Prosedur pelaksanaan riset fenomenologi meliputi (1) menetapkan lingkup fenomena yang akan diteliti, (2) menyusun daftar pertanyaan, (3) pengumpulan data melalui wawancara mendalam dengan 5-25 informan, (4) analisis data meliputi deskripsi tekstual dan struktural serta pembentukan tema-tema makna, dan (5) membangun deskripsi esensi pengalaman informan.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
193 tayangan2 halaman
Prosedur pelaksanaan riset fenomenologi meliputi (1) menetapkan lingkup fenomena yang akan diteliti, (2) menyusun daftar pertanyaan, (3) pengumpulan data melalui wawancara mendalam dengan 5-25 informan, (4) analisis data meliputi deskripsi tekstual dan struktural serta pembentukan tema-tema makna, dan (5) membangun deskripsi esensi pengalaman informan.
Prosedur pelaksanaan riset fenomenologi meliputi (1) menetapkan lingkup fenomena yang akan diteliti, (2) menyusun daftar pertanyaan, (3) pengumpulan data melalui wawancara mendalam dengan 5-25 informan, (4) analisis data meliputi deskripsi tekstual dan struktural serta pembentukan tema-tema makna, dan (5) membangun deskripsi esensi pengalaman informan.
Prosedur pelaksanaan riset fenomenologi meliputi (1) menetapkan lingkup fenomena yang akan diteliti, (2) menyusun daftar pertanyaan, (3) pengumpulan data melalui wawancara mendalam dengan 5-25 informan, (4) analisis data meliputi deskripsi tekstual dan struktural serta pembentukan tema-tema makna, dan (5) membangun deskripsi esensi pengalaman informan.
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 2
Prosedur Pelaksanaan Riset Fenomenologi
Terdapat prosedur penting dalam melaksanakan studi fenomenologis — sebagai hasil
adaptasi dari pemikiran Stevick, Colaizzi, dan Keen sebagai berikut:
1. Menetapkan lingkup fenomena yang akan diteliti: Peneliti berusaha memahami
perspektif filosofis di balik pendekatan yang digunakan, terutama konsep mengenai kajian bagaimana orang mengalami sebuah fenomena. Peneliti menetapkan fenomena yang hendak dikaji melalui para informan. 2. Menyusun daftar pertanyaan: Peneliti menuliskan pertanyaan penelitian yangmengungkap makna pengalaman bagi para individu, serta menanyakan kepada mereka untuk menguraikan pengalaman penting setiap harinya. 3. Pengumpulan data: Peneliti mengumpulkan data dari individu yang mengalami fenomena yang diteliti. Data diperoleh melalui wawancara yang cukup lama dan mendalam dengan sekitar 5 – 25 orang. Jumlah ini bukan ukuran baku, Bisa saja subjek penelitiannya hanya 1 orang. Teknik pengumpulan data lain yang dapat digunakan: observasi (langsung dan partisipan), penelusuran dokumen. 4. Analisis data: Peneliti melakukan analisis data fenomenologis. a) Tahap awal: peneliti mendeskripsikan sepenuhnya fenomena yang dialami subjek penelitian. Seluruh rekaman hasil wawancara mendalam dengan subjek penelitian ditranskripsikan ke dalam bahasa tulisan b) Tahap Horizonalization: dari hasil transkripsi, peneliti menginventarisasi pernyataan-pernyataan penting yang relevan dengan topik. Pada tahap ini, peneliti harus bersabar untuk menunda penilaian (bracketing/epoche); artinya, unsur subjektivitasnya jangan mencampuri upaya merinci point-point penting, sebagai data penelitian, yang diperoleh dari hasil wawancara tadi. c) Tahap Cluster of Meaning: Selanjutnya peneliti mengklasifikasikan pernyataan- pernyataan tadi ke dalam tema-tema atau unit-unit makna, serta menyisihkan penyataan yang tumpang tindih atau berulang-ulang. Pada tahap ini, dilakukan: (1) Textural description (deskripsi tekstural): Peneliti menuliskan apa yang dialami, yakni deskripsi tentang apa yang dialami individu; (2) Structural description (deskripsi struktural): Penulis menuliskan bagaimana fenomena itu dialami oleh para individu. Peneliti juga mencari segala makna yang mungkin berdasarkan refleksi si peneliti sendiri, berupa opini, penilaian, perasaan, harapan subjek penelitian tentang fenomena yang dialaminya. 5. Tahap deskripsi esensi: peneliti mengonstruksi (membangun) deskripsi menyeluruh mengenai makna dan esensi pengalaman para subjek. 6. Peneliti melaporkan hasil penelitiannya. Laporan ini memberikan pemahman yang lebih baik kepada pembaca tentang bagaimana seseorang mengalami sesuatu fenomena. Laporan penelitian menunjukkan adanya kesatuan makna tunggal dari pengalaman, dimana seluruh pengalaman itu memiliki “struktur” yang penting