Jurnal PKN Humerus
Jurnal PKN Humerus
Jurnal PKN Humerus
Disusun Oleh:
DIFA WARDAH FARAHDILLA
NIM: P21140218017
Laporan kasus ini telah diperiksa dan disetujui oleh Clinical Instruktur (CI) dan akan
dilaporkan dan atau diujikan, sebagai salah satu syarat dalam memenuhi mata kuliah
Praktek Kerja Lapangan (PKL) atau Nyata (PKN) Program Studi Diploma 3 Radiologi
Jurusan Teknik Radiodiagnostik Dan Radioterapi Poltekkes Kemenkes Jakarta II.
Menyatakan, Menyetujui,
Mahasiswa, Clinical Instruktur (CI)
Abstract
Humerus radiograph technique is one of the conventional radiological screening techniques, which aim to
look at the physiological anatomy of the os humerus. The examination is conducted to help uphold a doctor's
diagnostic points on the os humerus examination, a clinical one that will usually be found in many cases is
fracture trauma. Fracture is a dislocated continuity of bone and or cartilage, which may result from direct
or indirect trauma. A common cause of direct trauma is the impact of bone fractures on the premises. While
indirect trauma can cause fractures on the bone at a distance from the impact area. In this case, humerus
radiograph techniques will employ two projections of Antero-Posterior (AP) and Lateral.
Keywords: Humerus, fracture trauma
Abstrak
Teknik pemeriksaan radiografi humerus merupakan salah satu teknik pemeriksaan radiologi konvensional,
yang bertujuan untuk melihat anatomi fisiologi dari os humerus. Pemeriksaan ini, dilakukan untuk
membantu menegakkan diagnosa dokter. Pada pemeriksaan humerus, klinis yang biasanya akan banyak
dijumpai adalah trauma fraktur. Fraktur atau yang biasa disebut patah tulang adalah terputusnya kontinuitas
tulang dan atau tulang rawan yang ditentukan sesuai jenis dan luasnya, yang bisa terjadi akibat trauma
langsung maupun tidak langsung. Penyebab trauma langsung dapat dikarenakan benturan pada tulang, yang
mengakibatkan fraktur di tempat tersebut. Sementara, trauma tidak langsung dapat menyebabkan fraktur
pada tulang, yang tempatnya jauh dari area benturan. Dalam kasus ini, teknik pemeriksaan radiografi
humerus menggunakan 2 proyeksi yakni Antero-Posterior (AP) dan Lateral.
Kata kunci: Humerus, trauma fraktur
PENDAHULUAN
Humerus (arm bone) merupakan tulang terpanjang dan terbesar pada ekstremitas
superior. Tulang tersebut bersendi pada bagian proksimal dengan skapula dan bersendi
pada siku lengan atau antebrachi di bagian distal. Ujung proksimal humerus memiliki
kepala berbentuk bulat (caput humeri) yang bersendi dengan cavitas glenoidalis dari
scapula untuk membentuk articulatio glenohumeri. Pada bagian distal dari caput humeri
terdapat collum anatomicum yang terlihat sebagai sebuah lekukan oblik. Terdapat
tuberculum majus pada bagian distal dari collum anatomicum. Tuberculum majus
merupakan penanda tulang humerus paling lateral yang teraba pada regio bahu. Antara
tuberculum majus dan tuberculum minus terdapat sebuah lekukan yang disebut sebagai
sulcus intertubercularis. Collum chirurgicum merupakan suatu penyempitan humerus
pada bagian distal dari kedua tuberculum, dimana caput humeri perlahan berubah menjadi
corpus humeri. Bagian tersebut dinamakan collum chirurgicum karena fraktur sering
terjadi pada bagian ini. (Hardja, 2018)
Fraktur atau patah tulang adalah suatu kondisi dimana kontinuitas jaringan tulang
dan/atau tulang rawan terputus dikarenakan benturan atau osteoporosis. Fraktur dapat
terjadi di bagian ekstremitas maupun anggota gerak tubuh yang disebut dengan fraktur
ekstremitas. Fraktur ekstremitas adalah fraktur yang terjadi pada tulang yang membentuk
lokasi ekstremitas atas (manus, wrist, antebrachi, humerus, dan shoulder) dan ekstremitas
bawah (pelvis, femur, patela, cruris, dan pedis). (Ghassani, 2013)
Dari pemeriksaan yang dilakukan oleh penulis di instalasi radiologi RSPAU dr.
Esnawan Antariksa, proyeksi AP dan Lateral humerus pada pasien dengan klinis trauma
fraktur, dilakukan dengan posisi pasien supine. Dengan central ray tegak lurus vertical
ke arah meja pemeriksaan. Pada pemeriksaan yang telah penulis lakukan, ada beberapa
tipe fraktur yakni, fraktur transversal, fraktur kuminutif, fraktur oblik, fraktur segmental,
fraktur impaksi dan fraktur spiral. (Black & Hawks, 2014)
Berdasarkan latar belakang yang penulis telah jabarkan, penulis tertarik untuk
meninjau lebih lanjut kasus ini sebagai laporan Praktik Kerja Nyata (PKN) dengan judul
“TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI OS HUMERUS DENGAN KLINIS
TRAUMA FRAKTUR DI INSTALASI RADIOLOGI RSPAU dr. ESNAWAN
ANTARIKSA”.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini yang digunakan berupa kualitatif yang bersifat deskriptif.
Pengambilan data dilakukan di instalasi radiologi RSPAU dr. Esnawan Antariksa. Waktu
pengambilan data dilaksanakan pada bulan Februari 2021.
Pasien dengan nama Ny. DS, usia 43 tahun, dengan nomor Rekam Medik
2XXXXX, datang ke ruangan radiologi dengan membawa kertas permintaan foto
humerus AP dan Lateral. Tercatat dengan klinis trauma fraktur dari dokter poli bedah
orthopaedi. Sebelum dilakukan pemeriksaan, pasien mendaftar ke administrasi radiologi
terlebih dahulu, untuk diinput data pasien dan permintaan foto. Kemudian, data tersebut
akan masuk ke ruangan dokter radiologi, untuk dilampirkan hasil ekspertise dari bacaan
gambaran radiologi tersebut. Selanjutnya pasien masuk ke dalam kamar pemeriksaan
yang sudah ditentukan petugas administrasi radiologi.
Persiapan pasien adalah pasien diminta untuk melepaskan besi atau logam
ataupun peniti yang berada di sekitar lengan atas pasien yang akan diperiksa. Jika sudah
siap pasien naik ke atas meja pemeriksaan dan diposisikan supine menghadap tube.
Posisikan humerus pasien hingga true AP agar gambaran humerus tidak superposisi
setelah dilakukannya exposure. Dengan Central Point pada mid humerus atau
pertengahan humerus. Atur Central Ray tegak lurus vertical pada meja pemeriksaan. Atur
jarak Focus Film Distance (FFD) hingga batas akhir yakni 113 cm. Faktor Eksposi yang
digunakan 63 kV dan 6 mAs .
Hasil Gambaran pasien pada pemeriksaan humerus AP dan Lateral dengan proyeksi AP
Berdasarkan data laporan kasus Humerus dengan klinis fracture trauma atau
trauma fraktur (patah tulang) di instalasi radiologi RSPAU dr. Esnawan Antariksa, dapat
diambil kesimpulannya bahwa, hasil foto radiografi yang sebelumnya telah penulis
lakukan pemeriksaannya menunjukan humerus mengalami fraktur tipe fraktur spiral.
Fraktur spiral merupakan, fraktur yang timbul akibat torsi ekstremitas. Fraktur tipe ini,
akan menimbulkan sedikit kerusakan pada jaringan lunak dan cenderung cepat dalam
penyembuhan dengan imobilisasi.
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). BAB II, Konsep Fraktur. 6–45.
Ghassani. (2013). pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender dan Teknik Relaksasi
Nafas Dalam Terhadap Skala Nyeri Pada Pasien Post Operasi Fraktur Ekstremitas
di RS PKU Muhammadiyah Gamping. Skripsi Tidak Dapat Dipublikasikan, 60(4),
1–4.
Hardja, S. (2018). Fisiologi Tulang ( Humerus ).
Merrill, V., W. Ballinger, P., & D. Frank, E. (1999). VOLUME ONE; MERRILL’S ATLAS
of RADIOGRAPHIC POSITIONS & RADIOLOGIC PROCEDURES (10t ed.).
Mosby.