Makalah Analisis Farmasi
Makalah Analisis Farmasi
Makalah Analisis Farmasi
NAMA : ASRINO J
NIM : O1A118051
KELAS :A
FAKULTAS FARNMASI
KENDARI
2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB 1 : PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MASALAH
BAB 2: PEMBAHASAN
BAB 3 : PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang memberikan kesempatan pada penulis
untuk menyelesaikan makalah ini.atas rahmat dan hidayahn-ya lah para penulis dapat
menyelesaikan makalah ini ,dan salawat serta salam kepada baginda Rasulullah S.A.W
atas usaha,tetesan keringat dan darah Rasulullah sehingga agama Islam ini sampai kepada
kita.
Saya sebagai penulis mengucapakan banyak – banyak terima kasih kepada Dosen
matakuliah analisis Farmasi yang telah memberikan tuags ini sehingga dapat menambah
dan memperluas wawasan penulis dan pembaca sehingga menjadi suatu bekal ilmu yang
sangat bermanfaat kedepanya.
IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN FENOL DARI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH HIJAU (PIPER
BETLE LINN.) DENGAN METODE KLT-SPEKTROFOTODENSITOMETRI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kromatografi bekerja dengan prinsip dasr yaitu jumlah zat terlarut yang berbeda
untuk masing-masing komponen pada waktu tertentu saat kesetimbangan terjadi antara fase
diam dan fase geraknya. Pemisahan dengan metode kromatografi dapat terjadi apabila suatu
molekul maupun senyawa memiliki sifat yang berbeda, di antaranya adalah:
1.Memiliki kelarutan yang berbeda terhadap suatu pelarut.
2.Memiliki sifat kelarutan atau sifat untuk berikatan yang berbeda satu sama lain dengan
fase diamnya.
3.Memiliki sifat mudah menguap (volatil) pada temperatur yang berbeda.
Sifat-sifat dari komponen penyusun senyawa tersebut akan menentukan apakah
komponen-komponen tersebut mampu bergerak bebas (berinteraksi lemah) atau
berinteraksi kuat dalam fase diamnya. Bila semua komponen-komponen yang ada tidak
dapat bergerak dalam fase diam, maka proses pemisahan tidak mungkin dapat berlangsung.
Apabila dapat bergerak, pemisahan akan bergantung pada sejauh mana kecepatan bergerak
di antara komponen-komponen tersebut maupun perbedaan kecepatannya dengan kecepatan
fasa gerak yang dipakai pada sistem tersebut.Oleh karena itu pada metoda kromatografi
perlu dilakukan pemilihan fase gerak sedemikian rupa sehingga semua komponen dapat
bergerak dengan kecepatan yang berbeda-beda sehingga proses pemisahan dapat terjadi.
Secara umum dapat dikatakan bahwa kromatografi adalah proses migrasi diferensial
dimana komponen-komponen sampel ditahan secara selektif oleh fase diam.
B.RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MASALAH
PENBAHASAN
A.Kromatografi Lapis Tipis ,Kromatografi Cair KInerja Tinggi dan Kromatografi Gas
Aktivitas farmakologi obat herbal sangat tergantung dari kandungan fitokimia yang
ada di dalamnya, sehingga dibutuhkan standardisasi untuk memperoleh pemastian kualitas,
pofil fitokimia, dan aktivitas farmakologi yang konsisten dari obat herbal tersebut (Liang et
al., 2004). Senyawa fenol merupakan kandungan terbesar dalam daun sirih yang merupakan
penentu aktivitas farmakologisnya, sehingga perlu dilakukan identifikasi untuk mengetahui
profil standar senyawa tersebut. Metode standar yang digunakan untuk standardisasi bahan
baku obat herbal atau produk herbal menurut WHO adalah fingerprint. Penentuan
fingerprint kandungan kimia suatu tanaman merupakan metode yang dapat digunakan
untuk menjamin integritas, kesamaan, dan menentukan perbedaan profil kandungan kimia
dari suatu tanaman.
Identifikasi kandungan kimia dalam daun sirih dilakukan dengan sistem KLT: fase
diam silika gel 60 F254 dan fase gerak toluen: etil asetat atau dengan fase diam HPTLC
silika gel 60 GF254 dan fase gerak campuran toluen: etil asetat: asam formiat
Kegunaan dari gas chromatography adalah untuk identifikasi semua jenis senyawa
organik yang mudah menguap dan juga dapat digunakan untuk analisis kualitatif dan
kuantitatif senyawa dalam suatu campuran (McNair & Miller, 2009). Analisis kuantitatif
dengan gas chromatography menggunakan metode standar internal. Metode ini digunakan
karena terdapat ketidakpastian yang disebabkan injeksi sampel dan kecepatan aliran.
Metode ini seringkali digunakan untuk sampel yang tidak sesuai atau tidak mungkin
diinjeksi langsung pada gas chromatography.
Metanol adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CH3OH (Hikmah dan Zuliyana, 2010).
Metanol relatif memiliki toksisitas rendah. Efek toksik muncul akibat hasil metabolisme
metanol di hati yaitu asam format yang bersifat toksik. Metanol diubah menjadi
formaldehid di hati oleh enzim alkohol dehidrogenase. Formaldehid dioksidasi oleh
bantuan enzim formaldehid dehidrogenase menjadi asam format. Metabolisme asam format
tergantung pada kadar tetrahidrofolat yang akan membentuk 10-formyl tetrahydrofolate
yang dapat mengubah asam format menjadi karbon dioksida (CO2) dan air (H2O)
Penentuan metanol di dalam tubuh, seperti darah dapat dianalisis menggunakan gas
chromatography. Sampel darah terlebih dahulu dipreparasi untuk menghilangkan pengotor.
Pada penelitian ini sampel darah akan dipreparasi untuk menentukan kadar metanol dalam
darah menggunakan gas chromatography.
Metode kerja atau prosedur kerja KLT pada Identifikasi Senyawa Golongan Fenol
Dari Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper Betle Linn.) Dengan Metode Klt-
Spektrofotodensitometri.yaitu :
Ekstraksi senyawa golongan fenol dari daun sirih hijau dilakukan menggunakan
pelarut etanol 96% dengan metode refluks pada suhu 60 0C selama 2 jam.
Fase gerak yang digunakan untuk memisahkan senyawa golongan fenol dari daun
sirih hijau adalah campuran toluen: etil asetat = 93: 7 v/v (fase gerak I) dan
campuran toluen: etil asetat: asam formiat (3:3:0,2) v/v (fase gerak II).
Masing-masing bercak diidentifikasi dengan pereaksi warna FeCl3 dan
FolinCiocalteau. Evaluasi pemisahan yang baik dilihat dari nilai Rs (Resolusi) dan
Tf (Tailing Factor) dari masing-masing fase gerak.
Fase gerak terbaik digunakan untuk tahap selanjutnya untuk menentukan profil
fingerprint sampel. Sampel dielusi dengan fase gerak terpilih, yaitu fase gerak yang
memenuhi persyaratan nilai Rs dan Tf. Identifikasi senyawa golongan fenol
dilakukan dengan penampak bercak menggunakan pereaksi warna, yaitu FeCl3 dan
FolinCiocalteau.
Kromatogram dan hasil reaksi yang diperoleh diamati dan tentukan bercak yang
positif senyawa golongan fenol ekstrak etanol daun sirih. Puncak kromatogram
yang positif senyawa golongan fenol dipindai untuk melihat bentuk spektrum
senyawa fenol.
Metode kerja atau prosedur kerja HPLC pada Pengembangan Metode Penetapan
Kadar Metil Prednisolon Dalam Sediaan Dry Injection Dengan Kromatografi Cair Kinerja
Tinggi (Kckt) yaitu :
Serapan ultraviolet larutan standar metil prednisolon dalam asam asetat glasial :
kloroform (3:97) pada panjang gelombang 200 – 400 nm dipindai menggunakan
Spektrofotometer UV untuk menentukan panjang gelombang maksimumnya.
Larutan blanko dibuat menggunakan pelarut asam asetat glasial: kloroform (3:97)
dan deret larutan standar metil prednisolon dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8, 10, 12 bpj (b/v).
Kemudian dipreparasi sesuai prosedur kemudian diinjeksikan ke alat KCKT. Dilakukan
analisis regresi linier luas puncak terhadap konsentrasi deret larutan standar dan dibuat
kurva kalibrasinya dengan persamaan garis regresi linier (y = bx + a).
Larutan sampel metil prednisolon pada sediaan dry injection dipreparasi seperti
prosedur uji kesesuaian sistem. Kemudian 20 µL larutan sampel diinjeksikan pada alat
KCKT. Setelah itu dianalisis berdasarkan persamaan kurva kalibrasi larutan standar metil
prednisolon sebanyak 6 kali penginjeksian sampel.
Uji Selektivitas
Untuk keperluan uji akurasi dibuat larutan sampel metil prednisolon pada
sediaan dry injection dengan konsentrasi 100 mg (80%), 125 mg (100%) dan 150 mg
(120%). Setelah itu dipreparasi sesuai prosedur uji kesesuaian sistem. Larutan sampel
tersebut diambil 20 µL dan diinjeksikan ke dalam alat KCKT kemudian diulangi sebanyak
6 kali. Hasil yang diperoleh dihitung persentase akurasi dan perolehan kembali dari
masing-masing larutan tersebut. Nilai ratarata % akurasi disyaratkan ≤ 2%. Sedangkan nilai
perolehan kembali dihitung dengan rumus:
Untuk keperluan uji presisi dibuat larutan sampel metil prednisolon pada sediaan
dry injection dengan menimbang sampel sebanyak 6 kali. Setelah itu dipreparasi sesuai
prosedur uji kesesuaian sistem. Larutan sampel tersebut diambil 20 µL dan diinjeksikan ke
dalam alat KCKT. Kemudian dihitung % RSD dari masing-masing konsentrasi dengan
syarat batas nilai % RSD ≤ 2%.
Metode kerja atau prosedur kerja KG pada Optimasi Penentuan Kadar Metanol
dalam Darah Menggunakan Gas Chromatography yaitu :
Hasil penelitian KLT pada Identifikasi Senyawa Golongan Fenol Dari Ekstrak
Etanol Daun Sirih Hijau (Piper Betle Linn.) Dengan Metode Klt-
Spektrofotodensitometri.yaitu :
Berdasarkan evaluasi hasil pemisahan, maka fase gerak yang terpilih adalah fase
gerak I yaitu campuran toluen: etil asetat (93: 7 v/v). Evaluasi hasil pemisahan dilihat dari
nilai Rs dan Tf masing-masing fase gerak. Nilai Rs dan Tf dari fase gerak I telah memenuhi
persyaratan, yaitu Rs > 1,5 dan nilai Tf berada pada rentang 0,9-1,4 (Tabel 1).
(a) = Fase Gerak I (Toluen: Etil Asetat = 93:7 v/v); (b) = Fase Gerak II (Toluen: Etil
Asetat: Asam Format = 3:3:0,2 v/v); (A) = Kromatogram pada Panjang Gelombang 210
nm; (B) = Pengamatan Bercak Kromatogram Sampel Ekstrak Etanol Daun Sirih; (I) = Sinar
Tampak; (II) = UV 254; (III) = sinar tampak setelah dicelup dengan pereaksi FeCl3; (IV) =
sinar tampak setelah disemprot dengan pereaksi Folin-Ciocalteau; (1), (mP1), (S1) =
Puncak senyawa golongan fenol 1; (2), (mP2), (S2) = Puncak senyawa golongan fenol 2;
(3), (mP3), (S3) = Puncak senyawa golongan fenol 3
3.Kromatografi Gas
Sistem Uji Kesesuaian sistem dilakukan dengan penggunaan larutan standar metil
prednisolon 10 bpj (b/v) dengan pengulangan 6 kali penginjeksian pada alat KCKT. Pada
uji kesesuaian sistem terdapat parameter untuk menetapkan kesesuaian sistem sebelum
analisis meliputi jumlah plat teoritis, resolusi, tailing factor, faktor kapasitas dan nilai
koefisien variasi dari serangkaian injeksi. Syarat utama suatu sistem dinyatakan sesuai
adalah % RSD dari luas area yaitu ≤ 2% (Gandjar dan Rohman, 2007). Berikut adalah data
hasil pengujian kesesuain sistem yang disajikan pada Tabel 3.
Jumlah plat teoritis (N) adalah banyaknya distribusi keseimbangan dinamis yang
terjadi di dalam suatu kolom. Dalam proses pemisahan diharapkan menghasilkan harga N
yang besar. Pada umumnya efisiensi kolom KCKT meningkat dengan semakin kecilnya
ukuran partikel yang ada di dalam kolom (Gandjar dan Rohman, 2007). Hasil rata-rata
perhitungan jumlah plat teoritis diperoleh 2645,669 yang memenuhi syarat uji kesesuaian
sistem yaitu > 2500 sehingga dihasilkan pemisahan yang lebih baik
d.Pembuatan Kurva Kalibrasi dan Uji Linearitas
Dari larutan baku metil prednisolon 2,4,6,8,10,12 bpj (b/v) disaring dengan membran filter
0,45 µm kemudian masing-masing larutan baku tersebut diinjeksikan ke dalam alat KCKT
sehingga diperoleh luas area. Setelah pengukuran diperoleh data luas area standar metil
prednisolon pada Tabel 4.
Dari kurva kalibrasi diperoleh persamaan regresi linier y = 260580x + 4031480 dan
nilai koefisien relasinya (r) = 0,9969. Nilai koefisien relasi (r) yang diperoleh mendekati 1
sehingga kurva kalibrasi yang dihasilkan baik karena hubungan antara luas area (y) dengan
konsentrasi (x) linier.
e.Penentuan Nilai Batas Limit Deteksi (LoD) dan Batas Limit Kuantitasi (LoQ)
Uji batas deteksi dan batas kuantitasi dilakukan untuk mengetahui batas deteksi dan
kuantitasi terendah dari sampel yang masih dapat menghasilkan data dengan akurasi dan
presisi yang baik Batas deteksi yang diperoleh dari hasil pengujian sebesar 0,9873 µg/ml
dan batas kuantitasi 3,2909 µg/ml.
Dari hasil tersebut maka metode ini dinyatakan selektif terhadap senyawa yang
ditetapkan kadarnya. Uji ini dilakukan untuk memperoleh kepastian tidak terjadinya
gangguan oleh senyawa lain yang terdapat pada sampel metil prednisolon sehingga
memberikan hasil pengukuran yang terbebas dari pengaruh matriks.
g.Penentuan Uji Akurasi
Uji akurasi dilakukan pada 3 konsentrasi sampel yaitu 8 µl/ml (80%), 10 µl/ml
(100%), dan 12 µl/ml (120%). Kemudian dihitung pula nilai perolehan kembali (%
recovery). Hasil perhitungan pengujian rata-rata akurasi diperoleh range perolehan kembali
(%recovery) antara 100,38% – 101,17% sebagaimana terlihat pada Tabel 6.
Uji presisi dilakukan pada 6 kali penimbangan sampel dengan konsentrasi 10 bpj
(b/v). Pengujian dilakukan intra day yaitu dalam 1 hari dan inter day (selama 3 hari
berturut-turut). Syarat hasil uji presisi adalah simpangan baku relatif (% RSD) ≤ 2
(Harmita, 2004). Hasil uji ratarata presisi intra day dan inter day diperoleh % RSD sebesar
0,12%. Hasil ini memenuhi syarat yaitu ≤ 2 sehingga hasil analisis dinyatakan presisi.
i.Penetapan Kadar Metil Prednisolon dalam Sampel Sediaan Dry Injection
Dari hasil penetapan kadar metil prednisolon dalam sediaan dry injection diperoleh
hasil sebagaimana pada Tabel 7.
BAB 3
BAB 3
PENUTUP
A.Kesimpulan
1.Profil fingerprint senyawa golongan fenol ekstrak etanol daun sirih (Piper betle Linn.)
ditunjukkan pada Rf 0,19; 0,42; dan 0,62. Bercak yang positif senyawa golongan fenol
berwarna hitam berdasarkan identifikasi dengan pereaksi FeCl3 dan biru tua dengan
pereaksi Folin-Ciocalteau dan panjang gelombang maksimum senyawa golongan fenol
adalah 283 nm.
2.Optimasi metode analisis metil prednisolon diperoleh hasil bahwa metil prednisolon pada
sediaan dry injection dapat dianalisis menggunakan kolom Phenomenex C18 dengan
kondisi optimum fase gerak asetonitril : metanol (45:55) dengan laju alir 1,0 ml/menit
pada panjang gelombang 243 nm. Pengembangan metode analisis baru ini dinyatakan
valid dengan dipenuhinya syarat-syarat pada validasi metode. Bila akan dilakukan
pengujian lebih lanjut, disarankan untuk lebih memastikan validitas metode baru dengan
pengujian ulang menggunakan material standar pembanding terserfifikasi (SRM)
fluorometolon untuk mengetahui kadar metil prednisolon ester (17-metil prednisolon
hemisuksinat) dan metil prednisolon bebas sehingga dapat dihitung kadar metil
prednisolon on the dried basis (ODB).
3.Metode distilasi, ekstraksi cair-cair, dan ekstraksi fase padat dalam penentuan kadar
metanol dalam darah yang diuji menggunakan gas chromatography memiliki pengaruh
dan memberikan hasil yang paling optimum terdapat pada metode distilasi. Berdasarkan
nilai dari %RSD dan %recovery, metode distilasi menghasilkan %RSD sebesar 2,16%
dan %recovery sebesar 98,37%.
B.Saran
Semoga dengan rangkaian dan susunan materi makalah ini dapat menambah
,memperluas dan wawasan pembaca, saya menyadari bahwa susunan maklah ini masih
belum sempurna untuk saya meminta kritik dan saran yang membangun sehingga
kedepannya dapat menulis atau menyusun sesuai kreteria susunan karya ilmiah pada
umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ni Made Pitri Susanti, Luh Putu Mirah Kusuma Dewi, Harlina Setiawati Manurung, Made
Agus Gelgel Wirasuta.2017. Identifikasi Senyawa Golongan Fenol Dari Ekstrak
Etanol Daun Sirih Hijau (Piper Betle Linn.) Dengan Metode Klt-
Spektrofotodensitometri. Jurnal Metamorfosa IV (1): 108-113 (2017)
Dewi Kurnia1 , Eny Tri Pujilestari1 , Indro Pamudjo1 1Prodi Sarjana Farmasi, Sekolah
Tinggi farmasi Bandung.2019. Pengembangan Metode Penetapan Kadar Metil
Prednisolon Dalam Sediaan Dry Injection Dengan Kromatografi Cair Kinerja
Tinggi (Kckt). Analit: Analytical and Environmental Chemistry Volume 4, No.
01, April 2019
Edy Cahyono ,Hartias Rizalina , Sri Mursiti , Bowo Nurcahyo , dan Supartono.2018.
Optimasi Penentuan Kadar Metanol dalam Darah Menggunakan Gas
Chromatography. Indonesian Journal of Chemistry Science 7 (3) (2018)