LP Hipertensi
LP Hipertensi
LP Hipertensi
DISUSUN OLEH:
ANGGRI PARWIYANTI
P18178
TAHUN 2020
1 Konsep Penyakit
1.1. Definisi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri yang mengangkut darah dari
jantung dan memompa keseluruh jaringan dan organ–organ tubuh secara
terus–menerus lebih dari suatu periode (Irianto, 2014).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi, kadang-kadang disebut juga dengan
hipertensi arteri dimana kondisi medis kronis dengan tekanan darah di arteri
meningkat. Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras
dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh darah.Tekanan
darah melibatkan dua pengukuran, sistolik dan diastolic tergantung apakah
otot jantung berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara denyut
(diastole).Tekanan darah normal pada istirahat adalah dalam kisaran sistolik
(bacaan atas) 100-140 mmHg dan diastolic 60-90 mmHg. Tekanan darah
tinggi terjadi bila terus-menerus berada pada 140/90 mmHg (Ramdhani,
2014).
Tekanan darah manusia meliputi tekanan darah sistolik, tekanan darah
waktu jantung menguncup dan tekanan darah diastolik, yakni tekanan darah
saat jantung istirahat atau relaksasi. Penentuan batasan hipertensi ini sangat
penting karena akan menjadi cut off point untuk memperoleh prevalensi
hipertensi dipopulasi. Perubahan-perubahan pada batasan hipertensi akan
mengakibatkan terjadinya perubahan prevalensi hipertensi pada populasi
(Femmy, 2011).
1.2. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua golongan:
1.2.1. Hipertensi esensial atau primer
Penyebab pasti dari hipertensi esensial belum dapat diketahui
sementara penyebab sekunder dari hipertensi esensial sekunder
juga tidak ditemukan. Pada hipertensi esensial tidak ditemukan
penyakit renivaskuler, gagal ginjal, maupun penyakit lainnya
genetik, jenis kelamin serta ras menjadi bagian dari penyebab
timbulnya hipertensi esensial termasuk stress,intake alkohol
moderat, merokok, berat badan, diet, dan gaya hidup.
(Triyanto,2014)
1.2.2. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder penyebabnya dapat diketahui seperti kelainan
pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid),
hiperaldosteronisme, penyakit parenkimal (Buss dan labus, 2013).
Etiologi :
Umur
Obesity
Jenis Kelamin
Gaya Hidup
Hipertensi
Vasokontriksi pembuluh
after load darah ginjal suplay O2
Resistensi
ke otak
pembuluh
aliran darah darah otak
COP
Nyeri tekan
Retensi Na
Nyeri
Edema
Kelebihan
volume cairan
2. Asuhan Keperawatan
2.1. Pengkajian
Pengkajian adalah pendekatan pendekatan sistematis untuk
mengumpulkan data dan menganalisisnya (Manurung,2011)
2.1.1. Identitas
2.1.1.1.Identitas klien
Meliputi nama klien, alamat, umur, agama, status perkawinan,
pendidikan dan pekerjaan.
2.1.1.2.Identitas penanggung jawab
Meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan, alamat dan hubungan
dengan klien.
1 Keluhan utama
Keluhan utama yang lazim didapatkan adalah hipertensi adalah
nyeri kepala atau pusing
2 Riwayat kesehatan sekarang
Pengkajian riwayat dihubungkan dengan epidemiologi
merupakan pengkajian penting dalam menetukan penyebab,
rencana intervensi, dan factor resiko yang mungkin terjadi.
3 Riwayat kesehatan dahulu
Kaji adanya riwayat penyakit dahulu dan penyakit hipertensi
berhubungan dengan riwayat keturunan dari keluarga.
4 Pengkajian fungsi kesehatan
a. Pola pemeliharaan
b. Pola aktivitas dan latihan
c. Pola nutrisi metabolik
d. Pola eliminasi
e. Pola tidur-istirahat
f. Pola kognitif-perseptual
g. Pola toleransi –koping stress
h. Persepsi diri atau konsep diri
i. Pola seksual-reproduksi
j. Pola hubungan dan peran
k. Pola nilai dan keyakinan
5 Pemeriksaan fisik
a. Keadaan/penampilan umum
1) Kesadaran : composmentis/ somnolen/ sopor/ soporo koma/
koma.
2) Tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, pernapasan, dan
suhu.
b. Kepala : Rambut, Mata, Hidung, Mulut, Telinga, dan Leher.
c. Dada (Thorax) Hasil pemeriksaan pada dada dibedakan atas
pemeriksaan paru paru dan jantung.
1) Paru-paru
a) Inspeksi : bentuk dada simetris/tidak.
b) Palpasi : vocal premitus kanan kiri sama/vocal kanan
kiri tidak sama, redup sebelah kanan/sebelah kiri.
c) Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru (jika
kondisi pasien normal), hipersonor.
d) Auskultasi : vesikuler pada seluruh area paru/tidak
ada suara napas tambahan.
2) Jantung
a) Inspeksi : ictus cordis (IC) tampak/tidak
b) Palpasi : IC teraba di SIC V 2 cm LMCS
c) Perkusi : pekak, konfigurasi jantung dalam batas
normal
d) Auskultasi :bunyi jantung I-II murni, terdapat gallop
atau tidak, terdapat murmur/tidak.
d. Abdomen
1) Inspeksi: warna kulit, striae, jaringan parut, umbilicus,
ascites.
2) Auskultasi: frekusnsi, nada, intensitas bising usus.
3) Palpasi: rasakan adanya spasme otot-otot perut, nyeri
tekan, adanya massa.
4) Perkusi: dengarkan bunyi yang dihasilkan (thympani/
hiperthimpani) pada kuadran I, II, III, dan IV.
e. Ekstremitas
1) Kekuatan otot kanan dan kiri
2) Perabaan akral : hangat/dingin
3) Edema pitting dengan derajat kedalaman (+1=2 mm,+2=4
mm, +3=6 mm, +4=8 mm).