0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
63 tayangan7 halaman

Pendahuluan KPBU

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 7

Penyusunan Studi Penduhuluan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha BAB I

(KPBU) Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan di Provinsi Papua Barat PENDAHULUAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Indonesia merupakan sebuah negara maritim dan kepulauan terbesar di dunia. Memiliki garis
pantai sepanjang 81.000 kilometer dan terdiri dari 17.500 pulau besar dan kecil yang tersebar di sekitar
garis khatulistiwa, memanjang dari Sabang sampai Merauke. Wilayah kepulauan atau gugus kepulauan
adalah wilayah yang terdiri dari banyak pulau yang relatif besar dan banyak pulau kecil. Hambatan
dalam pembangunanya adalah penduduk yang jumlahnya tidak banyak tersebar pada pulau pulau kecil.
Hambatan bersifat geografis, demografis dan transportasi laut. Padahal banyak dari pulau pulau kecil
tersebut yang mempunyai potensi sumber daya alam. Pemanfaatan sumber daya alam yang tersebar
pada pulau-pulau kecil tidak menguntungkan, mengakibatkan ketertinggalan, keterisolasian atau
keterpencilan dibandingkan pulau-pulau lainya yang mempunyai kemudahan pengangkutan yang lebih
lancar. Untuk itu diperlukan pelabuhan penyeberangan dalam menunjang pembangunan daerah di pulau
tersebut.
Dalam sistem transportasi, pelabuhan penyeberangan merupakan suatu simpul dari mata rantai
kelancaran muatan angkutan laut dan darat, yang selanjutnya berfungsi sebagai kegiatan peralihan antar
moda transportasi. Pentingnya peran pelabuhan penyeberangan dalam suatu sistem transportasi,
mengharuskan setiap pelabuhan penyeberangan memiliki kerangka dasar perencanaan dan
pembangunan. Kerangka dasar tersebut tertuang dalam suatu rencana pengembangan tata ruang yang
kemudian dijabarkan dalam suatu tahapan pelaksanaan pembangunan jangka pendek, menengah dan
panjang. Hal ini diperlukan untuk menjamin kepastian usaha dan pelaksanaan pembangunan pelabuhan
penyeberangan yang terencana, terpadu, tepat guna, efisien dan berkesinambungan.
Provinsi Papua Barat, sebagai pintu gerbang pertama menuju Pulau Papua memiliki peranan
penting dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. Peranan infrastruktur transportasi dalam
peningkatan perekonomian mutlak tersedia, khususnya pelabuhan penyeberangan. Kota Sorong
disamping sebagai Kota persinggahan dan pintu gerbang Provinsi Papua, Kota Sorong juga sebagai
Kota Industri, Perdagangan dan Jasa. Perpaduan nilai-nilai peninggalan sejarah dan keaslian alami serta
keunikan Kota Sorong yang memiliki Water Front View atau Kota dengan pemandangan laut serta
perpaduan panorama, bentangan alam Pulau Waigeo, Batanta dan Salawati yang merupakan satu
gugusan kepulauan Raja Ampat. Serta fasilitas jasa pelayanan umum, yang cukup lengkap memberikan
kesan dan daya tarik kepada pengunjung yang ingin mendapatkan pengalaman baru setelah berwisata
ke Kota Sorong yang tentunya memerlukan fasilitas infrastruktur pelabuhan penyeberangan guna
menyokong perekonomian maupun pariwisata dari maupun menuju Kota Sorong.

I-1
Penyusunan Studi Penduhuluan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha BAB I
(KPBU) Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan di Provinsi Papua Barat PENDAHULUAN

Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional 2015-2019 telah mengamanatkan Pemerintah untuk mendorong partisipasi swasta,
masyarakat dan Pemerintah Daerah dalam pelayanan dan penyelenggaraan sarana dan prasarana. Dalam
rangka mendorong keikutsertaan swasta/badan usaha dan untuk mempercepat pembangunan
Infrastruktur Kementerian Perhubungan mencoba untuk menawarkan proyek infrastruktur terlebih
dahulu kepada swasta. Selanjutnya, apabila dibutuhkan partisipasi pemerintah maka menggunakan
skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), namun apabila tidak dimungkinkan dengan
kedua skema tersebut maka Pemerintah memberikan penugasan kepada BUMN/BUMD sebagai
penyelenggara penyediaan infrastruktur. Terakhir apabila semua skema pendanaan tersebut tidak
dimungkinkan, maka APBN dan/atau APBD menjadi pilihan terakhir.
Penentuan skema pendanaan dari proyek infrastruktur memegang peranan penting. Apabila
penentuan skema pendanaan tidak dilakukan secara benar, maka keberlangsungan suatu proyek bisa
terhambat. Sebagai contoh, suatu proyek telah ditetapkan untuk dilaksanakan dengan skema pendanaan
melalui APBN, namun karena keterbatasan anggaran, ternyata untuk tahun berikutnya, anggaran untuk
pelaksanaan proyek tersebut dipotong akibatnya proyek tersebut mangkrak dan terhenti. Akan berbeda
kondisinya, apabila pemerintah menentukan skema pendanaan yang tepat berdasarkan acuan pada
prioritisasi skema pendanaan. Namun, terkadang Kementerian/Lembaga mengalami kesulitan dan
kekurangan keahlian untuk menghasilkan pra studi kelayakan yang komprehensif. Untuk itu, guna
meningkatkan pemahaman yang mendalam terkait penyusunan prastudi kelayakan, maka diperlukan
upaya untuk memastikan bahwa Kementerian/Lembaga dapat melaksanakan tahap penyiapan sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
Sampai saat ini, peraturan yang ada dan mengatur mengenai proses tahap penyiapan serta isi dari
dokumen studi pendahulun adalah Peraturan Presiden No. 38 Tahun 2015 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Peraturan
Menteri ini sedianya dikhususkan untuk skema KPBU, namun tetap dapat diterapkan untuk skema-
skema pendanaan lainnya. Di dalam salah satu kajian yang harus dilakukan untuk menghasilkan studi
pendahuluan, terdapat kajian hukum dan kelembagaan serta kajian ekonomi dan komersial. Kedua
kajian tersebut, dapat juga digunakan untuk melakukan penentuan skema pendanaan seperti apa yang
tepat untuk suatu proyek infrastruktur.
Dalam rangka peningkatan perekonomian melalui pelabuhan penyeberangan dan memenuhi
syarat dalam melaksanakan skema KPBU, maka Direktorat Jenderal Perhubungan Darat perlu
mengadakan Penyusunan Studi Pendahuluan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU)
Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan di Provinsi Papua Barat.

I-2
Penyusunan Studi Penduhuluan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha BAB I
(KPBU) Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan di Provinsi Papua Barat PENDAHULUAN

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


Adapun maksud dan tujuan dari Penyusunan Studi Pendahuluan Kerjasama Pemerintah dan
Badan Usaha (KPBU) Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan di Provinsi Papua Barat ini adalah
sebagai berikut.
Maksud Penyusunan Studi Pendahuluan Kerjasama Pemerintah Dan Badan Usaha (KPBU)
Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Di Provinsi Papua Barat (Klademak, Batanta, Salawati)
adalah memperoleh gambaran mengenai kajian bisnis model dari proyek ini.
Tujuannya adalah untuk memberikan analisis secara komprehensif atas aspek-aspek dalam
penyusunan Kajian Bisnis Model Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Di Provinsi Papua Barat
(Klademak, Batanta, Salawati).

1.3 SASARAN DAN MANFAAT


Sasaran (Outcome) dari Penyusunan Studi Pendahuluan Kerjasama Pemerintah Dan Badan
Usaha (KPBU) Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Di Provinsi Papua Barat (Klademak, Batanta,
Salawati) adalah memberikan gambaran yang jelas untuk analisis secara komprehensif atas aspek-aspek
dalam penyusunan Kajian Bisnis Model, yang terdiri beberapa hal sebagai berikut :
a) kajian hukum dan kelembagaan;
b) kajian teknis;
c) kajian ekonomi dan komersial;
d) kajian lingkungan dan sosial;
e) kajian bentuk kerjasama dalam penyediaan infrastruktur;
f) kajian risiko;
g) kajian kebutuhan Dukungan Pemerintah dan/atau Jaminan Pemerintah;
h) kajian mengenai hal-hal yang perlu ditindaklanjuti ; dan
i) Rekomendasi dan Rencana Tindak Lanjut Penetapan oleh Kementerian Perhubungan.

Penyusunan Studi Pendahuluan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Pembangunan
Pelabuhan Penyeberangan di Provinsi Papua Barat diharapkan mampu memberikan manfaat terhadap
sasaran yang diharapkan. Adapun sasaran dan manfaat dari kegiatan ini antara lain sebagai berikut :
1. Bagi Pemerintah Pusat, dalam hal ini Ditjen Perhubungan Perhubungan Darat, Kementerian
Perhubungan, diharapkan mampu menjadi bahan rekomendasi untuk menentukan skema
pendanaan proyek infrastruktur dan berbagi pengetahuan (knowledge sharing) bagi Kementerian
Perhubungan.

I-3
Penyusunan Studi Penduhuluan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha BAB I
(KPBU) Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan di Provinsi Papua Barat PENDAHULUAN

2. Bagi pemerintah daerah, khususnya Pemerintah Provinsi Papua Barat, dapat dijadikan acuan
dalam rencana pembangunan infrastruktur transportasi melalui skema kerjasama pemerintah
dengan badan usaha.
3. Bagi masyarakat, diharapkan hasil studi dapat direalisasikan untuk pembangunan pelabuhan
penyeberangan di lokasi studi yaitu di daerah Klademak, Batanta dan Salawati.

1.4 LOKASI PEKERJAAN


Lokasi dari Penyusunan Studi Pendahuluan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU)
Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan di Provinsi Papua Barat terletak di 3 (tiga) daerah di wilayah
Provinsi Papua Barat yaitu Klademak, Batanta dan Salawati.

I-4
Penyusunan Studi Penduhuluan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) BAB I
Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan di Provinsi Papua Barat PENDAHULUAN

Klademak

Batanta

Salawati

Gambar 1.1 Lokasi Studi

I-5
Penyusunan Studi Penduhuluan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha BAB I
(KPBU) Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan di Provinsi Papua Barat PENDAHULUAN

1.5 RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup pekerjaan konsultan dalam hal Penyusunan Studi Pendahuluan Kerjasama Pemerintah
Dan Badan Usaha (KPBU) Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Di Provinsi Papua Barat
(Klademak, Batanta, Salawati) adalah sebagai berikut:
a. Analisis Kebutuhan;
b. Kriteria Kepatutan;
c. Kriteria faktor nilai manfaat uang (value for money);
d. Analisa potensi pendapatan dan skema pembiayaan proyek; dan
e. Rekomendasi dan rencana tindak lanjut.
Adapun yang menjadi indikator keluarannya adalah tersedianya dokumen Penyusunan Studi
Pendahuluan Kerjasama Pemerintah Dan Badan Usaha (KPBU) Pembangunan Pelabuhan
Penyeberangan Di Provinsi Papua Barat (Klademak, Batanta, Salawati) .

1.6 PRODUK LAPORAN


Penyusunan Studi Pendahuluan Kerjasama Pemerintah Dan Badan Usaha (KPBU) Pembangunan
Pelabuhan Penyeberangan Di Provinsi Papua Barat (Klademak, Batanta, Salawati) akan terdiri dari
beberapa produk laporan sesuai dengan tahapan pekerjaan. Produk laporan yang akan menjadi keluaran
pekerjaan ini meliputi dokumen-dokumen sebagai berikut:
1. Draft Laporan Pendahuluan
2. Laporan Pendahuluan
3. Draft Laporan Antara
4. Laporan Antara
5. Draft Laporan Akhir
6. Laporan Akhir Studi Pendahuluan

1.7 SISTEMATIKA DRAFT LAPORAN


Sistematika Draft Laporan Pendahuluan Studi Pendahuluan Kerjasama Pemerintah Dan Badan
Usaha (KPBU) Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Di Provinsi Papua Barat antara lain sebagai
berikut.
A. BAB I PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan ini akan dijelaskan terkait latar belakang pekerjaan, maksud dan tujuan
pekerjaan, sasaran dan manfaat, lokasi pekerjaan, ruang lingkup pekerjaan, produk laporan, serta
sistematika laporan pendahuluan yang disusun.

I-6
Penyusunan Studi Penduhuluan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha BAB I
(KPBU) Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan di Provinsi Papua Barat PENDAHULUAN

B. BAB II TINJAUAN TERHADAP KAK


Pada bab ini dijelaskan terkait tanggapan konsultan terkait kerangka acuan kerja (KAK) yang
telah diberikan oleh pemberi pekerjaan kepada konsultan. Tanggapan terhadap KAK akan
meliputi tanggapan terhadap latar belakang, tanggapan terhadap maksud, tujuan dan sasaran
pekerjaan, tanggapan terhadap ruang lingkup pekerjaan, tanggapan terhadap pelaporan serta
tanggapan terhadap personil/fasilitas pendukung.

C. BAB III STUDI LITERATUR


Pada bab ini dijelaskan mengenai data sekunder dari kebijakan-kebijakan serta peraturan-
peraturan yang terkait dengan pekerjaan Studi Pendahuluan Kerjasama Pemerintah Dan Badan
Usaha (KPBU) Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Di Provinsi Papua Barat.

D. BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH


Pada bab ini akan dijelaskan terkait gambaran umum dari wilayah studi yang meliputi penjelasan
pada wilayah Provinsi Papua, Distrik Klademak, Bantata dan Salawati.

E. BAB V METODELOGI
Pada bab ini dijelaskan mengenai bagan alur metodelogi pelaksana pekerjaan Studi Pendahuluan
Kerjasama Pemerintah Dan Badan Usaha (KPBU) Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Di
Provinsi Papua Barat.

F. BAB VI ORGANISASI DAN JADWAL PEKERJAAN


Pada bab ini dijelaskan terkait organisasi pelaksana pekerjaan beserta tugas dan tanggung jawab
tenaga ahli yang terlibat dalam pekerjaan tersebut serta dijelaskan pula jadwal rencana
pelaksanaan pekerjaan.

I-7

Anda mungkin juga menyukai