Makalah Edukatif Bidan
Makalah Edukatif Bidan
Makalah Edukatif Bidan
KELOMPOK 4
NO NAMA NIM
1 Anggun Setiawati PO.71.24.1.19.005
2 Annisa Atiqoh PO.71.24.1.19.006
3 Fadilah Ermiza PO.71.24.1.19.017
4 Laily Alfajriatu Rowi PO.71.24.1.19.024
5 Pratiwi PO.71.24.1.19.035
6 Rini Antika PO.71.24.1.19.039
7 Selly Apriliani PO.71.24.1.19.041
TINGKAT II REGULER A
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan
judul “Pendekatan Edukatif dalam pelayanan kebidanan di komunitas”
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
pembimbing mata kuliah dan kepada segenap pihak yang telah memberikan
bimbingan serta arahan selama pembuatan makalah ini serta kepada teman teman
kelompok 4 yang sudah bekerja sama dan memberikan banyak kontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Akhirnya kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan
dalam pembuatan makalah ini karena keterbatasan sumber referensi yang ada dan
faktor-faktor lainnya. Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan......................................................................................................... 2
3.1 Kesimpulan............................................................................................... 12
3.2 Saran......................................................................................................... 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
4. Bagaimana peran bidan komunitas dalam masyarakat?
5. Apa yang dimaksud dengan Peran Serta Masyarakat?
1.3 Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan umum untuk mengetahui dan
mendeskripsikan:
1. Mengetahui pendekatan edukatif dalam peran serta masyarakat.
2. Mengetahui Pelayanan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat.
3. Mengetahui menggunakan atau memanfaatkan fasilitas dan pontesial yang
ada di masyarakat.
4. Mengetahui peran bidan komunitas dalam masyarakat.
5. Memahami definisi peran serta masyarakat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
a. Memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat yang merupakan
masalah kebidanan komunitas
b. Kembangkan kemampuan masyarakat, hal ini berbeda dengan
memecahkan masalah yang dihadapi atas dasar swadaya sebatas
kemampuan
4
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian serta pemantapan dan
pembinaan.
5
1. Definisi
a. Usaha membantu manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat,
membantu menumbuhkan kemmapuan orang, berkomunikasi dan
menguasai lingkungan fisiknya.
b. Pengembangan manusia yang tujuannya adalah mengembangkan
potensi dan kemampuan manusia mengontrol lingkungannya
2. Langkah-Langkah
a. Ciptakan kondisi agar potensi setempat dapat dikembangkan dan
dimanfaatkan
b. Tingkatkan mutu potensi yang ada
c. Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada
d. Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan
6
2.4 Bidan Komunitas Dalam Masyarakat
1. Pendidikan
Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan kepada
anggota masyarakat tentang kesehatan sehingga terjadi perubahan
perilaku positif yang harus meningkat terhadap kesehatan untuk
kepentingan diri, keluarga dan masyarakat. Pendidikan mencangkup
pendidikan formal, pelatihan dan penyuluhan (Meilani, 2009).
2. Pelatihan
Pelatihan adalah pendidikan singkat yang dilakukan kepada
seseorang atau lebih guna meningkatkan ketrampilan tertentu. Tujuan
pelatihan adalah dihasilkannya seseorang atau sejumlah orang yang
mempunyai keterampilan tertentu (Meilani, 2009).
Untuk mendukung penerapan kurikulum tersebut, didalam
rencana pelatihan ditentukan tenaga pelatih, sarana dan fasilitas serta
pembiayaan pelatihan.
a. Perlatihan Dukun
Tujuan pelatihan dukun adalah untuk meningkatkan keterampilan
dukun dalam melayani ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi yang
dilahirkan sesuai dengan persyaratan kesehatan. Kurikulum dukun
mencangkup sebagai berikut :
1) Struktur dan fisiologis sistem reproduksi secara umum
2) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil
3) Pertolongan persalinan
4) Asuhan ibu nifas
5) Asuhan pada bayi baru lahir
6) Bekerja secaraaseptic
7) Penyuluhan
8) Penyakit yang pada umumnya menggangu kesehatan ibu dan
bayi
9) Cara merujuk pasien
10) Peralatan dukun
7
b. Pelatihan kader kesehatan desa
Kader kesehatan adalah tenaga sukarela yang melakukan kegiatan
progam kesehatan desa.
1) Tujuan pelatihan : Tujuan pelatihan kader adalah agar kader
mampu memahami dan mampu berperan dalam pelaksanaan
program-program kesehatan terutama progam KB kesehatan.
2) Kriteria : Kriteria kader adalah diterima dan dipilih oleh
masyarakat serta bersedia dan sanggup menjadi kader
kesehatan.
3) Penyelenggara pelatihan : Penyelenggara pelatihan adalah
puskesmas dengan tim pelatih yang terdiri dari :
Pimpinan puskesmas
Staf puskesmas (antara lain bidan)
Petugas sektor-sektor lain tingkat kecamatan yang
berkaitan (BKKBN, Bangdes, pertanian, agama).
c. Kursus ibu
Upaya untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang kesehatan
terutama berkaitan dengan kehamilan dan persalinan, dilakukan
melalui kursus ibu. Tujuan untuk memberikan kursus ibu adalah
untuk memberikan pemahaman kepada ibu tentang masalah
kesehatan yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan. Secara
khusus tujuan kursus ibu adalah memberi pengetahuan ibu tentang:
1) Hygiene program menuju hidup sehat
2) Kesehatan ibu untuk kepentingan janin
3) Jalannya persalinan
4) Persiapan menyusui bayi kelak
5) Keluarga berencana
3. Penyuluhan
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan yang berlandaskan
prinsip belajar, pemberian informasi atau nasehat yang ditujukan
kepada individu, kelompok atau masyarakat tentang bagaimana hidup
8
Tujuan penyuluhan kesehatan adalah tercapainya perubahan perilaku
individu, keluarga dan masyarakat dalam membina, memelihara
perilaku dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Metode dalam penyuluhan :
1) Ceramah
2) Dialog
Alat bantu penyuluhan:
1) Kartu (Flash cart)
2) FLIPCHART
2. Tujuan
Tujuan Umum
Meningkatnya jumlah dan mutu upaya masyarakat dalam bidang
kesehatan
Tujuan Khusus
9
Meningkatnya kemampuan pemimpin, pemuda, dan tokoh
masyarakat dalam merintis dan menggerakkan upaya kesehatan di
masyarakat
Meningkatnya kemampuan organisasi masyarakat dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan
Meningkatnya kemampuan masyarakat dan organisasi masyarakat
dalam menggali, menghimpun dan mengelola dana / sarana
masyarakat untuk upaya kesehatan
3. Sasaran
a. Tokoh masyarakat (tokoh formal, tokoh adat, tokoh agama dan
sebagainya)
b. Keluarga dan dasa wisma (persepuluhan keluarga)
c. Kelompok masyarakat dengan kebutuhan khusus kesehatan (generasi
muda, wanita, angkatan kerja dan lain-lain)
d. Organisasi masyarakat yang secara langsung maupun tidak langsung
dapat menyelenggarakan upaya kesehatan, antara lain : organisasi
profesi, pengobatan tradisional, lembaga swadaya masyarakat (LSM),
dan sebagainya
e. Masyarakat umum di desa, di kota dan di pemukiman khusus
(tarnsmigran dan sebagainya)
10
Badan perencanaan daerah (Bappeda), dan Dewan perwakilan rakyat
daerah provinsi (DPRP) dan Dewan perwakilan rakyat daerah
(DPRD).
b. Peningkatan kepemimpinan dan kapasitas manajemen pemberian
pelayanan kesehatan.
Ini merupakan bagian dari program Kinerja petugas untuk
memberikan pelatihan manajemen eksekutif dan mentoring bagi
pegawai negeri sipil di dinas kesehatan kabupaten dan puskesmas.
Komponen ini juga akan mensasar anggota DPRP dan DPRD untuk
memastikan bahwa mereka memahami isu kesehatan dan mampu
melakukan advokasi perubahan kebijakan dan alokasi sumber daya
yang lebih efektif untuk pemberian pelayanan kesehatan yang lebih
baik.
c. Meningkatkan pemahaman warga negara tentang hak kesehatan
mereka.
Kinerja petugas akan bekerja untuk mendorong warga negara
mengetahui hak kesehatan mereka dan mampu meminta pelaksanaan
pelayanan kesehatan yang lebih baik di bidang KIA, HIV/AIDS, dan
TB. Pemahaman warga negara tentang hak kesehatan mereka yang
lebih baik dan kontekstualisasi praktik baik dalam konteks budaya
lokal akan membantu meningkatkan hubungan dengan penyedia
pelayanan kesehatan. Pesan-pesan kesehatan akan dibuat melalui
penelitian antropologi dan diskusi dengan pemuka agama dan tokoh
adat.
d. Keterlibatan forum lintas pemangku kepentingan (MSF).
Kinerja petugas akan membentuk MSF untuk meningkatkan
kemitraan antara pemerintah daerah, organisasi masyarakat sipil,
pemuka agama dan tokoh adat, serta warga negara untuk mencapai
pelayanan kesehatan yang lebih baik.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bidan Komunitas adalah bidan yang bekerja melayani keluarga dan
masyarakat yang merupakan bagian dari kebidanan yang berupa serangkaian ilmu
dan keterampilan untuk memberikan pelayanan kebidanan pada ibu dan anak yang
berada dalam masyarakat di wilayah tertentu. Pelayanan kebidanan komunitas
dikembangkan berawal dari pola hidup masyarakat yang tidak lepas dari faktor
lingkungan, adat istiadat, ekonomi, sosial budaya, dan lainnya. Pendekatan
Edukatif dalam peran serta masyarakat yaitu rangkaian kegiatan yang
dilaksanakan secara sistematis, terencana dan terarah dengan partisipasi aktif
individu, kelompok, masyarakat secara keseluruhan untuk memecahkan masalah
yang dirasakan masyarakat dengan mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi,
dan budata setempat yang memiliki tujuan berserta strateginya.
Adapun cara menerapkan pendekatan edukatif yang bisa dilakukan
oleh bidan adalah :
Pelayanan Yang Berorientasi Pada Kebutuhan Masyarakat
Menggunakan atau memanfaatkan fasilitas dan potensi yang ada di
masyarakat
Bidan komunitas dalam masyarakat (pendidikan, pelatihan, penyuluhan, dan
kursus)
Dalam melaksanakan pendekatan edukatif, bidan juga membutuhkan
peranan masyatakat, yakni peran serta masyarakat adalah suatu bentuk bantuan
masyarakat dalam hal pelaksanaan upaya kesehatan preventif, promotif, kuratif
dan rehabilitatif dalam bentuk bantuan tenaga, dana, sarana, prasarana serta
bantuan moralitas sehingga tercapai tingkat kesehatan yang optimal.
3.2 Saran
Dalam melakukan pendekatan edukatit oleh bidan komunitas sebaiknya
dilakukan dengan seksama kepada masyarakat dengan menggunakan pelayanan
promkes dan lain sebagainya.
12
DAFTAR PUSTAKA
13