk
mengetahui perkembangan apakah terjadi efek samping nyeri otot selama penggunaan obat
golongan statin.
Kejadian efek samping nyeri otot akan diamati pada pasien yang mendapatkan terapi obat
golongan statin dan dilihat pula hubungan antara efek samping yang timbul dengan adanya
perbedaan usia, jenis kelamin, suku, obat golongan statin yang digunakan, dosis obat
golongan statin dan lama penggunaan obat golongan statin pada setiap pasien yang menjadi
subyek penelitian. Informasi mengenai kejadian nyeri otot dilihat dari hasil wawancara
dengan pasien selama proses follow-up. Efek samping nyeri otot yang dirasakan oleh pasien
kemudian diklasifikasikan berdasarkan tingkatan atau intensitas nyeri yang mereka rasakan.
Monitoring efek …, Nurin Adlina Putri Jauhari, FF UI, 2014
Populasi adalah seluruh pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum Universitas Kristen Indonesia
Jakarta periode Maret-Mei 2014 yang mendapatkan terapi obat golongan statin. Sampel dalam
penelitian ini adalah pasien rawat jalan yang mendapatkan terapi obat golongan statin di
Rumah Sakit Umum Universitas Kristen Indonesia Jakarta pada bulan Maret-Mei 2014
dengan jangka waktu pemakaian maksimal 3 bulan, dengan jumlah sampel yaitu seluruh resep
yang dikeluarkan selama periode bulan Maret-Mei 2014 yang di dalamnya terdapat obat
golongan statin.
Kriteria inklusi sampel penelitian ini adalah pasien yang mendapatkan terapi obat golongan
statin periode Maret-Mei 2014, baik pasien yang baru mendapatkan terapi statin sampai
pasien yang telah mendapatkan terapi obat golongan statin selama maksimal 3 bulan terakhir,
serta pasien yang bersedia untuk diwawancara dan dipantau kondisinya melalui proses follow-
up. Pasien yang masuk kedalam kriteria eksklusi adalah pasien yang mendapatkan pengobatan
lain selain obat golongan statin yang dapat meningkatkan resiko timbulnya nyeri otot, seperti
verapamil, asam nikotinat, gemfibrozil, siklosporin, antifungi golongan azol, dan obat-obat
inhibitor enzim protease, serta pasien yang mengidap penyakit gangguan otot atau sendi
seperti asam urat dan cedera. Pasien yang tidak dapat dihubungi atau dipantau lebih lanjut,
meninggal, tidak mampu memberikan keterangan lebih lanjut atau sengaja mengundurkan diri
dari penelitian akan masuk ke dalam kriteria dropout.
Alur Kerja
Permohonan izin penelitian diajukan kepada Direktur Utama RSU Universitas Kristen
Indonesia, bagian LitBang RSU Universitas Kristen Indonesia, dan kepala instalasi farmasi.
Penelitian dimulai setelah mendapatkan surat pemberian izin penelitian dari pihak RSU
Universitas Kristen Indonesia.
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada kuesioner yang akan digunakan sebagai daftar
acuan pertanyaan selama wawancara dan follow up pasien. Uji validitas dan reliabilitas
dilakukan pada 30 responden diluar subyek penelitian.
Monitoring efek …, Nurin Adlina Putri Jauhari, FF UI, 2014
Pengumpulan Data
Data sekunder diperoleh dari resep yang dikeluarkan oleh instalasi farmasi yang didalamnya
terdapat terapi untuk obat golongan statin. Data yang didapatkan dari resep adalah nama
pasien, usia, jenis kelamin, jenis obat golongan statin, regimen (dosis dan frekuensi
pemakaian), cara pemberian, obat lain yang diresepkan (jika ada). Data primer hasil
wawancara digunakan untuk memperoleh data tentang riwayat penyakit dan keluhan yang
dialami pasien selama menggunakan obat golongan statin. Pasien dengan resep yang terdapat
obat simvastatin atau atorvastatin akan ditanyakan tentang berapa lama mereka telah
menggunakan obat tersebut. Apabila lama penggunaan obat statin ≤ 3 bulan dan pasien tidak
mengidap penyakit otot atau sendi, maka pasien akan diminta kesediaannya mengikuti
penelitian ini dengan diberikan informed consent. Peneliti kemudian akan menginfokan
kepada pasien mengenai follow up yang akan dilakukan ketika pasien kembali ke RSU
Universitas Kristen Indonesia.
Pengolahan data meliputi proses editing agar data yang masuk telah benar sesuai kriteria,
tahap klasifikasi data, entry data ke dalam tabel agar lebih ringkas, dan tahap pemeriksaan
kembali sebelum dilakukan analisis untuk memastikan tidak terjadi kesalahan pada data dan
data siap untuk dianalsis.
Analisis ROTD dilakukan dengan algoritma Naranjo untuk melihat kausalitas efek samping
yang ditimbulkan. Proporsi dari hasil penelitian akan dijelaskan secara deskriptif. Probabilitas
hubungan antara dua variabel dilihat dengan menggunakan program SPSS (Statistical
Package for the Social Sciences). Pengolahan data dengan SPSS meliputi analisis univariat
dan analisis bivariat. Analisis univariat digunakan untuk mendapatkan frekuensi distribusi
pada variabel bebas maupun variabel terikat. Data yang telah dikategorikan ditampilkan
sebagai frekuensi kejadian. Analisis bivariat dilakukan dengan pengujian Crosstab-Chi-
square untuk melihat analisis hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat yang
dipengaruhi oleh variabel perancu.
Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan karena kuesioner yang digunakan merupakan
kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti. Setelah didapatkan data dari 30 responden,
Monitoring efek …, Nurin Adlina Putri Jauhari, FF UI, 2014
kuesioner diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil uji validitas menunjukkan seluruh butir
pertanyaan memiliki korelasi positif dan memberikan nilai signifikasi (p) < 0,05 sehingga
dapat dinyatakan bahwa kuesioner valid. Hasil uji reliabilitas kuesioner ini menunjukkan nilai
Cronbach’s Alpha sebesar 0,613 atau > 0,6 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner ini
reliabel.
Obat golongan statin menjadi obat utama yang diresepkan untuk penderita
hiperkolesterolemia di Rumah Sakit Umum Universitas Kristen Indonesia, namun obat
golongan statin yang diresepkan di RSU Universitas Kristen Indonesia hanya simvastatin dan
atorvastatin. Sebanyak 288 pasien atau sekitar 94,73% dari total 304 pasien RSU Universitas
Kristen Indonesia dengan hiperkolesterolemia pada periode Maret-Mei 2014 menggunakan
obat simvastatin dan atorvastatin untuk terapi mereka. Sebanyak 66 pasien masuk ke dalam
kriteria inklusi dan pasien-pasien tersebut kemudian dimasukkan sebagai kelompok sampel,
namun selama penelitian berlangsung 14 pasien masuk ke dalam kriteria dropout karena
pasien tidak dapat dihubungi kembali. Penelitian kemudian dilanjutkan dengan 52 subyek
penelitian.
n %
Jenis Kelamin
L 28 53,8
P 24 46,2
Usia
< 60 tahun 25 48,1
≥ 60 tahun 27 51,9
Suku
Suku di P. Jawa 33 63,5
Suku di P. Sumatera 19 36,4
Riwayat Penyakit Lain
Tidak ada 9 17,3
Diabetes 9 17,3
Hipertensi 14 26,9
Gastritis 1 1,9
Hipertensi, Angina pektoris 4 7,7
Diabetes, Hipertensi 9 17,3
Dispepsia 2 3,8
Hipertensi, Gagal jantung 1 1,9
Angina pektoris 3 5,8
Monitoring efek …, Nurin Adlina Putri Jauhari, FF UI, 2014
Laki-laki cenderung memiliki faktor resiko hiperlipidemia yang lebih besar dibandingkan
dengan perempuan, namun faktor resiko perempuan akan meningkat seiring dengan
pertambahan usia dan terjadinya menopause (Iskandar et al., 2008). Karakteristik subyek
penelitian berdasarkan usia menunjukkan bahwa usia lanjut sangat rentan untuk mengalami
penyakit hiperkolesterolemia karena pada orang dengan usia lanjut telah terjadi penurunan
elastisitas pembuluh darah mereka sehingga kolesterol terutama lipoprotein berdensitas
rendah (Low Density Lypoprotein/LDL) akan menurun kemampuannya untuk melewati
pembuluh darah dan menumpuk di pembuluh darah sehingga kadar LDL dalam darah akan
meningkat.
Sebanyak 33 subyek penelitian berasal dari suku di Pulau Jawa dan sisanya sebanyak 19
subyek penelitian yang berasal dari suku di Pulau Sumatera. Suku di Pulau Jawa menjadi data
yang lebih dominan mengingat lokasi Rumah Sakit Umum Universitas Kristen Indonesia
yang berada di Jakarta. Hipertensi menjadi riwayat penyakit terbanyak pada subyek penelitian
yang menggunakan obat simvastatin dan atorvastatin. Hal ini disebabkan karena hipertensi
merupakan salah satu faktor resiko timbulnya penyakit hiperkolesterolemia. Tingginya
tekanan darah akan meningkatkan tekanan pada arteri dan akhirnya merusak pembuluh darah
sehingga kemungkinan terjadinya penimbunan kolesterol dalam pembuluh darah semakin
besar yang dapat mengarah pada kejadian hiperkolesterolemia (Aurora, Sinambela, &
Noviyanti, 2012).
Tabel 3. Data penggunaan obat golongan statin pada subyek penelitian (subyek penelitian = 52 orang)
n %
Golongan Statin
Simvastatin 40 76,9
Atorvastatin 12 23,1
Merek Obat
Atorvastatin generik 9 17,3
Simvastatin generik 35 67,3
Simvastatin merk X 5 9,6
Atorvastatin merk Y 3 5,8
Dosis Obat
10 mg 11 21,2
20 mg 41 78,8
Lama Penggunaan
0-1 bulan 16 30,8
>1-2 bulan 14 26,9
>2-3 bulan 22 42,3
Monitoring efek …, Nurin Adlina Putri Jauhari, FF UI, 2014
Pengobatan yang sering digunakan sebagai terapi lini pertama adalah atorvastatin atau
simvastatin dengan dosis ≤ 20 mg. Dosis ini dikategorikan sebagai dosis standar statin yang
cocok untuk sebagian besar pasien untuk menurunkan 30-40% kadar kolesterol mereka
(Larosa, Grundy, & Waters, 2005). Statin dengan dosis 20 mg dapat digunakan untuk
penderita diabetes dan gangguan jantung yang banyak diderita oleh subyek penelitian. Statin
dengan dosis 20 mg juga cocok digunakan untuk penderita serangan jantung dengan
peningkatan LDL yang tidak begitu tinggi (Josan & McAlister, 2007). Lama penggunaan obat
golongan statin paling banyak terdapat pada periode pemakaian >2-3 bulan.
n (jumlah anggota)
Tingkatan Nyeri Otot
Simvastatin Atorvastatin
Tidak Nyeri 28 (70,0%) 10 (83,33%)
Monitoring efek …, Nurin Adlina Putri Jauhari, FF UI, 2014
Sebanyak 40 pasien yang menggunakan simvastatin, terdapat 28 orang yang tidak mengalami
efek samping nyeri otot dan 12 orang sisanya mengalami efek samping nyeri otot setelah
menggunakan obat simvastatin dan atorvastatin dengan tingkatan nyeri yang beragam. Subyek
penelitian yang mengalami nyeri otot kemudian dianalisis dengan algoritma Naranjo untuk
mengetahui apakah nyeri otot yang timbul setelah penggunaan obat simvastatin atau
atorvastatin memang muncul akibat reaksi obat yang tidak diinginkan. Berdasarkan hasil
analisis dengan menggunakan algoritma Naranjo, dari 14 orang subyek penelitian yang
mengalami nyeri otot, terdapat 10 orang pasien dengan skor 5-8 yang menunjukkan bahwa
nyeri otot yang mereka rasakan tersebut besar kemungkinan karena efek samping obat
simvastatin dan atorvastatin, yang kemudian dimasukkan sebagai kelompok positif ROTD.
Subyek penelitian yang mendapatkan skor 1-4, yaitu sebanyak 4 orang menunjukkan bahwa
nyeri otot yang mereka rasakan mungkin karena efek samping obat golongan statin yang
mereka konsumsi, yang kemudian dimasukkan ke dalam kelompok non-ROTD.
Hasil yang didapat dari analisis antara jenis kelamin dengan kejadian timbulnya efek samping
nyeri otot menunjukkan tidak ada hubungan antara keduanya. Hal ini mungkin disebabkan
karena usia subyek penelitian hanya berkisar antara 35-80 tahun sehingga belum terdapat
perbedaan resiko timbulnya efek samping nyeri otot pada subyek penelitian laki-laki dan
perempuan. Perempuan cenderung memiliki potensi yang lebih besar untuk mengalami efek
samping nyeri otot ketika mereka sudah memasuki masa menopause atau ketika perempuan
tersebut berusia 80 tahun ke atas (Pasternak et al., 2002). Usia dan suku juga diketahui tidak
memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian efek samping nyeri otot yang timbul.
Monitoring efek …, Nurin Adlina Putri Jauhari, FF UI, 2014
Hubungan Antara Obat Golongan Statin, Dosis Obat, dan Lama Penggunaan dengan
Efek Samping Nyeri Otot.
Tabel 6. Hubungan antara penggunaan obat golongan statin dengan efek samping nyeri otot
Tidak ada perbedaan antara simvastatin dan atorvastatin dalam menimbulkan efek samping
nyeri otot. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wierzbicki dan
kawan-kawan pada tahun 1999 yang menyebutkan bahwa atorvastatin tidak berbeda dengan
simvastatin dalam menimbulkan efek samping nyeri otot. Atorvastatin memiliki kemungkinan
yang lebih besar dibandingkan dengan simvastatin dalam menimbulkan efek samping nyeri
otot hanya pada dosis 80 mg. Sama hal nya dengan lama penggunaan, faktor ini tidak
memengaruhi timbulnya nyeri otot, namun dosis obat golongan statin dapat memengaruhi
kejadian efek samping nyeri otot yang timbul yang menunjukkan hubungan yang bermakna.
Hasil ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Tomlinson dan Mangione (2005) bahwa efek
samping obat golongan statin bergantung pada dosis yang digunakan oleh pasien.
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam hal jumlah sampel yang dapat dijadikan subyek
penelitian yang menyebabkan analisis terhadap faktor-faktor yang memengaruhi timbulnya
efek samping nyeri otot menjadi tidak dapat dianalisis dengan baik. Waktu pengamatan tiap
pasien hanya dilakukan selama 1 bulan sehingga pengamatan terhadap pasien mengenai
perkembangan pengobatan mereka sangat terbatas. Pengamatan juga hanya dilakukan
berdasarkan pengakuan pasien melalui wawancara dan tidak didukung dengan hasil laboratorium
sehingga terdapat kemungkinan terjadinya recall bias.
Kekuatan Penelitian
Penelitian efek samping nyeri otot obat golongan statin dengan menggunakan wawancara
belum banyak dilakukan. Hal ini dapat menjadi suatu model baru dalam penelitian dengan
Monitoring efek …, Nurin Adlina Putri Jauhari, FF UI, 2014
menggunakan laporan dari pasien sehingga diharapkan pasien akan lebih aktif ikut serta
dalam pemantauan keberhasilan terapi yang sedang mereka jalani. Penelitian ini juga belum
pernah dilakukan di RSU Universitas Kristen Indonesia sehingga hasil penelitian ini dapat
dijadikan referensi terutama dalam pemberian terapi hiperkolesterolemia dengan obat
golongan statin.
Kesimpulan
Prevalensi pasien yang mengalami efek samping nyeri otot setelah menggunakan obat
simvastatin atau atorvastatin sebanyak 14 orang dari total 52 subyek penelitian dan hanya 10
orang (19,2%) yang dapat dinyatakan positif ROTD yang terbagi ke dalam berbagai intensitas
nyeri, yaitu ringan (4 orang), sedang (2 orang), cukup berat (3 orang), berat (2 orang) dan
sangat berat (1 orang). Adapun faktor yang mempengaruhi timbulnya nyeri otot akibat
penggunaan simvastatin dan atorvastatin adalah dosis obat (p = 0,050).
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan hasil yang didapatkan, sebaiknya dalam
penelitian digunakan juga data pasien dari rekam medik selain dari resep dan wawancara agar
data yang didapat lebih lengkap dan peneliti dapat melakukan konfirmasi terhadap pengakuan
pasien mengenai riwayat penyakit dan pengobatan mereka. Waktu penelitian sebaiknya lebih
diperpanjang agar pengamatan terhadap pasien selama menggunakan obat statin dapat
dilakukan lebih lama sehingga kemungkinan mendapat data yang lengkap semakin besar.
Pengamatan efek samping nyeri otot selanjutnya juga sebaiknya ditambah dengan parameter
hasil uji laboratorium terhadap kadar keratin kinase pasien agar pengamatan menjadi lebih
akurat.
Daftar Acuan
Aurora, R. G., Sinambela, A., & Noviyanti, C. H. (2012). Peran Konseling Berkelanjutan
pada Penanganan Pasien Hiperkolesterolemia. Journal of The Indonesian Medical
Association, Volum: 62,.
Badan POM RI. (2012). Pedoman Monitoring Efek Samping Obat bagi Tenaga Kesehatan
(Vol. 21, pp. 171–174). Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.
doi:10.1007/s13546-011-0393-1
Calis, K. A., Sidawy, E. N., & Young, L. R. (2007). Clinical Analysis of Adverse Drug
Reaction. Principles of Clinical Pharmacology, 2, 389–402.
Monitoring efek …, Nurin Adlina Putri Jauhari, FF UI, 2014
Fedacko, J., Singh, R. B., Chaithiraphan, S., Vargova, V., Tomlinson, B., De Meester, F.,
Moesgaard, S. (2010). Clinical Manifestations of Adverse Effects of Statins, Oxidative
Stress and Possible Role of Antioxidants in Prevention? The Open Nutraceuticals
Journal, 3, 154–165.
Iskandar, E. Y., Andrajati, R., Sigit, J. I., Adnyana, I. K., Setiadi, A. P., & Kusnandar. (2008).
ISO Farmakoterapi. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan.
Josan, K., & McAlister, F. A. (2007). Cholesterol lowering for secondary prevention: What
statin dose should we use? Vascular Health and Risk Management, 3 (5), 615–617.
Larosa, J., Grundy, S., & Waters, D. (2005). Intensive Lipid Lowering with Atorvastatin in
Patient with Stable Coronary Disease. The New England Journal of Medicine, 352:1425-
3.
Mancini, G. B. J., Baker, S., Bergeron, J., Fitchett, D., Frohlich, J., Genest, J., Pope, J. (2011).
Diagnosis, Prevention, and Management of Statin Adverse Effects and Intolerance:
Proceedings of a Canadian Working Group Consensus Conference. The Canadian
Journal of Cardiology, 27(5), 635–662.
Pasternak, R. C., Smith, S. C., Bairey, N., Grundy, S. M., Cleeman, J. I., & Lenfant, C. (2002).
Clinical Advisory on the Use and Safety of Statins Incidence of Adverse Events.
American Heart Association, 106: 1024.
Sinzinger, H., & Peskar, B. A. (2009). Statins: Indication and Uses, Safety and Modes of
Action. (G. N. Holmquist, Ed.). New York: Nova Science Publisher.
Strong, J., Sturgess, J., Unruh, A. M., & Vicenzino, B. (2002). Pain Assessment and
Measurement. In Pain: A Textbook fot Therapists (p. 123). United Kingdom: Churchill
Livingstone.
Thompson, P., Clarkson, P., & Karas, R. (2003). Statin-Associated Myopathy. Journal of The
American Medical Association, 289:1681-1.
Tomlinson, S. S., & Mangione, K. K. (2005). Potential Adverse Effect of Statins on Muscle.
Journal of The American Physical Therapy Association, 85, 459–465.
Wierzbicki, S., Lumb, P. J., Semra, Y., Chik, G., Christ, E. R., & Crook, M. a. (1999).
Atorvastatin Compared with Simvastatin-Based Therapies in The Management of Severe
Familial Hyperlipidaemias. QJM : Monthly Journal of The Association of Physicians,
92(7), 387–94. Retrieved from http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10627888
Monitoring efek …, Nurin Adlina Putri Jauhari, FF UI, 2014