Tugas Makalah Fitokim
Tugas Makalah Fitokim
Tugas Makalah Fitokim
FITOKIMIA
SKRINING FITOKIMIA DAN PEMISAHAN FRAKSI TERPENOID
EKSTRAK ETANOL 90 % DAUN KATUK (Sauropus androgynous (L.)
Merr.) MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI KOLOM
Disusun Oleh
Rahmadi 11194761910378
Retno Ermadiningtyas 11194761910380
Rini Ardila Ipnas 11194761910381
Rizki Adhie Ramadhani 11194761910382
Selvia Efriyanti 11194761910383
Sharen Delayagona 11194761910384
Kelas A
i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja senyawa yang terkandung pada tanaman daun katuk
( Sauropus androgynous (L..). Merr). ?
2. Apa khasiat tanaman daun katuk (Sauropus androgynous (L..). Merr.)?
3. Berapa fase gerak hasil identifikasi KLT dan fraksi pemisahan
trepenoid menggunakan kromatografi kolom dari?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui senyawa apa saja yang terkandung pada
tanaman daun katuk (Sauropus androgynus (L) Merr).
2. Untuk mengetahui khasiat tanaman daun katuk (Sauropus
androgynus (L). Merr).
3. Untuk mengetahui fase gerak hasil dari identifikasi KLT dan fraksi
pemisahan trepenoid menggunakan kromatografi kolom ?
iv
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Tanaman
Habitus berupa perdu setinggi 2,5-5 m. Batang berkayu, berbentuk
bulat dengan bekas daun yang tampak jelas. Batang tegak, saat masih
muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna coklat kehijauan. Daun
berupa daun majemuk, berbentuk bulat telur dengan ujung runcing dan
pangkal tumpul. Tepi daun rata, panjang daun 1,5-6 cm, lebar daun 1-3,5
cm. Daun Sauropus androgynus mempunyai pertulangan menyirip,
bertangkai pendek, dan berwarna hijau keputihan pada bagian atas, hijau
terang pada bagian bawah. Bunga majemuk, berbentuk seperti payung,
berada diketiak daun. Kelopak berbentuk bulat telur, berwarna merah-
ungu. Kepala putik berjumlah tiga, berbentuk seperti ginjal. Benang sari
tiga, panjang tangkai 5-10 mm. Bakal buah menumpang dan berwarna
ungu. Buah ini berbentuk bulat, beruang tiga, dengan diameter ± 1,5 mm,
dan berwarna hijau keputih-putihan-keunguan. Setiap buah berisi tiga biji.
Biji bulat, keras, berwarna putih. Akarnya berupa akar tunggang dan
berwarna putih kotor (BPOM RI, 2008).
B. Klasifikasi Tanaman
Taksonomi tanaman katuk dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas, : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Famili : Phyllanthaceae
Genus : Sauropus
Spesies : Sauropus androgynous
(BPOM RI, 2008)
C. Khasiat dan Penggunaan
Daun katuk dapat mengandung hampir 7% protein dan serat kasar sampai
19%. Daun ini kaya vitamin K, selain pro-vitamin A (beta-karotena), B,
dan C. Mineral yang dikandungnya adalah kalsium (hingga 2,8%), besi,
kalium, fosfor, dan magnesium. (Andarwulan dkk, 2010)
vi
Keuntungan dari metode maserasi adalah cara pengerjaan dan
peralatan yang digunakan sederhana. Kerugiannya adalah pengerjaannya
membutuhkan waktu yang lama, membutuhkan pelarut yang tidak sedikit,
dan beberapa komponen tidak dapat terekstraksi jika memiliki kelarutan
yang lemah dalam suhu ruangan (Seidel, 2008).
viii
Setelah tahap pengeringan dan sortasi kering selesai maka
simplisia perlu ditempatkan dalam suatu wadah tersendiri agar tidak saling
bercampur antara simplisia satu dengan lainnya (Gunawan, 2010). Untuk
persyaratan wadah yang akan digunakan sebagai pembungkus simplisia
adalah harus inert, artinya tidak bereaksi dengan bahan lain, tidak beracun,
mampu melindungi bahan simplisia dari cemaran mikroba, kotoran,
serangga, penguapan bahan aktif serta dari pengaruh cahaya, oksigen dan
uap air (Melinda, 2014).
x
BAB III
METODE PENILITIAN
C. Metode Penelitian
1. Alat dan Bahan
- Alat yang digunakan dalam penelitian yaitu pipet tetes, cawan
porselen, gelas ukur, Erlenmeyer, gelas beker, batang pengaduk,
pipet ukur, sendok tanduk, tabung reaksi, timbangan elektrik
(ADAM AFP-360L), oven (BINDER).
- Bahan tanaman yang digunakan berupa simplisia daun katuk
( Sauropus androgynous (L..) Merr.), pelarut yang digunakan untuk
maserasi adalah etanol 90 % ( teknis, Brataco ). Bahan – bahan
yang digunakan untuk skrining fitokimia yaitu asam borat P, asam
oksalat P, asam asetat anhidrat p.a. ( Merck ), eter P, kloroform
(Brataco), asam klorida p.a. ( Merck ), pereaksi Dragendroff,
pereaksi Mayer, larutan besi ( III )klorida 10 %.
2. Cara Kerja
- Pembuatan Ekstrak Etanol 90 % Daun Katuk
Sejumlah 1000 g serbuk daun katuk kering diekstraksi
dengan 3000 Ml etanol 90% dengan metode maserasi selama 5
hari. Residu yang diperoleh lalu diremaserasi sebanyak 2 kali
dengan menggunakan masing – masing 2000 Ml etanol 90%.
Filtrat yang diperoleh digabungkan, pelarut diuapkan
menggunakan vaccum rotary evaporator pada suhu 40°C kemudian
dilanjutkan dengan menggunakan oven pada suhu yang sama
hingga terbentuk ekstrak kental. Ekstrak kental yang diperoleh
kemudian ditimbang.
- Pembuatan larutan untuk skrinning fitokimia dilakukan dengan
cara melarutkan 500 mg ekstrak etanol 90% daun katuk dalam 50
ml etanol 90%
- Pemeriksaan alkaloid larutan uji sebanyak 2 ml diuapkan diatas
cawan porselen hingga diperoleh residu. Residu kemudian
dilarutkan dengan 5 ml HCL 2N. Tabung pertama ditambahkan
dengan asam encer yang berfungsi sebagai blanko, tabung kedua
ditambahkan 3 tetes pereaksi Dragendroff dan tabung ketiga
ditambahkan 3 tetes pereaksi Mayer.
- Pemeriksaan steroid dan terpenoid larutan uji sebanyak 2 ml
diuapkan dalam cawan penguap. Residu dilarutkan dengan 0,5 ml
klororform, ditambahkan 0,5 ml asam asetat anhidrat dan 2 ml
asam sulfat pekat melalui dinding tabung.
- Pemeriksaan saponin larutan uji sebanyak 10 mldalam tabung
reaksi dikocok vertikal selama 10 detik.
xii
- Pemeriksaan tanin dan polifenol larutan uji sebanyak 2 ml dibagi
kedalam 2 bagian. Tabung A digunakan sebagai blanko dan tabung
B direaksikan dengan larutan besi (III) klorida 10%.
- Pemeriksaan glikosida serbuk simplisia uji dilarutkan dalam
pelarut etanol 90%, diuapkan diatas tangas air, dilarutkan sisanya
dalam 5 ml asam asetat anhidrat P, dan ditambahkan 10 tetes asam
sulfat P.
- Pemeriksaan flavonoid larutan uji sebanyak 1 ml dibasahkan
dengan aseton P, ditambahkan sedikit serbuk halus asam borat P
dan serbuk halus asam oksalat P, dipanaskan diatas tangas air dan
dihindari pemanasan berlebihan. Sisa yang diperoleh dicampur
dengan 10 ml eter P kemudian di amati dengan sinar UV 366 nm.
- Sebanyak 1 gram ekstrak kental etanol 90% Ekstrak etanol 90%
difraksinasi menggunakan kromatografi kolom campuran pelarut
gradien kloroform:metanol dengan perbandingan 9:1 sampai 1:9
(masing-masing perbandingan sebanyak 20mL). Hasil fraksinasi
didapatkan sebanyak 20 fraksi.
- Fraksi-fraksi yang diperoleh diidentifikasi dengan KLT. Fase gerak
yang digunakan adalah kloroform : metanol = 7 : 3. Plat KLT
disemprot dengan pereaksi penampak noda vanillin-asam
sulfat, kemudian diamati reaksi warna yang terjadi. Hasil positif
terpenoid menunjukkan perubahan warna menjadi kuning-coklat,
kuning, coklat dan ungu (Harborne, 2006).
3. Deteksi Fitokimia
- Alkaloid
Terbentuknya endapan jingga pada tabung kedua dan endapan
kuning pada tabung ketiga.
- Steroid dan Terpenoid
Terbentuknya cincin kecoklatan atau violet pada perbatasan larutan
adanya terpenoid.
- Saponin
Pembentukan busa setinggi 1 – 10 cm yang stabil selama tidak
kurang dari 10 menit. Pada penambahan 1 tetes HCL 2N busa tidak
hilang,
- Tanin dan folipenol
Berubah warna menjadi biru tua dan hitam kehijauan.
- Glikosida
Berwarna biru atau hijau,
- Flavonoid
Larutan berfluoresensi kuning intensif.
xiv
Fase gerak gradien campuran pelarut kloroform:metanol (9:1 sampai
1:9).
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Didik dan Sri mulyani. 2004.Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid
I.Penerbit Swadaya. Jakarta.
Heinrich, M., Barnes, J., Gibbons, S., dan Williamson, E. (2012). Fundamentals
of Pharmacognosy and Phytotherapy. New York: Churchill
Livingstone Elsevier.
Kristianti, A. N, N. S. Aminah, M. Tanjung, dan B. Kurniadi. 2008. Buku Ajar
Fitokimia. Surabaya: Jurusan Kimia Laboratorium Kimia Organik
FMIPA Universitas Airlangga. P.47-48.
Kusmardiyani, S. dan A. Nawawi. 1992. Kimia Bahan Alam. Jakarta: Universitas
Bidang Ilmu Hayati.
Melinda, (2014). Aktivitas Antibakteri Daun Pacar (Lowsonia inermis L), Skripsi,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta
Middleton, E Jr, Kandaswami C. And Theoharides, T. C. 2000 The Effects of
Plant Flavonoids on Mammalian Cells: Implication For
Inflammantion, Heart Disease, And Cancer. Pharmacelogical Review,
2, 673-751.
Santoso, U. 2000. Mengenal daun katuk. sebagai feed additive pada broiler.
Poultry Indonesia, 242: 59- 60.
Sarker, S. D., dan Nahar, L., 2012, Natural Product Isolation, 3thedition, Humana
Press, New York, United States.
Seidel, V. 2008. Initial and Bulk Extraction. In: Sarker, S. D., Latif, Z. and Gray,
A. I., editors. Natural Products Isolation. 2nd Ed. New Jersey: Humana
Press. Pp. 33-34.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/jfu/article/view/17929/11672
https://ojs.unud.ac.id/index.php/jfu/article/view/12035/8355
xvi