Diabetes Melitus Tipe 2
Diabetes Melitus Tipe 2
Diabetes Melitus Tipe 2
OLEH :
(1302006123)
Pembimbing :
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) yang berjudul “Diabetes Mellitus Tipe 2” ini
tepat pada waktunya dalam rangka mengikuti Kepaniteraan Klinik Madya di
Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam FK UNUD/RSUP Sanglah Denpasar.
Penulis menyadari bahwa PBL ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat
penulis harapkan dalam rangka penyempurnaannya. Akhirnya penulis
mengharapkan semoga PBL ini dapat bermanfaat di bidang ilmu pengetahuan dan
kedokteran.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Beberapa pasien dengan diabetes tipe ini akan tetap tidak terdiagnosis
selama bertahun-tahun karena gejala jenis ini dapat berkembang sedikit
demi sedikit dan itu tergantung pada pasien . Diabetes tipe-2 sering terjadi
pada usia pertengahan dan orang tua, tetapi lebih umum untuk beberapa
orang obesitas yang memiliki aktivitas fisik yang kurang. (Kerner and
Brückel, 2014)
Diabetes tipe lain ini disebabkan oleh karena kelainan genetic pada
kerja insulin, kelainan pada sel- β, penyakit pancreas, endocrinopathies,
infeksi, dank arena obat atau zat kimia dan juga sindroma penyakit lain.
(Kerner and Brückel, 2014)
Keturunan (Genetik)
Obesitas
Usia
Merokok
Ras
Ada beberapa ras manusia di dunia ini yang punya potensi tinggi untuk
terserang diabetes melitus.Peningkatan penderita diabetes di wilawah Asia
jauh lebih tinggi dibanding di benua lainnya.Bahkan diperkirakan lebih
60% penderita berasal dari Asia. (Choi and Shi, 2001)
2.1.5. Diagnosis
Ada banyak keluhan yang terjadi pada pasien Diabetes mellitus .Tes
diagnostik untuk diabetes mellitus harus dipertimbangkan jika ada salah
satu gejala umum dari diabetes terjadi yaitu adalah poliuria, polidipsia, dan
polifagia.(Kerner and Brückel, 2014)
Polifagia
Polidipsia
Poliuria
Tes diagnosis yang dapat digunakan untuk pasien diabetes dapat dibagi
dalam tiga cara (table.2.1)(Diagnosis and Classification of Diabetes
Mellitus, 2011)
Tabel.2.1
2.1.6. Komplikasi
Komplikasi Macrovaskular
Komplikasi Microvaskular
Edukasi
Diabetes mellitus umumnya terjadi pada saat pola gaya hidup dan
perilaku telah terbentuk dengan kuat. Keberhasilan pengelolaan diabetes
mandiri membutuhkan partisipasi aktif pasien, keluarga, dan
masyarakat.Tim kesehatan harus mendampingi pasien dalam menuju
perubahan perilaku.Untuk mencapai keberhasilan perubahan perilaku,
dibutuhkan edukasi yang komprehensif, pengembangan keterampilan dan
motivasi.Edukasi merupakan bagian integral asuhan perawatan
diabetes.Edukasi secara individual atau pendekatan berdasarkan
penyelesaian masalah merupakan inti perubahan perilaku yang berhasil.
Perubahan Perilaku hampir sama dengan proses edukasi yang memerlukan
penilaian, perencanaan, implementasi, dokumentasi, dan evaluasi.
e. Serat : 20 – 35 gram/hari
Latihan Jasmani
Terapi farmakologis
-Aspart
-Lispro
-Regular
-NPH
-Glargine
Campuran
75%NPL/25%lispro 5-15 menit Dual 10-16 Jam
3.2 ANAMNESIS
Keluhan Utama
Kesemutan pada ekstremitas
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang sadar ke poli geriatri RSUP Sanglah diantar oleh anaknya
dengan keluhan sering merasa kesemutan. Kesemutan ini dirasakan pasien sejak
awal terdiagnosis DM pada tahun 2006. Kesemutan ini biasanya muncul saat
pasien melakukan aktifitas. Kesemutan terjadi di keempat ekstrimitas namun
paling sering dirasakan pada kedua kaki. Pada awalnya pasien akan berhenti
melakukan aktifitas jika merasa kesemutan, setelah itu pasien akan menghiraukan
jika tejadi kesemutan kembali. Kesemutan yang dirasakan tidak begitu
mengganggu aktivitasnya sehari-hari karena pasien masih bisa menahannya.
Tidak ada gejala-gejala lain yang dikeluhkan pasien selain kesemutan.
3.6 Penapisan
1. ADL Barthel (BAI)
No. Fungsi Skor Keterangan
01 Mengontrol BAB 0 Inkontinen/tak teratur (perlu enema)
1 Kadang-kadang inkontinen (1 x seminggu)
2 Kontinen teratur
0 Inkontinen/pakai kateter dan tak terkontrol
Kadang-kadang inkontinen (max 1 x 24
02 Mengontrol BAK 1
jam)
2 Mandiri
Membersihkan diri 0 Butuh pertolongan orang lain
03 (lap muka, sisir
1 Mandiri
rambut, sikat gigi)
Penggunaan toilet 0 Tergantung pertolongan orang lain
pergi ke dalam Perlu pertolongan beberapa aktivitas tetapi
/dari WC 1 dapat mengerjakan sendiri aktivitas yang
04 (melepas, lain
memakai celana,
menyeka, 2 Mandiri
menyiram)
0 Tidak mampu
Perlu seseorang menolong memotong
05 Makan 1
makan
2 Mandiri
0 Tidak mampu
Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk (2
Berpindah tempat 1
06 orang)
dari tidur ke
2 Bantuan minimal 1 orang
duduk
3 Mandiri
0 Tidak mampu
1 Bisa berjalan dengan kursi roda
07 Mobilisasi/berjalan
2 Berjalan dengan bantuan satu orang
3 Mandiri
Berpakaian 0 Tergantung orang lain
08
(memakai baju) 1 Sebagian dibantu (mis. Mengancing baju)
2 Mandiri
0 Tidak mampu
09 Naik turun tangga 1 Butuh pertolongan orang lain
2 Mandiri (naik turun)
0 Tergantung orang lain
10 Mandi
1 Mandiri
Total Skor 20
20 : Mandiri
9 – 11 : Ketergantungan sedang
2. IADL
Independen (tidak perlu Dependen (perlu
No Aktivitas bantuan orang lain) Nilai bantuan orang Nilai
=0 lain) Nilai = 1
Mengoperasikan
telepon sendiri
Mencari dan Tidak bisa
menghubungi nomer menggunakan
1 Telepon 0
Menghubungi telepon sama
beberapa nomer yang sekali
diketahui
Menjawab telepon tetapi
tidak menghubungi
Perlu bantuan
Mengatur semua untuk
2 Belanja kebutuhan mengantar 0
menggunakan atau
kendaraan umum atau kendaraan dengan
menyetir sendiri bantuan orang lain
Mengatur Tidak
perjalanan sendiri melakukan
Perjalanan perjalanan sama
menggunakan sekali
transportasi umum
jika
ada yang menyertai
Meminum obat Tidak mampu
7 Pengobatan secara tepat dosis dan menyiapkan 0
waktu obat
tanpa bantuan sendiri
Mengatur masalah
finansial ( tagihan, Tidak mampu
pergi ke bank) mengambil
Manajemen
8 Mengatur pengeluaran keputusan 0
keuangan
sehari-hari, tapi perlu finansial atau
bantuan untuk ke memegang uang
bank
untuk transaksi penting
TOTAL 2
Skor IADL :
0 : Independen
1 : Kadang-kadang perlu bantuan
2 : Perlu bantuan sepanjang waktu
3-8 : Tidak beraktivitas / Dikerjakan oleh orang lain
3. Penapisan Kognitif
a. AMT (Abreviated Mental Test)
a) Umur: 72 tahun 0.Salah 1.Benar
b) Waktu/jam sekarang: 10.00 WITA 0.Salah 1.Benar
c) Tempat tinggal: Jl. Pemuda III/4 Renon, 0.Salah 1.Benar
Denpasar Selatan
d) Tahun ini: 2017 0.Salah 1.Benar
e) Saat ini berada di mana 0.Salah 1.Benar
f) Mengenali orang lain di rumah 0.Salah 1.Benar
g) Tahun kemerdekaan RI 0.Salah 1.Benar
h) Nama presiden RI 0.Salah 1.Benar
i) Tahun kelahiran pasien: 1945 0.Salah 1.Benar
j) Menghitung terbalik (20 s/d 1) 0.Salah 1.Benar
Skor AMT:
8 – 10 : Normal
Penapisan Depresi
TOTAL 9
1. Penapisan Inkontinensia
Pertanyaan : Apakah anda mengompol atau BAB tanpa disadari ?
0 Tidak pernah
≥8 : Inkontinensia berat
2. Penapisan Nutrisi Mini (Mini Nutritional Assessment)
No. Penilaian Nilai
b. 19-21= 1 d. >23 = 3
b. 21-22 = 0.5
4 b. Tidak tahu = 1 3
d. Tidak kehilangan BB = 3
Masalah neuropsikologis
a. 1 x makan = 0
11 1
b. 2 x makan = 1
c. 3 x makan = 2
Ya = 1 / Tidak = 0
12 3
b. Dua atau lebih penyajian produk kacang-kacangan (tahu,
tempe,
susu kedelai ) dan telur perminggu
Ya = 1 / Tidak = 0
c. Daging, ikan, unggas tiap hari
Ya = 1 / Tidak = 0
Berapa banyak cairan (air, jus, kopi, teh, susu) yang dikonsumsi per
hari.
b. 3 - 5 cangkir = 0,5
c. > 5 cangkir = 1
Pola makan
a. Malnutrisi = 0,
17 2
b. Tidak tahu atau malnutrisi sedang = 1
Tidak baik =0, Tidak tahu =0.5, Baik =1, Lebih baik =2
TOTAL 22
Interpretasi:
Cukup/lumayan/buruk 3
Sangat buruk 2
Apatis 3
Confused 2
Stupor 1
Sangat terbatas 2
Kadang-kadang 3
Total skor 20
Interpretasi:
4. Assesment Nutrisi
NUTRISI SUBYEKTIF
Mencret : Tidak
Sembelit : Tidak
Mual : Tidak
Muntah : Tidak
POLA MAKAN
Kebiasaan makan pagi : Ya
5. Asesmen Lingkungan
1) Apakah tersedia kamar khusus untuk penderita? : Ya
2) Kamar tidur dipakai bersama dengan suami : Tidak
3) Kamar mandi dipakai bersama dengan anggota keluarga : Ya
4) WC dipakai bersama dengan anggota keluarga : Ya
5) Dapur dipakai bersama dengan anggota keluarga : Ya
6) Kamar duduk dipakai bersama dengan anggota keluarga : Ya
7) Berapakah jumlah ruang yang ada di rumah penderita : 4 buah
8) Apakah penderita harus naik/turun tangga bila masuk/keluar rumah: Ya
9) Apakah lingkungan sekitar rumah cukup nyaman : Cukup
10) Bagaimana kebersihan rumah tersebut : Cukup
11) Apakah rumah cukup berventilasi : Cukup
12) Apakah terdapat tanda-tanda kurang urus : Tidak
13) Makanan basi di almari makan/lemari es : Tidak
14) Alat makan yang tidak dicuci : Tidak
15) Tumpukan pakaian kotor : Tidak
16) Sampah berserakan : Tidak
Keamanan
a. Membuka/mengunci pintu : Ya
b. Mencapai sakelar lampu : Ya
c. Mencari pertolongan bila perlu (telepon, tetangga dekat) : Ya
d. Berjalan dalam rumah dengan aman
(WC, kamar mandi, meja makan, ruang tamu, dll) : Ya
18) Apakah terdapat bahaya yang jelas/nyata:
a. Fitting lampu yang bertumpuk-tumpuk : Tidak
b. Kabel-kabel listrik yang telanjang : Tidak
c. Penyinaran yang tidak terang (siang/malam) : Tidak
d. Perabotan/mebel yang berserakan dan tidak aman : Tidak
e. Perabotan yang mudah patah, ringkih, terguling : Tidak
f. Karpet/keset atau lantai yang tidak rata : Tidak
Bahaya/penyebab jatuh
19) Dari lingkungan rumah, pastikan bahwa hal berikut ini terpasang baik
a. Lantai dan karpet dalam keadaan baik dan tidak menonjol disana-sini
yang mungkin menyebabkan terpeleset/jatuh : Tidak
b. Pencahayaan cukup terang dan tidak silau : Ya
c. Penempatan lampu cukup baik, terutama di dekat tangga/tempat lalu
antara tempat tidur dan kamar mandi : Ya
d. Sakelar lampu di tempat berisiko rendah kalau perlu dari jenis yang bisa
berpendar : Ya
e. Telepon ditempatkan sedemikian sehingga tidak perlu harus bergegas
untuk menjawab panggilan : Ya
f. Kabel-kabel listrik tidak terletak di lantai : Ya
g. Bila perlu harus diperpendek dan dipakukan ke dinding : Ya
h. Tidak terdapat barang berserakan di jalan tempat lampu : Ya
20) Kamar mandi:
a. Terdapat ril pegangan di daerah toilet dan bak mandi dan mudah
dicapai bila diperlukan : Tidak
b. Permukaan lantai pancuran atau bak rendam tidak licin : Ya
c. Bila mempergunakan pelapis bak rendam harus dari kualitas baik
: Tidak
d. Belakang keset harus berlapis karet yang tidak licin : Tidak
e. Drainase air harus baik hingga mencegah lantai licin setelah dipakai
mandi : Ya
21) Kamar tidur:
a. Keset tidak merupakan hambatan yang memungkinkan terpeleset atau
tergelincir, terutama yang di jalan lalu ke kamar mandi : Ya
b. Terdapat meja di samping tempat tidur untuk meletakkan kacamata atau
barang lain, sehingga tidak diletakkan di lantai di samping tempat tidur
: Ya
22) Dapur:
a. Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin : Ya
b. Tumpahan-tumpahan cepat dibersihkan untuk mencegah terpeleset: Ya
c. Bahan untuk membersihkan dan memasak diletakkan di tempat yang
terlalu tinggi atau terlalu pendek : Ya
d. Disediakan kursi tinggi untuk keperluan mencuci piring : Tidak
e. Tersedia tempat pijakan yang stabil untuk mencapai barang yang
letaknya agak tinggi : Tidak
11. Mulut
12. Leher
Edema palpebra : Tidak ada
Inspeksi : Simetris
Palpasi : N/N
Perkusi : Sonor / Sonor
19. Motorik
Anggota tubuh atas Kekuatan Tonus Refleks
Bahu (5)/(5) (N)/(N) (+)/(+)
Siku (5)/(5) (N)/(N) (+)/(+)
Pergelangan tangan (5)/(5) (N)/(N) (+)/(+)
Anggota tubuh bawah
Paha (5)/(5) (N)/(N) (+)/(+)
Lutut (5)/(5) (N)/(N) (+)/(+)
Pergelangan kaki (5)/(5) (N)/(N) (+)/(+)
20. Sensorik
Anggota tubuh atas Anggota tubuh bawah
Tajam (Nyeri) kanan (+) kiri (+) kanan (+) kiri (+)
Raba kanan (+) kiri (+) kanan (+) kiri (+)
Getar kanan (+) kiri (+) kanan (+) kiri (+)
Suhu kanan (+) kiri (+) kanan (+) kiri (+)
21. Koordinasi
Jari ke hidung : Normal
Tumit ke lutut: Normal
V. ASSESSMENT
Diagnosis :
Diabetes Melitus Tipe 2
- Neuropathy
- Hipertensi (Terkontrol)
- Dislipidemia
Impairment : Vision
Disability :-
Handicap :-
VI. TERAPI
1. Metformin 3 x 500 mg per oral
2. Glimepiridine 1 x 1 mg
3. Simvastatin 1x20 mg per oral
4. Amlodipin 1x 10 mg per oral
5. Vitamin B Complex 1 x 1 tablet
VII. PLANNING
MONITORING
1. Cek glukosa darah puasa, 2PP, Urine Lengkap
2. HbA1C
Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal
menghadapi penyakitnya :
Kecukupan Gizi
Untuk menghitung status gizi, maka pada pasien ini dipakai rumus Brocca,
yaitu:1,5
BBI = 54 kg
Koreksi / Penyesuaian
Karbohidrat
Protein
Susu - - -
Menurut pasien, dalam sehari pasien makan tiga kali sehari dengan uraian
menu untuk sarapan berupa nasi, telur, dan sayur, sedangkan untuk makan
siang dan malam menunya adalah nasi, tempe/tahu, daging atau ikan dan
sayur. Kemudian ditambah dengan buah-buahan setiap kali selesai makan.
Pasien mengaku tidak mengalami kendala dalam pola makannya, serta
nafsu makan dikatakan seperti biasa. Pasien membatasi dirinya
mengkonsumsi gula, namun tidak terlalu membatasi diri dalam
mengkonsumsi daging dan garam. Dari data nutrisi harian keluarga
tersebut, sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan energi pasien, namun
pasien perlu membatasi diri dalam mengkonsumsi lemak, minyak, garam
dan makanan yang mengandung protein tinggi.
Latihan Jasmani
Pasien memerlukan olahraga secara teratur sekitar 30 menit sebanyak 3-4
kali dalam seminggu. Kegiatan jasmani sehari-hari seperti berjalan kaki
dan yoga. Pasien mengatakan mempunyai hobi berolahraga dan termasuk
orang yang aktif setiap hari pasien berjalan kaki di sekitar rumahnya dan
mengikuti yoga, pasien juga mempunyai hobi bekebun tanaman hias yang
dikerjakan setiap 2 hari sekali.
Akses pelayanan kesehatan
Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang membutuhkan terapi
sepanjang hidup pasien, sehingga hendaknya pasien tinggal di tempat yang
mudah menjangkau pusat pelayanan kesehatan terdekat. Pasien tinggal di
renon dan dekat dengan RS Sangglah sehingga pasien sering kontrol setiap
bulan di rumah sakit Sanglah. Pasien menempuh perjalanan sekitar 15
menit untuk kontrol setiap bulannya dan diantar oleh anaknya ke poli
geriatric.
Lingkungan
Saat ini pasien tinggal di perumahan Renon, Denpasar. Pasien hanya
tinggal sendiri. Suami pasien sudah meninggal karena kecelakaan.
Sedangkana anak-anak pasien, menantu dan cucunya tinggal di rumah
yang beda tapi masih dekat dengan lingkungan tempat tinggal pasien.
Keadaan rumah pasien di Denpasar seluas 1 are tergolong cukup bersih.
Pada rumah utama terdiri dari 3 kamar tidur, 1 dapur, 2 kamar mandi, 1
ruang makan, dan terdapat kebun di depan rumah pasien. Sumber air untuk
mandi, mencuci baju dan memasak berasal dari PDAM. Air minum sudah
memakai air mineral.
Lingkungan biologis
Dalam lingkungan biologis / keluarga pasien tidak ada yang mengalami
penyakit serupa seperti yang dialami pasien.
Faktor psikososial
Dalam keadaan sakit ini pasien sangat membutuhkan pengertian dan
dukungan dari keluarga. Pasien merupakan orang yang disiplin, sangat taat
dalam berobat dan memahami penyakitnya. Pasien memiliki keluarga
besar dengan 3 orang anak, mereka sangat memperhatikan dan mendukung
kondisi kesehatan pasien. Anak-anak pasien hampir semua dikatakan
memahami penyakit diabetes dan mengusahakan segala hal yang dapat
memperingan penyakit pasien.
3.14 Saran
- KIE kepada pasien tentang DM, penyakit ginjal kronik dan hipertensi agar
pasien dapat menyadari perlunya pengobatan dan terapi suportif lain untuk
menjaga kesehatannya.
- KIE kepada pasien mengenai pola makan yang sebaiknya dikonsumsi
disesuaikan dengan kondisi kesehatannya saat ini dan kebutuhan kalori
perharinya. Terutama menyarankan pasien mengurangi makanan yang banyak
mengandung garam, protein (telor, kacang-kacangan) 0,8 mg/kgBB dan lemak
terutama lemak jenuh.
- KIE kepada keluarga tentang penyakit dan kondisi pasien sehingga dapat
memahami dan memberikan dukungan secara fisik dan psikis dalam
memperbaiki kualitas hidup pasien.
- KIE agar pasien menyadari hidup dengan DM dan dapat melakukan aktivitas
yang digemarinya dengan tetap mengingat segala keterbatasannya saat ini.
- Pasien didukung atas kontrol yang telah dilakukan secara rutin di Poliklinik
Penyakit Dalam setiap bulannya. Sehingga dapat dilakukan evaluasi terhadap
perkembangan penyakit pasien setiap bulannya, membantu dokter dalam
menentukan jenis terapi yang tepat diberikan kepada pasien serta untuk
mendeteksi secara dini timbulnya progresifitas ataupun komplikasi DM yang
dideritanya.
- KIE rutin memeriksakan diri ke bagian mata. Pasien juga dianjurkan
senantiasa menggunakan alas kaki baik di dalam ataupun di luar rumah.
\ BAB V
SIMPULAN
Ruang Tamu
Ruang Tamu
Bays, H., Chapman, R. and Grandy, S. (2007). The relationship of body mass
index to diabetes mellitus, hypertension and dyslipidaemia: comparison of
data from two national surveys. International Journal of Clinical Practice,
61(5), pp.737-747.
Choi, B. and Shi, F. (2001). Risk factors for diabetes mellitus by age and sex:
results of the National Population Health Survey. Diabetologia, 44(10),
pp.1221-1231.
Daousi, C. (2006). Prevalence of obesity in type 2 diabetes in secondary care:
association with cardiovascular risk factors. Postgraduate Medical
Journal, 82(966), pp.280-284.
Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. (2011). Diabetes Care, 35,
pp.S64-S71.
Fowler, M. (2011). Microvascular and Macrovascular Complications of Diabetes.
Clinical Diabetes, 29(3), pp.116-122.
Kerner, W. and Brückel, J. (2014). Definition, Classification and Diagnosis of
Diabetes Mellitus. Exp Clin Endocrinol Diabetes, 122(07), pp.384-386.
Ozougwu, O. (2013). The pathogenesis and pathophysiology of type 1 and type 2
diabetes mellitus. J. Physiol. Pathophysiol. 4(4), pp. 46-57.