Prinsip Dan Aplikasi
Prinsip Dan Aplikasi
Prinsip Dan Aplikasi
Prinsip dasar fisika yang digunakan pada Magnetic Particle Inspection (MPI) dalam melakukan pemeriksaan
berkaitan erat dengan medan magnet. Selain dari namanya, hal ini terlihat jelas dengan material yang hanya cocok
dideteksi dengan metode ini adalah feromagnetik, yaitu benda-benda yang dapat ditarik dengan kuat oleh magnet.
Bagian-bagian dari prinsip dasar fisika medan magnet yang terdapat pada Magnetic Particle Inspection (MPI) antara
lain magnetisasi dan demagnetisasi, induksi medan magnet, fluks magnet dan elektromagnetik.
1. Magnetisasi dan demagnetisasi
Magnetisasi adalah proses yang bertujuan untuk membangkitkan medan magnet pada benda yang akan dideteksi.
Secara prinsip, metode Magnetic Particles Insection dilakukan dengan cara memagnetisasi suatu daerah yang akan
diperiksa dan memberikan partikel feromagnetik ke permukaannya. Pola dari medan magnet (magnetic field) akan
terbentuk di permukaan dan jika terdapat keretakan maka medan magnet yang telah terbentuk akan mengalami
kerusakan. Kerusakan pada medan magnet tersebut biasanya merupakan indikasi adanya keretakan yang terdeteksi.
Selain itu, juga terdapat proses demagnetisasi. Demagnetisasi dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan sisa
sifat magnet yang terdapat pada material uji agar material tersebut tidak akan dapat menarik serbuk-serbuk besi yang
nantinya menyulitkan proses pembersihan.
Gambar 1. Ilustrasi medan magnet dan indikasi cacat yang timbul pada Magnetic Particle Inspection (MPI)
2. Induksi medan magnet
Teknik pada Magnetic Particle Inspection ini bekerja dengan menginduksi medan magnet dalam komponen
yang diuji. Jika terdapat diskontinuitas pada permukaan atau dekat-permukaan, fluks magnetik akan terdistorsi dan
'kebocoran' terjadi di sekitar diskontinuitas atau keretakan. Dengan membersihkan permukaan barang yang diuji
dengan partikel magnetik halus seperti serbuk besi-besi, partikel akan tertarik ke daerah kebocoran fluks
menciptakan indikasi yang terlihat dari keretakan. Indikasinya dapat dievaluasi oleh operator untuk mengidentifikasi
serta mencari penyebab dan solusinya. Salah satu bagian Magnetic Particle Inspection, Yoke, elektromagnet
berbentuk C dimana induksi medan magnet terjadi diantara kaki dan digunakan untuk memagnetisasi bagian
tertentu.
3. Garis gaya magnet
Prinsip kerja Magnetic Particle Inspection yaitu mengamati perubahan garis gaya magnet (fluks) yang
disebabkan oleh diskontinuitas atau keretakan pada material uji. Ketika terdapat keretakan peda material uji, maka
arah medan magnet akan berbelok sehingga terjadi kebocoran dalam garis gaya magnet. Garis gaya magnet yang
terpotong oleh diskontinuitas yang membentuk medan magnet baru (medan bocoran) akan dapat menarik partikel
magnetik untuk berkumpul di sekitar medan bocoran. Dengan demikian, lokasi diskontinuitas atau keretakan dapat
ditentukan.
Gambar 2. Garis medan magnet
4. Elektromagnetik
Elektromagnetik yaitu ketika magnet yang terbuat dari bahan feromagnetik yang jika diberikan arus listrik maka
bahan tersebut akan menjadi magnet, tetapi jika pemberian arus listrik di hentikan, maka sifat magnet pada bahan
tersebut akan hilang. Aplikasi praktis elektromagnetik dapat ditemukan pada motor listrik, speaker, relay,dan lain-
lain. Sebatang kawat yang diberikan listrik DC arahnya meninggalkan kita (tanda silang), maka disekeliling kawat
timbul garis gaya magnet melingkar.
Cara kerja Magnetic Particle Inspection menggunakan alat bernama yoke yang didalamnya berisi coil atau
kumparan yang apabila dialiri arus listrik bolak- balik (AC) atau searah (DC) akan menghasilkan medan magnet.
Medan magnet ini yang fungsinya nanti menarik keluar garis gaya magnet pada material uji. Selain itu,
demagnetisasi juga dilakukan dengan menggunakan arus AC atau DC. Jika menggunakan arus AC, material uji
dimasukan ke dalam kumparan yang dialiri arus AC, kemudian diturunkann secara perlahan. Jika menggunakan arus
DC step down, bolak-balik berulang dengan kontak langsung atau kontaktor inti, kemudian arus dibalik dan
dikecilkan secara berulang-ulang. Selain itu, faktor cahaya yang merupakan gelombang elektromagnetik juga sangat
mempengaruhi hasil dari pengujian Magnetic Particle Inspection karena serbuk besi yang dilapisi fluorescent akan
dapat dilihat di bawah lampu UV dalam kondisi yang gelap.
Gambar 3. Yoke
APLIKASI
Saat ini, Magnetic Particle Inspection telah sering digunakan sebagai inspeksi diskontinuitas material konstruksi
dalam berbagai bidang teknik, terutama pada teknik sipil dan kelautan. Dalam bidang teknik sipil, inspeksi ini sangat
diperlukan sebagai proses konstruksi, pemeliharaan dan perbaikan industry, kontrol kualitas, struktur jembatan,
pemeriksaan komponen besar seperti baja struktural, dan sebagainya. Selain itu, pada bidang teknik kelautan,
metode ini juga sering digunakan untuk inspeksi tekanan kapal, tangki penyimpanan, dan berbagai material
konstruksi di laut. Bagi pekerja di bidang konstruksi, Magnetic Particle Inspection sangat penting karena dapat
membuktikan kualitas produk, memberi keuntungan bagi pengguna, mencegah terjadinya kecelakaan, membantu
dalam merancang produk agar lebih baik, meningkatkan kepuasan pelanggan, menghemat biaya manufaktur,
meningkatkan reputasi pemanufaktur, mempertahankan keseragaman kualitas, dan meyakinkan kesiapan operasi.
Magnetic Particle Inspection umunya digunakan sebagai inspeksi atau pemeriksaan tahap akhir. Meskipun
proses inspeksi ini digunakan untuk memeriksa diskontinuitas atau keretakan pada permukaan material atau
komponen sedini mungkin, dalam urutan pemeriksaan akhir dapat ditolak. Hal ini bertujuan untuk menghindari
kerugian dalam penggunaan bagian yang belum dikembangkan dalam pemrosesan di lapangan. Pada saat inspeksi,
sebuah medan magnet diterapkan untuk spesimen, baik lokal atau keseluruhan, menggunakan magnet permanen,
elektromagnet, kabel fleksibel, atau genggam prods. Jikatidak ada keretakan, sebagian besar fluks magnet
terkonsentrasi di bawah permukaan material. Namun, jika terdapat diskontinuitas, fluks terdistorsi lokal di wilayah
cacat karena interaksi medan magnet. Partikel magnetik diaplikasikan pada permukaan material uji dan tertarik ke
daerah kebocoran fluks, sehingga menciptakan indikasi pemeriksaan. Bahan yang biasa digunakan adalah partikel
atau serbuk besi oksida, besi hitam, merah, atau kuning.
Penggunaan Magnetic Particle Inspection dalam dunia nyata diklasifikasikan menjadi dua metode, yaitu metode
kering dan basah. Kedua metode tersebut memiliki prinsip kerja yang sama yaitu menggunakan pertikel atau serbuk
magnet, namun partikel magnet yang digunakan pada setiap metode berbeda.
1. Metode Kering:
Partikel magnetik yang digunakan berupa bubuk kering. Metode ini digunakan pada permukaan material uji
yang kasar. Suhu kerja yang baik yaitu pada suhu 10oC hingga 55oC. Metode ini juga masih dapat dilakukan pada
suhu tinggi jika material uji berwujud padat. Metode ini tidak cocok dilakukan pada suhu dingin karena partikel
feromagnetik akan lengket jika terkena embun. Warna partikel feromagnetik yang dipilih harus kontras terhadap
material uji. Bubuk diarahkan pada daerah yang diinginkan secara perlahan, sisa partikel yang berlebih dibersihkan
dengan air.
2. Metode Basah:
Partikel magnetik yang digunakan dalam bentuk suspensi. Metode ini bisa digunakan pada metode kontinu
maupun residual. Metode basah digunakan pada permukaan material uji yang halus. Metode ini cocok digunakan
pada suhu dingin dan batas maksimalnya adalah tidak boleh lebih dari batas akhir temperatur kamar, yaitu 55 oC
karena suspensi akan mengalami penguapan jika suhu terlalu panas.
Dalam pengaplikasian Magnetic Particle Inspection dilakukan dengan prosedur yang telah ditentukan.
Prosedur Magnetic Particle Inspection terdiri dari persiapan permukaan, penyemprotan (WCP 2), magnetisasi
material uji, aplikasi serbuk magnet, evaluasi, demagnetisasi, dan pembersihan.
1. Persiapan Permukaan (Pre Cleaning)
Kondisi permukaan harus diperhatikan, permukaan harus kering dan bersih dari segala macam benda yang dapat
menganggu proses inspeksi seperti karat, oli, debu dan sebagainya.
2. Penyemprotan White Contrast Paint (WCP 2)
Penyemprotan WCP 2 dilakukan secara merata pada permukaan yang telah bersih dan kering. Penyepmprotan akan
memudahkan untuk mendeteksi adanya diskontinuitas karena warna dari WCP 2 lebih kontras dari partikel atau
serbuk feromagnetik.
3. Magnetisasi Material Uji
Magnetisasi material uji dilakukan agar material uji dapat menarik serbuk feromagnetik yang nantinya akan
mendetekasi adanya diskontinuitas pada material uji tersebut.
4. Aplikasi partikel atau serbuk magnet
Aplikasi serbuk magnet disesuaikan dengan keadaan permukaan material uji. Bila permukaan material uji kasar,
maka menggunakan serbuk magnet kering. Apabila permukaannya halus digunakan metode basah dengan serbuk
magnetik berupa suspensi. Warna serbuk magnet yang digunakan harus kontras dengan permukaan material ujinya.
5. Evaluasi
Pengevaluasian dilakukan untuk meneliti bentuk dikontinuitas atau cacat pada material uji. Selain itu, dari hasil
pengevaluasian kita akan dapat menentukan apakah material uji harus diperbaiki atau tidak.
6. Demagnetisasi
Tujuan dari demagnetisasi yaitu untuk menghilangkan sisa sifat magnet yang terdapat pada material uji agar tidak
dapat menarik serbuk-serbuk besi yang dapat menyulitkan proses pembersihan. Demagnetisasi bisa dilakukan
dengan menggunakan arus AC (arus bolak-balik) atau DC (arus searah). Jika menggunakan arus AC, material uji
dimasukkan ke dalam kumparan yang dialiri arus AC, kemudian diturunkan perlahan-lahan. Jika menggunakan arus
DC step down, bolak-balik berulang dengan kontak langsung atau kontaktor inti, kemudian arus dibalik dan
dikecilkan secara berulang-ulang.
7. Pembersihan (Post Cleanig)
Tujuan post cleaning adalah untuk membersihkan material uji dari sisa-sisa dari pemberian serbuk magnetik pada
saat pengujian
http://fajarsutarwan.blogspot.com/2010/05/ndt-non-destructive-testing.html
http://hima-tl.ppns.ac.id/magnetic-test/