UTS Kurikulum PDF
UTS Kurikulum PDF
UTS Kurikulum PDF
NIM : 1802201
Pend. Teknik Arsitektur
UJIAN TENGAH SEMESTER
Said Hamid Hasan (1988) mengemukakan bahwa pada saat sekarang istilah
kurikulum memiliki empat dimensi pengertian, dimana satu dimensi dengan
dimensi lainnya saling berhubungan.
a. Peranan Konservatif.
b. Peranan Kreatif.
Peranan ini dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan bahwa nilai-nilai dan budaya
yang hidup dalam masyarakat senantiasa mengalami perubahan, sehingga
pewarisan nilai nilai dan budaya masa lalu kepada siswa perlu disesuaikan dengan
kondisi yang terjadi pada masa sekarang. Peranan kurikulum tidak hanya
mewariskan nilai dan budaya yang ada atau menerapkan hasil perkembangan baru
yang terjadi, melainkan juga memiliki peranan untuk menilai dan memilih nilai
dan budaya serta pengetahuan baru yang akan diwariskan tersebut. Dalam hal ini,
kurikulum harus turut aktif berpartisipasi dalam kontrol atau filter sosial. Nilai-
nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan dan tuntutan masa kini
dihilangkan dan diadakan modifikasi atau penyempurnaan-penyempurnaan.
Dalam komponen kurikulum ada hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan,
yaitu: a. Tujuan yang ingin dicapai
Oleh karen itu, komponen kurikulum dapat dikatakan sebagai suatu sistem karena
komponen kurikulum saling berkaitan dan terikat, dan memiliki tujuan yang utuh.
a. Landasan Filosofis
Landasan ini dalam pengembangan kurikulum mencakup tentang
landasan filsafat, mengidentifikasi dan mengimplitasikannya. Dengan
filsafat metodologi praktik pendidikan terarah, timbal baliknya Pratik
pendidikan itus endiri menjadi bahan bagi pertimbangan filosofis
pendidikan. Sehingga landasan filosofis menjadi landasan penting dalam
pengembangan kurikulum. Filsafat pendidikan menjadi dasar dan arah
pendidikan, sedangkan pelaksanaannya melalui proses pendidikan.
b. Landasan Psikologis
Landasan ini dalam pengembangan kurikulum mencakup tentang
perilaku dan fungsi mental manusia sebagai objek pendidikan secara ilmiah
dan mengidentifikasinya. Dalam pengembangan kurikulum paling tidak ada
2 (dua) cabang psikologis, yakni psikologis perkembangan dan psikologis
belajar. Ada 9 (Sembilan) aspek psikologis yang dikembangkan dengan
perantara berbagai mata pelajaran dalam kurikulum.
a) Aspek Ketakwaan
b) Aspek Cipta
c) Aspek Rasa
d) Aspek Karsa
e) Aspek Karya (Kreatif)
f) Aspek Karya (Keprigelan)
g) Aspek Kesehatan
h) Aspek Sosial
i) Aspek Individu
c. Landasan Sosial Budaya
Landasan ini tentang nilai, tata sosial, dan tata laku manusia di
masyarakatdan mengidentifikasinya. Dengan landasan Sosial Budaya
diharapkan lahirnya manusia yang bermutu, mengerti dan mampu
membangun masyarakat. Maka dari itu, kurikulum dengan segala
perangkatnya tujuan, isi bahkan proses disesuaikan dengan kondisi,
karakteristik, kekayaan dan perkembangan masyarakat.
d. Landasan Yuridis
Kurikulum pada dasaranya adalah produk yuridis yang ditetapkan
melalui keputusan menteri Pendidikan Nasional RI. Sebagai
pengejawantahan dari kebijakan pendidikan yang ditetapkan oleh lembaga
legislatif yang mestinya mendasarkan pada konstitusi/UUD. Dengan
demikian landasan yuridis pengembangan kurikulum di NKRI ini adalah
UUD 1945 (pembukaan alinia IV dan pasal 31), peraturan-peraturan
perundangan seperti: UU tentang pendidikan (UU No.20 Tahun 2003), UU
Otonomi Daerah, Surat Keputusan dari Menteri Pendidikan, Surat
Keputusan dari Dirjen Dikti, peraturan-peraturan daerah dan sebagainya.
a) Relevansi
Dalam hal ini dapat dibedakan relevansi keluar yang berarti bahwa tujuan,
isi, dan proses belajar harus relevan dengan tuntutan, kebutuhan dan
perkembangan masyarakat dan relevansi ke dalam berarti bahwa terdapat
kesesuaian atau konsistensi antara komponen-komponen kurikulum, yaitu
antara tujuan, isi, proses penyampaian dan penilaian yang menunjukkan
keterpaduan kurikulum.
b) Fleksibilitas
Kurikulum harus dapat mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang dan
yang akan datang, di sini dan di tempat lain, bagi anak yang memiliki latar
belakang dan kemampuan yang berbeda. Hal ini berarti bahwa kurikulum
harus berisi hal-hal yang solid, tetapi dalam pelaksanaannya memungkinkan
terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi daerah, waktu
maupun kemampuan, dan latar belakang anak.
c) Kontinuitas
Terkait dengan perkembangan dan proses belajar anak yang berlangsung
secara berkesinambungan, maka pengalaman belajar yang disediakan
kurikulum juga hendaknya berkesinambungan antara satu tingkat kelas
dengan kelas lainnya, antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang lainnya,
serta antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan.
d) Praktis/efisiensi
Kurikulum harus praktis, mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat
sederhana dan biayanya murah. Dalam hal ini, kurikulum dan pendidikan
selalu dilaksanakan dalam keterbatasan-keterbatasan, baik keterbatasan
waktu, biaya, alat, maupun personalia.
e) Efektifitas
Efektifitas berkenaan dengan keberhasilan pelaksanaan kurikulum baik
secara kuantitas maupun kualitasnya. Kurikulum merupakan penjabaran dari
perencanaan pendidikan dari kebijakan-kebijakan pemerintah. Dalam
pengembangannya, harus diperhatikan kaitan antara aspek utama kurikulum
yaitu tujuan, isi, pengalaman belajar, serta penilaian dengan kebijakan
pemerintah dalam bidang pendidikan.
8. Apa bedanya pendekatan kurikulum dengan model kurikulum ?