Lapsem KBA 6 - Nickynurridayanti-Dikonversi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN ALAM

“Identifikasi Senyawa Glikosida jangtung, Polifenol, dan Saponin”

Disusun Oleh :

Nama : Nicky Nur Ridayanti

NIM : 1911102415044

Kelompok :B

Dosen Pengampu : Dr. Hasyrul Hamzah, S.Farm., M.SC

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Tujuan
Mahasiswa mampu mengidentifikasi senyawa golongan glikosida jantung, polifenol,
dan saponin

B. Dasar Teori
Glikosida jantung banyak ditemukan dalam keluarga tumbuhan yang tidak
berkaitan satu sama lain seperti Apocynaceae, Liliaceae, Moraceae, dan
Ranunculaceae juga banyak ditemukan pada anggota suku Scrophulariaceae,
Digitalis, Nerium, Asclepiadaceae, dan Asclepis (Harborne, 1987). Tumbuhan yang
mengandung senyawa ini biasanya digunakan sebagai racun panah dan siksaan pada
zaman prasejarah. Contoh glikosida yang bermanfaat dalam pengobatan misalnya
glisirizin, glikosida asam gliserisat, yang terkandung dalam akar Glycyrrhiza glabra
sebagai komponen aktif utama (Robinson, 1995).
Sumber utama kardenolida ialah genus Digitalis dan Strophantus. Digitalis
mempunyai efek langsung pada jantung yaitu memberi kekuatan bila jantung
melemah. Glikosida jantung biasanya mempunyai sifat peluruh air seni (diuretik)
yang berakibat menurunkan tekanan darah dan mengobati bengkak. Keberadaan
senyawa ini dalam tumbuhan mungkin memberi perlindungan kepada tumbuhan
tersebut dari gangguan beberapa serangga (Robinson, 1995).
Isolasi glikosida jantung murni dalam tanaman sulit dilakukan karena
glikosida jantung merupakan suatu glikosida yang memiliki kepolaran yang tinggi.
Berdasarkan polaritasnya, glikosida jantung dapat diekstrak dengan menggunakan
pelarut yang polar antara lain: etanol, etil asetat, campuran etanol dan air serta
campuran etanol dan kloroform (Samuelsson, 1999).
Glikosida jantung diklasifikasikan sebagai steroid (sterol), karena memiliki
inti cyclopentanoperhydrophenanthrene, sebuah cincin lakton α-β yang tidak jenuh
(dengan sisi 5 atau 6) pada C17, sebuah β-oriented hydroxyl pada C14, sebuah
penggabungan cis dari cincin C dan D pada C13-C14 dan tambahan satu atau lebih
gula pada C3, biasanya deoksiheksometilosa. Cincin lakton tidak jenuh bersisi 5
(pentagonal) pada C17 menggolongkan glikosida tersebut sebagai kardenolida,
sedangkan cincin lakton tidak jenuh bersisi 6 (heksagonal) pada posisi yang sama
menggolongkan glikosida tersebut sebagai bufadienolida (Farnsworth, 1966).
Identifikasi glikosida jantung dapat dilakukan dengan menggunakan
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) secara kualitatif. Reaksi identifikasi terhadap
glikosida jantung dapat dilakukan menggunakan uji dengan pereaksi Baljet (2,4,6-
trinitrophenol), uji dengan pereaksi Kedde (3,5-dinitrobenzoic acid), uji dengan
pereaksi Raymond (m-dinitrobenzene), uji dengan pereaksi Legal (sodium
nitroprusside) dimana pereaksi tersebut akan bereaksi dengan grup metilen aktif yang
ditemukan dalam cincin lakton tidak jenuh. Pereaksi ini akan memberikan warna
oranye, ungu, biru, dan violet, yang menunjukkan adanya glikosida jantung
(Farnsworth, 1966).
Polifenol merupakan golongan tumbuhan yang hidup disekitar kita yang
memiliki kandungan kimia yang unik. Kimia bahan yang merupakan hasil dari
metabolisme sekunder. Bahan kimia yang dimaksud biasanya digunakan manusia
untuk memenuhi kebutuhannya dalam bidang farmasi. Salah satu kelompok senyawa
yang banyak memberikan manfaat bagi manusia adalah polifenol. senyawa yang
termasuk kedalam polifenol ini adalah semua senyawa yang memiliki struktur dasar
berupa fenol. Fenol sendiri merupakan struktur ynag terbentuk dari benzene
tersubtitusi dengan gugus –OH. Gugus –OH yang terkandung merupakan aktivitas
yang kuat dalam reaksi subtitusi aromatic elektofilik.
Saponin merupakan senyawa glikosida (gugus hidroksil berikatan dengan
suatu 19 senyawa gula) dari steroida, dimana cincin E dan F nya berbentuk spiroketal.
Saponin merupakan suatu glikosida yang memiliki aglikon berupa sapogenin. Saponin
dapat menurunkan tegangan permukaan air, sehingga akan mengakibatkan
terbentuknya buih pada permukaan air setelah dikocok.

C. Alat dan Bahan


a. Alat
1. Tabung reaksi
2. Timbangan analitik
3. Corong
4. Kertas saring
5. Rak
6. Pipet ukur
7. porselin
8. Plat KLT

b. Bahan
1. Ekstrak simplisia
2. Ammonia
3. N-heksana
4. HCl 2N
5. Anisaldehida asam sulfat dan antimony klorida
6. FeCl3
D. Metode Kerja

SAPONIN
a. Uji Busa
Ekstrak kental yang dijadikan bahan ditimbang sebanyak 1 gr dan ditambahkan
dengan air hangat serta dikocok vertical selama ± 10 detik. Busa akan terbentuk
dengan tinggi sekitar 1 – 10 cm dan tidak kurang dari 10 menit yang
menunjukkan adanya saponin dalam bahan ekstrak, walaupun ditambahkan
dengan 1 tetes HCl 2 N.
b. Uji menggunakan KLT
Ekstrak diambil sebanyak 0,5 gram dan ditambahkan 5 mL HCl 2 N. Panaskan
hingga mendidih dan tutup menggunakan corong yang telah berisi kapas basah
selama 2 jam guna menghidrolisis saponin. Dinginkan, dan tambahkan dengan
ammonia sebagai penetral, kemudia tambahkan dengan 3 mL n-heksana sebanyak
3 kali dan uapkan hingga 0,5 mL. Totolkan pada pelat KLT.
• Fase diam : Kiesel Ggel GF 254
• Fase gerak : n-heksana-etil asetat (4 : 1)
• Penampak noda : Anisaldehida asam sulfat dan Antimon klorida Indikator
warna yang muncul jika ekstrak mengandung saponin adalah (1) warna
ungu untuk anisaldehida asam sulfat dan (2) merah muda untuk antimon
klorida.

POLIFENOL

a. Reaksi warna
Untuk mengetahui kandungan senyawa polifenol dan tannin dapat dilakukan
dengan cara ekstrak ditetesi dengan larutan FeCl3 dan diamati perubahan warna
yang terjadi. Jika warna yang muncul berwarna hijau biru hingga hitam maka
terdapat senyawa polifenol, sedangkan jika muncul warna hijau kehitaman maka
terdapat senyawa tannin.
b. Menggunakan KLT
Sedikit larutan ekstrak digunakan untuk pemeriksaan KLT dengan komposisi
sebagai berikut :
• Fase diam : Kiesel gel GF 254 - Fase gerak : Kloroform – etil asetat (1 : 9)
• Penampak noda : Pereaksi FeCl3 Senyawa polifenol ditunjukkan dengan
adanya warna hitam pada sampel yang dianalisis.
DAFTAR PUSTAKA

Farnsworth, N.R. 1966. Biological and Phytochemical Screening of Plants, Journal Of


Pharmaceutical Sciencis, Vol. 55, No. 3, 260-262

Harborne, J.B. 1996. Metode Fitokimia : Penuntun cara modern menganalisis tumbuhan,
terbitan kedua. ITB : Bandung, 14-15, 147-156

Robinson, Trevor. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, terjemahan Kosasih


Padmawinata, edisi 6. ITB Press : Bandung, 191-193

Samuelsson, G. 1999. Drugs of Natural Origin, 4th Ed. Swedish Pharmaceutical Press :
Sweden, 326

Anda mungkin juga menyukai