ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny.M
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny.M
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny.M
Disusun Oleh:
JESISCA SILVIA M TEURUPUN
NIM. 01.2.17.00612
dimana tekanan darah sistolik lebih atau sama 140 mmHg atau tekanan darah
pada 1/2 penyakit jantung koroner dan sekitar 2/3 penyakit serebrovaskular
(Budi, 2015)
Prevalensi hipertensi pada populasi global usia diatas 20 tahun pada tahun
2000 sebesar 26,4% (1 milyar jiwa); 26,6% laki- laki, 26,1% perempuan.
menjadi 60%. Di negara- negara maju, prevalensi hipertensi pada laki- laki
Swedia (38,4%), Italia (37,7%), Inggris (29,6%), Spanyol (40%), dan Jerman
(55,3%). Di bekas negara sosialis, prevalensi hipertensi pada laki- laki 35,3%,
pada populasi global menjadi 29,2% (1,56 miliar), hal ini terutama didasarkan
penyakit jantung koroner, pegal jantung, dan penyakit ginjal (Budi, 2015).
hipertensi.
darah seseorang mencapai nilai kurang dari 140/90 mmHg atau nilai kurang
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Tradisional
a. The nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak.
b. The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup
bersama dalam satu rumah.
c. Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan anak
yang sudah memisahkan diri.
d. The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk
mendapatkan anak terlambat waktunya yang disebabkan karena
mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita.
e. The extended family
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam
satu rumah seperti nuclear family disertai paman, tante, orang tua
(kakek nenek), dan keponakan.
f. The single parent family
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak,
hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian, atau
karena ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan).
g. Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota
tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota
bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat “weekends” atau
pada waktu-waktu tertentu.
h. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal
bersama dalam satu rumah.
i. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling
berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan
yang sama. Contoh: dapur, kamar mandi, televise, telepon, dan lain-
lain.
j. Blended family
Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari hasil perkawinan atau dari perkawinan
sebelumnya.
k. The single adult living alone/single-adult family
Ke luarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atau perpisahan (separasi) seperti: perceraian atau ditinggal
mati.
2. Non Tradisional
a) The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orangtua (terutama ibu) dengan anak dari
hubungan tanpa nikah.
10
untuk mengambil keputusan dan menerima posisi kepemimpinan.
1. Fungsi keagamaan
a. Membina norma/ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup seluruh
anggota keluarga.
b. Menerjemahkan ajaran/norma agama ke dalam tingkah laku hidup
sehari-hari seluruh anggota keluarga.
c. Memberikan contoh konkret dalam hidup sehari-hari dalam
pengalaman dari ajaran agama.
d. Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar anak tentang
keagamaan yang tidak atau kurang diperolehnya disekolah dan di
masyarakat.
e. Membina rasa, sikap, dan praktik kehidupan keluarga beragama
sebagai fondasi menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
2. Fungsi budaya
a. Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk meneruskan
norma-norma dan budaya masyarakat dan bangsa yang ingin
dipertahankan.
b. Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk menyaring
norma dan budaya asing yang tidak sesuai.
11
c. Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga, anggotanya mencari
pemecahan masalah dari berbagai pengaruh negative globalisasi
dunia.
d. Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras, dan seimbang dengan
budaya masyarakat/bangsa untuk menunjang terwujudnya norma
keluarga kecil bahagia sejahtera.
3. Fungsi cinta kasih
a. Menumbuh-kembangkan potensi kasih sayang yang telah ada antar-
anggota keluarga (suami-isteri-anak) ke dalam symbol- simbol nyata
(ucapan, tingkah laku) secara optimal dan terus menerus.
b. Membina tingkah laku saling menyayangi baik antar-anggota keluarga
maupun antar-keluarga yang satu dengan lainnya secara kuantitatif
dan kualitatif.
c. Membina praktik kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan ukhrowi
dalam keluarga secara serasi, selaras, dan seimbang.
d. Membina rasa, sikap, dan praktik hidup keluarga yang mampu
memberikan dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal
menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
4. Fungsi perlindungan
a. Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak
aman yang timbul dari dalam maupun dari luar keluarga.
b. Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai
bentuk ancaman dan tantangan yang datang dari luar.
c. Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai
modal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
5. Fungsi reproduksi
a. Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi
sehat baik bagi anggota keluarga maupun bagi keluarga sekitarnya.
b. Memberikan contoh pengalaman kaidah-kaidah pembentukan keluarga
dalam hal usia, pendewasaan fisik maupun mental.
12
sebagai wahana pendidikan dan sosialisasi anak yang pertama dan
utama.
b. Menyadari, merencanakan, dan menciptakan kehidupan keluarga
sebagai pusat tempat anak dapat mencari pemecahan dari berbagai
konflik dan permasalahan yang di jumpainya, baik di lingkungan
sekolah maupun masyarakat.
c. Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal- hal yang
diperlukannya untuk meningkatkan kematangan dan kedewasaan
(fisik dan mental), yang tidak/kurang diberikan oleh lingkungan
sekolah maupun masyarakat.
d. Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam
keluarga sehingga tidak saja dapat bermanfaat positif bagi anak, tetapi
juga bagi orang tua dalam rangka perkembangan dan kematangan
hidup bersama menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
7. Fungsi ekonomi
a. Melakukan kegiatan ekonomi baik di luar maupun di dalam
lingkungan keluarga dalam rangka menopang kelangsungan dan
perkembangan kehidupan keluarga.
b. Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian, keselarasan,
dan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga.
13
Perawat keluarga perlu mengetahui tentang tahapan dan tugas
perkembangan keluarga, untuk memberika pedoman dalam menganalisis
pertumbuhan dan kebutuhan promosi kesehatan keluarga serta untuk
memberikan dukungan pada keluarga untuk kemajuan dari satu tahap ke
tahap berikutnya. Tahap perkembangan keluarga mempunyai tugas
perkembangan yang berbeda seperti:
a. Tahap I, keluarga pemula atau pasangan baru
Tugas perkembangan keluarga antara lain membina hubungan yang
harmonis dan kepuasan bersama dengan membangun perkawinan yang
saling memuaskan, membina hubungan dengan oranglain dengan
menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, merencanakan
kehamilan dan mempersiapkan diri menjadi orangtua.
b. Tahap II, keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai umur
30 bulan)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap II yaitu membentuk keluarga
muda sebagai sebuah unit, mempertahankan perkawinan yang
memuaskan, memperluas persaahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran orangtua kakek dan nenek dan mensosialisasikan
dengan lingkungan keluarga besar masing-masing pasangan.
c. Tahap III, keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua beumur 2-
6 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ke III yaitu memenuhi
kebutuhan anggota keluarga, mensosiaisasikan keluarga,
mengintergrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan
anak yang lainnya, mempertahankan hubungan yang sehat dalam
keluarga dan luar keluarga, menanamkan nilai dan norma kehidupan,
mulai mengenalkan kultur keluarga, menanamkan keyakinan beragama,
memenuhi kebutuhan bermain anak.
d. Tahap IV, keluarga denagn anak usia sekolah (anak tertua usia 6- 13
tahun)
Tugas perkembangan keluarga dalam tahap IV yaitu mensosialisasikan
anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan
dengan hubungan teman sebaya, mempertahankan hubungan perkawinan
yang memuaskan , memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota
keluarga, membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak saat
menyelesaikan tugas sekolah.
e. Tahap ke V, keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20
14
tahun)
15
dalam bidang kesehatan yang perlu di pahami dan dilakukan. Ada 5 tugas
keluarga dalam bidang kesehatan yang harus di lakukan( Fridman dalam
Achjar, 2010).
16
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari
120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg (Muttaqin, 2011).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus lebih dari
suatu periode (Wajan, 2010).
Hipertensi juga didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg
dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg yang terjadi pada seseorang
klien pada tiga kejadian terpisah (Ignatavicius, 2012).
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah yang lebih tinggi dari
140/90 mmHg dan diklasifikasikan menurut derajat keparahannya,
mempunyai rentang dari tekanan darah (TD) normal, tinggi sampai maligna
(Doengoes, 2012).
2.2.2 Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua golongan.
1. Hipertensi Primer atau Esensial
Merupakan 90% dari seluruh kasus hipertensi adalah hipertensi esensial
yang didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah yang tidak
diketahui penyebabnya (idiopatik). Beberapa faktor diduga berkaitan
dengan berkembangnya hipertensi esensial seperti berikut.
a. Genetik, individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan
hipertensi, berisiko tinggi untuk mendapatkan penyakit ini.
b. Jenis kelamin dan usia, laki – laki berusia 35 – 45 tahun dan wanita
pasca menopause berisiko tinggi untuk mengalami hipertensi.
c. Diet, konsumsi diet tinggi garam atau lemak secara langsung
berhubungan dengan berkembangnya hipertensi.
d. Berat badan, obesitas (> 25% diatas BB ideal) dikaitkan dengan
berkembangnya hipertensi.
e. Gaya hidup, merokok dan konsumsi alkohol dapat meningkatkan
tekanan darah, bila gaya hidup menetap.
2. Hipertensi Sekunder
Merupakan 10% dari seluruh kasus hipertensi adalah hipertensi
sekunder, merupakan peningkatan tekanan darah karena suatu kondisi
fisik yang ada sebelumnya seperti penyakit ginjal atau gangguan tiroid.
Faktor pencetus munculnya hipertensi sekunder antara lain :
penggunaan kontrasepsi oral, coarctation aorta neurogenik (tumor otak,
17
ensefalitis, gangguan psikiatris), kehamilan, peningkatan volume
intravaskuler, luka bakar, dan stress
18
a. Analisis urine adanya darah, protein, glukosa dalam urine
mengindikasikan disfungsi renal atau diabetes.
7. Radiologi
a. Intra Venous Pyelografi (IVP) : mengidentifikasi penyebab hepertensi
seperti renal phrenchymal disease, urolithiasis, benigna prostate
hyperplasia (BPH)
b. Rontgen toraks : menalai adanya klafikasi obstruktif katup jantung
deposit kalsium pada aorta dan pembesaraan jantung.
2.2.5 Penatalaksanaan
Penanggulangan HT secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis
penatalaksanaan:
a. Penatalaksanaan non farmakologis
1) Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB
dapat menurunkan tekanan darah diikuti dengan penurunan aktivitas
renin dalam plasma dan kadar aldosteron dalam plasma.
2) Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti
berjalan, joging, bersepeda atau berenang.
b. Penatalaksanaan farmakologis
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti HT yaitu :
1)Mempunyai efektifitas yang tinggi
2)Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal
3)Memungkinkan penggunaan obat secara oral
4)Tidak menimbulkan intoleransi
5)Harga obat relatif murah sehingga terjangkau oleh klien
6)Memungkinkan penggunaan jangka panjang
19
praktik keperawatan. Pelayanan keperawatan keluarga merupakan pelayanan
holistik yang menempatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus
pelayanan
Pengkajian Keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan keluarga dapat menggunakan metode observasi,
wawancara dan pemeriksaan fisik (Maglaya, 2011).
Variabel data dalam pengkajian keperawatan keluarga mencakup :
1. Data umum/Identitas keluarga mencakup nama kepala keluarga, komposisi
anggota keluarga, alamat, agama, suku, bahasa sehari-hari, jarak pelayanan
kesehatan terdekat dan alat transportasi.
1. Kondisi kesehatan semua anggota keluarga terdiri dari nama, hubungan
dengan keluarga, umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan saat
ini, status gizi, tanda-tanda vital, status imunisasi dasar, dan penggunaan
alat bantu atau protesa serta status kesehatan anggota keluarga saat ini
meliputi keadaan umum, riwayat penyakit atau alergi.
2. Data pengkajian individu yang mengalami masalah kesehatan (Saat ini
sedang sakit) meliputi nama individu yang sakit, diagnosisi medis, rujukan
dokter atau rumah sakit, keadaan umum, sirkulasi, cairan, perkemihan,
pernafasan, musculoskeletal, neurosensori, kulit, istirahat dan tidur, status
mental, komunikasi dan budaya, kebersihan diri, perawatan diri sehari-
hari, dan data penunjang medis indivisu yang sakit (Lab, radiologi, EKG,
USG).
3. Data kesehatan lingkungan mencakup sanitasi lingkungan pemukiman
antara lain ventilasi, penerangan, kondisi lantai, tempat pembuangan
sampah dll.
4. Struktur keluarga ; struktur keluarga mencakup struktur peran, nilai
(value), komunikasi, kekuatan.
5. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga. Variabel ini akan menjawab
tahap perkembangan keluarga, tugas perkembangan keluarga.
6. Fungsi keluarga terdiri dari aspek instrumental dan ekspresif. Aspek
instrumental fungsi keluarga adalah aktivitas hidup sehari-hari seperti
makan, tidur, pemeliharaan kesehatan. Aspek ekspresif fungsi keluarga
adalah fungsi emosi, komunikasi, pemecahan masalah, keyakinan dan lain-
lain.
20
BAB III
Tinjauan Kasus
1. PENGKAJIAN
1.1. Data Umum
1) Nama Kepala Keluarga : Ny. M
2) Alamat : Jln. Karel Satsuitubun RT. 014 RW. 003
3) Pekerjaan : Guru
4) Pendidikan : Diploma III
5) Komposisi keluarga
Status Imunisasi * Ket
Hub
Jenis B POL DP Hepa Camp
No Nama dengan Umur Pendidikan
kelamin C IO T titis ak
KK
G
1. Ny. M perempu istri 59 Diploma III √ √ √ √ √ Len
an tahun gkap
21
6) Genogram : (dilengkapi dengan keterangan dan dibuat
minimal 3 generasi)
Keterangan :
: Laki- laki
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Menikah
: Keturunan
: Tinggal Serumah
: Pasien
7) Tipe Keluarga :
Tipe keluarga Ny.M adalah keluarga inti yang terdiri dari ibu dan 3
orang anak
8) Suku Bangsa :
Suku bangsa Ny. M merupakan suku Ambon dan bahasa yang
digunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia, tidak ada kebiasaan
22
keluarga yang dipengaruhi oleh suku yang dapat mempengaruhi
kesehatannya.
9) Agama :
Ny. M menganut agama Kristen, dan keluarga sering berdoa bersama
ketika jam doa dan sebelum makan serta tidur.
23
3) Riwayat Keluarga Inti :
Dalam keluarga Ny. M memiliki riwayat penyakit keturunan
hipertensi. Dan apabila dalam keluarga Ny. M ada yang sakit maka
dengan segera memeriksakan ke pelayanan kesehatan terdekat.
1.3. Lingkungan
1) Karakteristik Rumah :
Rumah yang di huni Ny. M merupakan rumah sendiri, yang
berukuran 12x10 m2 terdiri dari teras, ruang tamu, ruang keluarga, 5
kamar tidur, dapur, ruang makan, kamar mandi dan WC. Kondisi
kamar mandi dan WC bersih dan lantai terbuat dari keramik, rumah
permanen, sirkulasi udara diperoleh dari pintu depan, pintu samping,
jendela, dan ventilasi udara, keluarga memiliki halaman rumah,
sampah keluarga diletakan di tempat sampah tertutup. Kebersihan
rumah cukup, air minum sehari-hari diperoleh dari sanyo dengan
kondisi air bersih yang biasa digunakan untuk mandi dan mencuci.
Kondisi got bersih dan tidak berbau.
2) Denah Rumah
5 3 3 3
24
3 3
1
Keterangan :
1. Ruang tamu
2. Ruang keluarga
3. Kamar tidur
4. Ruang makan
5. Kamar mandi
6. Dapur
3) Karakteristik Lingkungan :
Keluarga Ny. M tinggal di lingkungan yang penduduknya tidak
terlalu padat, mayoritas penduduknya bersuku Ambon, tetangganya
banyak yang berprofesi sebagai PNS. Dan tetangga akrab dengan
keluarga Ny. M dan saling tolong menolong bila kesusahan.
25
1.4. Struktur Keluarga
1) Pola Komunikasi
Pola komunikasi yang digunakan komunikasi terbuka, dan tiap
angota keluarga mengungkapkan pendapatnya masing- masing.
26
dengan musyawarah dan keputusan keluarga yang terakhir ditentukan
oleh Ny. M sebagai kepala keluarga.
2) Fungsi Sosial
Ny. M dapat membina sosialisasi pada anak-anaknya sehingga dapat
membentuk norma dan aturan-aturan sesuai dengan perkembangan
anak-anaknya, serta dapat meneruskan budaya.
3) Fungsi Perawatan Keluarga
a. Kemampuan untuk mengenal masalah
Keluarga Ny. M mengatakan bahwa Ny. M terkena darah tinggi
dengan TD 160/80 mmHg dan tidak boleh makan terlalu banyak
garam, keluarga juga mengetahui penyebab dan makanan
pantangan untuk penderita hipertensi.
b. Kemampuan untuk mengambil keputusan
Ny. M selalu mengambil keputusan secara tepat seperti halnya
kalau Ny. M sakit ia segera membawa ke puskesmas.
c. Kemampuan untuk merawat anggota keluarga yang sakit
Ny. M dengan keluarga akan merawat anggota yang sakit sesuai
dengan kemampuan yang dimilikinya.
d. Kemampuan memelihara/memodifikasi lingkungan
Ny. M mengerti cara memelihara rumah sehat dan pengaruhnya
pada keluarga.
e. Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
Fasilitas kesehatan yang terdekat dari rumahnya adalah
puskesmas, keuntungan mengunakan fasilitas kesehatan adalah
kesehatan kami dapat teratasi, puskesmas merupakan tempat
pelayanan kesehatan terdekat dengan rumah kami.
4) Fungsi Reproduksi :
Jumlah anak Ny. M adalah 3 orang, Ny. M dalam hal ini tidak
mengikuti program KB.
1.6. Stress Dan Koping Keluarga
1) Stress Jangka Panjang Dan Jangka Pendek
a) Pendek : Stresor jangka pendek yang dipikir keluarga saat ini
yaitu memikirkan agar penyakit Ny. M dapat sembuh
b) Panjang : Saat ini keluarga Ny. M memikirkan agar anaknya
dapat menyelesaikan pendidikan dibangku perkuliahan.
27
2) Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Situasi / Stressor
Keluarga Ny. M selalu melakukan musyawarah dalam
menyelesaikan masalah baik dalam lingkungan keluarga atau
masyarakat.
3) Strategi Koping Yang Digunakan
Keluarga Ny. M apabila ada masalah baik dalam keluarga atau
masyarakat selalu menyelesaikannya dengan musyawarah.
Kepala: Mesochepal
Rambut: Hitam dan sedikit
beruban
Kulit: Putih, turgor baik
Mata: Simetris, konjungtiva
tidak anemis dan sklera tidak
ikterik, penglihatan kurang
baik (kabur ketika melihat)
Hidung: Bersih, fungsi hidung
baik
Mulut & tenggorokan: Bersih,
tidak berbau, gigi bersih, tidak
ada nyeri telan
Telinga: Simetris,
pendengaran baik, tidak
menggunakan alat bantu
Leher: Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid
Dada: Tidak ada wheezing
Perut: Tidak kembung, tidak
nyeri tekan
Ekstermitas : Tidak ada
kelainan bentuk
28
NO NAMA ANGGOTA KELUARGA HASIL TTD
BB: 53 kg
Kepala: Mesochepal
Rambut: Hitam bersih
Kulit: Sawo matang, turgor
baik
Mata: Simetris, konjungtiva
tidak anemis dan sklera tidak
ikterik, penglihatan baik
Hidung: Bersih, fungsi
penghidu baik
Mulut & tenggorokan: Bersih,
tidak berbau, gigi bersih, tidak
ada nyeri telan
Telinga: Simetris,
pendengaran baik, tidak
menggunakan alat bantu
Leher: Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid
Dada: Tidak ada wheezing
Perut: Tidak kembung, tidak
nyeri tekan
Ekstermitas : Tidak ada
kelainan bentuk
Kepala: Mesochepal
Rambut: Hitam bersih
Kulit: Sawo matang, turgor
baik
Mata: Simetris, konjungtiva
tidak anemis dan sklera tidak
ikterik, penglihatan baik
Hidung: Bersih, fungsi
penghidu baik
Mulut & tenggorokan: Bersih,
tidak berbau, gigi bersih, tidak
ada nyeri telan
Telinga: Simetris,
pendengaran baik, tidak
menggunakan alat bantu
Leher: Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid
Dada: Tidak ada wheezing
Perut: Tidak kembung, tidak
nyeri tekan
29
NO NAMA ANGGOTA KELUARGA HASIL TTD
Ekstermitas : Tidak ada
kelainan bentuk
Kepala: Mesochepal
Rambut: Hitam bersih
Kulit: Sawo matang, turgor
baik
Mata: Simetris, konjungtiva
tidak anemis dan sklera tidak
ikterik, penglihatan baik
Hidung: Bersih, fungsi
penghidu baik
Mulut & tenggorokan: Bersih,
tidak berbau, gigi bersih, tidak
ada nyeri telan
Telinga: Simetris,
pendengaran baik, tidak
menggunakan alat bantu
Leher: Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid
Dada: Tidak ada wheezing
Perut: Tidak kembung, tidak
nyeri tekan
Ekstermitas : Tidak ada
kelainan bentuk
30
1. perumusan diagnosa keperawatan
Analisa data
NO DATA MASALAH PENYEBAB
1 a. Subyektif : Ny. M Intoleran Aktivitas Pola makan yang tidak
mengatakan tangan pegal sehat
khususnya pada sebelah
kanan keram. Dan pada
bagian tengkuk terasa kaku
b. Obyektif :
Ny. M tampak lemah
- TD : 160/80mmHg
- S : 360C
- N : 82x/mnt
- RR : 22 x/mnt
- sering mengkonsumsi
makanan yang asin.
b. Obyektif :
Ny. M tampak lemah
- TD : 160/80mmHg
- S : 360C
- N : 82x/mnt
- RR : 22 x/mnt
- Ny. M masih sering
mengkonsumsi makanan yang
asin.
31
2.1 Perumusan Diagnosa Keperawatan
1) Intoleran aktivitas berhubungan dengan pola makan yang tidak
sehat
Total 4
32
Diagnosa Keperawatan :
1) Manejemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat
untuk mengatasi penyakit hipertensi
NO KRITERIA SKOR PEMBENARAN
1 Sifat Masalah : 2 Ny. M mengatakan bahwa
Skala dirinya tidak mampu untuk
Resiko 2 mengontrol pola makannya
dengan baik.
Total 32/3
33
34
iii. rencana keperawatan keluarga
Diagnosa Keperawatan : Intoleran aktivitas berhubungan dengan pola makan yang tidak sehat.
3. Perilaku
35
NO DIAGNOSA HARI PELAKSANAAN TINDAKAN TANDA
KEPERAWATAN /TANGGAL TANGAN
KELUARGA
Intoleran aktivitas berhubungan 5 Juni 2020 - Mengucap salam Jesisca
dengan pola makan yang tidak - Gali pengetahuan keluarga untuk menyebutkan
penatalaksanaan penurunan tensi secara alami
sehat. - Menjelaskan cara menurunkan hipertensi secara alami
- Memberi motivasi keluarga untuk mengulang
- Memberi reinforcement (+) pada keluarga
- Menggali pengetahuan keluarga untuk menyebutkan
penatalaksanaan hipertensi apabila sudah tidak
tertahankan
- Menjelaskan pengobatan hipertensi apabila sudah tidak
tertahankan
- Beri motivasi pada keluarga untuk mengulang
Reinforcement (+) pada keluarga
v. evaluasi
36
NO HARI / DIAGNOSA KRITERIA EVALUASI TANDA
TANGGAL KEPERAWATAN KELUARGA TANGAN
5 Juni 2020 Intoleran aktivitas berhubungan Subyektif S : - Klien mengatakan masih merasa kaku Jesisca
dengan pola makan yang tidak pada baian tengkuk
sehat.
O : - Keadaan umum lemah
Obyektif - Keluarga dapat menyebutkan cara
penatalaksanaan penurunan hipertensi
secara alami
Plan
P : - Lanjuntukan intervensi
37
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Untuk penulis
Dalam penerapan asuhan keperawatan diharapkan mahasiswa dapat
melakukan pengkajian yang lebih lengkap untuk mendapatkan hasil yang
optimal dan mampu memberikan asuhan keperawatan yang kompeten bagi
pasien. Mahasiswa juga diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu yang
38
diperolehnya selama proses pembelajaran baik di kampus maupun
dilingkungan masyarakat.
2. Untuk Institusi
Diharapkan kepada institusi untuk melengkapi buku-buku sebagai
referensi dengan tahun penerbitan yang terbaru dengan masalah- masalah
yang berhubungan dengan masalah diatas, sehingga dapat memudahkan
mahasiswa dalam penyusunan penulisan laporan selanjutnya.
3. Untuk Keluarga
Diharapkan dapat menjaga pola hidup sehat dan merubah gaya hidup
menjadi lebih baik, serta mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
terjangkau dan ekonomis seperti puskesmas atau klinik.
39
Lampiran
C. SASARAN
Ny. M dan Keluarga
D. MATERI
1. Pengertian Hipertensi
Penyakit darah tinggi atau hipertensi adalah suatu keadaan dimana
seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal.
Nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat
badan, tingkat aktivitas normal dan kesehatan umum. Nilai normalnya
adalah 120/80 mmHg.
2. Penyebab Hipertensi
3. Pola makan yang tidak terkontrol
40
4. Obesitas/kegemukan
5. Stressor tinggi
6. Kurang olah raga
7. Riwayat merokok
8. Riwayat minuman yang mengandung alkohol
9. Keturunan
10. Usia
5. Penanganan Hipertensi
1. Kurangi konsumsi garam
2. Olah raga secara teratur
3. Makan sayur dan buah yang berserat tinggi seperti sayuran hijau, pisang,
tomat, wortel mentimun, melon, dan jeruk (makan makanan yang bergizi)
4. Menurunkan berat badan (bila berat badan lebih /gemuk)
41
5. Menghindari faktor resiko : merokok, minum – minuman beralkohol,
makan makanan berlemak dan stress.
6. Kendalikan kadar kolesterol
7. Kendalikan diabetes
8. Kontrol tekanan darah secara berkala.
E. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi
F. MEDIA
1. Lembar balik
G. KRITERIA EVALUASI
1. Kriteria Struktur
a. Peserta yang hadir Ny. M dan Keluarganya RT. 014 RW. 003
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan Rumah warga Ny. M RT. 014
RW. 003
2. Kriteria proses
a. Warga antusias terhadap materi penyuluhan
b. Warga konsentrasi mendengar penyuluhan
c. Warga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara lengkap
dan benar
d. Warga dapat mendemonstrasikan dengan benar
3. Kriteria hasil
a. Pengertian Hipertensi
b. Penyebab Hipertensi
c. Tanda dan Gejala Hipertensi
d. Komplikasi Hipertensi
e. Penanganan Hipertensi
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 3 menit Pembukaan :
1. Memberi salam 1. Menjawab salam
2. Perkenalan 2. Mendengarkan dan
3. Menjelaskan tujuan memperhatikan
42
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
pembelajaran
2 10 menit Pelaksanaan :
Menjelaskan materi Menyimak dan
penyuluhan secara mendengarkan
berurutan dan teratur
Materi :
1. Pengertian
Hipertensi
2. Penyebab Hipertensi
3. Tanda dan Gejala
Hipertensi
4. Komplikasi
Hipertensi
5. Penanganan
Hipertensi
3 5 menit Evaluasi :
Meminta masyarakat Bertanya dan
untuk menjelaskan menjawab
kembali atau
menyebutkan :
1. Pengertian
Hipertensi
2. Penyebab
Hipertensi
3. Tanda dan Gejala
Hipertensi
4. Komplikasi
Hipertensi
5. Penanganan
Hipertensi
4 2 menit Penutup :
1. Mengucapkan terima Menjawab salam
kasih dan
mengucapkan salam
43
HIPERTENSI (TEKANAN DARAH TINGGI)
OLEH :
JESISCA SILVIA M TEURUPUN
01.2.17.00612
44
Apakah Hipertensi itu??
Penyakit darah tinggi atau hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal.
Nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan,
tingkat aktivitas normal dan kesehatan umum. Nilai normalnya adalah 120/80 mmHg.
Apa Penyebabnya??
Pola makan yang tidak terkontrol
Obesitas/kegemukan
Stressor tinggi
Kurang olah raga
Riwayat merokok
Riwayat minuman yang mengandung alkohol
45
Keturunan
Usia
46
Apa saja komplikasinya ??
Tekanan darah tinggi bisa merusak pembuluh darah dan organ- organ lain dalam tubuh. Jika
dibiarkan dan tidak sengaja tidak diobati, maka tekanan darah tinggi bisa menimbulkan
komplikasi seperti berikut :
Aterosklerosis. Tekanan darah tinggi memicu pengerasan arteri, yang kemudian disertai
dengan penimbunan lemak di dinding pembuluh darah. Kondisi tersebut disebut aterosklerosis
yang dapat menimbulkan penyakit serangan jantung, stroke, dan penyakit arteri perifer.
Kehilangan penglihatan. Kondisi ini terjadi karena penebalan dan penyempitan pembuluh
darah di mata.
Gagal ginjal. Tekanan darah tinggi bisa memicu penyempitan pembuluh darah di ginjal
Gagal jantung. Tingginya tekanan darah membuat jantung bekerja lebih keras untuk
memompa darah ke seluruh tubuh.
47
Bagaimana Penanganannya?
Kurangi konsumsi garam
Olah raga secara teratur
Makan sayur dan buah yang berserat tinggi seperti sayuran hijau, pisang, tomat, wortel
mentimun, melon, dan jeruk (makan makanan yang bergizi)
Menurunkan berat badan (bila berat badan lebih /gemuk)
Menghindari faktor resiko : merokok, minum – minuman beralkohol, makan makanan berlemak
dan stress.
Kendalikan kadar kolesterol
Kendalikan diabetes
Kontrol tekanan darah secara berkala
48
DAFTAR PUSTAKA
49
50